Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Penggunaan Handphone Terhadap Akhlak Siswa di MTs Negeri

Plered Kabupaten Purwakarta

Oleh : Susilawati Fauziah1

ABSTRAK

Perkembangan teknologi semakin meningkat, fungsi handphone semakin


meluas bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga dipergunakan dalam
urusan lain seperti; SMS, MP3, Video, Kamera, Record, sehingga handphone
menjadi Multimedia, bahkan tidak jarang anak sekarang yang menggunakan
handphone sebagai media untuk melihat video yang tidak senonoh. Di sini akhlak
sangatlah penting bagi manusia. Akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia
dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat maka
permasalahannya dapat dirumuskan; (1). Bagaimana pentingnya kegunaan
handphone bagi siswa kelas VIII MTs Negeri Plered Kabupaten Purwakarta ?
(2). Bagaimana pengaruh handphone terhadap akhlak siswa Kelas VIII MTs
Negeri Plered Kabupaten Purwakarta ?
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah; (1).
Untuk mengetahui pentingnya kegunaan handphone bagi siswa kelas VIII MTs
Negeri Plered Kabupaten Purwakarta (2). Untuk mengetahui pengaruh handphone
terhadap akhlak siswa Kelas VIII MTs Negeri Plered Kabupaten Purwakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, wawancara
dan dokumentasi, dan studi literatur. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi
adalah peserta didik kelas Kelas VIII MTs. Negeri Plered. Jumlah populasi
seluruhnya ada 120 siswa. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 33%
dari populasi 120 yaitu 40.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel X mempunyai thitung yaitu
4,144 dengan ttabel = 2,024. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1
mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan penggunaan
HP memiliki pengaruh signifikan terhadap akhlak siswa. Nilai R Square adalah
0,611, nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh penggunaan HP (X) terhadap
akhlak siswa (Y) adalah sebesar 61,1% sedangkan 38,9% akhlak siswa
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Kata Kunci: Penggunaan Handphone, Akhlak Siswa

1
Penulis adalah Mahasiswi STAI DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi semakin memasyarakat dikalangan anak didik.
Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi orang tua, karena punya anak yang
tidak ketinggalan jaman. Orang tua menyadari akan pentingnya handphone bagi
anaknya dengan berbagai alasan. Ssehingga handphone, dewasa ini bukan barang
mewah lagi atau bukan kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan primer.
handphone dipergunakan untuk hal-hal pelayanan, transaksi bisnis dan promosi.
perkembangan teknologi semakin meningkat, fungsi handphone semakin meluas
bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga dipergunakan dalam urusan lain
seperti; SMS, MP3, Vidio, Kamera, Record, sehingga handphone menjadi
Multimedia
Hampir semua anak didik mengantongi handphone. Mereka merasa
Percaya diri dengan handphone dan seolah-olah menyatakan dirinya “saya orang
modern, saya orang teknologi”. Budaya tradisional semakin jauh ketinggalan oleh
gaya hidup mewah. Etika oleh filsafat Yunani besar Aristoteles (384-322 M)
sudah dipakai untuk menunjuk filsafat moral. Secara etimologi berarti adat,
kebiasaan. Untuk kasus di atas pengertian etika secara etimologi nampaknya
belum cukup, maka ada penjelasan lain yang lebih koperensif tentang pengertian
etika yaitu: 1). Nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, 2). Kumpulan
asas atau nilai moral (kode etik), 3) ilmu tentang yang baik atau buruk2.
Tidak kalah menariknya untuk diungkapkan tentang prilaku siswa dalam
ruangan kelas ketika mata pelajaran Matematik, Kimia atau Fisika, handphone
semuanya keluar dari kantong atau tasnya hanya untuk menjumlahkan,
mengurangkan atau mengalikan bilangan-bilangan sederhana dalam contoh soal
perhitungan yang diberikan oleh guru. Tentu ini gejala buruk bagi perkembangan
nalar atau logika berpikir siswa. Tidak percaya dengan pikirannya, lambat
menggunakan pikiran atau nalar dan bahkan faktor malas orat-oret karena lebih

