Anda di halaman 1dari 7

Rahmat Hairi Kholil

1602122932
BAB VII
Kas dan Piutang

A. KAS

Kas adalah aktiva yang paling likuid dan merupakan dasar pengukuran akuntansi untuk pos-
pos lainnya. Kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Pada umumnya kas terdiri dari uang
logam, kertas, dan deposito yang tersedia di bank. Kas dapat dikatakan sebagai instrument
keuangan yang dapat dinegosiasikan atau tertera perjanjian di dalamnya seperti cek pribadi, cek
yang disahkan, cek kasir, wesel dan rekening tabungan bank. Diantara pos-pos tersebut, ada juga
beberapa pos-pos yang diperdebatkan dalam klasifikasi kas atau tidak, seperti uang-muka
perjalanan dan perangko pos. sedangkan dana kas kecil dan uang kembalian diklasifikasikan
sebagai kas karena digunakan untuk melikuidasi kewajiban lancar dan memenuhi beban operasi
berjalan.

Meskipun pelaporan kas secara umum bersifat langsung, akan tetapi terdapat beberapa
masalah yang perlu diperhatikan. Masalah-masalah ini berhubungan dengan pelaporan :

1. Kas terbatas
Contoh-contoh kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu meliputi kas kecil,
penggajian, dan dana dividen. Dalam situasi tertentu, saldo dan ini tidak material dan
oleh karena itu tidak dipisahkan dari kas pada saat dilaporkan di dalam laporan
keuangan. Apabila jumlahnya material, maka kas yang dibatasi tersebut dipisahkan
dari kas biasa untuk tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi dikelompokkan dalam
kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka panjang, sesuai dengan tanggal
pengeluaran atau ketersediaannya.
2. Cerukan Bank
Cerukan bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang melebihi rekening
kas. Hal tersebut harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar dan secara umum
ditambahkan dan dilaporkan sebagai utang usaha. Apabila jumlah tersebut material,
maka pengungkapan pos tersebut harus dipisah pada bagian depan neraca atau dalam
catatan yang bersangkutan. Cerukan bank umumnya tidak dioffset terhadap akun kas.
Pengecualian utamanya adalah apabila kas tersedia pada akun lainnya di bank yang
sama dimana cerukan tersebut terjadi.
3. Setara Kas
Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera
dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh
temponya, sehingga resiko perubahan tingkat bunga tidak signifikan. Secara umum,
investasi dengan jatuh tempo 90 hari atau kurang yang hanya memenuhi definisi ini.

Ringkasan mengenai klasifikasi kas adalah sebagai berikut :

POS KLASIFIKASI KETERANGAN


Kas Kas Apabila tidak dibatasi, maka
dilaporkan sebagai kas. Apabila
dibatasi, maka diklasifikasikan dan
dilaporkan sebagai aktiva lancar.
Kas kecil dan dana Kas Dilaporkan sebagai kas.
perusahaan
Surat berharga jangka Ekuivalen kas Investasi dengan jatuh tempo
pendek kurang dari 3 bulan, umumnya
digabungkan dengan kas.
Investasi Investasi dengan jatuh tempo 3
sementara hingga 12 bulan.
Cek mundur dan IOU Piutang Diasumsikan dapat tertagih.
Uang muka perjalanan Piutang Diasumsikan dapat tertagih dari
karyawan atau dikurangi dari gaji
mereka.
Perangko Beban dibayar di Dapat diklasifikasikan sebagai
muka persediaan perlengkapan kantor.
Overdraft Bank Kewajiban lancar Jika ada hak untuk mengoffset,
kurangi kas.
Saldo kompensasi Kas didefinisikan Diklasifikasikan sebagai aktiva
secara terpisah lancar atau tidak lancar dalam.
sebagai deposito Diungkapkan secara terpisah dalam
yang disimpan catatan yang merinci kesepakatan
sebagai saldo tersebut.
kompensasi

B. PIUTANG

Piutang memiliki definisi sebagai bentuk dari klaim baik barang, jasa, maupun uang kepada
konsumen khususnya dan pihak lainnya. Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar atau
tidak lancar dalam pelaporan keuangan. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan dapat
tertagih dalam satu periode atau satu siklus operasi, tergantung yang jangka waktunya lebih
panjang dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dan piutang lainnya diklasifikasikan sebagai
piutang tidak lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik secara piutang
dagang atau piutang nondagang.

Piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh konsumen untuk barang atau jasa yang
telah diberikan sebagai bagian dari operasional perusahaan. Piutang usaha dapat dibedakan
menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah perjanjian dimana pembeli akan
melunasi utangnya dalam waktu 30 sampai 60 hari. Sedangkan wesel tagih adalah perjanjian
tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa depan. Sementara
piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi, seperti uang muka kepada karyawan dan
staff, uang muka kepada anak perusahaan, dan piutang dividen dan bunga.

Pengakuan Piutang Usaha

Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di
antara kedua belah pihak. Harga pertukaran merupakan jumlah yang terutang dari debitor dan
perlu dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang legal, seperti contohnya adalah faktur. Dua
faktor yang dapat memperumit pengukuran harga pertukaran adalah adanya diskon dagang
maupun diskon tunai. Diskon dagang digunakan untuk untuk mengutip harga yang berbeda dari
pembelian dalam kuantitas yang berbeda pula atau untuk menyembunyikan harga faktur yang
sebenarnya dari competitor perusahaan. Sementara itu, diskon tunai diberikan sebagai pstimulus
sehingga pembeli membayar hutang secepatnya. Perusahaan biasa mencatat transaksi penjualan
terkait dengan pencatatan piutang dan penjualan dalam jumlah kotor, begitu juga dengan diskon
tunai.

Penilaian Piutang Usaha

Pelaporan piutang melibatkan klasifikasi dan penilaian dalam neraca. Klasifikasi


melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan
akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi tergantung mana yang lebih panjang
diklasifikasikan sebagai piutang lancar. Sementara itu, piutang lainnya diklasifikasikan sebagai
piutang jangka panjang. Piutang jangka pendek dinilai dan juga dilaporkan pada nilai realisasi
bersih jumlah bersih yang diestimasi akan diterima berupa kas. Penentuan nilai realisasi bersih
tersebut memerlukan perhitungan atas piutang yang tak tertagih dan juga retur penjualan serta
pengurangan harga yang diberikan.

Penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan dalam
menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan,
melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta
penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan
penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang tak tertagih. Terdapat dua metode dalam
pencatatan piutang tak tertagih, yaitu :

1. Metode penghapusan langsung


Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapknan secara
pasti sebagai piutang tak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan
mengkreditkan piutang usaha dan mendebit beban piutang tak tertagih. Meskipun
terlihat sederhana dan mudah diaplikasikan, namun metode ini memiliki kelemahan
karena biasanya gagal menandingkan biaya terhadap pendapatan pada periode yang
bersangkutan, atau dengan menghasilkan piutang yang merupakan nilai estimasi yang
dapat direalisasi dalam neraca.
2. Metode penyisihan
Merupakan estimasi yang dibuat terkait dengan estimasi piutang tak tertagih dari
penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dicatat sebagai
beban dan pengurang tidak langsung atas piutang usaha dalam periode dicatatnya
penjualan tersebut. Metode ini tepat apabila digunakan pada situasi dimana terdapat
probabilitas bahwa nilai aktiva telah menurun dan dapat diestimasi secara rasional.

Wesel Tagih

Wesel tagih didasari pada perjanjian tertulis untuk mebayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih juga dapat diperjual-belikan kepada pihak lain sesuai
kesepakatan. Wesel diklasifikasikan menjadi wesel berbungan dan tanpa bunga. Wesel berbunga
memiliki suku bunga yang telah ditetapkan, sementara itu wesel tanpa bunga memasukkan faktor
bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel tagih
adalah aktiva yang likuid, meskipun bersifat jangka panjang, karena dapat dikonversikan
menjadi kas.

Wesel jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal yang dikurangi dengan penyisihannya,
karena bunga implisit pada nilai jatuh tempo bersifat tidak material. Secara umum, wesel tagih
yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang, bukan
merupakan subjek amortisasi premi atau diskonto. Sedangkan wesel jangka panjang dicatat pada
nilai sekarang kas yang diestimasi akan tertagih di masa depan. Apabila suku bunga yang
ditetapkan atas wesel berbunga sama dengan suku bunga pasar, maka wesel tersebut dijual pada
nilai pokoknya. Apabila suku bunga yang ditetapkan berbeda dengan suku bunga pasar, maka
nilai nominal dari wesel berbeda dengan kas yang dipertukarkan..

