Anda di halaman 1dari 95

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dalam Nursalam, 2017).
Manajemen juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas
yang telah ditentukan pada tingkat administrasi (P. Siagian, 2007).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
(Nursalam, 2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang
harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik
SDM, alat, maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang efektif dan efisien bagi individu, keluarga dan
masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang baik. Salah satunya adalah
mengaplikasikan MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) dan
MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional), disamping supervisi,
evaluasi, dan dokumentasi. Disamping menyerap informasi dan pengalaman
di wahana praktik.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
dibidang keperawatan, maka tuntutan profesionalisme semakin meningkat.
Model praktek keperawatan professional merupakan suatu system (struktur,
proses dan nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan keperawatan (Nursalam, 2017). Salah satu

1
2

bentuk dari penerapan manajemen profesional adalah manajemen asuhan


keperawatan yang saat ini sudah mulai banyak diterapkan di Rumah Sakit.
Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional merupakan model dari
Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional yang tujuannya memungkinkan
perawat profesional dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut.
Mengingat pentingnya fungsi manajemen dalam menjamin kelancaran dan
keberhasilan pelayanan keperawatan, maka konsep manajemen keparawatan
perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin
efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan
kepada klien.
Salah satu kurikulum dari institusi pendidikan diharapkan mahasiswa
memiliki kompetensi manajerial sehingga mahasiswa mampu
mengidentifikasi masalah manajerial dan menemukan solusi atas masalah
yang didapatkan melalui pengkajian di system manajerial ruang Krisan Lily A
rumah sakit umum Universitas Muhammadiyah Malang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana sistem manajerial di ruang perawatan Krisan Lily A
Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diharapkan melalui praktik manajemen mahasiswa mampu
mengaplikasikan secara nyata teori manajemen dalam keperawatan dan
mampu menemukan implementasi yang solutif terhadap masalah yang
telah ditemukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa secara khusus dapat memenuhi kompetensi :
1. Pengkajian manajemen keperawatan di Ruang Krisan Lily A.
2. Menganalisis masalah manajemen keperawatan di Ruang Krisan Lily A.
3. Perencanaan manajemen di Ruang Krisan Lily A.
4. Pengorganisasian manajemen di Ruang Krisan Lily A.
5. Kontroling manajemen di Ruang Krisan Lily A.
6. Evaluasi manajemen di Ruang Krisan Lily A.
7. Tindak lanjut manajemen di Ruang Krisan Lily A.

1.4 Manfaat
3

1.4.1 Manfaat Teoritis


1. Mampu mengaplikasikan teori manajemen keperawatan dalam dunia
keperawatan yang sebenarnya.
2. Mendapatkan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan
manajemen di wahana klinik.
3. Mampu membangun critical thinking dalam menemukan dan
memecahkan masalah manajerial
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Menemukan solusi yang praktis dalam memecahkan masalah
manajerial
2. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Ruang Krisan Lily A

1.5 Tempat dan Waktu


Tempat : Ruang Perawatan Krisan Lily A Rumah Sakit Universitas
Muhammadiyah Malang
Waktu: 19 November 2018 sampai 08 Desember 2018
4

BAB II
HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN

2.1 Identitas Ruangan


2.1.1 Jenis Ruangan
Ruangan Krisan-Lyli A, adalah rungan kelas satu. Menurut sumber yang
didapat dari kepala ruangan, krisan-lyli A menerima peralihan pasien dari
IGD, HCU, ICU, dan OK. Pasein tersebut terdiri dari semua jenis penyakit,
seperti pasien ginekologi, pediatrik, bedah, penyakit dalam.

2.1.2 Visi dan Misi Krisan-Lily A RS.UMM


Krisan-Lily A belum memiliki visi dan misi ruangan, Krisan-Lily
menggunakan visi dan misi Rumah sakit sendiri tetapi tidak tertulis di
ruangan (Sumber: Kepala ruangan Krisan-Lily A).
Visi dari Rumah Sakit Umum Universitas Muhamaddiyah Malang adalah
menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat dengan keunggulan dalam
pelayanan kesehatan komperhensif, bermutu tinggi, aman dan efektif.
Misi Rumah Sakit Umum Universitas Muhamaddiyah Malang yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara utuh, terpadu dan bermutu
serta meminimalisasi kejadian infeksi. Menyelenggarakan manajemen dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penguasaan ilmu dan teknologi
serta pengembangan layanan unggulan. Memperhatikan dan merespon
keluhan/kritik dan hak pasien beserta keluarga. Menjadi tempat pendidikan
dan penelitian tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Moto Rumah Sakit Umum Universitas Muhamaddiyah Malang yaitu
“Layananku Pengabdianku”.

2.2 M1 (MAN)
2.2.2 Kategori Ketenagaan Perawat
a. Jenis Kelamin 4
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah


1. Laki-laki 3
5

2. Perempuan 8
Total 11

Berdasarkan tabel 2.1 dapat diartikan bahwa sebanyak 8 orang


(73%) tenaga keperawatan berjenis kelamin perem dan 3 orang (27%)
berjenis kelamin laki-laki.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dengan laki-
laki, baik secara fisik maupun psikis. Kelebihan perempuan atas laki-
laki secara kodrati adalah kepekaan dan emosi mereka. Perempuan
secara tabiat lebih intuitif (lebih pekah) dari pada laki-laki. Dengan
demikin, sebagai suatu pekerjaan yang didasarkan atas naluri,
keperawatan banyak dilakukan oleh perempuan (Sumber:Asmadi,
2008).
b. Pendidikan
Tabel 2.2 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan Pendidikan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. S1 2 18 %
2. DIII 9 82 %
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel 2.2 dapat diartikan bahwa Pendidikan S1
sebanyak orang 2 (18%), dan pendidikan DIII sebanyak 9 orang (82%).
Menurut sumber yang didapatkan dari kepala ruangan krisan lily
sendiri tidak ada perbedaan hanya saja kurang SDM.
Sejak awal tahun 2000, di Kanada semua perawat kesehatan sudah
setingkat S1 di Norwegia, 70% perawat rumah sakit merupakan lulusan
S1. Di indonesia sendiri mungkin perlu 40-50 lagi untuk mencapai
tingkatan itu. Kalau saat ini dipaksakan perawat profesional harus
lulusan S1, hal itu tentu akan sulit. Karena itu, lulusan D3 disebut
sebagai perawat profesional pemula. Kalau di tambah pengalaman kerja
3 tahun, mereka bisa mendapatkan surat izin praktik (SIP) (Momon,
2008).
S1 keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat
humanistis, menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif pasien,
mengacu pada standar proesional kepeawatan dan menggunakan etika
6

keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2017). DIII


keperawatan sebagai perawat pelaksana yang bertugas memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang, melaksanakanprogram
medik dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan keseimbangan
kebutuhan fisik, mental, sosial dan spritual klien, mempersiapkan klien
secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan atau diagnosis, melatih klien untuk menolong dirinya
sendiri sesuai dengan kemampuannya, memberikan pertolongan segera
pada klien gawat atau sakratul maut, membantu kepala ruangan dalam
ketatalaksanaan ruangan secara administratif, mengatur menyiapkan
alat-alat diruangan menurut fungsinya supaya siap pakai, menciptakan
dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan, melksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur
secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas, memberikan penyuluhan
kesehatan sehubung dengan penykit yang di derita, melaporkan segala
sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan maupun tulisan,
membuat laporan harian klien, operan dengan dinas berikutnya
(Nursalam, 2008)
c. Status Kepegawaian

Tabel 2.3 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan status kepegawaian


No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Pegawai Tetap 5 45 %
2. Calon Pegawai Tetap 1 10 %
3. Kontrak 5 45 %
Jumlah 11 100%
Berdasarkan tabel 2.3 dapat diartikan bahwa status kepegawaian
tetap sebanyak 5 orang (45%), status kepegawaian calon tetap sebanyak
1 orang (10%), dan status kepegawaian kontrak sebanyak 5 orang
(45%).
Ruang krisan-lily sendiri untuk status kepegawaian tidak di bedah-
bedahkan semua diwajibkan mengikuti aturan yang ada di ruangan
(Sumber: Kepala Ruangan Krisan-Lily A).
7

d. Status Sertifikasi
Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan Status Serfikasi yang
dimiliki Pegawai (BLS dan Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),
Service Excellent, EKG, Rawat Luka, Cod blue, Plebotomi.
Tabel 2.4 Kualifikasi Tenaga Berdasarkan status kepegawaian
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. BLS 11/11 100%
2. Pencegahan dan pengendalian infeksi 11/11 100%
(PPI)
3. Service Excellent 11/11 100%
4. EKG 11/11 100%
5. Rawat Luka 11/11 100%
6. Code blue 11/11 100%
7. Plebotomi 11/11 100%
8. In house trainning 11/11 100%
9. K3RS 11/11 100%
10. Dokumentasi Keperawatan 1/11 9%
Jumlah 11

Berdasarkan tabel 2.4 dapat diartikan bahwa status sertifikasi yang


dimiliki Pegawai BLS sebanyak 11 orang (100%), dan status sertifikasi
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sebanyak 11 orang (100%),
Service Excellent sebanyak 11 orang (100%), EKG sebanyak 11 orang
(100%), Rawat Luka sebanyak 11 orang (100%), Cod blue sebanyak 11
orang (100%), Plebotomi sebanyak 11 orang (100%), In house trainning
11 orang (100%), K3RS 11 orang (100%), Dokumentasi Keperawatan
1/11 9%.
Tujuan sertifikat sendiri adalah untuk memberi kejelasan batas
kewenangan tiap kategori tenaga keperawatan untuk melakukan praktik
8

keperawatan dan mengesahkan atau memberi bukti untuk melakukan


praktik keperawatan profesional (Kusnanto, 2004).
Sertifikat yang harus dimiliki setiap perawat diantaranya BTCLS,
PPGD, BTLS, BCLS, GELS, Hyperkes keperawatan higiene dan
kesehatan kerja, keperawatan intensif care unit, Basic sea survival,
dokumentasi keperawatan, on the job training program TB DOTS, TOT
keperawataan, holistic care in lung cancer (Dewi, 2015).
Pelatihan yang harus diikuti oleh kepala ruangan, menurut hasil
pengkajian tentang tugas kepala ruangan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan: Kepala ruangan wajib mengikuti pelatihan mengenai
perencanaan.
2. Pengorganisasian: Kepala ruangan wajib mengikuti pelatihan
tentang MAKP.
3. Pengarahan/Pelaksanaan: Kepala ruangan wajib mengikuti
pelatihan tentang pengarahan/pelaksanaan.
4. Pengawasan: Kepala ruangan wajib mengikuti pelatihan tentang
pengawasan.
e. Tenaga Non keperawatan
Tabel 2.5 Tenaga Non Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Administrasi 0 0%
2. Clining service 5 100 %
(OutSourcing)
Jumlah 5 100 %

Berdasarkan tabel 2.5 dapat diartikan bahwa tenaga non


keperawatan clining service sebanyak 5 orang (100 %).

2.2.3 Struktur Shift Jaga Krisan-Lily A


9

KEPALA RUANGAN

PJ: Bayu Indra PJ: Mahmuratul PJ: Iin Munawarah, PJ: Afi Puji Rahayu,
Sepyana, Amd. Kep Hasanah, AMd.Kep Amd.Kep Amd. Kep.

PP: Nur baiti Amd. PP: Imam PP: Okki, Amd. Kep. PP: Ainul,
Kep. Fitriyanto Fakhtur, S.Kep.Ns.
S. Kep. Ns.

PP: Maya. Amd.


Kep PP: Sudarsono,
M. Kep.

Gambar 1 Struktur Shift Krisan Lily A

Penentuan kepala ruangan tidak dilihat dari pendidikan yang S1/D3


melainkan dari pengalaman kerja yang lama. Sedangkan penentuan perawat
penanggung jawab dilihat dari lama kerja di RSU UMM (Sumber: Kepala
Ruangan Krisan-Lily A).
Kepala ruangan di selaksi menggunakan syarat dengan kriteria yang
mampu menjadi leadership, pernah menjadi perawat primer atau ketua tim,
memiliki kinerja yang baik. Selanjutnya kepala bidang keperawatan akan
menghubungi perawat yang telah diseleksi. Perawat yang di tunjuk dan
menyatakan bersedia, membuat pernyataan secara tertulis dengan
melampirkan (Momon, 2008).

2.2.4 Struktur Organisasi Krisan Lily A


10

Ruang Krisan-Lily A yang dipimpin oleh kepala ruang, kepala sift dan
perawat pelaksana. Adapun stuktur organisasinya sebagai berikut :

Kepala Krisan-Lily A

Kuliyah, Amd. Kep

Sekertar Linen: Sarana Obat dan Devisi Devisi


Bendahar Iin
is : Prasarana Klien: Alkes Alkes BHP
a: Munawarah, Ainul,
Bayu Indra : BHP Non
Iin Amd.Kep, S.Kep.Ns.
Sepyana, Imam Medis: Medis:
Munawarah, Nur baiti Afi Puji
Amd. Kep. Fitriyanto Sudarsono, Maya. Amd.
Amd.Kep. Rahayu,
Fakhtur, S. Amd,Kep. Kep dan
Kep. Ns. Amd. Kep. Mahmuratul
Gambar Okki,
2 Struktur
Amd.Organisasi Krisan Lily A Hasanah, Amd,
Kep.
Pemilihan struktur organisasi Krisan-Lily A dilakukan oleh kepala
ruangan dengan di berikan tanggung jawab tanpa melihat status lama
bekerja ataupun pendidikan.

