Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

1. Sistem Bilangan Riil


Perhatikan diagram berikut ini:

Bilangan

Bilangan Riil Bilangan Kompleks

Bilangan Rasional Bilangan Irasional

Bilangan Bulat

Berdasarkan diagram tersebut, terlihat bahwa terdapat konsep bilangan lain


selain bilangan real, yang dinamakan bilangan kompleks. Himpunan bilangan
kompleks dinotasikan dengan ℂ dimana ℂ = {𝑧|𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖, 𝑥, 𝑦 𝜖 ℝ, i = √−1 .
Lebih lanjut x disebut bagian real dari z (Re(z)), y disebut bagian imajiner dari z
(Im(z)), sedangkan i adalah bilangan imajiner yang besarnya sama dengan √−1.

Berkut ini diberikan himpunan-himpunan penting dari sistem bilangan real:


a. Himpunan bilangan asli; {1, 2, 3, ...}, dinotasikan dengan ℕ = {1, 2, 3, ...}.
Bilangan asli biasa digunakan untuk menghitung. Himpunan bilangan asli
biasa juga disebut dengan himpunan bilangan bulat positif.
b. Himpunan bilangan bulat; {..., -2, -1, 0, 1, 2, ...}, dinotasikan dengan ℤ =
{..., -2, -1, 0, 1, 2, ...}.
c. Himpunan bilangan rasional; misalnya {16/2, 2/3, dsb}, dinotasikan dengan
ℚ. Secara umum, bentuk bilangan rasional dituliskan sebagai ℚ =
𝑚
{ 𝑛 | 𝑚, 𝑛 ∈ ℤ, 𝑑𝑎𝑛 𝑛 ≠ 0 }
3
d. Himpunan bilangan irasional; misalnya { √2, √7, 𝜋 dsb}, merupakan
bilangan yang tidak rasional. Bilangan irasional tidak dapat ditulis dalam
𝑚
bentuk dengan m dan n bilangan bulat dan n ≠ 0.
𝑛

Himpunan bilangan real sendiri dinotasikan dengan ℝ merupakan


kumpulan dari semua bilangan rasional dan irasional yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang, beserta negatif dari bilangan-bilangan tersebut, dan nol.
Bilangan real dapat dipandang sebagai penanda untuk titik-titik yang berada di
sepanjang sebuah garis bilangan. Di situ, bilangan-bilangan ini mengukur jarak
ke kanan dan ke kiri dari suatu titik asal (biasanya diberi label 0). Walaupun
mustahil untuk menampilkan seluruh label tersebut, tetapi setiap titik pada
dasarnya mempunyai sebuah label bilangan real yang unik. Bilangan yang
dimaksud dinamakan koordinat dari titik tersebut dan garis koordinat yang
dihasilkan disebut garis real.

Operasi pada Bilangan Real


Misalkan a, b, dan c adalah bilangan real. Maka berlaku sifat berikut:
a. Tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian
Hasil operasi a + b dan ab adalah bilangan bulat real.
b. Komutatif terhadap penjumlahan dan perkalian
a + b = b + a dan ac = ca
c. Assossiatif terhadap penjumlahan dan perkalian
a + (b + c) = (a + b) + c dan a(bc) = (ab)c
d. Distributif
a(b + c) = ab + ac
e. Memiliki elemen identitas (0 adalah elemen identitas terhadap
penjumlahan, dan 1 adalah elemen identitas terhadap perkalian).
a + 0 = 0 + a = a, dan 1a = a1 = a
f. Memiliki invers
Terhadap penjumlahan; Untuk setiap a ∈ ℝ terdapat x ∈ ℝ sedemikian
sehingga x + a = a + x = 0. Dalam hal ini x = -a. Jadi, invers dari bilangan
real a terhadap operasi penjumlahan adalah –a.
Terhadap perkalian; Untuk setiap a ∈ ℝ terdapat x ∈ ℝ sedemikian
1
sehingga x a = a x = 1. Dalam hal ini x = 𝑎 . Jadi, invers dari bilangan real a
1
terhadap operasi perkalian adalah 𝑎 .

