Makalah
Makalah
Bilangan
Bilangan Bulat
Penyelesian :
Misalkan X = 0,136136136..... maka 1000X = 136,136136136......
1000X = 136,136136136....
X= 0,136136136.... –
999X = 136
X = 136/999 .
Kerapatan
Di antara dua bilangan riil sebrang yang berlainan x dan y, terdapat suatu
bilangan riil lain. Khususnya bilangan z = (x + y)/2 adalah bilangan pertengahan
antara x dan y (gambar 3). Karena terdapat juga suatu bilangan s antara x dan z
dan bilangan lain t antara z dan y dan karena argumentasi ini dapat diulang
sampai tak terhingga, kita dipaksa mengambil kesimpulan yang menakjubkan
tetapi benar bahwa di antara dua bilangan rill sembarang (tidak perduli betapapun
dekatnya), terdapat tak terhingga banyaknya bilangan riil lain. Ini akan
menghapus sama sekali pemikiran seperti “ bilanangan yang sedikit lebih besar
dari 3”. Tidak terdapat bilangan yang demikian.
Sebenarnya kita dapat mengatakan lebih banyak. Di antara dua bilangan riil
sembarang yang berlainan, terdapat bilangan rasional maupun bilangan tak
rasional – dan karenanya tak terhingga banyaknya dari tiap jenis.
Contoh 2.
Carilah suatu bilangan rasional dan bilangan tak rasional di antara x dan y jika
diketahui x = 0,31234158....... dan y = 0,31234200........
Penyelesaian :
Andaiakan : z = 0,312341600000..... dan w = 0,3123416010010001.....
Maka z adalah rasional (berakhir dengan pengulangan 0), sedangkan w adalah
tak rasional (perhatikan pola penyisipan 0 yang semakin banyak di antara angka
1). Seharusnya jelas bagi kita bahwa : x < z < w < y
Satu cara bagaimana matematikawan memeriksa situasi yang telah dibahas
tersebut adalah dengan mengatakan bahwa bilangan rasional dan tak rasional
keduanya rapat sepanjang garis riil.Setiap bilangan mempunyai tetangga rasional
dan tak rasional yang cukup dekat dengannya. Kedua jenis bilangan tersebut
saling berkaitan tak terpisahkan dan menggerombol bersama-sama.
Salah satu manifestasi dari sifat kerapatan yang baru saja diuraikan adalah
bahwa sebarang bilangan tak rasional dapat dihampiri oleh suatu bilangan
rasional sedekat yang kita sukai. Contohnya adalah √2. Barisan bilangan-
bilangan rasional : 1 ; 1,4 ; 1,414 ; 1,4142 ; 1,41421 ; 1,414213 ; ........ berbaris
dan tak dapat ditawar-tawar menuju √2. Dengan berjalan cukup jauh dalam
barisan ini, kita berada sedekat mungkin ke √2 seperti yang kita inginkan.
Kalkulator
Di masa lalu para ilmuwan dan insinyur berkeliaran di kampus dengan
slide-rule tergantung di ikat pinggangnya. Saat ini mereka mengantongi
kalkulator di sakunya. Jika anda belum mempunyai salah satu dari ahli sihir
elektronika ini, kami anjurkan anda untuk membelinya. Yakinkan untuk
memperoleh model ilmiah (dengan sinus, kosinus, dan logaritma) dan jika anda
mampu, kami rekomendasikan versi yang dapat diprogram. Anda akan
menjumpai banyak penggunaan kalkulator dalam materi ini.
Satu kenyataan yang segera jelas kelihatan adalah bahwa kita tidak dapat
memasukkan suatu desimal tak berhingga ke dalam sebuah kalkulator.
Kalkulator secara eksklusif bekerja dengan desimal yang panjangnya telah
ditentukan sebelumnya (misalnya, 10 angka). Nyatanya, kalkulator hanya
menangani bilangan-bilangan rasional dengan uraian desimal yang berhenti
secara cepat. Sehingga, kita sering harus membulatkan suatu bilangan untuk
memasukkanya ke kalkulator, dan jawab yang diberikan kalkulator biasanya juga
akan dibulatkan. Misalnya, kalkulator tidak akan pernah memakai nilai
sebenarnya dari √2 tetapi harus puas dengan nilai hampiran seperti
√2 ≈ 1,414213562
Di sini kita telah memakai lambang ≈ untuk menyingkat ungkapan “ secara
hampiran sama dengan”.
Nasehat kami adalah ini: lakukan perhitungan yang mudah tanpa
kalkulator, khusunya jika ini dapat menjawab yang sebenarnya, misalnya, secara
√3
umum kita lebih menyukai jawaban sebenarnya untuk sinus 𝜋/3 dibandingkan
2
nilai hasil kalkulator 0,8660254. Tetapi, dalam perhitungan yang rumit kami
anjurkan penggunaan kalkulator.
3. Ketaksamaan
Menyelesaikan suatu ketaksamaan adalah mencari semua himpunan
bilangan riil yang membuat ketaksamaan berlaku. Himpunan pemecahan suatu
ketaksamaan biasanya terdiri dari suatu keseluruhan selang bilangan atau, dalam
beberapa kasus, suatu gabungan dari selang-selang yang demikian. Ketaksamaan
merupakan kalimat terbuka yang memuat hubungan: <, ≤, ≥, atau >.
Hubungan ketaksamaan
a < b, berarti a lebih kecil dari pada b atau b – a > 0,
dan sebaliknya
a < b, berarti b lebih besar dari pada a atau a – b < 0
a ≤ b, berarti a < b atau a = b
b ≥ a, berarti b > a atau b = a
Beberapa sifat ketaksamaan yaitu :
Jika a < b dan b < c maka a < c
Jika a < b maka a + c < b + c dan a – c < b – c untuk sebarang c
Jika a < b dan c > 0 maka a . c < b . c
Jika a < b dan c < 0 maka a . c > b . c
𝑥−1
CONTOH 2. Selesaikanlah 𝑥+2 ≥ 0
c. |a + b| ≤ |a| + |b|
d. |a – b| ≥ |a| + |b|
Kasus ketaksamaan umum yang melibatkan nilai mutlak yaitu:
i. |x| < a –a<x<a
ii. |x| > a x < – a atau x > a
Contoh :
Andaikan ƹ (epsilon) adalah suatu bialangan positif. Bukti bahwa :
ƹ
|x-2| < |5x-10| < ƹ
5
Penyeleseian
ƹ
|x-2| < 5 5|x-2|< ƹ (dikalikan dengan 5)
|5||x-2|< ƹ (|5|=5)
|5(x-2)|< ƹ (|a||b|=|ab|)
|5x-10|< ƹ
DAFTAR RUJUKAN
Purcell, Dale. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ratnadewi, Agus dkk. 2013. Matematika Teknik Untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Rekayasa Sains.