2.2.5 Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Tingkat Ketergantungan Pasien


Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan (menurut Douglas, MK
Nursalam 2015) selama 3 hari (19, 20, 21 November 2018).
Tabel 2.7 Daftar Nama Pasien Krisan-Li1y A Senin, 19 November 2018
No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan
Hari Senin, 19 Tn. A 302.A Anemia Minimal
November 2018 Ny. S 302.B ICH Total
Nn. A 303.B TF Minimal
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Nn. D 306.A TF Minimal
Ny. S 306.B DM Minimal
Tn.E 307.A Anemia Minimal
Sdr. A 308.A Post op CF maksila Minimal
Nn.Z 309.B Cepalgia Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
11

Tn. S 311.A ADHF Minimal


Tn. B 311.B ESRD Persial
Nn. I 313.A Vertigo Minimal
An. M 314.A TF Minimal
Sdr. R 317.A OF dan TF Minimal

1. Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan px/hari


a. Keperawatan langsung: mandiri 11 x 2= 22
Parsial 5 x 3 = 15
Total 0 x 6 = 0
Jumlah =37
b. Keperawatn tidak langsung: 16x1= 16
c. Penyuluhan kesehatan: 16x0,25= 4
Total keseluruhan = 57
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 57/16 = 3,56 (4)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
4 x 16 x 365 hari = 23.360 = 11 orang
(365 - 76) x 7 2023
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
16 x 4 jam = 9,14 (9 orang)
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 33%= 3,3 orang (3 orang)
b. Shift sore 33% = 3,3 orang (3 orang)
c. Shif malam 33%= 3,3 orang (3 orang)
(Sumber: Gillies dalam nursalam)
Tabel 2.10 Daftar Nama Pasien Krisan Li1y A Selasa, 20 November 2018
No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan
Hari Selasa, 20 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November 2018 Nn. N 301.B CKR Minimal
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Sdr. Y 305.A TF Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. K 309.A DM. Hiperglikemi Minimal
Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
12

Tn. S 311.A ADHF Minimal


Tn. B 311.B ESRD Persial
An. F 314.A KDK.Hiperpireksia Minimal
Nn.I 313.A Vertigo Minimal
Nn. A 315A TF Minimal
Sdr. R 317.A OF dan TF Minimal

1. Memnentukan jam keperawatn yang di butuhkan px/hari


a. Keperawatan langsung: mandiri 13 x 2 = 26
Parsial 7 x 3 = 21
Total 0 x 6 = 0
Jumlah = 47
b. Keperawatn tidak langsung: 20 x 1 = 20
c. Penyuluhan kesehatan: 20 x 0,25 = 5
Total keseluruhan = 72
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 72/20 = 3,6 (4)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
4 x 20 x 365 hari = 29.200 = 14 orang
(365 – 76) x 7 2023
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
20 x 4 jam = 11,42 (11 orang)
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 37,5%= 37,5 orang (4 orang)
b. Shift sore 37,5% = 37,5orang (4 orang)
c. Shif malam 25%= 25 orang (3 orang)
(Sumber: Gillies dalam nursalam)
Tabel 2.10 Daftar Nama Pasien Krisan Li1y A Rabu, 21 November 2018
No Pelaksanaan Nama No Diagnosa Tingkat
Hari ke- Pasien Bed Ketergantungan
Hari Rabu, 21 Ny. M 301.A Post. Op release Minimal
November 2018 Nn. N 301.B CKR Minimal
Sdr. A 302.A Cholilitiasis Minimal
Tn.J 302.B Colic renal, anemia, Ns Minimal
dan ACS
Ny. N 303.A TF Minimal
Nn. A 303.B TF Minimal
Ny. Y 304.B Post. Sc Minimal
Tn. N 305.B Vomiting dan DM Persial
Ny. S 306.B DM Minimal
Nn. R 306.A Susp. TF Minimal
Tn. A 307.A CVA Infark + AF Minimal
Sdr. A 307.B Adenotonsilitis Minimal
Ny. N 308.A CAD Minimal
Ny. S 308. B Vomiting Minimal
13

Tn. M 309.A DM + Tb kelenjar Minimal


Ny. E 310.A Glaukoma dan DM Minimal
Nn.M 310.B Post.Excisi Minimal
Tn. S 311.A ADHF Minimal
Tn. B 311.B ESRD Persial
An. F 314.A KDK.Hiperpireksia Minimal
An. A 314.B Demam, kejang Minimal
Nn.I 313.A Vertigo Minimal
Nn. A 315A TF Minimal

1. Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan px/hari


a. Keperawatan langsung: mandiri 16 x 2 = 32
Parsial 7 x 3 = 21
Total 0 x 6= 0
Jumlah = 53
b. Keperawatn tidak langsung: 23 x 1 = 23
c. Penyuluhan kesehatan: 23 x 0,25 = 5,75
Total keseluruhan = 81,75
2. Jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan/px/hari: 81,75/23 = 3,55
(4)
3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatn pada ruangan adalah:
4 x 23 x 365 hari = 33.580 = 16,59 (17 orang)
(365-76)x7 2023
4. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan per hari:
23 x 4 jam = 13,14 (13 orang)
7 jam
5. Jumlah tenaga keperawatn yang dibutuhkan per shift:
a. Shift pagi 40 % = 5 orang
b. Shift sore 30 % = 4 orang
c. Shif malam 30 % = 4 orang
Dengan jumlah tenaga perawat yang libur sebanyak 4 orang.

2.2.6 BOR (Bed Occupaacy Rate)


Perhitungan BOR pasien di ruang Krisan-Lily A di Rumah Sakit
Universitas Muhammadiyah Maang selama tiga hari adalah sebagai berikut :
Tabel 2.13 Krisan Lily A Perhitungan BOR

No Hari/tgl Jumlah bed Bor


1. Senin, 19 November 2018 16 bed ( 7 kosong) 16/23 x 100% = 69,5%
2. Selah, 20 November 2018 20 bad (3 kosong) 20/23 x 100%= 86,9%
3. Rabu, 21 November 23 bad ( 0 kosong) 23/23x100% = 100%

Tabel 2.14 Perencanaan SDM


14

No Jabatan Formasi saat ini


Total SDM Shift
SDM 11 P/S/M
1. Kepala Ruangan 1 P
2. Wakil Kepala Ruangan 0 -
3. Ketua Tim 0 -
4. Perawat Penanggung Jawab 4 P/S/M
5. Perawat Pelaksana 6 P/S/M
6. Administrasi 0
8. Clening Service 5 P/S
2.2.7 Masalah Pada M1
Berdasarkan hasil pengkajian dari M1 terdapat masalah yaitu kurangnya
tenagan keperawatan dibuktikan dengan penghitungan jumlah tenaga
perharai menggunakan rumus Gilies, di Krisan Lily A dengan jumlah bad
yang di pakai 23 maka dapat disimpulkan jumlah tenga yang harus di
butuhkan pada krisan lyli A sebanyak 16,59 (17 orang) dengan jumlah
tenaga perhari sebanyak 13 dan yang libur sebanyak 4 tenga perawat
sedangkan saat ini krisan lyli A memiliki sebanyak 11 jumlah tenaga
keperawatan.

2.3 Sarana dan Prasarana (Material – M2)


2.3.1 Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan praktik profesi ners manajemen Keperawatan UMM
ini dilakukan di ruang rawat inap KRISAN A dan LILY A Lantai 3
RS.UMM, dengan uraian denah sebagai berikut.
Batas-batas ruangan sebagai berikut :

a. Timur : Ruang OSCE Fakultas Kedokteran


Barat : Halaman barat/ batas akhir gedung lantai 3 sebelah barat.
b.
Utara : Halaman depan/ Parkiran Mobil depan/ Batas akhir gedung lantai 3
sebelah timur.
c.
Selatan : Halaman belakang/ Parkiran Mobil belakang/ Batas akhir gedung lantai 3
d. sebelah selatan.
15

DENAH INSTALASI RAWAT INAP GEDUNG DUA LANTAI 1 RUANG KRISAN LILY A RS. UMM

Masjid Keterangan
Pasi
Tangga

Lift

Ruang OSCE FK
Halaman
Depan Ruang Nurse
Station

Ruang Tunggu
Krisan Lily

Lantai 1

Krisan A

Lily A

Gambar 2.3 : Denah Ruangan Krisan


Lily A RS. UMM
16

2.3.2 Peralatan dan Fasilitas di Ruang Rawat Inap Ruang Krisan Lily A
1. Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Ruang Lily A Lantai 3
RS.UMM
Tabel 2.11 : Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Lily A

No Ruang Nama Barang Ideal Jumlah Kondisi Keterangan


1 301 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 302 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
17

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik


No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 303 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 304 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 305 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
18

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 306 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 1 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 307 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
19

Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 308 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 Bed Pasien 1:1 2 Baik
309
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 1 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
8 Ember Kamar 1/ruangan 1 Baik
Mandi
20

9 Gayung 1/ruangan 1 Baik


10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 310 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 311 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakan 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 Kipas Angin 1:1 2 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
21

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik


16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

2. Fasilitas Untuk Pasien di Instalasi Rawat Inap Ruang Krisan Lantai 3


RS.UMM
Tabel 2.12 : Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Krisan A

No Ruang Nama Barang Ideal Jumlah Kondisi Keterangan


1 312 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 313 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
22

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


1 314 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan
1 315 Bed Pasien 1:1 2 Baik
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik
3 Nakas 1:1 2 Baik
Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik
10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik
23

11 AC 1/ruangan 1 Baik
12 TV 1/ruangan 1 Baik
13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik
14 Meja Portable 1:1 2 Baik
15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik
16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik
No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 316 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 317 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
6 Kurden Coklat 2/ruangan 2 Baik
Kecil
24

7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik


Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 318 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


25

1 319 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 Bed Pasien 1:1 2 Baik


320
2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakas 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 1 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik
26

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 0 - Ditambahi

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan


0
321 (dipinjam
1 Bed Pasien 1:1 -
ruangan
lain)
2 Tiang Infus 1:1 - -

3 Nakas 1:1 - -
Kursi Penunggu
4 2/ruang - -
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan - -
Kurden Coklat
6 2/ruangan - -
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan - -
Ember Kamar
8 1/ruangan - -
Mandi
9 Gayung 1/ruangan - -

10 Kurden Sketsel 1:1 - -

11 AC 1/ruangan - -

12 TV 1/ruangan - -

13 Rak Sabun 1/ruangan - -

14 Meja Portable 1:1 - -

15 Wastafel 1/ruangan - -

16 Tempat Sampah 1/ruangan - -

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 322 Bed Pasien 1:1 - -

2 Tiang Infus 1:1 - -

3 Nakan 1:1 - -
Kursi Penunggu
4 2/ruang - -
Pasien
27

5 Kurden Putih 1/ruangan - -


Kurden Coklat
6 2/ruangan - -
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan - -
Ember Kamar
8 1/ruangan - -
Mandi
9 Gayung 1/ruangan - -

10 Kurden Sketsel 1:1 - -

11 AC 1/ruangan - -

12 TV 1/ruangan - -

13 Rak Sabun 1/ruangan - -

14 Meja Portable 1:1 - -

15 Wastafel 1/ruangan - -

16 Tempat Sampah 1/ruangan - -

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 323 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakan 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik


28

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik

No Ruang Nama Barang Jumlah Kondisi Keterangan

1 324 Bed Pasien 1:1 2 Baik

2 Tiang Infus 1:1 2 Baik

3 Nakan 1:1 2 Baik


Kursi Penunggu
4 2/ruang 2 Baik
Pasien
5 Kurden Putih 1/ruangan 1 Baik
Kurden Coklat
6 2/ruangan 2 Baik
Kecil
7 Tempat Jemuran 1/ruangan 1 Baik
Ember Kamar
8 1/ruangan 1 Baik
Mandi
9 Gayung 1/ruangan 1 Baik

10 Kurden Sketsel 1:1 2 Baik

11 AC 1/ruangan 1 Baik

12 TV 1/ruangan 1 Baik

13 Rak Sabun 1/ruangan 1 Baik

14 Meja Portable 1:1 2 Baik

15 Wastafel 1/ruangan 1 Baik

16 Tempat Sampah 1/ruangan 1 Baik


Fasilitas untuk pasien yang dimiliki Ruang Krisan Lily A Lantai 3
sudah baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien dalam 23 ruangan.

3. Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan pada kasus medical di Rawat Inap


Ruang Krisan Lily A Lantai 3 RS. UMM.
Ruangan Nurse Station krisan Lily sudah dilengkapi dengan Aerocom
yang memudahkan dan mempercepat dalam melakukan asuhan
keperawatan baik dalam pemenuhan stock kebutuhan pasien ataupun
dalam pemenuhan kebutuhan data laboratorium.
Pada pasien-pasien dengan kasus menular, Ruang Krisan Lily A belum
memiliki ruangan isolasi khusus yang standar.
29

4. Peralatan Non Medis


Tabel 2.13 Sarana dan Prasarana di Ruang Krisan Lily A

No NamaBarang Ideal Jumlah Kondisi

1 Meja Kerja 1:3 2 Baik

3 Kursi kantor 4/ruangan 4 2 Rusak / 2 Baik

4 Kursi Lipat 5/ruangan 5 1 Rusak / 4 Baik

5 Lemari es 1/ruangan 1 Baik

6 Wastafel 1/ruangan 3 Baik

7 Cermin 1/ruangan 1 Baik

8 Jam dinding 1/ruangan 1 Baik


2/
9 Kipas angin berdiri 1 Baik
ruangan
10 Lampu X-ray 1/ruangan 1 Baik

11 Televisi 1/ruangan 1 Baik

12 Almari 5/ruangan 6 Baik

13 Kran 2/ruangan 3 Baik


Tempat botol infus
14 1/ruangan 1 Baik
bekas
15 Tempat Sampah Non 1/ruangan 5 Baik
Infeksius
16 Tempat Sampah 1/ruangan 5 Baik
Infeksius

Alat pemadam api


17 1/ruangan 1 Baik
ringan (APAR)

18 Komputer 1/ruangan 1 Baik

Kontainer tempat linen


19 1/ruangan 1 Baik
kotor

Keranjang untuk ke
20 1/ruangan 2 Baik
KST atau gudang

21 Senter kecil 1/ruangan 0 Baik

22 Troli obat 1/ruangan 2 Baik

23 Troli tindakan 1/ruangan 1 Baik


30

24 Kom mandi stainless 1/ruanan 4 Baik

25 Galon 2/ruangan 2 Baik

26 Aerocom 1/ruangan 1 Baik

27 Dispenser 1/ruangan 1 Baik


5. Fasilitas dan Alat Kesehatan di Ruang Krisan Lily A
Tabel 2.14 Fasilitas dan Alat Kesehatan di Ruang Krisan Lily A

No Sfesifikasi Ideal Jumlah Fisik Fungsi Ket


Barang
Nama / Jenis
Barang
1 BVM 3/ruangan 2 Baik Baik
2 Baskom 2/ruangan 6 Baik Baik
3 Bengkok 2/ruangan 1 Baik Baik Ditambahi
5 EKG 1/ruangan 1 Baik Baik
6 Glucotes 1/ruangan 1 Baik Baik
7 Gunting 2/ruangan 2 Baik Baik
8 Infus Pump 2/ruangan 2 Baik Baik
9 Kompres WWZ 1/ruangan 3 Baik Baik
11 Lampu Tindakan 1/ruangan 1 Baik Baik
12 Flowmeter 10/ruangan 7 Baik Baik Ditambahi
13 Nebulizer 2/ruangan 2 Baik Baik
14 Oxymetri 1/ruangan 2 Baik Baik
15 Pen Light 1/ruangan 1 Baik Baik
16 Pengukur Tb & 1/ruanngan 1 Baik Baik
Bb
17 Pispot 9 Baik Baik
18 Reflek Hammer 1/ruangan 1 Baik Baik
19 Spatel Lidah 5/ruangan 5 Ada Ada
Disposable
20 Stetoskop 3/ruangan 6 Baik Baik
21 Suction Portable 2/ruangan 1 Baik Baik
22 Syring Pump 1/ruangan 1 Baik Baik
23 Tensimeter 2/ruangan 3 1 Rusak 1 Rusak
24 Termometer 2/ruangan 1 Baik Baik
Digital
25 Tourniquate 2/ruangan 2 Baik Baik
26 Troli Baskom 1/ruangan 1 Baik Baik
27 Troli Injeksi 1/ruangan 1 Baik Baik
28 Troli Obat 1/ruangan 2 Baik Baik
29 Troli Tindakan 1/ruangan 1 Baik Baik
31

Fasilitas dan alat kesehatan yang dimiliki Ruang Krisan Lily A lantai 3
sudah baik dan mencukupi untuk kebutuhan pasien sejumlah orang.

