Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ekonomi Kreatif


Ekonomi kreatif merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir ada awal abad
ke-21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai kekayaan yang
dapat menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan. Inti dari
ekonomi kreatif teretak pada indusri kreatif, yaitu Industi yang digerakkan oleh para
kreator dan innovator. Rahasia eonomi kreatif terletak pada kreativitas dan keinovasian.

Begitu juga di Indonesia. Saat ini, ekonomi kreatif selalu ramai apalagi setelah
mengetahui betapa besarnya sumbangan industri ekonomi kreatif seperti seni, musik,
fashion, dan periklanan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, industri
ekonomi kreatif ini merupakan hasil dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Industri
ekonomi kreatif merupakan basis dari karakter dan simbol kehadiran Bangsa Indonesia
di tengah pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia. Dengan memperkuat struktur
industri berbasis tradisi dan budaya, kekayaan intelektual dan warisan budaya bangsa
dapat dilestarikan sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan produk-produk inovatif
baru bernilai tambah dan berdaya saing tinggi dan umumnya berskala kecil menengah
seperti industri rumah tangga.

Namun perkembangan setelah itu, dimana kehidupan ekonomi umat manusia


telah berubah seiring dengan berlangsungnya proses globalisasi ekonomi dan
banyaknya temuan baru dibidang teknologi komunikasi dan informasi, telah mengiring
peradaban manusia kedalam suatu arena interaksi sosial yang baru yang belum pernah
terbayangkan sebelumnya, dan hal itu sama sekali belum terdeteksi dalam kajian
Toffler dan kawan-kawan.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Ekonomi Kreatif?
b. Mengapa Indonesia perlu mengembangkan Ekonomi Kreatif?
c. Apakah manfaat dari pengembangan Ekonomi Kreatif?
d. Bagaimanakah ruang lingkup Ekonomi Kreatif?
e. Apakah peluang dan tantangan yang akan dihadapi Ekonomi Kreatif
f. Bagaimanakah wanaca yang akan dibuat pemerintah dalam meningkatkan
kemampuan Indonesia di bidang Ekonomi Kreatif?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui apa definisi tentang Ekonomi Kreatif.
b. Untuk mengetahui alasan mengapa Indonesia sangat perlu mengembangkan
Ekonomi Kreatif.
c. Untuk mengetahui manfaat dari Ekonomi Kreatif.
d. Untuk mengetahui ruang lingkup yang terdapat dalam Ekonomi Kreatif.
e. Untuk mengetahui peluang dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan
Ekonomi Kreatif.
f. Untuk mengetahui sejauh mana wanaca yang akan di buat pemerintah pada tahun
yang akan dating dalam mengembangkan Bidang Ekonomi Kreatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi ekonomi kreatif


Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era ekonomi
baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan
stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama
dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi
dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis
Sumber Daya Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era
industri dan informasi.

Konsep Ekonomi Kreatif ini semakin mendapat perhatian utama di banyak


negara karena ternyata dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian. Di
Indonesia, gaung Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat pemerintah mencari cara untuk
meningkatkan daya saing produk nasional dalam menghadapi pasar global. Pemerintah
melalui Departemen Perdagangan yang bekerja sama dengan Departemen
Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta
didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia Design Power 2006-2010
yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi produk yang dapat
diterima di pasar internasional namun tetap memiliki karakter nasional. Setelah
menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap negara maka pemerintah
selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan meluncurkan cetak biru
pengembangan ekonomi kreatif

3
2.2 Alasan Indonesia mengembangkan ekonomi kreatif

Salah satu alasan dari pengembangan industri kreatif adalah adanya dampak
positif yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial, iklim bisnis, peningkatan
ekonomi, dan juga berdampak para citra suatu kawasan tersebut. Dalam konteks
pengembangan ekonomi kreatif pada kota-kota di Indonesia, industri kreatif lebih
berpotensi untuk berkembang pada kota-kota besar atau kota-kota yang telah “dikenal”.
Hal ini terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia yang handal dan juga
tersedianya jaringan pemasaran yang lebih baik dibanding kota-kota kecil. Namun
demikian, hal itu tidak menutup kemungkinan kota-kota kecil di Indonesia untuk
mengembangkan ekonomi kreatif.