2
K. Bertens. Etika. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997).hal 4-6

2
praktis dengan handphone. Yang lebih memprihatinkan menjawab soal ulangan
dengan bantuan teman lewat SMS
Teknologi informasi merupakan suatu hal yang perkembangannya sangat
cepat. Tidak hanya orang tua saja, tapi hampir semua kalangan menggunakannya.
Seperti halnya gadget yang sekarang sedang marak-maraknya aplikasi android
yang memberikan kemudahan bagi penggunanya. Hampir di semua sudut tempat
yang kita kunjungi semuanya sibuk dengan alat komunikasinya masing-masing
dan semacam aplikasi yang ada didalamnya. Dalam bukunya Komunikasi Sosial
Budaya karya Suranto Aw menyebutkan bahwa, makin banyak handphone di saku
dan tas, maka harga diri pemiliknya seolah terdongkrak naik.5 Dari hal itulah
kebanyakan dari kita, khususnya para muda-mudi menjadikan hal yang kurang
apabila sehari tidak memegang gadgetnya yang akhirnya mengesampingkan
bahkan melupakan hal yang wajib untuk dilaksanakan, seperti halnya sholat
fardhu. Maka seharusnya kita dapat mengatur waktu sebaik mungkin antara
kebutuhan dunia dan akhirat. Dari hal itulah, penulis mengangkat sebuah
permasalahan yang sedang dialami oleh banyak orang saat ini.
Maka dari itu, terlepas dari pentingnya kegunaan handphone pada diri
siswa sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan
akhlaknya, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti:
Pengaruh Handphone Terhadap Akhlak Siswa di MTs Negeri Plered
Kabupaten Purwakarta.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Sejauhmana penggunaan HP di kalangan siswa kelas VIII MTs Negeri Plered
Kabupaten Purwakarta.
2. Pengaruh penggunaan HP terhadap akhlak siswa VIII MTs Negeri Plered
Kabupaten Purwakarta.

3
METODE PENELITIAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.3 Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif atau analisis data statistik. Sedangkan
sifatnya adalah korelasi yaitu mencari pengaruh variabel yang satu dengan
variabel yang lain. Karena termasuk kategori penelitian korelasi maka variabel
yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu variabel X dan variabel
Y, yang termasuk variabel X adalah penggunaan HP dan variabel Y adalah akhlak
siswa MTs Negeri Plered Kabupaten Purwakarta.
Tentang pengambilan sampel sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto
, menjelaskan mengenai batasan sampel yaitu : ”Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti”4. Dalam penelitian ini penulis mengambil 3033 %
dari populasi 120 adalah 33 x 120 / 100 = 39,6. (dibulatkan menjadi 40).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data. Analisis data menggunakan regresi dengan bantuan software
SPSS. Dalam membahas hasil penelitian yang didapat penulis mempelajari
kemudian mebandingkan dengan teori yang relevan dari berbagai pendapat ahli
untuk mencapai suatu kesimpulan.

KAJIAN TEORI
Teknologi Komunikasi Nirkabel (Handphone)
Handphone atau biasa disebut telepon genggam atau yang sering dikenal
dengan nama ponsel merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang
mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran
tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel.
Selain itu, pengertian handphone dapat didefinisikan sebagai sebuah alat
elektronik yang digunakan untuk telekomunikasi radio dua arah melalui jaringan
seluler dari BTS yang dikenal sebagai situs sel. Ponsel berbeda dari telepon tanpa

3
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif , dan
R&D (Bandung : Alfabeta, 2013), 3.
4
Suharsimi Arikunto, op.cit.,hal. 104

4
kabel, yang hanya menawarkan layanan telepon dalam jangkauan terbatas melalui
stasiun pangkalan tunggal menempel pada garis tanah tetap, misalnya di dalam
rumah atau kantor.
Telepon genggam atau handphone adalah sebuah perangkat
telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan
telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa kemana-mana
(portable) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan
kabel (nirkabel, wireless).
Handphone bukan lagi sekedar sarana komunikasi saja melainkan sebagai
saran hiburan melalui suara, gambar, video, tulisan, game dan fitur-fitur lainya.
Sehingga saat ini para remaja berlomba-lomba untuk mencari dan memiliki
handphone dengan kriteria yang lebih baik lagi. Hal tersebut berdampak negatif
bagi remaja Indonesia dan mengarah pada prilaku hedonisme. Hedonisme adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan
mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari
perasaan-perasaan yang menyakitkan.5 Hedonisme merupakan ajaran atau
pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan
tindakan manusia.6
Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon,
handphone umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan
singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa handphone di
beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan
menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi
online di handphone mereka. Sekarang, handphone menjadi gadget yang
multifungsi. Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini handphone juga
dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan
televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game,
dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Selain fitur-fitur tersebut, handphone
sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di handphone tersebut, orang bisa