2.3.3 Buku Administrasi Penunjang di Ruang Rawat Inap Krisan Lily A

1. Buku registrasi pasien 6. Buku keamanan/ Security


2. Buku timbang terima 7. Buku BHP Medis
3. Buku pinjam meminjam 8. Buku TTV
4. Buku pulang paksa / rujukan 9. Buku Tindakan
5.Buku diet

2.3.4 Fungsi Penggunaan Tempat Sampah


1. Fungsi tempat botol infus bekas sudah sesuai fungsinya yaitu berisikan
hanya botol-botol infus
2. Fungsi tempat sampah non infeksius sudah sesuai fungsinya. Tempat
sampah non infeksius berisikan sampah-sampah yang terbebas dari
infeksi seperti sampah non medis, kardus bungkus obat, plastik
pembungkus spuit.
3. Fungsi tempat sampah infeksius sudah sesuai dengan peletakan dan
penggunaannya yaitu berisikan sampah-sampah pos tindakan yang telah
terpapar pada pasien dan juga botol-botol obat dan spuit tanpa jarum.
4. Fungsi linen kotor sudah sesuai fungsinya yaitu hanya berisikan linen
yang telah terpakai dan linen yang terinfeksi sudah dimasukkan ke dalam
kantong plastik warna kuning yang telah diberi tulisan infeksius.
5. Fungsi safety box sudah sesuai fungsinya dimana hanya berisikan jarum
suntik dan botol ampul yang telah terbuka.

2.3.4 Masalah Pada M2 (Material)


Ruang Krisan Lily A Lantai 3 memiliki ruangan isolasi khusus untuk
pasien dengan kategori penyakit rentan menular akan tetapi belum
memenuhi standart.

2.4 M3 (METODE)
2.4.1 Penerapan MAKP
Berdasarkan hasil observasi di ruang Krisan Lily pelaksanaan MAKP
mendekati Metode Tim-primer modifikasi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan kepala ruangan dan beberapa perawat yang lain, mengatakan bahwa
32

menejemen ruangan masih belum terbentuk dengan sempurna, dikarenakan


kepala ruang belum mendapatkan pelatihan menejemen ruangan. Tidak ada
Perawat primer, tetapi diganti dengan PJ yang berjumlah 4 orang, dan
perawat asosiate diganti oleh perawat pelaksana.

1. Penerapan MAKP
Tabel 2.18. Checklist Tanggung Jawab Kepala Ruang (Nursalam,
2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
7 Mengatur dan mengendalikan asuhan √
keperawatan.
- Membimbing pelaksanaan asuhan
keperawatan.
- Membimbing penerapan proses
keperawatan.
- Menilai asuhan keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk
pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada
pasien dan keluarga yang baru
masuk.
8 Membantu mengembangkan niat √
pendidikan dan latihan diri;
9 Membantu membimbing peserta didik √
keperawatan
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi √
keperawatan dan rumah sakit
Pengorganisasian:
11 Merumuskan metode penugasan/ MAKP √
yang di gunakan.
12 Merumuskan tujuan metode penugasan √
13 Membuat rincian tugas PJ dan anggota PP √
secara jelas
14 Membuat rentang kendali, kepala ruangan √
membawahi 4 PJ, dan PJ membawahi 2–3
perawat
15 Mengatur dan mengendalikan tenaga √
keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan
lain-lain
16 Mengatur dan mengendalikan logistik √
ruangan
17 Mengatur dan mengendalikan situasi √
33

tempat praktik
18 Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang √
tidak berada di tempat kepada
Penanggung Jawab
19 Mengembangkan kemampuan anggota √

20 Menyelenggarakan rapat bulanan √


Pengarahan:
21 Memberi pengarahan tentang √
penugasan kepada penanggung
jawab.
22 Memberi pujian kepada anggota lain yang √
melaksanakan tugas dengan baik

23 Memberi motivasi dalam peningkatan √


pengetahuan, keterampilan, dan sikap

24 Menginformasikan hal-hal yang dianggap √


penting dan berhubungan dengan asuhan
keperawatan pada pasien
25 Membimbing bawahan yang mengalami √
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
26 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota √
lain.
Pengawasan: √
27 Melalui komunikasi: mengawasi dan √
berkomunikasi langsung dengan PJ
maupun perawat pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien

28 Melalui supervisi: √
- Pengawasan langsung dilakukan
dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan
langsung secara lisan, dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
- Pengawasan tidak langsung, yaitu
mengecek daftar hadir PJ, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan PJ tentang
pelaksanaan tugas
34

29 Evaluasi √
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan
dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun bersama PJ
- Audit keperawatan
Total 23 6
Prosentase 80% 20 %

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 80% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi
perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya. Beberapa hal yang
menjadi point penting dari uraian tugas Kepala Ruangan diatas ada beberapa
hal yang belum optimal diantara nya yaitu: membantu mengembangkan niat
pendidikan dan latihan diri, Merumuskan metode penugasan/ MAKP yang
di gunakan., Merumuskan tujuan metode penugasan, Mengembangkan
kemampuan anggota. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan planning keperawatan yang telah disusun bersama
tim.

2. Tugas Penanggung Jawab


Tabel 2.19 Checklist Kinerja Penanggung Jawab ( Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
No Aspek yang dinilai
Ya Tidak
1 Bersama penanggung jawab √
ruangan/kepala ruangan/perawat
associate/PP mengadakan serah terima
tugas setiap penggantian dinas.
2 Melakukan pembagian tugas kepada √
perawat pelaksana dengan
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
3 Menyusun rencana asuhan √
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
4 Mengikuti visite dokter. √
5 Menciptakan suasana harmonis. √
6 Membuat laporan pasien. √
35

7 Mengorientasikan pasien baru. √


8 Membina hubungan saling percaya √
antara perawat, pasien, dan keluarga.
9 Memberikan pertolongan segera pada √
pasien dengan kedaruratan.
10 Membuat laporan pasien dan mencatat √
kasus dari pasien, kejadian diluar
dugaan yang tidak diinginkan.
11 Mengatur waktu istirahat. √
12 Melakukan ronde keperawatan √
bersama kepala ruang dan melaporkan
tentang kondisi pasien, asuhan
keperawatan yang dilakukan, kesulitan
yang dialami.
13 Bersama perawat pagi, sore, dan √
malam melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
14 Mendelegasikan pelaksanaan asuhan √
keperawatan pada PP.
15 Membuat perincian tugas PP. √
16 Menerima konsultasi dari PP dan √
memberikan instruksi keperawatan.
17. Melakukan penyuluhan kepada √
18 pasien/keluarga
19 Memberi teguran dan pujian. √
20 Melengkapi catatan yang telah dibuat √
oleh PP.
21 Mengawasi dan berkomunikasi √
langsung dengan perawat pelaksana.
22 Mengawasi proses asuhan √
keperawatan yang dilakukan oleh
Perawat pelaksana
23 Membantu kepala ruangan √
membimbing peserta didik.
Total 18 5
Prosentase 87% 13%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan Penanggung jawab dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan sudah dilakukan 87 %
sehingga dapat dikatakan fungsi tersebut telah dijalankan dengan Sangat
baik. Sehingga peran fungsi PJ perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian
tugasnya terhadap hal berikut
36

a. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang dan melaporkan


tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang dilakukan, kesulitan
yang dialami.
b. Membagi tugas perawat pelaksana dengan mempertimbangkan
kemampuan masing-masing anggota
c. Membuat perincian tugas anggota
d. Merumuskan asuhan keperawatan untuk setiap pasien
e. Menjadwalkan program penyuluhan

3. Perawat Pelaksana
Tabel 2.20 Checklis Kinerja Perawat Pelaksana ( Nursalam, 2017)
Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai
No Ya Tidak

Pengkajian

1 Melaksanakan pengkajian pada klien √


saat klien masuk rumah sakit
2 Melengkapi format catatan pengkajian √
klien (buku status klien) dengan tepat

3 Menilai kondisi klien secara terus √


menerus
4 Menilai kebutuhan akan klien atau √
keluarga
5 Membuat prioritas masalah √

Perencanaan

6 Membuat rencana perawatan √


berdasarkan kebutuhan klien
7 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan yang lain dalam
merencanakan keperawatan
8 Membuat penjadwalan dalam √
melaksanakan rencana keperawatan
37

Implementasi

9 Menghormati martabat dan rahasia √


klien
10 Mampu berfungsi secara cepat dan √
tepat dalam situasi kegawatan
11 Melaksanakan program pendidikan √
kepada klien dan keluarga
12 Berkerjasama dengan anggota tim √
kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan
Total 6 6

Porsentase 50% 50%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 50% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan kurang baik. Sehingga peran fungsi
perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya, seperti melakukan
pengkajian secara baik dan tepat saat pasien tiba. Dan melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan planning.
Analisis
Ruangan Krisan Lily dipimpin oleh satu orang kepala ruangan dengan
jumlah perawat 11 orang. Kualifikasi tenaga perawat meliputi 2 orang
perawat berpendidikan S1, 9 orang berpendidikan D3.

2.4.2 Proses Timbang Terima


Prinsip dalam penyampaian informasi di Ruang Krisan Lily sudah
mencakup SBAR. Dimana perawat telah menyebutkan kondisi klien, latar
belakang, pengkajian dan rekomendasi tindakan selanjutnya. Media
pemberian informasi dari shift satu ke shift yang lain di dokumentasikan
dalam buku operan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
dan beberapa perawat, didapatkan bahwa ruang Krisan Lily belum memiliki
SOP tersendiri untuk timbang terima, sehingga dalam mengobservasi
timbang terima yang dilakukan perawat kami menggunakan acuan dari
Nursalam (2017). Berdasarkan hasil observasi timbang terima di ruang
Krisan Lily pada tanggal 19 November 2018, yaitu sebagai berikut:
38

Tabel 2.21 Observasi Timbang terima berdasarkan Checklist Timbang Terima


( Nursalam, 2017), di ruang Krisan Lily tanggal 19 November 2018

No Evaluasi Keterangan
Aspek yang dinilai
D T
Persiapan :
1 Timbang terima dilaksanakan setiap √
pergantian sif/ operan.
2 Prinsip timbang terima, semua √
pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
3 PJ menyampaikan timbang terima √
kepada perawat yang shift
selanjutnya dalam timbang terima:
4. Jumlah pasien √
5. Identitas pasien dan diagnosis √
medis
6. Data (keluhan/subjektif dan √
objektif)
7. Masalah keperawatan yang √
masih muncul
8. Intervensi keperawatan yang √
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum);

9 Intervensi kolaboratif dan √


dependen
10 Rencana umum dan persiapan √
yang perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan
program lainnya).
Pelaksanaan di nurse station :
11 Kedua kelompok dinas sudah siap √
(sif jaga).
12 Kelompok yang akan bertugas √
menyiapkan buku catatan
13 Kepala ruang membuka acara √
timbang terima
14 Penyampaian yang jelas, singkat √
dan padat oleh perawat jaga (nic).
15 Perawat jaga sif selanjutnya dapat √
melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap
39

hal-hal yang telah ditimbang


terimakan dan berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas.
Pelaksanaan di bed pasien
16 Kepala ruang menyampaikan salam √
dan pp menanyakan kebutuhan
dasar pasien.
17 Perawat jaga selanjutnya mengkaji √
secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/belum
dilaksanakan, serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan.
18 Hal-hal yang sifatnya khusus dan √
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus
untuk kemudian diserah terimakan
kepada petugas berikutnya.
Post-timbang terima
19 Diskusi √
20 Pelaporan untuk timbang terima √ Tidak ada TTD pada
dituliskan secara langsung pada buku laporan timbang
format timbang terima yang terima
ditandatangani oleh pp yang jaga
saat itu dan pp yang jaga berikutnya
diketahui oleh kepala ruang.
21 Ditutup oleh kepala ruangan √ Ditutup oleh PJ
Total 15 6
Porsentase 72% 28%

Pelaksanaan operan di ruang Krisan Lily sudah baik, yaitu prosentase


mencapai 72 % dilakukan. Namun dalam pelaksanaannya, operan masih
sering dilakukan dengan tidak focus, dan jarang sekali perawat menyebutkan
masalah keperawatan pasien hanya menyebutkan keluhan pasien saat operan.
Serta terapi yang dibacakan hanya terapi dokter sesekali mungkin ada terapi
keperawatan yang dibacakan. Saat di ruangan pasien tidak diklarifikasi
keluhan dan kebutuhan pasien

2.4.3 Ronde Keperawatan


Kajian Teori
Ronde keperawatan adalah kegiatan bertujuan mengatasi masalah
keperawatan klien, dilaksanakan perawat, pasien dilibatkan untuk membahas
40

dan melaksanakan asuhan keperawatan. Akan tetapi, pada kasus tertentu


harus dilakukan oleh perawat primer atau konsuler, kepala ruangan, perawat
associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota (Nursalam, 2015).
Kajian Data
Saat melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa
ronde keperawatan selama ini belum pernah dilakukan.karena waktu yang
tidak tentu dan kesibukan masing-masing perawat dalam menjalankan
tugasnya juga merupakan salah satu alasan ronde keperawatan tidak
terlaksana. Berikut langkah-langkah dalam ronde kperawatan:

Tahap pra
PP 1. Penetapan
pasien
2. persiapan pasien baru
Tahap Pelaksanaan  Informed consent
Di Nurse Station  Hasil pengkajian/validasi
3. Penyajiandata  Apa diagnosis
masalah keperawatan?
Tahap pelaksanaan  Apa data yang mendukung?
Dikamar pasien  Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
Pasca ronde (N station) 6. kesimpulan dan  Apa
4. hambatan
validasi data yang
di bed
rekomendasi solusi ditemukan?
pasien
masalah PP, Konselor, KARU

5. Lanjutan-Diskusi di
Nurse Station

Gambar 2.3 Langkah-langkah Ronde Keperawatan

Peran masing-masing anggota tim dalam ronde:


1. Peran perawat primer dan perawat associate
 Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
 Menjelaskan diagnosis keperawatan
 Menjelaskan intervensi yang dilakukan
 Menjelaskan hasil yang didapat
 Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
 Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
2. Peran perawat konselor dan Tenaga kesehatan lainnya
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
41

c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi


keperawatan serta rasional tindakan.
d. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

2.4.4 Orientasi Pasien Baru


Pada tanggal 19 November 2018, total jumlah pasien baru sebanyak 1
orang Berdasarkan observasi selama 1 hari pasien baru tersebut, pasien
baru dan keluarga pasien mendapatkan orientasi dari perawat (80%).
Tabel 2.22 Daftar Lembar Observasi Penerimaan Pasien Baru
Jawaban
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
Ya Tidak
Tahap Persiapan
1. Karu memberitahu PJ ada pasien baru √

2. PJ menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam √


penerimaan pasien baru, diantaranya lembar
pasien masuk rumah sakit, lembar pengkajian,
lembar inform consent, status pasien, nursing kit,
lembar tata tertib pasien.
3 Karu meminta bantuan PJ untuk mempersiapkan √
tempat tidur pasien baru
4 Karu menanyakan kembali kepada PJ tentang √
kelengkapan untuk menerima pasien baru
5 PJ menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan √
Tahap Pelaksanaan
7 Karu dengan PJ menyambut pasien dan keluarga √
dengan memberi salam serta memperkenalkan diri
PJ pada klien dan keluarga
8 PJ menunjukkan atau orientasi tempat dan fasilitas √
yang ada di ruangan kemudian perawat pelaksana
mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam
lembar penerimaan pasien baru
9 PJ, pasien dan keluarga menandatangani lembar √
penerimaan pasien baru
Total 9 0
Presentase 100% 0%

Tabel 2.23 Orientasi Pasien baru di ruang Krisan Lily RS.UMM


No Data yang dinilai Ya Tidak Ket.
1 Pada saat penerima pasien baru,
perawat menjelaskan tata tertib √
ruangan
2 Pada saat pasien baru datang, √
perawat memberikan edukasi
tentang pencegahan infeksi
42

diruangan
3 Pada saat pasien baru datang, √
perawat menerima dengan cepat
melakukan assesment awal
4 Pada saat penerimaan pasien √
baru, perawat
mendokumentasikan,
pemasangan gelang sesuai
dengan prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima pasien √
baru perawat menjelaskan jam
berkunjung pasien
JUMLAH 4 1
PERSENTASE 80 %

2.4.5 Pengelolaan Logistik dan Obat


Dokter

Koordinasi dengan
perawat

Farmasi/Apot
ik

PP/Perawat yang
menerima  Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
perawat
 Lembar serah terima obat
 Buku serah terima/masuk

Pengaturan dan pengelolaan


oleh perawat

Pasien/keluarga
Gambar 2.4 Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2017)

Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Untuk


pengambilan obat dari apotik semua sudah diantarkan langsung oleh
petugas apotik setelah resep dikirimkan. Obat oral maupun injeksi
disimpan pada loker obat pasien yang ada di ruangan perawat. Obat oral
dan injeksi ditempatkan pada tempat yang terpisah, masing-masing loker
berisikan nomer bed tanpa ada nama ataupun no register pasien. Saat ini
obat di antarkan langsung oleh petugas farmasi ke ruangan, namun apabila
43

obat akan segera dipakai, biasanya perawat yang mengantar resep ke


farmasi langsung menunggu sampai obatnya selesai disiapkan.