Secara umum, sejarah perkembangan peradaban ekonomi dapat dibedakan menjadi


empat jaman: (1) Jaman Pertanian; (2) Jaman Industri; (3) Jaman Informasi; (4) Jaman
Konseptual. Kita telah melewati jaman pertanian, jaman industri dan jaman informasi.
Peradaban ekonomi sekarang ini masuk pada jaman konseptual dimana pada jaman ini
yang dibutuhkan adalah para kreator dan empathizer. Kemampuan untuk mewujudkan
kreativitas yang diramu dengan sense atau nilai seni, teknologi, pengetahuan dan
budaya menjadi modal dasar untuk menghadapi persaingan ekonomi, sehingga
muncullah ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4
2.3 Manfaat ekonomi kreatif

1. Munculnya Bisnis Startup


Bisnis startup lahir karena adanya manusia-manusia yang bisa melihat masalah
itu dari sudut yang berbeda dan ditambah dengan adanya teknologi semakin
mempermudah menemukan solusi yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan manusia.
Hadirnya bisnis startup membawa perubahan baru dalam menawarkan produk dan hal
ini yang tidak akan pernah ditemukan sebelum adanya perkembangan ekonomi kreatif.

2. Percepatan Inovasi
Di luar negeri, fenomena percepatan inovasi berdampak perubahan perilaku
manusia setelah penerapan teknologi semakin sederhana yaitu dikemas dalam sebuah
smartphone. Mereka lebih tertarik membaca berita lokal dan hiburan hanya dengan
menggunakan gadget mereka. Industri yang paling dirugikan dengan adanya
perubahan perilaku ini adalah industri berita media cetak yang selama ini masih berupa
koran atau majalah. Selain media cetak, hal serupa dirasakan oleh industri media
televisi, dimana periklanan lebih memilih media online dibanding televisi, ada banyak
kelebihan beriklan di media online dibanding iklan di televisi, seperti biaya iklan lebih
murah dan yang paling menarik iklan bisa dilihat oleh manusia di belahan dunia
manapun.

3. Bisnis Menjadi Lebih Kompetitif


Ketika pasar memiliki media yang sama dalam menjangkau masyarakat yaitu
teknologi, maka hal ini akan menjadi magnet bagi para pebisnis untuk menawarkan
produk kepada masyarakat. Tidak menutup kemungkinan kondisi dimana masyarakat
cukup cerdas dalam memilih produk, maka ini akan memberikan peluang untuk
melahirkan bisnis-bisnis yang serupa sehingga hal ini akan menciptakan bisnis yang
kompetitif.

5
Para pelaku bisnis akan berlomba-lomba untuk menjadi market leader dengan
menawarkan berbagai kelebihan produk kepada masyarakat. Untuk menjadi market
leader mereka harus mengetahui dengan jelas kebutuhan masyarakat, penyebaran
masyarakat yang membutuhkan produk tersebut, dan melihat tingkat persaingan di
bisnis tersebut, untuk menemukan informasi-informasi tersebut bisa mudah diperoleh
dengan memanfaatkan teknologi informasi atau media sosial dan inilah kunci lahirnya
bisnis yang lebih kompetitif.

4. Menciptakan Manusia yang Kreatif


Ekonomi kreatif merupakan hasil karya dari manusia-manusia yang kreatif,
mereka akan semakin cerdas dalam membuat sajian produk ke masyarakat terlebih
mereka mendapat fasilitas untuk mewujudkan hal itu. Contoh hasil karya seni yang
kreatif adalah industri perfilman, sebut saja dalam dunia perfilman di Hollywood.
Kebanyakan film-film keluaran Hollywood mendapat apresiasi dan antusiasme yang
tinggi dari seluruh dunia. Melihat animo ini merupakan indikasi bahwa mereka
membutuhkan sebuah karya kreatif yang memberikan hiburan yang menarik, unik, dan
memberikan kesenangan tersendiri.

Bicara tentang profit keuntungan dari industri kreatif perfilman, ada sebuah
fenomena yang menarik. Pendapatan dari sebuah film Hollywood bisa mencapai hingga
USD 2 Milyar, angka ini tidak berbeda jauh dengan keuntungan perusahaan otomotif
dalam waktu 1 tahun. Bayangkan tanpa adanya manusia yang kreatif di dalamnya
bagaimana mungkin bisa menyulap industri film menjadi industri yang bisa menyaingi
industri selevel otomotif.

6
5. Meningkatkan Kualitas Produk
Mudahnya akses untuk menjangkau masyarakat akan dimanfaatkan oleh para
pelaku bisnis untuk menghasilkan produk sebanyak-banyaknya. Peluang ini akan
menimbulkan adanya persaingan bisnis untuk menjadi yang terbaik dalam
menghasilkan produk. Semakin banyak persaingan maka akan semakin kompetitif dan
akhirnya memaksa para pebisnis untuk menciptakan inovasi-inovasi produk yang lebih
baik dibanding produk yang sudah ada di pasar.