5
Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar; Masalah-masalah pokok Filsafat Moral,
(Yogyakarta: Kanisius, 1987), hal. 114
6
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 282

5
mengubah fungsi handphone tersebut menjadi mini komputer. Di dunia bisnis,
fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di
satu tempat dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang
singkat.

Handphone dan Prilaku Manusia (Ahlak)


Menurut bahasa (Etimologi)) Akhlaq ialah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat, akhlaq disamakan dengan
kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia,
gambaran bentuk lahir iah manusia, seperti raut wajah, gerakan anggota badan
dan seluruh tubuh, dalam bahasa Yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan
kata ethcicos yang artinya etika.
Dalam kamus al-munjadid khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku, atau tabiat, akhlaq diartikan sebagai ilmu tata karma, ilmu yang berusaha
mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan
baik atau buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila. Akhlaq dimaksud
disini adalah perilaku dalam kegiatan sehari hari, dan membangun akhlaq mulia
adalah menerapkan segala amal usaha atau perbuatan yang amanah jujur dan,
tablig serta cerdas, Karena demikian maka perwujudan dari akhlaq mulia
membawa konsekuensi kepada tiap individu untuk kegiatannya dalam jalan
yang lurus, yaitu ikhlas dalam beramal serta ikhsan, sejalan dengan itu juga
menjauhkan sikap riya, sombong, fakhsya, fasad dan mungkar. Dampak dari
penerapan demikian dari sifat ini bias membawa kesejahteraan bersama,
kedamaian, ketentraman serta kenikmatan hidup.
Dengan demikian jika kita membangun akhlaq mulia dengan mewujudkan
kejujuran dalam praktek, ikhlas dan ikhsan kita hendak membangun dunia yang
Rahmatul Lil Alamiin satu dunia penuh kedamaain. Sebaliknya bila kita berbuat
kemungkaran, membuat kerusakan, membuat keonaran tidak akan damai dan
sejahtera, tetapi juga kita tidak punya hari depan.
Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menpengaruhi akhlaq pada
khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat

6
popular, yaitu: Nativisme, Empirisme, dan konver gensi.
Menurut aliran Nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh
terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam
yang bentuknya dapat berupa kecender ungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika
seseorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik,
maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. Aliran ini tampaknya
begitu yakin terhadap potensi yang ada dalam diri manusia, dan hal ini
kelihatannya erat kaitannya dengan pendapat aliran intuisisme dalam hal
menentukan baik dan buruk, aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang
memperhitungkan peranan pembinaan dan pendidikan.
Menurut aliran empirisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seoseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial,
termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan, jika pemdidikan dan
pembinaan yang diber ikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu,
demikian jika sebaliknya, aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan
yang dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.
Pada aliran konvergensi berpendapat pembentukan akhlaq di pengaruhi
oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu
pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus atau melalui interaksi
dalam lingkungan sosial, fitrah dan kecenderungan kearah yang baik yang
ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.7
Berkenaan dengan manfaat mempelajari ilmu Akhlaq ini, Ahmad Amin
mengatakan sebagai berikut :
Tujuan menpelajari ilmu akhlaq dan permasalahannya menyebabkan kita
dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian
perbuatan lainnya sebagai yang buruk, bersikap adil termasuk baik, sedangkan
berbuat zalim termasuk perbuatan buruk, membayar utang kepada pemiliknya
termasuk per buatan baik, sedangkan mengingkari utang termasuk perbuatan
buruk.

7
Ibid Nata, Abuddin hal 34

7
Selanjutnya Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlaq
itu, ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah
sehingga hati menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur
cahaya tuhan.8 Keter angan tersebut member petunjuk bahwa ilmu akhlaq
berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan
menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan
tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk.