Tabel 2.24 Daftar Lembar Observasi Sentralisasi Obat


No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan √
sediaan dalam kartu control, dan diketahui (ditandatangani) oleh
keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
2. Keluarga atau pasien mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana √
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 7 BENAR.
3. Pasien atau keluarga mendapatkan salinan obat yang harus √
diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan disimpan oleh perawat dalam kotak √
obat
5. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku √
daftar pemberian obat.
6. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat √
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
7. Sediaan obat yang ada diperiksa setiap pagi oleh kepala ruang atau √
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat.
8. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada √
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab
9. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan alur pemberian √
obat, maka informasi ini akan dimasukan dalam kartu sediaan obat.
10. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka √
dokumentasikan hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus
obat.
11. Obat di kategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang √
cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar hanya diberikan dalam
waktu tertentu /sewaktu saja.
12. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format √
pemberian obat oral/injeksi khusus untuk obat tersebut dan
dilakukan oleh perawat primer.
13. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga, nama obat, √
kegunaan obat, waktu pemberian efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian
44

14. Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka √
obat dikembalikan kepada klien / keluarga dengan ditanda tangani
oleh klien / keluarga serta tanggal dan waktu penyerahan.
Jumlah 10 4
Presentase (%) 72 % 28 %
Tabel 2.25 Kajian Data Observasi Pengelolaan Obat di Ruang Mawar RS UMM
Malang pada Tanggal 19- 21 November 2018
No Data yang dinilai Ya Tidak Keterangan
Penerimaan Resep/Obat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat
adalah kepala ruang yang dapat

didelegasikan kepada staf yang ditunjuk
(PJ / perawat pelaksana)
2. Melakukan penjelasan dan permintaan √
persetujuan tentang sentralisasi obat
pada pasien/keluarga
3. Format sentralisasi obat berisi: nama,

no. register, umur, ruangan.
Pemberian Obat.
4. Perhatikan 7 tepat (pasien, obat, dosis,
cara, waktu, informasi dan
dokumentasi) dan 1W √
(Waspada/monitoring) dalam pemberian
obat.
5. Perawat meminta tanta tangan
persetujuan dari pasien/keluarga saat √
akan memberikan obat
Penyimpanan Obat
6. Obat yang diterima dicatat dalam buku √
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
7. Periksa persediaan obat, pemisahan √
antara obat untuk penggunaan oral dan
obat luar dan obat injeksi
TOTAL 5 2
PERSENTASE 67% 33%
45

2.4.6 Discharge Planning

Dokter dan tim PJ dibantu


kesehatan lain PP

Penentuan keadaan pasien

1. klinis dan pemeriksaan


penujang lain
2. tingkat ketergantungan
pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi Lain -lain

Program HE
 Control dan obat
nersan
 Aktivitas dan istirahat
 Perawatan diri
Gambar 2.5 Alur Discharge Planning

Tabel 2.26 Tabel Observasi Discharge Planning di Ruang Krisan Lily 19- 21 November
2018
No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan
1 Pemulangan pasien dapat berjalan lancar √
2 Pasien boleh pulang jika semua pemeriksaan √
penunjang sudah selesai dan tidak dilakukan
pemeriksaan lain lagi saat pasien diijinkan
pulang
3 Pasien boleh pulang jika administrasi sudah √
selesai
4 Dokter menginformasikan kepada pasien bahwa √
pasien boleh pulang
5 Perawat melakukan pengecekan ulang √
mengenai tindakan-tindakan pelayanan yang
telah dilakukan
6 Perawat menginformasikan pelayanan yang √
telah dilakukan kepada petugas administrasi
7 Pihak administrasi verifikasi data √
46

8 Petugas administrasi menginformasikan total √


biaya rawat inap kepada pasien / keluarga pasien
9 Keluarga pasien mengurus pembiayaan di kasir √
10 Menyerahkan bukti pembayaran kepada √
perawat yang bertugas
11 Perawat memberikan surat kontrol kepada √
pasien
13 Perawat menjelaskan tentang hal hal yang perlu √
diajarkan kepada pasien dan keluarga (diit,
aktifitas dan istirahat, prosedur minum obat
yang benar, penanganan dan pencegahan
penyakit yang dialami, dan perawatan diri)
14 Perawat mengantar pasien sampai ke tempat √
penjemputan
15 Perawat memberikan leaflet tentang diet dan √
nutrisi untuk pasien
Jumlah Prosentase 13 2
(87%) (13%)

Hasil dari analisis terhadap observasi dan kajian data terhadap discharge
planing Ruang Krisan Lily RS.UMM Pelaksanaan discharge planning pada tgl 19
November 2018 terlaksana dengan baik (87%).

2.4.7 Supervisi
Bedasarkan hasil wawancara dari kepala ruang dan perawat di ruang
Krisan Lily RS.UMM, supervisi dilakukan hampir setiap hari oleh Kepala
Ruang dengan langsung mendatangi pasien untuk mengevaluasi tindakan
keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat.
Mekanisme supervisi yang dilakukan di Ruang Krisan Lily adalah
dengan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan oleh kepala
ruangan setiap pagi dan terkadang kepala ruangan mengecek dan
mensupervisi non medis, sarana pra-sarana dan kebutuhan ruangan.
.
2.4.8 Dokumentasi
Ruang Mawar RS.UMM menggunakan teknologi informasi
manajemen billing system, tetapi belum terdapat sistem informasi
manajemen pada dokumentasi asuhan keperawatan. Penyusunan
dokumentasi asuhan keperawatan selama ini masih dilakukan secara
manual (ditulis tangan melalui rekam medis pasien).

2.4.9 Standar Asuhan Keperawatan


47

Standar Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang Krisan Lily


menggunakan acuan NANDA NIC dan NOC. Pada ruang krily format
pengkajian menggunakan form B1-B6, tersedia kolom untuk penulisan
diagnosis keperawatan, rencana keperawatan terdapat form tersendiri yang
berisi kolom diagnosis, NOC dan NIC. Untuk lembar implementasi masih
dalam bentuk cek lis CKHP, form evaluasi ditulis di Catatan
Perkembangan, dengan penulisan soap yang tidak singkron dengan NOC.

2.4.10 Standar Prosedur Operasional (SPO)


Ruang Krisan Lily sudah memiliki SPO cukup lengkap dan
memadai. Tetapi tersimpan dalam bentuk soft Copy di computer dan
terdapat SOP yang sudah di cetak

2.4.11 Pedoman Orientasi Pasien Baru


Bagi pasien yang rawat inap di Ruang Krisan Lily, sudah dilakukan
program orientasi pasien baru, sehingga mempermudah pelayanan oleh
karena pasien dan keluarga sudah terorientasi dan pasien mendapatkan
pendidikan tentang hak dan kewajiban sehingga lebih kooperatif.

2.4.12 Alur Pelayanan


Ruang Krisan Lily menerima pasien dari Rawat Jalan, IGD dan
Ruang Perawatan yang lain. Pasien baru di terima oleh perawat kemudian
pasien diantarkan keruangan, setelah itu dilakukan serah terima tentang
prosedur tindakan, terapi dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan pasien
yang KRS, menggunakan form pengkajian rencana pemulangan, lembar
edukasi pasien dan di tanda tangani oleh keluarga atau pasien yang
menerima edukasi dan perawat yang memberi edukasi.

2.4.13 Sistem Komunikasi


Sistem komunikasi sudah berjalan dengan baik dan lancar, baik
secara vertikal (atasan dan bawahan) maupun secara horizontal (antar unit
kegiatan).
2.4.14 Tata Tertib
48

Sudah adanya SPO tentang Tata tertib di Rumah Sakit. Akan tetapi
masih ditemukan :
1. Masih ada Anak di bawah umur 12 tahun berkunjung ke ruangan
2. Penunggu pasien masih ada yang tidak memakai kartu penunggu
3. Penunggu pasien masih ada yang bergerombol sehingga membuat
pasien yang lain menjadi tidak nyaman

2.4.15 Masalah pada M3 Methode


Dari hasil observasi dan wawancara yang sudah diakukan didapatkan
ada beberapa masalah pada M3, yaitu antara lain:
1. Di ruangan tidak ada panduan dalam penerapan MAKP
2. Timbang terima tidak disampaikan masalah yang masih muncul
3. Penanggung Jawab (PJ) terkadang masih ikut tindakan sehingga tidak
fokus dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara
komprehensif. Sehingga tidak bisa menyusun asuhan keperawatan
dengan baik dan benar.
4. Asuhan Keperawatan masih belum sesuai dengan aturan
pendokumentasian asuhan keperawatan, serta masih terpisah pisah. Ada
beberapa data yang tidak singkron antara NOC dan evaluasi SOAP.

2.5 M4 (Money)
2.5.1 Sumber Pendapatan Ruangan
1. Sumber pendapatan di ruang Krisan Lily RS Universitas
Muhammadiyah Malang berasal dari pasien umum dan pasien BPJS.
Hal ini diatur oleh rumah sakit dan dibagikan pada tiap ruangan sesuai
kebutuhan yang terpusat dari instansi rawat inap. Perawat ruangan
Krisan Lily A mengadakan iuran bulanan setiap perawat Rp 10.000,00
2. Perawatan pasien menggunakan fasilitas kamar Krisan A dengan tarif
Rp 375.000,00 di ruang Lily A sebesar Rp 275.000,00 perhari dengan
tarif penunjang disesuaikan.

Tabel 2.24 Registrasi Pasien di Ruang Krisan Lily A RS UMM

Jenis Agustus September Oktober Total (%)


Pendapatan
BPJS 113 126 146 385 85,2%
UMUM 21 15 25 61 13,5%
Asuransi Swasta 4 0 2 6 1,3%
49

Total Pasien 138 141 173 452 100%


Sumber: Buku Registrasi pasien Ruang Krisan Lily A RS UMM

Dari tabel tersebut di atas, pasien yang menggunakan pembayaran umum


sebanyak 61 pasien (13,5%), menggunakan BPJS sebanyak 385 pasien (85,2%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien rawat inap di ruang Krisan
Lily A, mayoritas adalah dengan menggunakan BPJS.

Tabel 2.25 Tarif Tindakan Perawatan Di Ruang Rawat Inap Bulan


November 2018
No Tindakan Keperawatan Tariff/tindakan Keterangan
1 Pemasangan infus dewasa Rp. 22.000
2 Pemasangan infus anak Rp. 22.000
3 Injeksi IV bolus Rp. 7.000
4 Rawat luka ringan Rp. 17.000
5 Rawat luka kecil Rp. 35.000
6 Rawat luka sedang Rp. 35.000
7 Rawat luka luas Rp. 70.000
8 EKG Rp. 30.000
9 Injeksi IM/SC Rp. 12.000
10 Nebulizer Rp. 12.000
11 Pasang kateter Rp. 17.000
12 Pasang NGT Rp. 17.000
13 Suction Rp. 20.000
14 GDA Rp. 17.000
15 Injeksi IC/IV Rp. 12.000
16 Menyeka pasien Rp. 17.000
17 Discharge Planning Rp. 17.000
18 Ambil sampel lab Rp. 17.000
19 Ambil sampel lab anak Rp. 20.000
20 Memasukkan obat supositorial Rp. 12.000
21 Oral higiene Rp. 12.000
22 Aff kateter Rp. 17.000
23 Gastric colling Rp. 17.000
24 Aff drain Rp. 30.000
25 Perawatan kateter Rp. 60.000
26 Spoeling Rp. 17.000
27 Aff tampon Rp. 85.000
28 Observasi pasien / 24 jam Rp. 85.000
29 Lepas NGT Rp. 17.000
50

30 Rekap askep Rp. 7.000


31 Buang urine Rp. 7.000
32 Transfusi Rp. 12.000
33 Membantu BAB Rp. 12.000
34 Aff infus Rp. 17.000
35 Perawatan jenazah Rp. 27.000
36 Kompres Rp. 7.000
37 Skiren Rp. 17.000
Catatan : untuk semua administrasi pembayaran pelayanan tindakan dipusatkan di
kasir rumah sakit

2.5.2 Sistem Gaji


Sistem gaji pegawai rumah sakit Universitas Muhammadiyah Malang
berasal dari internal rumah sakit dan ditambahkan dengan insentif per
bulan. Sumber dana berasal dari pendapatan instalasi rawat inap dan klaim
BPJS serta asuransi mandiri yang dikelola oleh bidang keuangan RS
UMM.