Kondisi akibat persaingan tersebut tentu berdampak positif pada tersedianya banyak
produk yang semakin berkualitas. Hal ini tentu sangat bermanfaat, karena masyarakat
akan menjadi objek yang paling diuntungkan dari persaingan ini, mereka akan lebih
selektif dan memiliki lebih banyak opsi dalam memilih produk.

6. Membuka Lapangan Kerja


Meningkatnya lapangan kerja tentu akan berdampak pada berkurangnya tingkat
kemiskinan masyarakat. Kehidupan mereka akan semakin sejahtera karena adanya
pemerataan pendapatan dan disisi lain industri akan semakin siap untuk menghasilkan
produk terbaik dan inovasi berkelanjutan.

7. Pertumbuhan Ekonomi
DI indonesia hingga tahun 2016, total pendapatan dari industri ekonomi kreatif
mencapai Rp 642 Trillun, namun dari sekain banyak industri kreatif hanya ada 3 industri
kreatif yang memberikan kontribusi paling besar untuk pendapatan ini. Industri yang
paling berperan tersebut yaitu kuliner, fashion, dan kerajinan. Bayangkan bagaimana
jika pemerintah bisa menggerakkan semua potensi dari berbagai sektor industri kreatif
lainnya maka hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat lagi.

7
2.4 Ruang lingkup ekonomi kreatif

Ruang lingkup ekonomi kreatif di Indonesia berdasarkan Inpres Nomor 6 Tahun


2009 berbeda dengan di negara seperti Inggris, hal mana bidang penelitian dan
pengembangan dimasukkan sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Di Inggris, bidang
penelitian dan pengembangan tidak dimasukkan sebagai ruang lingkup Industri Kreatif,
tetapi bidang konsultasi sudah dimasukkan sebagai bagian dari industri kreatif. Lebih
rinci bidang-bidang apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup ekonomi kreatif di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Periklanan (advertising): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa
periklanan, yakni komunikasi satu arah dengan menggunakan medium
tertentu. Meliputi proses kreasi, operasi, dan distribusi dari periklanan yang
dihasilkan, misalnya riset pasar, perencanaan komunikasi periklanan, media
periklanan luar ruang, produksi material periklanan, promosi dan kampanye
relasi publik. Selain itu, tampilan periklanan di media cetak (surat kabar dan
majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan
gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan media reklame
sejenis lainnya, distribusi dan delivery advertising materials or samples, serta
penyewaan kolom untuk iklan;

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara


menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman,
perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan
warisan sejarah, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi
kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika
dan elektrikal;

8
3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni dan
sejarah yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet,
meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film;

4. Kerajinan (craft): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi


dan distribusi produk yang dibuat atau dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang
berawal dari desain awal sampai proses penyelesaian produknya. Antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, serat alam
maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu dan besi), kaca, porselen, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif
kecil (bukan produksi massal);

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan
jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan;

6. Fesyen (fashion): kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain


pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi
pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk berikut distribusi
produk fesyen;

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan
film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
sinetron, dan eksibisi atau festival film;

9
8. Permainan Interaktif (game): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,
ketangkasan, dan edukasi. Sub-sektor permainan interaktif bukan didominasi
sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran
atau edukasi;

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi atau komposisi,


pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara;

10. Seni Pertunjukkan (showbiz): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukkan. Misalnya, pertunjukkan
wayang, balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik
tradisional, musik teater, opera, termasuk musik etnik, desain dan pembuatan
busana pertunjukkan, tata panggung, dan tata pencahayaan;

11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital
serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup
penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,
obligasi, saham dan surat berharga lainnya, paspor, tiket pesawat terbang,
dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir
(engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan,
dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film;

10
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software): kegiatan kreatif yang
terkait dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan jasa
komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan
piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur
piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain
portal termasuk perawatannya;

13. Televisi & Radio (broadcasting): kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis,
reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten
acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar) siaran
radio dan televisi;

14. Riset dan Pengembangan (R&D): kegiatan kreatif terkait dengan usaha
inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi, serta mengambil
manfaat terapan dari ilmu dan teknologi tersebut guna perbaikan produk dan
kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan
teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Termasuk yang
berkaitan dengan humaniora, seperti penelitian dan pengembangan bahasa,
sastra, dan seni serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen. (Lihat,
Prof.Dr.Faisal Afiff, Se.Spec.Lic, Pilar-Pilar Ekonomi Kreatif, 2012)

11
2.5 Peluang dan tantangan yang di hadapi dalam melaksanakan ekonomi
kreatif

Salah satu permasalahan terkait kebijakan ekonomi kreatif di Indonesia adalah


bahwa sektor ini diletakkan pada lingkup kegiatan ekonomi, bukan pada lingkup
kegiatan industri. Akibatnya menjadi bermakna lain.

