BAB III - Perancangan Sistem
BAB III - Perancangan Sistem
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Umum
Block
Input Turbo Code
Modulasi .
Diagonalization
M-QAM
. Kanal Rayleigh
.
.
Demodulasi Detektor
Output Turbo
M-QAM
.
MMSE
Decoder
.
.
.
Gambar 3.1 Blok diagram sistem
45
46
start
Block
Diagonalisasi
Inisialisasi
parameter
Kanal Rayleigh
+ noise
Encoder
Turbo
A
Modulasi
QAM
Detektor
MMSE
Demodulasi
QAM
Decoder
Turbo
Perhitungan
Nilai BER
end
Pada sub bab ini dijelaskan setiap rincian dari blok diagram umum
sistem di atas secara runtut. Sistem dibangun pada sisi pemancar maupun
penerima. Pada sisi pemancar, dilakukan proses enkoding turbo kemudian
modulasi QAM. Sinyal dilewatkan kanal Rayleigh. Sedangkan pada sisi
penerima dimulai dari detektor MMSE kemudian di demodulasi dengan
QAM. Hasil sinyal demodulasi didekodingkan dengan kode turbo.
Bit input
1
0.9
0.8
0.7
0.6
amplitude
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60
period(bit)
Turbo Modulasi
input
Code encoder QAM
Kanal
Rayleigh
Systematic
Bit
Data -1 -1 -1 -1
Z Z Z Z
Input
First Parity
Interleaver
-1 -1 -1 -1
Z Z Z Z
Second
Parity
Gambar 3.5 menjelaskan alur dari kode Turbo yang terdiri dari
Recursive Systematic Convolutional (RSC) encoder serta interleaver. Data
input yang telah dibangkitkan akan masuk ke dalam proses RSC dimana
generator yang digunakan adalah 11111 yang direpresentasikan dalam
bilangan oktal adalah 37 dan 11011 merupakan bilangan oktal 33.
Keluaran dari kode turbo menghasilkan tiga kali lipat dari jumlah bit
50
input. Terdiri dari systematic bit yang sama dengan data input, first parity
yang berasal dari data input yang kemudian masuk ke RSC encoder dan
second parity dimana data input terlebih dahulu diacak pada blok
interleaver sebelum masuk ke RSC encoder. Ketiga keluaran dari kode
turbo kan di multiplex Sehingga output kembali menjadi satu baris hanya
saja jumlah keluaran dari blok kode turbo menjadi tiga kali dari jumlah
masukkan sebelumnya. Gambar 3.6 keluaran kode turbo menjadi tiga kali
dari data awal.
Hasil Enkoding Turbo
1
0.9
0.8
0.7
0.6
amplitude
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
period(bit)
M = 4, 16, 64
a
51
i = 1 s/d x END
M
2𝐸𝑚𝑖𝑛 2𝐸𝑚𝑖𝑛
𝑥𝑖 ሺ𝑡ሻ = ඨ 𝑎𝑖 cosሺ2𝜋𝑓0 𝑡ሻ + ඨ 𝑏𝑖 sinሺ2𝜋𝑓0 𝑡ሻ
𝑇𝑠 𝑇𝑠
i++
0.8
0.6
0.4
0.2
Imajiner
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1
-1 -0.5 0 0.5 1
Real
Output Modulasi
0.6
0.4
0.2
Imajiner
0
-0.2
-0.4
-0.6
start
NT , NR , K
a
53
b
N
i=1 s/d K END
Hi_c=tmp’ Vi_c=svd(Hi_c)
i++
Y Ti=V1_c (:,NT-1)
tmp=[] xK:NT x K)
i++
N b
j=1 s/d K
Y
Y N
tmp=[tmp Vj_b] j!=i? i++
START
Sinyal diterima
𝑌 = 𝐻𝑥 + 𝑁
END
M = 16 dan 64
x
i++
Interlever
First Parity Output
Schematic Decoder 1 Decoder 2
bit
Interlever
Deinterlever
Second Decision
Parity
Dan hasil dari proses dekoding yang merupakan data output dari
sistem yang telah dibuat seperti ditunjukkan Gambar 3.14 dan Gambar
3.15 merupakan hasil keluaran informasi dari keseluruhan sistem.
57
0.9
0.8
0.7
0.6
amplitude
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60
period(bit)
Bit output
1
0.9
0.8
0.7
0.6
amplitude
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60
period(bit)
BER biasanya diperlukan jumlah bit yang besar agar diperoleh ketelitian
yang minimal. Sebagai misal jika data yang dikirim 1000 maka nilai
minimal BER 10-3 seperti yang ditunjukkan pada persamaan (3.4).
𝑗𝑙𝑚 𝑏𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
BERሺ𝑏𝑖𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑒ሻ = (3.4)
𝑗𝑚𝑙 𝑏𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚𝑘𝑎𝑛
|Hk Wk |2
SINR k = 2 (3.6)
𝑧𝑘 +σ𝐾
2
𝑗=1,𝑗≠𝑘|Hk Wj |
dengan :
K= jumlah pengguna
START
K, Inter=0
Hk , Wk , 𝑧𝑘
N |Hk Wk |2
j=1 s/d K SINR k = END
𝑧𝑘 2 +𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟
Y
N Tmp=Hk Wj
J=K?
Y
Inter=Inter+tmp
dengan:
SINR k = perbandingan sinyal interferensi dengan noise untuk
pengguna ke –k,
𝐶𝑘 = bit yang dikirim oleh setiap pengguna.
60
Sehinga dapat dihitung total bit yang dapat dikirim oleh semua
pengguna (sum capacity) menggunakan persamaan (3.8) :
C = σ𝐾
𝑘=1 𝐶𝑘 (3.8)
dengan :
C = total bit yang dapat dikirm oleh semua pengguna (sum capacity),
𝐶𝑘 = bit yang dikirim oleh setiap pengguna.
Perhitungan sim capacity sistem dapat ditunjukkan pada gambar
3.17.
START
C=0
SINR k
𝐶𝑘 = 𝑙𝑜𝑔2 ሺ1 + 𝑆𝐼𝑁𝑅𝑘 ሻ
C=C + 𝐶𝑘
k++