2.6 M5 (MUTU)
2.6.1 Analisis BOR, ALOS
Tingkat rata-rata cakupan pasien di ruang Krisan Lily A pada bulan
Agustus, September, Oktober 2018
1. Agustus
a. BOR : 73,6% (standar 75-85%)
b. ALOS : 2 hari (standar 4-7 hari)
2. September
a. BOR : 79,7%
b. ALOS : 3 hari
3. Oktober
a. BOR : 94%
b. ALOS : 3 Hari

2.6.2 Pasien Safety


Keselamatan pasien di rumah sakit menurut KARS (2012) dibagi menjadi
beberapa sasaran, antara lain:
1. Sasaran 1 : Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru-pasien sebenarnya terjadi di semua aspek
diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya
error/kesalahan dalam mengidentifikasi pasien, adalah pasien yang dalam
51

keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, atau tidak sadar


sepenuhnya; mungkin bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam rumah
sakit atau akibat situasi lain. Tujuan dari ketepatan identifikasi pasien adalah
untuk mengidentifikasi pasien sebagai individu yang dimaksudkan untuk
mendapatkan palayanan atau pengobatan, dan untuk mencocokkan
pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Diruang Krisan Lily A setiap pasien telah terpasang gelang identitas
yang berisi nama, No RM, tanggal lahir, jenis kelamin, usia. Gelang
identitas berfungsi untuk memvalidasi tindakan yang akan diberikan sesuai
dengan pasien yang dituju. Identifikasi pasien dilakukan dengan 2 cara yaitu
menyangakan nama dan tanggal lahir.
2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi kesalahan dan
menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan
secara elektronik, lisan dan tertulis. Komunikasi paling mudah mengalami
kesalahan adalah lisan dengan menggunakan telepon. Komunikasi lain yang
mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis,
seperti laboratorium klinis menelepon unit pelayanan pasien untuk
melaporkan hasil memeriksaan segera/cito.
Didapatkan ruang Krisan Lily A menggunakan teknik CABAK (catat,
baca, konfirmasi) dalam melaporkan keadaan pasien. Perintah lisan dan
yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap
oleh penerima perintah dan dibacakan kembali oleh penerima perintah
kemudian dikonfirmasi oleh pemberi perintah.
3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspasai
(High-Alert Medications)
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication) adalah obat
yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error, obat
yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome) demikian pula obat-obatan yang tampak mirip/ucapan mirip
(nama obat, rupa dan ucapan mirip/ NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA).
52

Didapatkan data untuk kewaspadaan dan keamanan obat di ruang Krili


A menggunakan metode penyimpanan dalam loker pasien yang diberi lebel
nomor kamar pasien namun tidak disertai dengan nama pasien.
Penyimpanan obat yang tidak dapat disimpan di suhu ruangan disimpan di
lemari es dan beri lebel nama dan no. RM pasien.
Untuk obat-obatan yang tergolong high alert ruang Krili A
menggunakan metode pelabelan high alert dengan label warna merah serta
menggunakan teknik Lasanorum untuk menandakan adanya kesamaan
kemasan obat, nama obat dan bentuk dari obat.
4. Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien
Operasi
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-operasi pasien, adalah kejadian yang
mengkhawatirkan dan biasa terjadi di rumah sakit. Kesalahan ini adalah
akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota
tim bedah, kurang/tidak melibatkan pasien di dalam penandaan lokasi (site
marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi operasi. Di
samping itu juga assesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan ulang
catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung komunikasi
terbuka antara anggota tim bedah, permasalahan yang berhubungan dengan
resep yang tidak terbaca (illegible handwriting) dan pemakaian singkatan.
Untuk menghindari ketidakamanan pasien di ruang Krisan Lily A
melakukan penandaan pada pasien yang akan dilakukan operasi, yang
membuat tanda pada pasien adalah operator dan verifikator di IDO.
Sebelum pasien berangkat ke ruang operasi dilakukan verifikasi terlebih
dahulu dengan melibatkan pasien dengan menyakan lokasi dan tindakan
yang akan dilakukan. 1
5. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesahatan
Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran darah (blood
stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan ventilasi
mekanis). Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat.
53

Ruang Krisan Lily A sudah menerapkan 5 momen cuci tangan (sebelum


kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic, setelah kontak
dengan pasien, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak
dengan lingkungan pasien) dengan 6 langkah cuci tangan dan menggunakan
handscoon pada setiap tindakan aseptic. Setelah pasien pulang dilakukan
pembersihan pada bed pasien dan handel dengan menggunakan terralin
sedangkan pada pasien infeksius diletakkan pada ruangan 306 dan 307 yang
digunakan sebagai ruang isolasi sementara. Saat pasien dengan kasus
infeksius pulang ruangan dibersihkan dengan menggunggunakan terralin
dan semua yang dapat terjangkau oleh tangan seperti bed, saklar lampu,
kursi, almari, handle pintu, gorden dilepas dan seluruh ruangan dibersihkan
dan dikosongkan selama 3 hari. Setelah 3 hari ruangan bisa di isi kembali
dengan pasien baru.
6. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera
pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani,
pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi
risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cereda
bila sampai jatuh. Program ini menonitor baik konsekuensi yang
dimaksudkan atau yang tidak disengaja terhadap langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengurangi pasien jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak
benar dari alat penghalang atau pembatasan asupan cairan bisa
menyebabkan cedera, sirkulasi yang terganggu, atau integritas kulit yang
menurun.
Di ruang Krisan Lily A menerapkan assesment resiko pasien jatuh,
sudah terdapat gelang resiko pasien jatuh dan terpasang penghalang tempat
tidur untuk mengurangi angka kejadian jatuh. Pada bulan Agustus,
September, Oktober 2018 ruang Krisan Lily A terdapat 0% kejadian pasien
jatuh.

2.6.3 Kriteria Rumah Sakit


54

Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang merupakan rumah sakit


Tipe C dengan Akreditasi Paripurna yang diberikan oleh KARS (Komite
Akreditasi Rumah Sakit).
Menurut KARS syarat sebuah rumah sakit tipe C adalah sebagai berikut:
1. Manajemen
a. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
b. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
c. Manajemen fasilitas dan Keselamatan (MFK)
d. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
e. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
2. Medis (RS NON PENDIDIKAN/ RS tanpa peserta didik klinis)
a. Akses ke rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
b. Assesmen Pasien (AP)
c. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
d. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
e. Program Nasional
1) Menurunkan angka kematian inbu dan bayi
2) Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
3) Menurunkan Angka Kesakitan TB
4) Pelayanan Geriatri
5) Pelayanan Pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
3. MEDIS (RS yang mempunyai peserta didik klinis)
a. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
b. Assesmen Pasien (AP)
c. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
d. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
e. Program Nasional
1) Menurunkan angka kematian inbu dan bayi
2) Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
3) Menurunkan Angka Kesakitan TB
4) Pelayanan Geriatri
5) Pelayanan Pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
f. Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit
4. Keperawatan
a. Sasaran Kesalamatan Pasien (SKP)
b. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
c. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
d. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
e. Manajemen informasi dan rekam Medik (MIRM)

2.6.4 Tingkat Kepuasan Pasien


Tabel 2.26 Tingkat Kepuasan Pasien Pada Tanggal 19 November 2018
No Tingkat Kepuasan Pasien Persentase
1. Buruk 0%
2. Kurang 0,4 %
3. Baik 40%
4. Sangat Baik 59,6 %
55

Analisis :
Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kepuasan pasien dengan
menggunakan kuesioner pengukuran kepuasan pasien RS Universitas
Muhammadiyah Malang pada tanggal 19 November 2018 yang diberikan kepada
9 pasien didapatkan hasil tertinggi yaitu sangat baik dengan prosentase 59,6%
dengan nilai tertinggi pada pertanyaan no 5 yaitu keramahan dokter dan tingkat
kepuasan pasien baik sebanyak 40%, dan tingkat kepuasan pasien kurang
sebanyak 0,4% dengan nilai terendah pada pertanyaan nomor 15 yaitu pada rasa
makanan. Terdapat komplain dari beberapa pasien/keluarga pasien tentang
pelayanan yang diberikan.

2.6.5 Masalah pada M5 (MUTU)


1. Keluarga/ pengunjung masih ada yang belum melakukan cuci tangan 6
langkah
2. Masih ada keluarga/pengunjung pasien yang memotret tanpa izin
3. Masih ada keluarga/pengunjung yang tidak menggunakan masker di
ruang 306 dan 307 (ruang isolasi sementara)

2.7 Analisa SWOT


2.7.1 Analisa SWOT M1
Tabel 2.27 Analisa SWOT MI
Faktor Strategi Internal
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Semua perawat di Ruang Krisan-Lily A 0,5 2 1
RS.UMM mengikuti pelatihan
BCLS/BCTLS dan PPI, EKG, Cod blue,
Rawat luka, Service Excellent,
Plebotomi S-W
2. Adanya perawat yang mengikuti 0,5 2 1 3,6 – 1= 2,6
pelatihan dan seminar internal
Total 1 3,6

Weakness( Kelemahan) Bobot Rating Skor


1. Kurangnya SDM 1 2 1
Total 1 1

Faktor Strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Adanya kesempatan untuk melanjutkan 0,5 4 2
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
56

2. Adanya program akreditasi RS dari 0,5 4 2


pemerintah dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian O–T
Total 1 4 4,0 - 3= 1

Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor


1. Makin tinggi komplein pasien 1 3 3
mengenai manajmen ruangan Krisan-
Lily A
Total 1 3

2.6.2 Analisa SWOT M2 (Material)


Tabel 2.28 Analisa SWOT M2

Fator strategi Internal (IFAS)


Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Sudah mempunyai sarana dan 0,3 4 1.2
prasarana yang memadai untuk pasien,
tenaga kesehatan dan keluarga pasien,
termasuk sarana dan prasarana
universal precaution untuk perawat
2. Sudah terdapat bak sampah infeksius, 0,3 4 1.2
non infeksiun dan bak sampah khusus
botol infus S–W
3. Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8 4 – 2,1= 1,9
4. Alat kesehatan di ruangan dalam 0,2 4 0,8
keadaan baik
Total 1 4

Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor


1. Tersedianya papan struktur organisasi 0,3 3 0,9
di ruangan tetapi tidak digunakan
secara maksimal
2. Tidak tersedianya ruang isolasi untuk 0,4 3 1,2
pasien yang terkena penyakit
berbahaya namun tidak sesuai dengan
standart
Total 1 2,1

Faktor strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Pengadaan sarana dan prasarana 0,5 4 2
ditunjang dari rumah sakit
57

2. Perbaikan sarana dan prasarana yang 0,5 4 2


rusak diperbaiki oleh pihak penunjang O–T
medis di Rumah Sakit 4 – 2,5 = 1,5
Total 1 4
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi sarana prasarana 0,5 3 1,5
2. Keadaan pasiean yang tidak stabil yang
dapat merusak sarana dan prasarana
ruangan 0,5 2 1
Total 1 2,5

2.7.3 Analisa SWOT M3 (Method)


MAKP
Tabel 2.29 Analisa SWOT M3
Faktor strategi internal (IFAS)
MAKP
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Model MAKP yang diterapkan di 0,4 1 0,4
ruangan yaitu MAKP Tim-Primer
2. Tugas karu sudah dilakukan dengan 0,2 2 0,4 S–W
baik 1,6 – 3,0 =
3. Tugas PJ sudah dilakukan dengan 0,2 2 0,4 -1,4
cukup baik
4. Tugas PP sudah dilakukan dengan baik 0,2 2 0,4
Total 1 1,6

Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor


1. Perawat kurang paham tentang 0,5 3 1,5
pengaplikasian atau penerapan MAKP
Tim-Primer
2. Belum ada kejelasan mengenai MAKP 0,5 3 1,5
yang diterapkan di ruangan
Total 1 3,0

Faktor strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Menejemen rumah sakit memiliki case 0,5 3 1,5 O–T
menejer sebagai konsultan 2,0 – 3,4 =
2. Menejemen rumah sakit memberikan 0,5 3 0,5 -1,4
kesempatan bagi beberapa perawat
untuk mengikuti pelatihan yang
diperlukan.
Total 1 2,0

Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor


58

1. Jumlah pasien yang tidak menentu 0,2 2 0,4


2. Tugas pokok perawat yang semakin 0,8 4 3,2
terabaikan
Total 1 3,4

Sentralisasi Obat

Faktor strategi internal (IFAS)


Sentralisasi obat
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Tersedia sarana dan prasarana untuk 0,2 4 0,8
pengelolaan sentralisasi obat
2. Sudah dilakukan sentralisasi obat oleh 0,1 4 0,4
perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi
3. Adanya buku obat yang bekerja sama 0,2 3 0,6
dengan depo farmasi
4. Tersedianya loker obat untuk masing 0,1 4 0,4
masing pasien
5. Loker untuk obat injeksi dan oral 0,2 3 0,6
disendirikan
6. Sudah diterapkan ODD (One Daily 0,2 3 0,6
Dose)
Total 1 3,4
S–W
3,4 – 2 ,3 =
1,1
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Saat dilakukan pemberian obat injeksi 0,4 2 0,8
ke pasien belum dilakukan tanda
tangan persetujuan keluarga/pasien
2. Pendokumentasian keluar masuknya 0,3 2 0,6
obat kurang optimal, sehingga kadang
di ruangan kekurangan obat.
3. Loker obat pasien tidak dicantumkan 0,3 3 0,9
nama dan nomer register. Hanya
dicantumkan nomer ruang dan nomor
bed
Total 1 2,3

Faktor strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Perawat memberi etiket kepemilikan 0,3 3 0,9
tentang penyimpanan obat O–T
2. Sudah tersedianya lembar injeksi dan 0,4 4 1,6 3,7– 3 = 0,7
lembar pemberian obat oral
3. Sudah tersedia lembar ODD (One Daily 0,3 4 1,2
Dose)
59

Total 1 3,7

Treathened (Ancaman)
1. Semakin tingginya pengetahuan 1 3 3
masyarakat tentang hukum
Total 1 3

Superfisi

Faktor strategi internal (IFAS)


Supervisi
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Kepala ruangan melaksanakan 1 2 2
supervise
Total 1 2

Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor S–W


1. Belum ada lembar catatan untuk 0,5 2 2 2– 2,5 = 0,5
pendokumentasian hasil superfisi
2. Ketika kepala ruang libur supervise 0,5 3 1,5
terkadang tidak berjalan
Total 1 2,5
Eksternal faktor (EFAS)
Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Adanya teguran dari kepala ruangan 0,5 3 1,5
bagi perawat yang tidak melaksanakan
tugas dengan baik
2. Hasil supervisi bisa digunakan untuk 0,5 4 2,0
peningkatan pelayanan keperawatan di
ruangan Krisan Lily A O–T
Total 1 3,5 3,5 – 3 = 0,5

Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor


1. Diluar jam dinas kepala ruang bisa 1 3 3
menjadi kelalain bagi hasil superfisi
yang akan dilakukan kepala ruang.
Total 1 3

Timbang terima

Internal Faktor (IFAS)


60

Timbang terima
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Adanya klarifikasi tanya jawab dan 0,2 2 0,4
validasi terhadap semua yang
ditimbang terimakan
2. Semua perawat tau hal-hal yang perlu 0,2 3 0,6
dipersiapkan dalam timbang terima
3. Timbang terima merupakan kegiatan 0,3 4 1,2
rutin yang telah dilaksanakan
4. Adanya buku khusus untuk pelaporan 0,3 2 0,6
timbang terima S–W
Total 1 2,8 2,8 – 2,7 =
0,1
Weakness (Kelamahan)
1. Saat timbang terima perawat tidak 0,3 3 0,9
menyebutkan masalah keperawatan
pasien
2. Belum tersedianya SOP baku untuk 0,3 4 1,8
timbang terima
Total 1 2,7

Eksterna faktor (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Kondisi ruangan dan perawat serta 1 3 3
waktu yang dibutuhkan memungkinkan
untuk melakukan timbang terima
dengan baik
Total 1 3

O–T
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor
3 – 3,8 = -0,8
1. Kemungkinan perawat tidak 0,2 3 0,6
mengetahui dengan lengkap data pasien
2. Perawat tidak lagi mengerjakan tugas 0,8 4 3,2
pokok seorang perawat
Total 1 3,8

Discharge Planning

Internal Faktor (IFAS)


Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Adanya surat control berobat 0,4 4 1,6 S–W
2. Perawat menjelaskan kapan harus 0,3 4 1,2 3,4 – 3 = 0,4
control dan penggunan obat secara
benar
Total 1 3,4
61

Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor


1. HE tidak diberikan kepada semua 1 3 3
pasien
Total 1 3

Eksternal Faktor Strategy(EFAS)


Oppurtunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Adanya staf bidang PKRS yang 0,5 3 1,5
membuat leaflet untuk diberikan
kepada pasien
2. Terdapat beberapa leaflet diruangan 0,5 1 0,5
O–T
Total 1 2,0
2,0– 3 = -1
Treathened (Ancaman)
1. Kemungkinan pasien lupa terhadap apa 1 3 3
yg telah di jelaskan saat pasien pulang
Total 1 3

Ronde Keperawatan

Interna Faktor Strategi (IFAS)


Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Ruangan mendukung adanya ronde 0,5 4 1,0
keperawatan
2. Laporan pershift tertulis dengan baik 0,5 3 1,5
Total 1 2,5
S–W
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor 2,5 - 3,5 =
1. Belum ada panduan dalam 0,5 4 2,0 -1
melaksanakan ronde keperawatan
2. Ronde keperawatan belum pernah 0,5 3 1,5
dilaksanakan oleh perawat diruangan
Total 1 3,5

Eksternal Faktor Strategy (EFAS)


Opportnity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Adanya kesempatan dari kepala 1 4 4
ruangan untuk mengadakan ronde
keperawatan pada mahasiswa praktik
dan juga perawat yang ada diruangan O–T
Total 1 4,0 4,0 – 3,0 =
1,0
Treathened (Ancaman)
62

1. Kemungkinan terjadi kasus yg perlu 1 3 3.0


dilakukan ronde keperawatan tetapi
hanya dilakukan oleh perawat Krisan
Lily A sendiri karena profesi lain
mempunyai tugas harian di unit
masing-masing
Total 1 3,0

Dokumentasi

Internal Faktor Strategi (IFAS)


Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Ada dokumentasi SOR (Source 0,4 4 1,6
Oriented Resource) yaitu lembar
penilaian berisi biodata, lembar
dokter, lembar riwayat medis atau
penyakit, catatan perawat, catatan
perkembangan/evaluasi.
2. Terdapat dokumentasi diagnosa, 0,3 2 0,6
intervensi dan evaluasi
3. Perawat mengerti apa saja yang harus 0,3 4 1,2
dikerjakan pada pendokumentasian S–W
Total 1 3,4 3,4 – 4 =
-0,6
Weakness (Kelemahan)
1. Catatan perkembangan pasien hanya 1 4 4
berupa SOAP, pada data O hanya
tampak interpretasi kesadaran dengan
penilain GCS, pada A terkadang tidak
muncul, pada P hanya muncul kalimat
lanjutkan intervensi, observasi keluhan
dan ttv, serta kolaborasi dengan tim
gizi dan medis
Total 1 4

Eksternal faktor Strategy (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor O–T
1. Rumah sakit telah memberikan form 1 3 3 3 – 4 = -1
asuhan keperawatan yang
memudahkan pendokumentasian
Total 1 3

Threat (Ancaman)
1. Lembar asuhan keperawatan dan 1 4 4
lembar cacatan perkembangan terpisah
sehingga dapat menyebabkan
kebingungan pada perawat ruangan.
63

Total 1 4

2.7.4 Analisa SWOT M4 (Money)


Tabel 2.30 Analisa SWOT M4
Faktor Strategi Internal (IFAS)
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Perawat mendapatkan gaji pokok serta 0,5 4 2
tunjangan perbulan
2. Perawat mendapat upah dari setiap jasa 0,3 3 0,9
pelayanan
3. Setiap perawat mendapat kupon makan 0,2 3 0,6
setiap bulan
S–W
Total 1 3,5
3,5 – 3 = 0,5
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Upah jasa pelayanan dibayarkan setiap 1 3 3
tiga bulan sekali
Total 1 3

Faktor Strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Ruangan kelas I dengan fasilitas yang 1 3 3
lebih baik dari ruangan dengan kelas
III dan kelas II
Total 1 3,5
O–T
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor
3,5 – 3= 0,5
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 1 3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang professional
Total 1 3

2.7.5 Analisa SWOT M5 (Mutu)


Tabel 2.31 Analisa SWOT M5
Faktor Strategi Internal
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. BOR di Ruang Krisan Lily Apada 0,3 4 1,2
bulan Oktober telah sesuai standar
menurut Depkes 2011 sebanyak 94%
2. ALOS di Ruang Krisan Lily A pada 0,3 4 1,2
bulan Oktober sesuai standar menurut S-W
Depkes 2011 sebanyak 3 hari 4,0-3,7=
3. Kepuasan pasien di ruang Krisan Lily 0,3 2 0,6 0,3
A yang telah diukur dengan metode
kuesioner didapatkan 56,9 % pasien
mengatakan sangat puas dengan
pelayanan di ruang Krisan Lily A
64

4. Adanya variasi karakteristik pasien, 0,2 3 0,6


pasien BPJS 85,2%, umum 13,5%,
dan asuransi mandiri 1,3%
5. Tenaga medis di ruang Krisan Lily A 0,2 2 0,4
melakukan discharge planning dengan
tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
Total 1 4,0

Faktor Strategi Internal


Weaknesss (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Tenaga medis yang terlibat di ruang 0,5 4 2,0
Krisan Lily A belum disiplin dalam
melakukan cuci tangan
2. Perawat ruangan kurang memberikan 0,2 4 0,8
edukasi cuci tangan kepada pasien
ataupun keluarga pasien
3. Kurangnya desinfeksi pada alat-alat 0,3 3 0,9
medis yang telah terkontaminasi
Total 1 3,7

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Opportunity (Peluang)
1. Kepercayaan pasien dan 0,5 4 2,0
masyarakat terhadap RS sudah
cukup baik dibuktikan dengan nilai
BOR yang lebih dari standar
2. Sarana penunjang untuk 0,5 3 1,5
mendukung pengobatan pasien
selama masa perawatan disediakan
oleh Rumah Sakit
Total 1 3,5

Faktor Strategi Eksternal


O-T
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor 3,5-3= 0,5
1. Tuntutan pelayanan yang lebih baik 0,6 3 1,8
oleh masyarakat yang semakin
sadar tentang kesehatan
2. Persaingan Rumah Sakit dalam 0,4 3 1,2
memberikan pelayanan
keperawatan unggulan
Total 1 3
65

2.8 Diagram La
66

2.9 Interpretasi Diagram Layang


Tabel 2.32 Interpretasi Diagram Layang
INTERPRETASI STRATEGI
M1 (Man)
1. Kurangnya tenaga keperawayan Menambahkan tenaga perawat (SDM) untuk
yang ada di ruangan Krisan Lily A. memenuhi tenaga keperawatan yang ada diruang
Krisan Lily A
M2 (Material)
1. Tersedia ruang isolasi tetapi belum 1. Mengkoordinasi untuk penyediaan ruangan
sesuai standart khusus untuk pasien-pasien yang mengidap
penyakit menular.
M3 (Method)
1. MAKP 1. Pembuatan petunjuk teknis dalam
- Kepala ruang sudah menerapkan menerapkan MAKP di ruangan
menejemen di ruangan untuk
mengatur ruangan, tetapi belum
dilakukan dengan maksimal
2. Timbang terima 2. Timbang terima menjadi lebih komplit
Saat timbang terima terkadang sesuai dengan prosedur timbang terima
masalah keperawatan dan tindakan
keperawatan dibacakan namun
tidak lengkap, dan pada saat di
ruangan pasien dilakukan valinasi
ulang namun tidak dilakukan pada
3. Pembuatan format Asuhan Keperawatan
seluruh pasien.
3. Asuhan keperawatan digabungkan dengan cacatan perkembangan
Asuhan keperawatan telah
dikerjakan oleh perawat Krisan Lily
A, tetapi penyusunannya masih
terpisah sehingga terdapat beberapa
data yang kurang singkron.
M4 (Money)
Tidak ada masalah

M5 (Mutu)
1. Tenaga kesehatan di ruang Krisan Lily 1. Melakukan edukasi kembali kepada tenaga
A sudah menegerti cara cuci tangan 6 kesehatan di ruang Krisan Lily A untuk
langkah dalam 5 momen, tapi dalam melakukan cuci tangan 6 langkah serta
praktiknya tenaga kesehatan di ruang mngpalikasikan reward dan punishment
tersebut belum disiplin untuk
melaksanakan 6 langkah cuci tangan
67

BAB III

RENCANA INTERVENSI

3.1 Planning of Action

ALTERNATIF
INDIKATOR PENANGGUNG
NO MASALAH TUJUAN PEMECAHAN WAKTU
KEBERHASILAN JAWAB
MASALAH
M1 (MAN)
1. Ruang krisan lily A Untuk lebih Mengusulkan Minggu III 1. Ditambahnya tenaga Kania
kurang 2 tenaga efektif dalam kepada kepala keperawatan (SDM) Nasma
keperawatan melakukan ruangan.
berdasarkan rumus asuhan
Gillies. keperawartan.

M2 (MATERIAL)
2. Tersedia ruang isolasi Mencegah Menyediakan Minggu III Tersedianya ruang isolasi Desi Nur Indah
untuk pasien dengan penularan ruang isolasi sesuai standart Agil M Isa
penyakit menular penyakit untuk pasien yang
namun belum sesuai rentan penyakit
standart ruang isolasi menular

M3 (Method)
3. Kepala ruang sudah Terdapat Pembuatan Minggu III 1. Kepala ruang mengerti Achmad Miftakhul
menerapkan panduan dalam petunjuk teknis menejemen apa yang Napik
menejemen di ruangan menjalankan dalam digunakan di ruangan Waode Lian N
68

untuk mengatur menejemen menjalankan Krisan Lily


ruangan, tetapi ada diruangan menejemen di 2. Terdapat pola yang
beberapa hal yang ruangan jelas yang tampak di
belum dapat dilakukan menejemen ruang
seperti merumuskan
Krisan-Lily
MAKP apa yang
digunakan dan
Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan
membandingkan
dengan planning
keperawatan yang telah
disusun bersama tim.

4. Saat timbang terima Timbang Membuat SOP Minggu ke III Proses timbang terima Achmad Miftakhul
terkadang masalah terima menjadi timbang terima lebih rapi, Napik
keperawatan dan lebih komplit pendokumentasian dan Waode Lian N
tindakan keperawatan sesuai dengan pelaporan lebih lengkap
dibacakan namun tidak prosedur
lengkap, dan pada saat timbang terima
di ruangan pasien berdasarkan
dilakukan valinasi (Nursalam)
ulang namun tidak
dilakukan pada seluruh
pasien.
69

5. Asuhan keperawatan Dokumentasi Pembuatan format Minggu ke III Terdapat dokumentasi Achmad Miftakhul
telah dikerjakan oleh Asuhan Asuhan Asuhan keperawatan Napik
perawat Krisan Lily A, keperawatan Keperawatan secara utuh. Waode Lian N
tetapi penyusunannya lebih mudah digabungkan
masih terpisah dipahami dan dengan cacatan
sehingga terdapat lebih sesuai perkembangan
beberapa data yang dengan Nanda
kurang singkron. NIC, NOC

M4 (Money)

M5 (Mutu)
6. Masih ada pengunjung Pengunjung KIE dan Mingguke III KIE dan memasang tanda Indah Dwi K
yang memotret pasien mengikuti memasang tanda tidak boleh memotret Oktaviani Putri P
ketika di rawat di peraturan yang tidak boleh pasien
ruangan berlaku memotret pasien

7. Masih ada Keluarga/ Melakukan Minggu ke III Pengunjung melakukan Indah Dwi K
keluarga/pengunjung pengunjung penyuluhan cuci cuci tangan 6 langkah Oktaviani Putri P
yang tidak melakukan melakukan tangan
cuci tangan (6 langkah) cuci tangan (6
langkah)
8. Masih ada komplain Menurunnya Pemberian KIE Mingguke III Kepuasan pasien Indah Dwi K
pada bulan November angka dan informasi meningkat Oktaviani Putri P
yang berkaitan dengan complain tentang pelayanan
pelayanan yang pasien dan yang akan
diberikan keluarga diberikan
terhadap
70

pelayanan
keperawatan
9. Masih ada keluarga pengunjung KIE keluarga Minggu ke III Pengunjung teredukasi Indah Dwi K
pasien dan pengungjung memahami yang bertanggung dalam penggunaan alat Oktaviani Putri P
tidak memahami cara penularan jawab atas pasien perlindungan diri
penyakit yang diderita penyakit dan untuk penggunaan (masker)
pasien isolasi dan cara mencegah masker berkaitan
pencegahan penularan dengan cara
penularannya dengan penularan
menggunakan penyakit
masker
71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa SWOT Pasca Intervensi


4.1.1 Analisa SWOT M1
Tabel 4.1 Anasila SWOT MI
Faktor Strategi Internal
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Semua perawat di Ruang Krisan-Lily A 0,5 2 1
RS.UMM mengikuti pelatihan internal
seperti, BLS dan PPI, EKG, Code blue,
Rawat luka, Service Excellent,
Plebotomi S-W
2. Adanya perawat yang mengikuti 0,5 2 1 3,6 – 2= 1,6
pelatihan dan seminar internal
Total 1 2

Weakness( Kelemahan) Bobot Rating Skor


3. Kurangnya tenaga perawat 1 2 2
Total 1 2

Faktor Strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
a. Adanya kesempatan untuk melanjutkan 1 2 2
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Total 1 2
O–T
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor 2 - 3= -1
1. Makin tingginya komplain pasien 1 3 3
mengenai pelayanan yang ada di
ruangan krisan lyli A.
Total 1 3
72

4.1.2 Analisa SWOT M2 (Material)

Tabel 4.2 Anasila SWOT M2

Fator strategi Internal (IFAS)


Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Sudah mempunyai sarana dan 0,4 4 1.6
prasarana yang memadai untuk pasien,
tenaga kesehatan dan keluarga pasien,
termasuk sarana dan prasarana
universal precaution untuk perawat
2. Sudah terdapat bak sampah infeksius, 0,3 4 1.2
non infeksius dan bak sampah khusus
botol infus
3. Alat kesehatan di ruangan dalam 0,3 4 1,2
keadaan baik
Total 1 4 S–W
4– 2,1= 1,9
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Tersedianya papan struktur organisasi 0,3 3 0,9
di ruangan tetapi tidak sesuai dengan
data perawat baru yang ada di krisan
lily A
2. tersedianya ruang isolasi untuk pasien 0,4 3 1,2
dengan penyakit menular namun tidak
sesuai dengan standart ruang isolasi
Total 1 2,1

Faktor strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Pengadaan sarana dan prasarana yang 0,5 4 2
di fasilitasi dari rumah sakit
2. Perbaikan fasilitas ruangan yang rusak 0,5 4 2
dilakukan oleh bidang sarana dan
prasarana
Total 1 4
O–T
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor 4 – 2,5 = 1,5
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi sarana prasarana 0,5 3 1,5
2. Kurangnya kesadaran dari pasien dan
keluarga dapat merusak sarana
prasarana yang ada diruangan 0,5 2 1
Total 1 2,5
73

4.1.3 Analisa Swot M3(Method)


Tabel 4.33 Analisa Swot M3

Faktor strategi internal (IFAS)