2. Desimal, Kerapatan, Kalkulator


Sebarang bilangan rasional dapat ditulis sebagai suatu desimal, karena
berdasarkan definisi bilangan ini selalu dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua
bilangan bulat; jika pembilang kita bagi dengan penyebut, kita peroleh suatu
desimal.
½ = 0,5
3/8 = 0,375
13/11 = 1,181818...
3/7 = 0,428571428571328571....
Bilangan-bilangan tak rasional dapat juga diungkapkan sebagai desimal-
desimal. Sebagai contoh.
√2 = 1,4142135623....
√3 = 1,7320508075....
𝜋= 3,1415926335...
Desimal Berulang dan Tak Berulang
Pernyataan desimal suatu bilangan rasional dapat mempunyai akhir (seperti
dalam 3/8 = 0,375) atau akan berulang dalam daur yang tetap selamanya (seperti
dalam 13/11 = 1,181818...). Percobaan kecil dengan proses pembagian panjang
akan menunjukkan kepada anda mengapa demikian. (disebabkan hanya terdapat
suatu bilangan berhingga sisa-sisa yang berlainan). Sebuah desimal yang
mempunyai akhir dapat dipandang sebagai suatu desimal berulang yang angka-
angka akhirnya semuanya nol. Misalnya, 3/8 = 0,375 = 0,3750000000....
Jadi setiap bilangan rasional dapat dituliskan sebagai suatu desimal
berulang. Adalah suatu kenyataan yang penting bahwa kebalikannya juga benar.
Setiap desimal yang berulang menyatakan suatu bilangan rasional. Ini jelas
dalam kasus suatu desimal berulang (misalnya, 3,137 = 3137/1000) dan mudah
dibuktikan secara umum.

Contoh 1. (Desimal berulang adalah rasional). Buktikan bahwa :


X = 0,136136136..... dan Y = 0,27171717...
menyatakan bilangan-bilangan rasional

Penyelesian :
Misalkan X = 0,136136136..... maka 1000X = 136,136136136......

1000X = 136,136136136....
X= 0,136136136.... –
999X = 136
X = 136/999 .

Jadi 0,136136136.... = 136/999 adalah bilangan rasional

Misalkan Y = 0,27171717... maka 100Y = 27,171717....


100Y = 27,171717...
Y = 0,271717... –
99Y = 26,9 maka
Y = 26,9/99 = 269/990.

Jadi 0,27171717.... = 269/990 adalah bilangan rasional.

Secara umum, langkah pertama adalah mengalikan suatu desimal berulang


z dengan 10m jika desimal tersebut berulang dalam suatu daur yang memuat m
angka.
Pernyataan desimal bilangan-bilangan tak rasional tidak berulang menurut
suatu daur. Sebaliknya, suatu desimal tak berulang pasti menyatakan suatu
bilangan tak rasional. Sehingga, misalnya 0,10100100001..... pasti menyatakan
suatu bilangan tak rasional.

Kerapatan
Di antara dua bilangan riil sebrang yang berlainan x dan y, terdapat suatu
bilangan riil lain. Khususnya bilangan z = (x + y)/2 adalah bilangan pertengahan
antara x dan y (gambar 3). Karena terdapat juga suatu bilangan s antara x dan z
dan bilangan lain t antara z dan y dan karena argumentasi ini dapat diulang
sampai tak terhingga, kita dipaksa mengambil kesimpulan yang menakjubkan
tetapi benar bahwa di antara dua bilangan rill sembarang (tidak perduli betapapun
dekatnya), terdapat tak terhingga banyaknya bilangan riil lain. Ini akan
menghapus sama sekali pemikiran seperti “ bilanangan yang sedikit lebih besar
dari 3”. Tidak terdapat bilangan yang demikian.
Sebenarnya kita dapat mengatakan lebih banyak. Di antara dua bilangan riil
sembarang yang berlainan, terdapat bilangan rasional maupun bilangan tak
rasional – dan karenanya tak terhingga banyaknya dari tiap jenis.
Contoh 2.
Carilah suatu bilangan rasional dan bilangan tak rasional di antara x dan y jika
diketahui x = 0,31234158....... dan y = 0,31234200........
Penyelesaian :
Andaiakan : z = 0,312341600000..... dan w = 0,3123416010010001.....
Maka z adalah rasional (berakhir dengan pengulangan 0), sedangkan w adalah
tak rasional (perhatikan pola penyisipan 0 yang semakin banyak di antara angka
1). Seharusnya jelas bagi kita bahwa : x < z < w < y
Satu cara bagaimana matematikawan memeriksa situasi yang telah dibahas
tersebut adalah dengan mengatakan bahwa bilangan rasional dan tak rasional
keduanya rapat sepanjang garis riil.Setiap bilangan mempunyai tetangga rasional
dan tak rasional yang cukup dekat dengannya. Kedua jenis bilangan tersebut
saling berkaitan tak terpisahkan dan menggerombol bersama-sama.
Salah satu manifestasi dari sifat kerapatan yang baru saja diuraikan adalah
bahwa sebarang bilangan tak rasional dapat dihampiri oleh suatu bilangan
rasional sedekat yang kita sukai. Contohnya adalah √2. Barisan bilangan-
bilangan rasional : 1 ; 1,4 ; 1,414 ; 1,4142 ; 1,41421 ; 1,414213 ; ........ berbaris
dan tak dapat ditawar-tawar menuju √2. Dengan berjalan cukup jauh dalam
barisan ini, kita berada sedekat mungkin ke √2 seperti yang kita inginkan.