Penilaian Wesel Tagih

Wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan sebesar nilai realisasi bersihnya, yaitu
pada jumlah pokok yang dikurangi semua penyisiha. Akun penyisihan wesel tagih yang paling
utama yaitu penyisihan untuk wesel tak tertagih yang bersangkutan. Wesel tagih nilainya akan
berkurang apabila terdapat kemungkinan bahwa kreditor tidak mampu menagih seluruh jumlah
piutang, baik pokok maupun bunganya, sesuai dengan ketentuan kontraktual pinjaman.
Disposisi Piutang Usaha dan Wesel Tagih

Secara umum piutang usaha dan wesel tagih dapat ditagih dan dikeluarkan dari
pembukuan pada saat jatuh tempo. Akan tetapi dengan mengikuti peningkatan ukuran dan
signifikansi dari penjualan kredit dan piutang, pemilik dapat mentransfer piutang usaha atau
wesel tagih kepada perusahaan lainnya secara tunai dalam rangka mempercepat penerimaan kas
dari piutang tersebut. Alasannya, yang pertama untuk alasan kompetitif. Untuk perusahaan yang
menjual barang yang tahan lama seperti mobil atau sepeda motor, banyak perusahaan yang
memiliki anak perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam pembiayaan piutang untuk
memudahkan pembayaran angsuran seperti Honda pada FIF.

Alasan yang kedua adalah, pemilik membutuhkan kas dan akses ke kredit normal sangat
mahal, sehingga pemilik piutang akan menjual piutangnya tersebut. Dan alasan yang terakhir
adalah, penagihan piutang membutuhkan banyak waktu dan keterbatasan jangkauan untuk
perusahaan peminjam yang berbeda Negara. Sehingga, belakangan ini banyak perusahaan kartu
kredit internasional seperti Mastercard dan VISA yang sangat fleksibel menjangkau baik pemilik
maupun peminjam.

Peminjaman yang Dijamin

Piutang pada umumnya digunakan sebagai jaminan dalam suatu pinjaman. Kreditor akan
meminta debitur untuk menggadaikan piutang sebagai jaminan pinjaman tersebut. Apabila
pinjaman tersebut tidak dibayarkan ketika tanggal jatuh tempo, maka kreditur memiliki hak
untuk mengkonversi jaminan itu menjadi kas, yaitu unuk menagih utang

Penjualan Piutang

Penjualan piutang atau kegiatan facatoring biasanya di perjual-belikan kepada faktor atau
perusahaan pembiayaan atau bank agar mereka mendapatkan imbalan dan kemudian menagih
utang secara langsung dari pelanggan. Factoring biasanya melibatkan penjualan kepada satu
perusahaan saja, biayanya tinggi, kualitas piutan rendah, dan penjual tidak perlu menagih
piutang. Ilustrasi kegiatan factoring adalah sebagai berikut :

Jika piutang dijual tanpa recourse, maka pembeli menanggung resiko ketertagihan
piutang dan setiap kerugian kredit. Transfer piutang usaha dalam transaksi tanpa recourse serupa
dengan penjualan piutang usaha secara langsung baik dalam bentuk transfer kepemilikan
maupun dalam transfer pengendalian. Dalam transaksi penjualan tanpa recourse, penjual
mendebit kas untuk hasil yang diterima dan mengkredit piutang usaha sebesar nilai nominal
piutang. Sementara jika piutang dijual dengan recourse, maka penjual menjamin pembayaran
kepada pembeli seandainya debitur tidak mampu membayar. Untuk mencatat transaksi ini,
digunakan pendekatan komponen keuangan, karena penjual akan terus terlibat dengan piutang.
Dalam pendekatan ini, setiap pihak yang terlibat mengakui aktiva dan kewajiban yang mereka
kendalikan setelah penjualan.

C. PENYAJIAN DAN ANALISIS


Aturan umum dalam pengklasifikasian piutang adalah :
1. Apabila bersifat material, jenis piutang yang dimiliki perusahaan harus dipisahkan.
2. Akun piutang yang dioffset penilaiannya terjamin.
3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasi dalam kelompok aktiva lancar akan
dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi, terganggu mana
yang lebih panjang.
4. Setiap kontijensi kerugian yang ada pada piutang diungkapkan dalam pelaporan
keuangan.
5. Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan.
6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang berasal dari
piutang.

Rasio Perputaran Uang

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi likuiditas piutang usaha perusahaan. rasio
tersebut adalah rasio perputaran piutang. Rasio ini mengukur rata-rata jumlah piutang yang
berhasil ditagih dalam satu periode akuntansi. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan
bersih dengan piutang rata-rata yang beredar selama satu tahun berjalan. Informasi ini
menunjukkan seberapa berhasil perusahaan melakukan penagihan piutang yang beredar.

Anda mungkin juga menyukai