Strength Bobot Rating Skor S–W
MAKP
1. Model MAKP yang diterapkan di ruangan 0,4 1 0,4 1,6 – 3,0= -1,4
mendekati MAKP Tim-Primer
2. Tugas karu sudah dilakukan dengan cukup 0,2 2 0,4
3. Tugas PP sudah dilakukan dengan cukup 0,2 2 0,4
4. Tugas PA sudah dilakukan dengan baik 0,2 2 0,4
Total 1 1,6

Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor


1. Perawat kurang memahami tentang 0,5 3 1,5
pengaplikasian atau penerapan MAKP Tim-
Primer
2. Belum ada kejelasan mengenai MAKP 0,5 3 1,5
yang diterapkan di ruangan
total 1 3,0

Faktor strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity Bobot Rating Skor O–T
1. Menejemen rumah sakit memiliki case 0,5 3 1,5 2,0 – 3,4 =
menejer sebagai konsultan -1,4
2. Menejemen rumah sakit memberikan 0,5 1 0,5
kesempatan bagi beberapa perawat untuk
mengikuti pelatihan yang diperlukan.
Total 1 2,0

Threat Bobot Rating Skor


1. Jumlah pasien yang tidak menentu 0,2 2 0,4
2. Tugas pokok perawat yang semakin 0,8 4 3,2
terabaikan
Total 1 3,4

Sentralisasi obat

Faktor strategi internal (IFAS)


Sentralisasi obat
Strength Bobot Rating Skor S–W
1. Tersedia sarana dan prasarana untuk 0,2 4 0,8 3,4 – 2 ,3 =
pengelolaan sentralisasi obat 1,1
2. Sudah dilakukan sentralisasi obat oleh 0,1 4 0,4
perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi
3. Adanya buku obat yang bekerja sama 0,2 3 0,6
dengan depo farmasi
74

4. Tersedianya loker obat untuk masing 0,1 4 0,4


masing pasien
5. Loker untuk obat injeksi dan oral 0,2 3 0,6
disendirikan
6. Sudah diterapkan ODD (One Daily 0,2 3 0,6
Dose)
Total 1 3,4

Weakness Bobot Rating Skor


1. Saat dilakukan pemberian obat injeksi 0,4 2 0,8
ke pasien belum dilakukan tanda tangan
persetujuan keluarga/pasien
2. Pendokumentasian keluar masuknya 0,3 2 0,6
obat kurang optimal, sehingga kadang
di ruangan kekurangan obat.
3. Loker obat pasien tidak dicantumkan 0,3 3 0,9
nama dan nomer register. Hanya
dicantumkan nomer ruang dan nomor
bed
Total 1 2,3

Faktor strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity Bobot Rating Skor
1. Perawat memberi etiket kepemilikan 0,3 3 0,9
tentang penyimpanan obat
2. Sudah tersedianya lembar injeksi dan 0,4 4 1,6
lembar pemberian obat oral
3. Sudah tersedia lembar ODD (One Daily 0,3 4 1,2
Dose) O–T
Total 1 3,7 3,7– 3 = 0,7

Threat Bobot Rating Skor


1 Semakin tingginya pengetahuan 1 3 3
masyarakat tentang hukum
Total 1 3

Superfisi

Faktor strategi internal (IFAS)


Supervisi S–W
Strength Bobot Rating Skor 1,5– 2,5 = -1
1. Kepala ruangan melaksanakan supervisi 0,5 2 1,0
2. Kepala ruang terkadang melakukan 0,5 1 0,5
superfisi saat dinas
Total 1 1,5
75

Weakness Bobot Rating Skor


1. Belum ada lembar catatan untuk 0,5 2 1
pendokumentasian hasil superfisi
2. Ketika Kepala Ruang libur supervisi 0,5 3 1,5
terkadang tidak berjalan
Total 1 2,5

Eksternal faktor (EFAS)


Opportunity Bobot Rating Skor
1. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi 0,5 3 1,5
perawat yang tidak melaksanakan tugas
dengan baik
2. Hasil supervisi bisa digunakan untuk 0,5 4 2,0
peningkatan pelayanan keperawatan di
ruangan krisan lily O–T
Total 1 3,5 3,5 – 3 = 0,5

Treathened Bobot Rating Skor


1. Diluar jam dinas kepala ruang bisa 1 3 3
menjadi kelalain bagi hasil superfisi
yang akan dilakukan kepala ruang.
Total 1 3

Timbang terima

Internal Faktor (IFAS)


Timbang terima
Strength Bobot Rating Skor S–W
1. Adanya klarifikasi tanya jawab saat 0,2 3 0,6 3,2 – 2 = 1,2
timbang terima
2. Semua perawat tau hal-hal yang perlu 0,2 3 0,6
dipersiapkan dalam timbang terima
3. Timbang terima merupakan kegiatan rutin 0,2 4 0,8
yang telah dilaksanakan
4. Adanya buku khusus untuk pelaporan 0,2 2 0,4
timbang terima
5. Terdapat SOP timbang terima 0,2 4 0,8
Total 1 3,2

Weakness Bobot Rating Skor


1. Kadang masih ada beberapa data yang 1 2 2
sudah disampaikan tapi uput dari ingatan
karena banyaknya pasien
Total 1 2
76

Eksterna faktor (EFAS)


Opportunity Bobot Rating Skor
1. Kondisi ruangan dan perawat serta waktu 1 3 3
yang dibutuhkan memungkinkan untuk
melakukan timbang terima dengan baik
Total 1 4
O–T
Treathened Bobot Rating Skor 3–3=0
1. Perawat tidak lagi mengerjakan tugas 1 3 3
pokok seorang perawat
Total 1 3

Discharge Planning

Internal Faktor (IFAS)


Strength Bobot Rating Skor
1. Adanya surat control berobat 0,4 4 1,6
2. Perawat menjelaskan kapan harus control 0,3 4 1,2
dan penggunan obat secara benar
S–W
Total 1 3,4
3,4 – 3 = 0,4
Weakness Bobot Rating Skor
1. HE tidak diberikan kepada semua pasien 1 3 3
Total 1 3

Eksternal Faktor Strategy(EFAS)


Oppurtunity Bobot Rating Skor
1. Adanya staff bidang PKRS yang membuat 0,5 3 1,5
leaflet untuk diberikan kepada pasien
2. Terdapat beberapa leaflet di ruangan 0,5 1 0,5
Total 1 2,0 O–T
2,0– 3 = -1,0
Threat Bobot Rating Skor
1. Kemungkinan pasien lupa atau terlalai 1 3 3
terhadap apa yg telah di jelaskan saat
pasien pulang
Total 1 3

Ronde Keperawatan

Interna Faktor Strategi (IFAS)


Strength Bobot Rating Skor S–W
1. Ruangan mendukung adanya ronde 0,2 2 0,4 2,6 - 2 = 0,6
keperawatan
2. Laporan pershift tertulis dengan baik 0,4 3 1,2
3. Terdapat SOP Ronde Keperawatan 0,3 3 0,9
4. Ronde keperawatan pernah dilakukan 0,1 1 0,1
Total 1 2,6
77

Weakness Bobot Rating Skor


3. Ronde baru dilaksankan satu kali 1 2 2
Total 1 2

Eksternal Faktor Strategy (EFAS)


Opportnity Bobot Rating Skor
1. Ronde pernah dilakaukan sekali dan 1 4 4
terdapat sop serta di ruangan ada 2 orang
sarjana
O–T
Total 1 4,0
4,0 – 3,0 = 1,0
Threat Bobot Rating Skor
1. Perawat lupa jika ronde lama tidak 1 3 3.0
dilakukan lagi
Total 1 3,0

Dokumentasi

Internal Faktor Strategi (IFAS)


Strength Bobot Rating Skor
1. Ada dokumentasi SOR (Source Oriented 0,4 4 1,6
Resource) yaitu lembar penilaian berisi
biodata, lembar dokter, lembar riwayat
medis atau penyakit, catatan perawat,
catatan perkembangan/evaluasi.
2. Terdapat dokumentasi diagnosa, intervensi 0,3 2 0,6
dan evaluasi
3. Perawat mengerti apa saja yang harus 0,3 4 1,2
dikerjakan pada pendokumentasian S–W
Total 1 3,4 3,4 – 4 = -0,6

Weakness Bobot Rating Skor


1. Catatan perkembangan pasien hanya 1 4 4
berupa SOAP, pada data O hanya tampak
interpretasi kesadaran dengan penilain
GCS, pada A terkadang tidak muncul, pada
P hanya muncul kalimat lanjutkan
intervensi, observasi keluhan dan ttv, serta
kolaborasi dengan tim gizi dan medis
Total 1 4

Eksternal faktor Strategy (EFAS) O–T


Opportunity Bobot Rating Skor 3 – 4 = -1
2. Rumah sakit telah memberikan form 1 3 3
asuhan keperawatan yang
memudahkan pendokumentasian

Total 1 3
78

Threat Bobot Rating Skor


1. Terdapat kebingungan antara lembar 1 4 4
asuhan keperawatan dan Lembar CP.
Ketika ada supervisor yang menanykan hal
ini
Total 1 4

4.1.4 Analisa SWOT M4 (Money)

Tabel 4.4 Analisa SWOT 4


Faktor Strategi Internal (IFAS)
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
1. Perawat mendapatkan gaji pokok serta 0,5 4 2
tunjangan perbulan
2. Perawat mendapat upah dari setiap jasa 0,3 3 0,9
pelayanan
3. Setiap perawat mendapat kupon makan 0,2 3 0,6
setiap bulan
Total 1 3,5 S–W
3,5 – 3 = 0,5
Weakness (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Upah jasa pelayanan dibayarkan setiap 1 3 3
tiga bulan sekali
Total 1 3

Faktor Strategi Eksternal (EFAS)


Opportunity (Peluang) Bobot Rating Skor
1. Ruangan Krisan Lily A mempunyai 1 3 3
fasilitas yang lebih baik daripada
ruang Seruni dan Mawar
Total 1 3,5
O–T
Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor
3,5 – 3= 0,5
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 1 3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang professional
Total 1 3

4.1.5 Analisa SWOT M5 (Mutu)

Tabel 4.5 Analisa SWOT M5


Faktor Strategi Internal
Strength (Kekuatan) Bobot Rating Skor
79

1. BOR di Ruang Krisan Lily Apada 0,3 4 1,2


bulan Oktober telah sesuai standar
menurut Depkes 2011 sebanyak 94%
2. ALOS di Ruang Krisan Lily A pada 0,3 4 1,2
bulan Oktober sesuai standar menurut
Depkes 2011 sebanyak 3 hari
3. Kepuasan pasien di ruang Krisan Lily 0,3 3 0,9
A yang telah diukur dengan metode
kuesioner didapatkan 56,9 % pasien
mengatakan sangat puas dengan
pelayanan di ruang Krisan Lily A
4. Adanya variasi karakteristik pasien, 0,2 3 0,6
pasien BPJS 85,2%, umum 13,5%,
dan asuransi mandiri 1,3%
5. Perawat di ruang Krisan Lily A 0,1 2 0,4
melakukan discharge planning dengan
tepat sesuai dengan kebutuhan pasien S-W
6. Edukasi kepada pasien/keluarga 0,1 2 0,2 4,5-3,7=
tentang cuci tangan 0,8
Total 1 4,5

Faktor Strategi Internal


Weaknesss (Kelemahan) Bobot Rating Skor
1. Perawat yang terlibat di ruang Krisan 0,4 4 2,0
Lily A belum disiplin dalam
melakukan cuci tangan
2. Perawat ruangan kurang memberikan 0,2 4 0,8
edukasi cuci tangan pasien baru
3. Kurangnya desinfeksi pada alat-alat 0,3 3 0,9
medis yang telah terkontaminasi
Total 1 3,7
80

Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor


Opportunity (Peluang)
1. Kepercayaan pasien dan 0,5 4 2,0
masyarakat terhadap RS sudah
cukup baik dibuktikan dengan nilai
BOR yang lebih dari standar
2. Sarana penunjang untuk 0,2 2 0,4
mendukung pengobatan pasien
selama masa perawatan disediakan
oleh Rumah Sakit
3. Adanya program akreditasi RS 0,3 3 0,9
dimana MAKP merupakan salah
satu indicator yang mendukung
mutu pelayanan keperawatan. O-T
Total 1 3,3 3,3-3= 0,3

Faktor Strategi Eksternal


Treathened (Ancaman) Bobot Rating Skor
1. Tuntutan pelayanan yang lebih baik 0,6 3 1,8
oleh masyarakat yang semakin
sadar tentang kesehatan
2. Persaingan Rumah Sakit dalam 0,4 3 1,2
memberikan pelayanan
keperawatan unggulan
Total 1 3
81

4.2 Diagram Layang


82

4.3 Pembahasan Pre dan Post Intervensi


4.3.1 M1 (Man)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 November s.d 24
November 2018 dari M1 terdapat masalah yaitu kurangnya tenagan
keperawatan dibuktikan dengan penghitungan jumlah tenaga perharai
menggunakan rumus Gilies, di Krisan Lily A dengan jumlah bad yang di
pakai 23 maka dapat disimpulkan jumlah tenga yang harus di butuhkan pada
krisan lyli A sebanyak 13,14 (13 orang) sedangkan saat ini krisan lyli A
memiliki sebanyak 11 jumlah tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil kegiatan pengkajian selama 1 minggu pada 19
November s.d 24 November 2018, maka dilakukan pengusulan kepada
kepala ruangan ditambahnya tenaga perawat (SDM) Untuk menambah
kekurangan tenaga keperawatan yang ada diruangan Krisan Lily.

4.3.2 M2 (Material)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 19 November s.d 24
November 2018 didapatkan inventaris alat keperawatan diruang krisan-lily
A sudah sesuai standart depkes RI. Alat-alat medis masih dapat digunakan
dengan baik sebagaimana fungsinya, namun ada sarana kesehatan yang
belum sesuai standard dan fungsinya yaitu fasilitas ruang isolasi. Dimana
penerapan pengelolaan sirkulasi belum sesuai standart yaitu dengan
pengkondisian udara masuk dengan Open Circulation System dan
pengkondisian udara keluar melalui Vaccum Luminar Air SuctionSystem
Air Sterilizer System dengan Burning & Filter. Selain itu tempat
pengunjung dan penunggu masih dalam satu ruang tanpa ada pemisah antara
pasien dan penunggu. Tidak adanya keterangan ruang Isolasi dan juga tata
tertib di ruang isolasi.
Berdasarkan hasil kegiatan pengkajian selama 1 minggu pada 19
November s.d 24 November 2018, maka dilakukan pengusulan pengadaan
ruang isolasi khusus terstandart dimana pengelolaan pencahayaan, sirkulasi
dan pemisah antara penunggu dan pasien memenuhi kriteria standart Depkes
RI dan juga dengan melakukan pengajuan SOP standard ruang isolasi dan
83

SOP desinfeksi ruang yang terpajan infeksi pada ruang isolasi yang belum
terstandar.