Sebagaimana diketahui, industri berbeda dengan ekonomi. Ekonomi bermakna luas,


sedangkan industri lebih spesifik. Industri memiliki karakter antara lain, kegiatan
produksi yang memiliki nilai tambah, hasil produksi dapat dilakukan secara massal
dengan cepat dan akurat, proses produksi melibatkan mesin dan ilmu pengetahuan,
memiliki sasaran pelanggan yang terukur, dan dapat dilakukan inovasi produksi secara
terus menerus. Pada intinya, industri terkait dengan efesiensi, fungsi organisasi
produksi mapun pemasaran, ketepatan waktu produksi maupun delivery, kecepatan,
kapasitas produksi, dan efektivitas. Hal ini berbeda dengan kegiatan ekonomi yang
bersifat non industri bersifat tradisional yang berdasarkan keterampilan tangan. Faktor
individu sangat menentukan.
Kembali kepada persoalan, mana lebih tepat ekonomi kreatif atau industri kreatif, hal itu
tergantung pada orientasinya. Jika orientasi kebijakannya hanya untuk membina
potensi atau merawat potensi kreatif penduduk Indonesia sehingga bernilai ekonomi,
maka ekonomi kreatif sebagai nomenklatur dalam suatu struktur pemerintahan, menjadi
relevan.

Akan tetapi, bila orientasinya tidak sekedar menumbuhkan potensi ekonomi dari
kegiatan kreatif penduduk, namun lebih jauh untuk menggenjot kegiatan kreatif
penduduk menjadi suatu industri tersendiri yang kuat dan besar yang mampu
menyumbangkan PDB yang signifikan, maka tentu saja yang tepat adalah dengan
menggunakan nomenklatur industri kreatif. Berbicara tentang industri, maka unsur-
unsur dan karakteristik industri dalam kegiatan produksi, haruslah dijaga dan
dikembangkan sehingga lebih adaptif, inovatif serta efesien dan efektif.

12
Peluang daripada melaksanakan ekonomi kreatif yakni:
1. Memberikan lapangan pekerjaan guna meminimalisir pengangguran.
2. Meningkatkan nilai ekpor bangsa Indonesia.
3. Pencitraan dan identitas bangsa.
4. Meningkatkan kualitas hidup.
5. Membuat pasar di Indonesia menjadi pasar yang potensial.

13
2.6 Wacana yang akan dibuat pemerintah dalam meningkatkan kemampuan
Indonesia di bidang ekonomi kreatif

Rencana Pembanguan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, Sasaran


pertumbuahan PDB Nasional berdasarkan RPJPN 2005-2025 adalah mencapai
pendapatan perkapita pada 2025 setara dengan negara-negara berpendapatan
menengah melalui pertumbuhan ekonomi yang semakin berkualitas dan
berkesinambungan.

Industri kreatif adalah bagian tak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Republik
Indonesia menyadari bahwa ekonomi kreatif, yang berfokus pada penciptaan barang
dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat dan kreativitas sebagai kekayaan
intelektual, adalah harapan bagi ekonomi Indonesia untuk bangkit, bersaing dan meraih
keunggulan dalam ekonomi global. Oleh karena itu di buat wacana pengembangan
ekonomi kreatif Indonesia 2025, karena tidak hanya menekankan tentang
pengembangan 14 kelompok industry kreatif nasional, melainkan juga pada
pengembangan berbagai factor signifikan perannya dalam ekonomi kreatif, yaitu
sumber daya manusia, maupun alam, teknologi, tataan institusi dan lembaga
pembiayaan yang menjadi komponen dalam model pengembangan.

Misi ekonomi kreatif:


1. Peningkatan kontribusi industri kreatif terhadap pendapatan dommestik Bruto
Indonesia.
2. Peningkatan ekspor nasional berbasis kreativitas dan muatan lokal dengan
semangat kontemporer.
3. Peningkatan serapan tenaga kerja sebagai dampak terbukannya lapangan kerja
baru di industri kreatif.
4. Peningkatan jml perusahaan berdaya saing tinggi yang bergarak di industri
kreatif.
5. Penguatan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan bagi bumi dan
generasi mendatang.

14
6. Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif, termauk yang berlandaskan
kearifan dan warisan budaya nusantara.
7. Pertumbuhkembangkan kawasan kreatif yang potensial di wilayah Indonesia.
8. Penguatan citra kreatif produk/jasa sebagai upaya ‘Nasional Branding’ atau
pencitraan negara Indonesia di mata dunia Internasional.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep ekonomi di era-ekonomi baru yang
mengedepankan informasi, serta kreativitas dengan mengandalkan ide dan berbagai
ilmu pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama
dalam perekonomiannya. Ekonomi kreatif semakin meningkat mengingat peran
ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian suatu wilayah, terutama
terhadap pengembangan ekonomi berbasis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Sehingga, dapat dikatakan bahwa industri kreatif perlu dikembangkan di Indonesia,
karena memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang
positif, membangun citra dan identitas Bangsa, berbasis kepada Sumber Daya yang
terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif
suatu bangsa, dan memberikan dampak sosial yang positif.

Inisiatif pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah berhasil


mengidentifikasi subsektor yang merupakan bagian dari industri berbasis kreativitas,
yaitu: 1) Periklanan; 2) Arsitektur; 3) Desain; 4) Pasar Barang Seni; 5) Kerajinan, 6)
Musik: 7) Fesyen; 8) Permainan Interaktif; 9) Video, Film; dan Fotografi; 10) Seni
Pertunjukan; 11) Layanan Komputer dan Piranti Lunak; 12) Riset dan Pengembangan;
13) Penerbitan dan Percetakan; dan 14) Televisi dan Radio.

Dalam rencana pengembangan ekonomi kreatif terdapat lima permasalahan


utama, antara lain: Kuantitas dan kualitas sumber daya insani sebagai pelaku dalam
industri kreatif; Iklim kondusif untuk memulai dan menjalankan usaha di industri kreatif;
Penghargaan/apresiasi terhadap insan kreatif Indonesia dan karya kreatif yang
dihasilkan; Percepatan tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi; Lembaga
Pembiayaan yang berpihak kepada pelaku industri kreatif.

16
3.2 Saran
Dalam konteks kebijakan industry di masa kini, Negara berkembang tidak bias
mengandalkan daya saingnya di bidang industry manufaktur, dengan memanfaatkan
keunggulan komparatif dalam bentuk biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan sumber
daya alam yang melimpah. Keunggulan komparatif tersebut harus diarahkan dalam
bentuk daya saing yang diciptakan berdasarkan nilai keunikan factor historis, geografis,
budaya dan keramahan yang tidak mudah ditiru oleh yang lain. Pengetahuan dan
kreatifitas adalah kunci bagi penciptaan nilai.

Mengingat banyaknya instansi pemerintah yang terkait dengan berbagai


subsector ekonomi kreatif, diperlukan koordinasi antar instansi. Koordinasi ini
memerlukan sebuah institusi yang mampu berkonsentrasi dengan persoalan dalam
ekonomi kreatif, sekaligus memiliki hubungan kerja yang baik dengan berbagai instansi
tersebut. Selain itu, mengingat besarnya peran berbagi actor tidak hanya pemerintah
dalam industry untuk tercapainya kesuksesan sinergi antara rencana strategis dan
implementasin, maka institusi ini harus merupakan sebuah kolaborasi antara
cendikiawan (dunia ilmu pengetahuan dan seni budaya), bisnis (dunia usaha dan
creative entrepreneurs), dan pemerintah yang disebut sebagai kolaborasi triple helix.

17
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Acer/Downloads/Documents/buku-1-rencana-pengembangan-ekonomi-kreatif-
indonesia-2009.pdf
Departemen Perdagangan RI. 2015. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2025.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
Departemen Perdagangan RI. 2015. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
http://artikel-media.blogspot.com/2010/03/mengembangkan-ekonomi-kreatif.html
http://indonesiakreatif.net/creative-economy/what-is/what-is/
http://wikonomics.blogspot.com/2011/12/ekonomi-kreatif-dan-pembangunan-di.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif
https://contohmakalahdocx.blogspot.com/2016/10/contoh-makalah-ekonomi-kreatif.html

18

Anda mungkin juga menyukai