Kerangka Berfikir
Setiap pergeseran suatu teknologi diharapkan selalu sejalan dengan
kebutuhan manusia akan teknologi tersebut. Dalam hal ini handphone, dari awal
kemunculannya handphone memang telah merebut banyak peminat sampai
sekarang bahkan telah menjadi kebutuhan. Anak didik yang membawa handphone
cendrung bersifat individualisme, mereka bergaual atau bercakap-cakap bukan
dengan teman disampingnya, melainkan orang yang diluar lingkungan belajarnya
dengan sarana SMS handphone-nya. Prilaku seperti ini berlangsung terus
menerus, maka mulai muncul sikap-sikap egois dan pamer di antara anak didik
yang membawa handphone. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Indonesian

PEMBAHASAN
1. Penggunaan HP di Kalangan Siswa MTs Negeri Plered Kabupaten
Purwakarta
Kegunaan handphone termasuk dalam katagori cukup, hal ini bisa dilihat
dari nilai prosentase dengan kriteria sangat setuju 32,01% dan prosentase kriteria
setuju 34,77%. Kalau dijumlahkan semuanya menjadi 62,78%, rentang 62,78%
berada pada katagori cukup

2. Pengaruh penggunaan Handphone terhadap Akhlak Siswa di MTs


Negeri Plered Kabupaten Purwakarta

8
Mutafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf , (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), hal 67.

8
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
Penggunaan HP terhadap akhlak siswa melalui analisis regresi linier sederhana.
Secara umum rumus persamaan regresi linier sederhana adalah Y = a + bX .
Sementara untuk mengetahui nilai koefisien regresi tersebut dapat berpedoman
pada output yang berada pada tebel coefficients berikut:

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 30.255 8.078 3.745 .001

Penggunaan HP .558 .135 .558 4.144 .001

a. Dependent Variable: Akhlak Siswa


a = angka konstan dari Unstandardized Coefficients, dalam kasus ini
nilainya sebesar 30,255. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai
arti bahwa jika siswa menggunakan HP (X) maka nilai konsisten akhlak siswa (Y)
sebesar 30,255.
b = angka koefisien regresi, nilainya sebesar 0,558. Angka ini
mengandung arti setiap penambahan 1% tingkat penggunaan HP (X), maka
akhlak siswa akan meningkat sebesar 0,558
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dengan demikian
dapat dikatakan bahwa penggunaan HP (X), berpengaruh positif terhadap akhlak
siswa. Sehingga persamaan regresinya adalah: Y = 30,255 + 0,558 X
Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Untuk memastikan apakah koefisien regresi tersebut signifikan atai tidak (dalam
arti variabel X berpengaruh terhadap variabel Y) dapat melakukan uji hipotesis
dengan cara membandingkan dengan nilai signifikansi (Sig.) dengan probabilitas
0,05 atau dengan cara lain yakni membandingkan nilai t hitung dengan t table.

9
Adapun yang menjadi dasar pengembilan keputusan dalam analisis regresi dengan
melihat nilai signifikansi (Sig.) hasil output SPSS adalah:
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil < dari probabilitas 0,05
mengandung arti bahwa ada pengaruh penggunaan HP (X) terhadap
Akhlak siswa (Y).
2. Sebaliknya jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar > dari probabilitas
0,05, mengandung arti bahwa tidak ada pengaruh penggunaan HP (X)
terhadap akhlak siswa (Y).
Adaput output SPSS berdasarkan data yang telah dikumpulkan melaluai angket
adalah sebagai berikut:
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 30.255 8.078 3.745 .001

Penggunaan HP .558 .135 .558 4.144 .001

a. Dependent Variable: Akhlak Siswa


Berdasarkan tabel output SPSS di atas daiketahui nilai signifikansi (Sig.)
sebesar 0,001 lebih kecil dari < probabilitas 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa “ada pengaruh
penggunaan HP (X) terhadap akhlak siswa (Y).
Uji hipotesis dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau sering
disebut dengan uji t. Dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah sebagai
berikut:
1. Jika nilai t hitung lebih besar > dari t tabel maka ada pengaruh ada
pengaruh penggunaan HP (X) terhadap akhlak siswa (Y).
2. Sebaliknya jika t hitung lebih kecil < dari t tabel maka tidak ada pengaruh
ada pengaruh penggunaan HP (X) terhadap akhlak siswa (Y).
Berikut adalah hasil output SPSS terhadap uji t yang ditunjukkn pada tabel
di bawah ini.