4.3.3 M3 (Metode)
a. Ronde keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruang Krisan lily A,
belum pernah diadakan ronde keperawatan. Setelah role play ronde
keperawatan yang dilakukan bersama mahasiswa profesi menejemen
dan beberapa tim medis lain, maka menjadi gambaran tentang
pelaksanaan ronde keperawatan, sehingga kedepan jika ada pasien
yang perlu untuk dirondekan maka ruang Krisan Lily A siap untuk
mengadakannya.
b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruang Krisan lily A
timbang terima yang dilakukan sudah dilakukan setiap akan
pergantian dinas. operan masih sering dilakukan dengan tidak fokus,
dan jarang sekali perawat menyebutkan diagnosa keperawatan pasien
hanya menyebutkan keluhan pasien saat operan. Serta terapi yang
dibacakan hanya terapi dokter sesekali mungkin ada terapi
keperawatan yang dibacakan. Saat di ruangan pasien tidak divalidasi
keluhan dan kebutuhan pasien. Setelah dilakakun intervensi timbang
terima menjadi lebih baik diagnose keperawatan di bacakan dan saat
di pasien semua pasien di validasi ulang
c. Asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan standar
Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruang Krisan Lily
menggunakan acuan NANDA NIC dan NOC. Pada ruang krily format
pengkajian menggunakan form B1-B6, tersedia kolom untuk
penulisan diagnosis keperawatan, rencana keperawatan terdapat form
tersendiri yang berisi kolom diagnosis, NOC dan NIC. Untuk lembar
implementasi masih dalam bentuk cek lis CKHP, form evaluasi ditulis
di Catatan Perkembangan, dengan penulisan soap yang tidak singkron
dengan NOC. Setelah dilakukan intervensi maka akan segera
dilaksankan ketika format itu sudah diproduksi masala tau di
84

perbanyak, dengan artian format lama di update seperti format


tersebut

4.3.4 M4 (Money)
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 19 November s.d 21 November
2018 ruang Krisan Lily A didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan tarif
fasilitas kamar antara kamar Krisan dan Lily. Tarif tindakan peraatan sudah
sesuai dengan yang yang ditentukan rumah sakit dan tidak ada perbedaan
harga antara ruang Krisan dan Lily.

4.3.5 M5 (Mutu)
Berdasarkan hasil observasi di ruang Krisan Lily A didapatkan bahwa
keluarga/pengunjung masih ada yang belum melakukan cuci tangan 6
langkah. Setelah dilakukan role play dan penyuluhan cuci tangan
keluarga/pengunjung bersedia melakukan cuci tangan untuk menghindari
penyebaran infeksi melalui kontak tangan.
Masih ada keluarga/pengunjung yang tidak menggunakan masker di
ruang 306 dan 307 (ruang isolasi namun belum sesuai standart). Setelah
dilakukan role play dan KIE secara berkala pada pasien yang masuk dengan
resiko penularan yang tinggi melalui udara didapatkan pasien dan keluarga
bersedia menggunakan masker saat masuk ke ruang 306 dan 307 (ruang
isolasi snamun belum sesuai standart) untuk menghindari risiko penularan
penyakit.
Masih ada keluarga/pengunjung pasien yang melakukan perekaman
video atau foto saat dilakukannya tindakan. Setelah di beri KIE tentang
peraturan rumah sakit bahwa tidak diperbolehkan mempotret dan ditempel
stiker tentang peraturan dilarang mempotret pasien dan keluarga memahami
dam mematuhi peraturan yang terlah ditetapkan.

4.4 Rekomendasi untuk Ruangan


4.4.1 Pelaksanaan timbang terima dan ronde keperawatan sesuai dengan sop yang
ada. Serta pendokumentasian asuhan keperawatan pada form yang sesuai.
85

a. Rencana kegiatan
Membuat sop timbang terima dan ronde keerawatan sebagai acuan
bagi perawat ruangan untuk melakukan timbang terima dan ronde
keperawatan yang baik dan benar. Serta pembuatan form dokumentasi
keperawatan untuk memperbaiki dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan.
4.4.2 Penyediaan ruang isolasi yang sesuai standart dan SOP bagaimana cara
mensterilisasikan ruang isolasi yang benar
a. Rencana kegiatan
Mengajukan kepada atasan untuk menyediakan ruang isolasi yang
memenuhi standart di ruang krisan dan lily dan mengajarkan kepada
Cleaning Service dan seluruh perawat di ruangan untuk mengetahui
bagimana cara yang benar tentang sterilisasi ruangan isolasi yang sudah
dipakai pasien dengan diagnosa penyakit menular.
b. Evaluasi
Dari hasil evaluasi implementasi berdasarkan prioritas masalah
didapatkan hasil yaitu kepala ruangan sudah mengajukan kepada atasan
untuk pengadaan ruang isolasi yang standart di ruang krisan nomer 321
dan masih dalam proses dan untuk SOP mengenai sterilisasi ruang
isolasi masih belum di ajarkan dan kami akan bekerja sama dengan
kepala ruangan untuk mengajarkan bagaimana cara sterilisasi ruang
isolasi yang sesuai dengan SOP yang benar. Selama melakukan
implementasi manajemen di ruang krisan lily, kami bekerja sama
dengan kepala ruangan untuk menyediakan hal-hal terkait rencana
implementasi yang akan dilakukan. Sehingga proses implementasi bisa
berjalan dengan baik.

4.4.3 Penyediaan Stiker


a. Rencana Kegiatan
Menyediakan stiker larangan mendokumentasikan dalam
bentuk foto ataupun video pasien yang dipasang di setiap kamar
pasien
86

b. Evaluasi
Evaluasi hasil implementasi terkait penyediaan dan
pemasangan stiker sudah terlaksana dengan baik. Selama
melakukan implementasi manajemen di ruang Krisan Lily A, kami
bekerja sama dengan kepala ruangan untuk penempatan dan jumlah
stiker yang akan dipasangkan.

4.5 Evaluasi (proses, struktur, hasil) dari kegiatan role play (timbang terima
dan ronde keperawatan)
4.5.1 Timbang Terima
a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok
shift timbang terima. Yang membuka timbang terima masih dilakukan
oleh perawat primer, baik dinas pagi, sore dan malam
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh perawat primer dan diikuti
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer menyerahkan ke perawat primer dan perawat asosiate
berikutnya yang akan berdinas. Timbang terima pertama dilakukan di
nurse station kemudian ke bed klien tetapi tidak kembali lagi ke nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.
Saat berada diruangan pasien, perawat primer tidak melakukan validasi
kepada seluruh pasien.

c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.

4.5.2 Penerimaan Pasien Baru


a. Evaluasi struktur
87

Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar


penerimaan pasien baru , informed consent, dan format pengkajian,
nursing kit, status, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien, dan
lembar tata tertib pasien dan pengunjung.
b. Evaluasi proses
Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP,
dan PA. sedangkan pada shift sore dan malam dilakukan oleh PP dan
PA. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA. PP melakukan
anamnesa dengan dibantu PA. Pasien baru diberi penjelasan tentang
orientasi ruangan, perawatan (termasuk sentralisasi obat), medis, serta
tata tertib ruangan. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan
klien dan keluarga
c. Evaluasi hasil
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis,
serta tata tertib ruangan
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat

4.5.3 Perencanaan Pulang (Discharge Planning)


a. Evaluasi struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain format discharge
planning dalam status pasien, dan kartu discharge planning serta lembar
balik/leaflet yang di perlukan.

b. Evaluasi proses
Bersama KATIM, PP, dan Karu menyapa klien sambil tersenyum
Katim menyampaikan kontrak waktu, memberikan pendidikan kesehatan,
melakukan demonstrasi dan redemonstrasi tentang :
1. Jadwal Kontrol
2. Aktivitas dan istirahat
3. Minum obat teratur
4. Perawatan diri selama di rumah
Katim menyampaikan kembali tentang kondisi penyakit klien,
88

Dan diet klien selama di rumah


c. Evaluasi hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan
keluarga. Klien dapat menyebutkan kembali tentang aturan pengobatan,
rencana kontrol setelah pulang dari rumah sakit sesuai jadwal kontrol atau
bila ada keluhan. Juga aturan diet dan jadwal minum obat (jika ada obat
yang dibawa pulang) dan aktivitas / kegiatan di rumah

4.5.4 Ronde Keperawatan


a. Evaluasi. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Evaluasi Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah klien dapat teratasi.
3. Perawat dapat :
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan
menilai hasil kerja.
89

4.5.5 Penyuluhan Cuci Tangan Di Ruang Krisan Lily A


a. Rencana Kegiatan
Diruang Krisan lily A masih banyak ditemukannya keluarga pasien
yang tidak memperhatikan kebersihan diri yang mencakup tentang
kebersihan disekitar pasien dan anjuran cuci tangan 6 langkah.
Penyediaan informasi dilakukan dengan memberikan penyuluhan yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai
pentingnya cuci tangan.
b. Evaluasi
Evaluasi hasill dilakukan pada tanggal 5 November 2018 yaitu
penyuluhan mengenai cuci tangan 6 langkah di Ruang Krisan Lily A
yang berisi materi tentang pentingnya menjaga kebersihan diri yaitu
cuci tangan 6 langkah. Keluarga pasien sangat antusias dengan
penyuluhan yang diberikan karena membahas tentang pentingnya
mencuci tangan 6 langkah.
c. Tindak Lanjut
Pelaksanaan penyuluhan mengenai 6 langkah cuci tangan
dilakukan satu hari dengan mengumpulkan keluarga pasien di Ruang
Krisan lily A. Dijelaskan materi mengenai 6 langkah cuci tangan.

4.6 Rencana Tindak Lanjut


4.6.1 M1 (Man)
1. Memberdayakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
2. Jika diperlukan, dengan menambah tenaga keperawatan

4.6.2 M2 (Material)
1. Dengan adanya pengajuan mengenai ruang isolasi yang sesuai standart
di ruang Krisan Lily A akan mengurangi penularan untuk pasien yang
tidak mengidap penyakit menular.
2. Mengajarkan bagaimana cara mensterilisasikan ruang isolasi yang
sesuai dengan SOP yang benar.
90

4.6.3 M3 (Method)
1. Meningkatkan MAKP di ruangan
2. Mempertahankan timbang terima yang baik sesuai dengan SOP
3. Mengadakan ronde keperawatan untuk pasien yang perlu dilakukan
ronde keperawatan
4. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan pada form dokumentasi
keperawatan.

4.6.4 M4 (Money)
-
4.6.5 M5 (Mutu)
1. Mengajarkan cara cuci tangan dan waktu dilakukannya cuci tangan
pada setiap pasien baru yang masuk di ruang Krisan Lily A
2. Menjelaskan peraturan yang berlaku di rumah sakit, bahwasanya tidak
diperkenankan mendokumentasikan pasien baik foto maupun video
3. KIE pada keluarga pasien tentang alur pelayanan keperawatan yang
akan di berikan selama pasien menjalani perawatan di Krisan Lily A
91

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan manajemen keperawatan di wahan
klinik (Role Play)
2. Mahasiswa mampu menerima informasi atau pengalaman di Wahan
Klinik
3. Mahasiswa mampu memecahkan atau memberi solusi secara manajerial
4. Mahasiswa mampu memberikan sumbangan saran berupa rencana
tindak lanjut
5. Pengkajian kurang maksimal sehingga berpengaruh dalam menganalisa
dan mensintesa masalah.
6. Tidak semua rencana POA dilaksanakan, oleh karena kurangnya
pemahaman tentang manajemen

5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa
1. Lebih aplikastif dalam mengimplementasikan ilmu manajemen
keperawatan di wahana klinikatau dunia praktik yang nyata
2. Menjalankan praktik manajemen keperawatan di wahana klinik sesuai
dengan POA yang direncanakan
3. Meningkatkan komunikasi antar praktikan dan senior serta
pembimbing, sehingga tidak terjadi mis komunikasi yang berdampak
pada kurangnya pemahaman

5.2.2 Institusi
Sebaiknya sebelum mahasiswa praktik pada stase manajemen
keperawatan, dilakukan simulasi dan demonstrasi roleplay manajeme n
keperawatan.

92
92

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Ike Puspita Ningrum & Tri Hartiti. 2017. Peningkatan Kualitas Personal Dan
Profesional Perawat Melaluli Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB). Yogyakarta: CV Budi Utama
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
Edisi 1
Kusnanto. 2004. Pengantar Profes Dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta
EGC
Momon Sudarma. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2017. Manajmen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Dan Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
93

Lampiran 1

Kuesioner Tentang Kepuasaan Perawat Terhadap Hasil Kinerja Selama Menjadi


Perawat.

No Pernyataan STP TP CP P SP Ket


1. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan dengan
pekerjaan yang saudara lakukan
2. Sistem penggajian yang dilakukan pada tempat
saudara bekerja
3. Tersedianya perlengkapan dan peralatan yang
mendukung pekerjaan
4. Tersedianya fasilitas penunjang seperti kamar
mandi, tempat parkir dan kantin
5. Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan dengan
ventilasi udara, kebisingan, dan kebersihan
6. Adanya jaminan atas kesehatan atau keselamatan
kerja
7. Perhatian rumah sakit terhadap anda
8. Hubungan antar karyawan dalam kelompok kerja
9. Kemampuan dalam bekerja saam antar karyawan
10. Sikap teman teman bekerja dengan anda
11. Perlakuan atasan selama anda bekerja disini
12. Kesempatan untuk meningkatan kemampuan
kerja melalui pendidikan atau pelatihan
tambahan
13. Kesempatan untuk mendapat posisi yang lebih
tinggi
14. Kesempatan untuk membuat suatu prestasi dan
mendapatkan kenaikan pangkat.

Keterangan :
STP : Sangat tidak Puas
TP : Tidak Puas
CP : Cukup Puas
P : Puas
SP : Sangat puas
94

Lampiran 2

Kuesioner Tentang Kepuasaan Pasien


Keterangan:
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas

NO Pertanyaan Buruk Kurang Baik Sangat Baik


A. Pendaftaran
1. Kecepatan pendaftaran
2. Keramahan petugas pendaftaran
3. Kerapihan petugas pendaftran
B. Dokter
4. Kecepatan dokter dalam menangani keluhan penyakit
anda
5. Keramahan dokter dokter terhadap keluhan anda
6. Tanggapan dokter terhadap keluhan anda
7. Kejelasan dokter
8. Kerapihan dokter
C. Perawat
9. Kecepatan perawat untuk memberikan bantuan ketika
anda perlukan
10. Keramaian perawat
11. Kejelasan informasi tentang tindakan-tindakan perawat
yang akan dilakukan
12. Keteraturan pengukuran tekanan darah dan suhu tubuh
13. Kerapihan perawat
D. Makanan
14. Menu yang dihidangkan (variasi menu makanan)
15. Rasa makanan
16. Penatakeberan makanan atau penampilan makanan
17. Ketepatan waktu penyajian makanan
E. Kenyamanan dan kebersihan
18. Kebersihan ruangan
19. Kebisingan
20. Gangguan dari nyamuk
95

21. Perapihan tempat tidur


22. Penerangan di kamar anda
23. Kebersihan kamar mandi/WC
24. Persediaan air di kamar mandi/WC
25. Pembuangan sampah dari keranjang sampah di kamar
anda
F. Sarana Medik
26. Kecukupan peralatan di RS ini untuk pemeriksaaan/
mengobati penyakit anda
27. Kelengkapan obat oleh rumah sakit
28. Kecepatan petugas dalam melayani administrasi
keuangan (tidak lebih dari 15 menit)
29. Kejelasan perincian biaya
30. Kesesuaian harga obat-obatan
4 = Sangat puas

Anda mungkin juga menyukai