Kalkulator
Di masa lalu para ilmuwan dan insinyur berkeliaran di kampus dengan
slide-rule tergantung di ikat pinggangnya. Saat ini mereka mengantongi
kalkulator di sakunya. Jika anda belum mempunyai salah satu dari ahli sihir
elektronika ini, kami anjurkan anda untuk membelinya. Yakinkan untuk
memperoleh model ilmiah (dengan sinus, kosinus, dan logaritma) dan jika anda
mampu, kami rekomendasikan versi yang dapat diprogram. Anda akan
menjumpai banyak penggunaan kalkulator dalam materi ini.
Satu kenyataan yang segera jelas kelihatan adalah bahwa kita tidak dapat
memasukkan suatu desimal tak berhingga ke dalam sebuah kalkulator.
Kalkulator secara eksklusif bekerja dengan desimal yang panjangnya telah
ditentukan sebelumnya (misalnya, 10 angka). Nyatanya, kalkulator hanya
menangani bilangan-bilangan rasional dengan uraian desimal yang berhenti
secara cepat. Sehingga, kita sering harus membulatkan suatu bilangan untuk
memasukkanya ke kalkulator, dan jawab yang diberikan kalkulator biasanya juga
akan dibulatkan. Misalnya, kalkulator tidak akan pernah memakai nilai
sebenarnya dari √2 tetapi harus puas dengan nilai hampiran seperti
√2 ≈ 1,414213562
Di sini kita telah memakai lambang ≈ untuk menyingkat ungkapan “ secara
hampiran sama dengan”.
Nasehat kami adalah ini: lakukan perhitungan yang mudah tanpa
kalkulator, khusunya jika ini dapat menjawab yang sebenarnya, misalnya, secara
√3
umum kita lebih menyukai jawaban sebenarnya untuk sinus 𝜋/3 dibandingkan
2

nilai hasil kalkulator 0,8660254. Tetapi, dalam perhitungan yang rumit kami
anjurkan penggunaan kalkulator.

3. Ketaksamaan
Menyelesaikan suatu ketaksamaan adalah mencari semua himpunan
bilangan riil yang membuat ketaksamaan berlaku. Himpunan pemecahan suatu
ketaksamaan biasanya terdiri dari suatu keseluruhan selang bilangan atau, dalam
beberapa kasus, suatu gabungan dari selang-selang yang demikian. Ketaksamaan
merupakan kalimat terbuka yang memuat hubungan: <, ≤, ≥, atau >.
Hubungan ketaksamaan
a < b, berarti a lebih kecil dari pada b atau b – a > 0,
dan sebaliknya
a < b, berarti b lebih besar dari pada a atau a – b < 0
a ≤ b, berarti a < b atau a = b
b ≥ a, berarti b > a atau b = a
Beberapa sifat ketaksamaan yaitu :
 Jika a < b dan b < c maka a < c
 Jika a < b maka a + c < b + c dan a – c < b – c untuk sebarang c
 Jika a < b dan c > 0 maka a . c < b . c
 Jika a < b dan c < 0 maka a . c > b . c

Berbeda dengan persamaan, yang himpunan penyelesaiannya secara


normal terdiri satu bilangan saja atau mungkin sejumlah bilangan berhingga,
himpunan penyelesaian suatu ketaksamaan biasanya terdiri dari suatu
keseluruhan interval bilangan atau, dalam beberapa kasus, gabungan dari
interval–interval yang demikian. Himpunan bilangan real diantara a dan b atau
{𝑥|𝑎 < 𝑥 < 𝑏} disebut interval, dan dikenal berbagai macam interval :
 [𝑎, 𝑏] = {𝑥|𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏}, selang tertutup
 (𝑎, 𝑏) = {𝑥|𝑎 < 𝑥 < 𝑏} , selang terbuka
 (𝑎, 𝑏] = {𝑥|𝑎 < 𝑥 ≤ 𝑏} 𝑎𝑡𝑎𝑢 [𝑎, 𝑏) = {𝑥|𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏}, selang setengah
terbuka
 (−∞, 𝑏] = {𝑥|𝑥 ≤ 𝑏}, (𝑎, ∞) = {𝑥|𝑥 > 𝑎} , atau (−∞, ∞) = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑅},
selang tak hingga

Untuk menyelesaikan suatu pertaksamaan berarti mencari semua himpunan


bilangan real yang membuat pertaksamaan berlaku. Langkah – langkah yang
dapat diambil yaitu:
1. Menambahkan variabel (bilangan positif atau negatif) yang sama pada kedua
ruas suatu pertaksamaan.
2. Mengalikan kedua ruas suatu pertaksamaan dengan suatu bilangan positif.
3. Mengalikan kedua ruas suatu pertaksamaan dengan suatu bilangan negatif,
tetapi dengan membalik arah tanda pertaksamaan.

CONTOH 1. Seleseikanlah ketaksamaan 2x-7<4x-2 dan perlihatkan grafik


himpunan penyeleseianya.
Penyelesaian
2𝑥 − 7 < 4𝑥 − 2
2𝑥 < 4𝑥 + 5
(tambahkan 7)
−2𝑥 < 5
(tambahkan -4x)
5
𝑥>− (kalikan
2
1
dengan -2)

𝑥−1
CONTOH 2. Selesaikanlah 𝑥+2 ≥ 0

Penyelesaian. Kecenderungan untuk mengalikan kedua pihak dengan x+2 akan


menimbulkan masalah, karena x+2 mungkin postif atau negatif. Hasil bagi dari
(x-1)/(x+2) hanya dapat berubah tanda pada titik-titik pemecah dari pembilang
dan penyebut, yaitu pada 1 dan -2. Titik-titik uji -3,0, dan 2 menghasilkan
informasi yang dijelaskan gambar dibawah ini. Lambang u menunjukan bahwa
hasil bagi tak terdifinisi di -2.dapat disimpulkan bahwa himpunan penyeleseian
adalah (-∞, -2) ᴗ(1, ∞). Perhatikan bahwa -2 tidak berada dalam himpunan
penyeleseian karena hasil bagi tidak terdefinisi.

4. Nilai Mutlak, Akar Kuadrat, Kuadrat


Nilai mutlak bilangan real a didefinisikan sebagai berikut:
𝑎, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 ≥ 0
|𝑎| = { 𝑑𝑎𝑛 |0| = 0
−𝑎, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 < 0
Misalnya : |3|= 3, |0|=0, dan |-8|=8
sehingga |a| bilangan mutlak selalu berbentuk bilangan positif dan nilai mutlak 0
sama dengan nol.
Sifat–sifat nilai mutlak yaitu:
a. |a . b| = |a| . |b|
𝑎 𝑎
b. =𝑏
𝑏

c. |a + b| ≤ |a| + |b|
d. |a – b| ≥ |a| + |b|
Kasus ketaksamaan umum yang melibatkan nilai mutlak yaitu:
i. |x| < a –a<x<a
ii. |x| > a x < – a atau x > a

Untuk a ≥ 0, lambang √𝑎 , disebut akar kuadrat utama dari a, menyatakan akar


kuadrat tak–negatif dari a. Dan hubungan antara akar kuadrat dan kuadrat dengan
nilai mutlak yang penting untuk diingat. Misalnya:
i. √𝑥 2 = |𝑥|
contoh: √22 = |2|
ii. |𝑥|2 = 𝑥 2 , 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 |𝑥| < |𝑦| 𝑥2 < 𝑦2
contoh: |3|2 = 32 , 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 |3| < |4| 32 < 42

Contoh :
Andaikan ƹ (epsilon) adalah suatu bialangan positif. Bukti bahwa :
ƹ
|x-2| < |5x-10| < ƹ
5

Penyeleseian
ƹ
|x-2| < 5 5|x-2|< ƹ (dikalikan dengan 5)

|5||x-2|< ƹ (|5|=5)
|5(x-2)|< ƹ (|a||b|=|ab|)
|5x-10|< ƹ
DAFTAR RUJUKAN

Purcell, Dale. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ratnadewi, Agus dkk. 2013. Matematika Teknik Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Rekayasa Sains.

Rio. 2010. Soal-soal ketaksamaan . (Online)


http://mathssmkpi.blogspot.co.id/2012/06/ketaksamaan.html. (diakses
pada 12 sepetember 2016).

Seri 2011. Pembahasan soal soal kalkulus 1. (online) http://hery-


ss7.blogspot.co.id/2012/01/pembahasan-soal-kalkulus-purcell-bab-1.html.
(diakses pada 12 sepetember 2016).

Anda mungkin juga menyukai