10
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 30.255 8.078 3.745 .001

Penggunaan HP .558 .135 .558 4.144 .001

a. Dependent Variable: Akhlak Siswa


Berdasarkan data di atas diketahui nilai t hitung sebesar 4,144, maka
langkah selanjutnya adalah mencari nilai tabel. Adapun rumus mencari nilai tabel
adalah: Nilai a/2 = 0,05/2 = 0,025. Derajat kebebasan (df) adalah n-2 = 40-2 = 38.
Kemudian dikonsultasikan dengan tabel t maka didapat nilai t tabel adalah 2.024.
Karena nilai t hitung sebesar 4,144 lebih besar dari > 2, 024 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditilak dan Ha diterima, yang berarti bahwa “ada pengaruh
penggunaan HP terhadap akhlak siswa”
Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan HP (X) terhadap akhlak
siswa (Y), dalam analisis regresi linier sederhana dapat berpedoman pada nilai R
Square atau R2 yang dapat dilihat pada output SPSS model summary berikut:
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .558a .611 .293 4.48455

a. Predictors: (Constant), Penggunaan HP

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R Square adalah 0,611, nilai ini
mengandung arti bahwa pengaruh penggunaan HP (X) terhadap akhlak siswa (Y)
adalah sebesar 61,1% sedangkan 38,9% akhlak siswa dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

11
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh maupun hasil analisis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh
penggunaan HP terhadap akhlak siswa, yaitu:

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel X mempunyai thitung yaitu


4,144 dengan ttabel = 2,024. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa
variabel X memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan
bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi
dapat disimpulkan penggunaan HP memiliki pengaruh signifikan terhadap
akhlak siswa.
2. Hasil penelitian ini diperoleh nilai R Square adalah 0,611, nilai ini
mengandung arti bahwa pengaruh penggunaan HP (X) terhadap akhlak
siswa (Y) adalah sebesar 61,1% sedangkan 38,9% akhlak siswa
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah
Sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a) Siswa hendaknya mencari buku penunjang pembelajaran seperti modul
dan LKS untuk menambah ilmu pengetahuan, siswa juga hendaknya
mengulang kembali materi yang telah di ajarkan di sekolah agar lebih
paham dan mendalami materi yang disampaikan oleh bapak/ibu guru.
Siswa perlu membaca materi yang belum diajarkan di sekolah agar supaya
saat guru sedang menjelaskan siswa sudah memahami sedikit materi
pelajaran.
b) Siswa sebaiknya dapat mengontrol menggunakan handphone saat berada
di sekolah. Saat pembelajaran berlangsung siswa sebaiknya tidak
menggunakan atau tidak mengaktifkan handphone supaya dapat
berkonsentrasi dengan baik dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

12
2. Bagi Pihak Sekolah
c) Kepala Sekolah
Kepala sekolah beserta pengurus kesiswaan sebaiknya membuat peraturan
penggunaan handphone di sekolah seperti mengumpulkan dan meletakkan
handphone siswa pada loker tertentu ketika jam pembelajaran
berlangsung.
d) Guru
Guru sebaiknya ikut mengawasi penggunaan handphone siswa selama
berada di kelas atau saat pembelajaran berlangsung. Guru juga sebaiknya
mengontrol kelas yang memiliki jam kosong agar suasana belajar lebih
kondusif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya meneliti satufaktor yang mempengaruhi akhlak siswa
yaitu penggunaan handphone. Variabel tersebut memberi pengaruh sebesar 61,1%
sedangkan sisanya faktor lain yang tidak diteliti. Oleh karena itu perlu adanya
penelitian lain yang mengungkap 38,9% faktor lain yang mempengaruhi akhlak
siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (2007), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara

Franz Magnis-Suseno, (1987), Etika Dasar; Masalah-masalah pokok Filsafat


Moral, Yogyakarta: Kanisius.

K. Bertens. (1997), Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lorens Bagus, (2000), Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia

Mutafa Zahri, (1995), Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: Bina Ilmu

Sugiono, (2013), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan


Kuantitatif , dan R&D, Bandung: Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai