Skripsi Bab 1-5
Skripsi Bab 1-5
page header
PENDAHULUAN
Hal ini merupakan suatu kebanggaan bagi orang tua, karena punya anak yang
tidak ketinggalan jaman. Orang tua menyadari akan pentingnya handphone bagi
anaknya dengan berbagai alasan. Ssehingga handphone, dewasa ini bukan barang
bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga dipergunakan dalam urusan lain
pikiran orang, tak disadari imperialisme budaya pun merajalela. kini handphone
adalah sakunya anak didik. Hampir semua anak didik mengantongi handphone.
dirinya “saya orang modern, saya orang teknologi”. Budaya tradisional semakin
jauh ketinggalan oleh gaya hidup mewah. Etika oleh filsafat Yunani besar
etimologi berarti adat, kebiasaan. Untuk kasus di atas pengertian etika secara
etimologi nampaknya belum cukup, maka ada penjelasan lain yang lebih
koperensif tentang pengertian etika yaitu: 1). Nilai-nilai dan norma-norma moral
1
2
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya, 2). Kumpulan asas atau nilai moral (kode etik), 3) ilmu tentang
yang baik atau buruk1. Kalau berorientasi pada teori belajar hakikat belajar adalah
pembelajaran. Tetapi perubahan tingkah laku atau prilaku yang bagaimana yang
sorang siswa. Jadi tujuan pendidikan atau pembelajaran yang dimaksud adalah
perubahan tingkah laku yang beretika. Bagaimana etika anak didik di era teknolgi
berlangsung terus menerus, maka mulai muncul sikap-sikap egois dan pamer di
antara anak didik yang membawa handphone. Bagi anak didik yang tidak
di kelasnya sendiri. Sekali dua kali dipinjamkam untuknya, selanjutnya tak heran
muncul perasaan malu, apalagi tidak bisa mengoperasikan. Siswa yang tidak
1
K. Bertens. Etika. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997).hal 4-6 Formatted: Indent: First line: 0"
3
besar walupun tidak muncul dipermukaan (teori konflik laten) Di dalam ruang
belajar (di kelas) sadar atau tidak sadar, sengaja atau bukan sengaja, sering suara
dengan sepatah dua patah kata “maaf pak saya lupa mematikan” seorang guru
tidak bisa berbuat apa-apa, tertindas oleh teknologi. Tidak kalah menariknya
untuk diungkapkan tentang prilaku siswa dalam ruangan kelas ketika mata
pelajaran Matematik, Kimia atau Fisika, handphone semuanya keluar dari kantong
guru. Tentu ini gejala buruk bagi perkembangan nalar atau logika berpikir siswa.
Tidak percaya dengan pikirannya, lambat menggunakan pikiran atau nalar dan
bahkan faktor malas orat-oret karena lebih praktis dengan handphone. Yang lebih
sehari-hari disamakan dengan “budi pekerti”, kesusilaan, sopan santun, tata karma
2
Zahruddin AR, M. dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta 2004), hal. 2
3
Manan Idris, dkk. Reorientasi Pendidikan Islam , (Hilal Pustaka, Pasuruan 2006), hal.
109 Formatted: Indent: First line: 0"
4
melekat pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah, tanpa melaui proses
Akhlak sangatlah penting bagi manusia. Akhlak ini tidak saja dirasakan
manusia dari hewan. Manusia tanpa akhlak adalah manusia yang telah
“membinatang”, sangat berbahaya. Ia akan lebih jahat dan lebih buas dari
kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Orang tidak lagi
peduli soal baik dan buruk, halal atau haram. Dalam al-qur’an ada peringatan
yang menjadi hukum sunnatullah, yaitu firman Allah dalam surat Al-‘Araf ayat
Artinya : Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti kami akan
menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan),
dengan cara yang tidak mereka ketahui.
membawa ummat manusia kepada akhlakul karimah hal tersebut sangatlah jelas
dalam sebuah hadis yang artinya “Sesungguhnya aku diutus kemuka bumi ini
menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai
4
M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an, (AMZAH, Jakarta,
2007), hal.4 Formatted: Indent: First line: 0"
5
orang lain. Sekolah harus membangun budaya yang mengedepankan aspek moral,
harus meningkatkan Akhlak (tingkah laku) siswa agar dapat mencapai tingkat
mutu pendidikan.
cepat. Tidak hanya orang tua saja, tapi hampir semua kalangan menggunakannya.
dan semacam aplikasi yang ada didalamnya. Dalam bukunya Komunikasi Sosial
dan tas, maka harga diri pemiliknya seolah terdongkrak naik.5 Dari hal itulah
kebanyakan dari kita, khususnya para muda-mudi menjadikan hal yang kurang
bahkan melupakan hal yang wajib untuk dilaksanakan, seperti halnya sholat
fardhu. Maka seharusnya kita dapat mengatur waktu sebaik mungkin antara
5
Zahruddin AR, M. dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta 2004), hal. 80 Formatted: Indent: First line: 0"
6
kebutuhan dunia dan akhirat. Dari hal itulah, penulis mengangkat sebuah
Maka dari itu, terlepas dari pentingnya kegunaan handphone pada diri
siswa sebagai salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan
akhlaknya, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti:
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
pertimbangan peneliti dalam beberapa hal, maka penelitian ini hanya dilaksanakan
D. Rumusan Masalah
di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Purwakarta?
Bagaimana pengaruh handphone terhadap akhlak siswa Kelas VIII MTs Formatted: Font: Font color: Auto
Negeri Plered Kabupaten Purwakarta ? Formatted: Font: Italic, Font color: Auto
Formatted: Font: Italic, Font color: Auto
Formatted: Font: Not Italic
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana kegunaan handphone bagi siswa kelas VIII
2. Untuk mengetahui akhlak siswa kelas VIII MTs Negeri Plered Kabupaten
Purwakarta
3.2. Untuk mengetahui pengaruh handphone terhadap akhlak siswa Kelas VIII
F. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Formatted: Indent: First line: 0"
8
Dengan penelitian ini dapat dijadikan wadah untuk pengembangan diri dan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi individu
khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya
b. Bagi lembaga
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Handphone
Handphone atau biasa disebut telepon genggam atau yang sering dikenal
tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu
elektronik yang digunakan untuk telekomunikasi radio dua arah melalui jaringan
seluler dari BTS yang dikenal sebagai situs sel. Ponsel berbeda dari telepon tanpa
kabel, yang hanya menawarkan layanan telepon dalam jangkauan terbatas melalui
stasiun pangkalan tunggal menempel pada garis tanah tetap, misalnya di dalam
saran hiburan melalui suara, gambar, video, tulisan, game dan fitur-fitur lainya.
Sehingga saat ini para remaja berlomba-lomba untuk mencari dan memiliki
handphone dengan kriteria yang lebih baik lagi. Hal tersebut berdampak negatif
bagi remaja Indonesia dan mengarah pada prilaku hedonisme. Hedonisme adalah
pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan
tindakan manusia.7
2. Fungsi Handphone
singkat (short message service, SMS). Ada pula penyedia jasa handphone di
6
Franz Magnis-Suseno, Etika Dasar; Masalah-masalah pokok Filsafat Moral,
(Yogyakarta: Kanisius, 1987), hal. 114
7
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 282 Formatted: Indent: First line: 0"
11
dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan
televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game,
dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Selain fitur-fitur tersebut, handphone
sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di handphone tersebut, orang bisa
fitur ini sangat membantu bagi para pebisnis untuk melakukan semua pekerjaan di
satu tempat dan membuat pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu yang
singkat.
a. Bisnis. jenis ini ditujukan untuk anda yang menginginkan perangkat bisnis
bisnis terdapat dalam handphone ini dan dapat membuat pekerjaan dapat
aktivitas yang berhubungan dengan musik, seni, foto, sosial dan lainnya dapat
berharga berkali kali lipat dari harga handphone tercanggih. Dewasa ini dapat
yang simpel, fitur yang disematkan dalam handphone ini merupakan fitur inti,
kebutuhan manusia akan teknologi tersebut. Dalam hal ini handphone, dari awal
pembuatannya baik dari sisi fitur, fungsi, desain, bahkan dari sisi jaringan yang
digunakan.
1) Pengaruh Positif
a) Mempermudah komunikasi.
Misalnya saja ketika orang tua atau pihak keluarga akan menjemput anak
8
www.semilirhati.blogspot.com. Dampak Positif dan Negatif HP Bagi Pelajar. Diakses
pada tanggal 12 Mei 2013
Formatted: Indent: First line: 0"
13
pelosok desa.
2) Pengaruh Negatif
SMS, miscalled dari teman mereka bahkan dari keluarga mereka sendiri.
Misalnya MP3, siswa bisa saja lebih suka bersantai dengan mendengarkan
lagu ketimbang harus belajar. Selain MP3, ada game yang juga bisa
c) Menurunkan Konsentrasi
bahwa penjelasan dan bimbingan guru merupakan salah satu cara belajar
tersebut. Dan, nilai yang didapatkannya pasti rendah. Nilai rendah yang
d) Efek radiasi.
handphone nya.
Jika tidak ada kontrol dari guru dan orang tua, handphone bisa digunakan
g) Pemborosan.
Ada keluarga yang tidak mampu, tetapi karena pergaulan dimana teman-
i) Merusak akhlak.
komunikasi yang tidak baik. Hal ini akan mengganggu aktifitas yang
Menurut bahasa (Etimologi)) Akhlaq ialah bentuk jamak dari khuluq yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat, akhlaq disamakan dengan
gambaran bentuk lahir iah manusia, seperti raut wajah, gerakan anggota badan
dan seluruh tubuh, dalam bahasa Yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan
Formatted: Indent: First line: 0"
16
laku, atau tabiat, akhlaq diartikan sebagai ilmu tata karma, ilmu yang berusaha
baik atau buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila. Akhlaq dimaksud
disini adalah perilaku dalam kegiatan sehari hari, dan membangun akhlaq mulia
adalah menerapkan segala amal usaha atau perbuatan yang amanah jujur dan,
tablig serta cerdas, Karena demikian maka perwujudan dari akhlaq mulia
yang lurus, yaitu ikhlas dalam beramal serta ikhsan, sejalan dengan itu juga
menjauhkan sikap riya, sombong, fakhsya, fasad dan mungkar. Dampak dari
kejujuran dalam praktek, ikhlas dan ikhsan kita hendak membangun dunia yang
Rahmatul Lil Alamiin satu dunia penuh kedamaain. Sebaliknya bila kita berbuat
khususnya dan pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sudah amat
yang bentuknya dapat berupa kecender ungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika
maka dengan sendirinya orang tersebut menjadi baik. Aliran ini tampaknya
begitu yakin terhadap potensi yang ada dalam diri manusia, dan hal ini
menentukan baik dan buruk, aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang
pembentukan diri seoseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial,
pembinaan yang diber ikan kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu,
demikian jika sebaliknya, aliran ini tampak lebih begitu percaya kepada peranan
oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu
pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus atau melalui interaksi
dalam lingkungan sosial, fitrah dan kecenderungan kearah yang baik yang
ada di dalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai metode.9
9
Ibid Nata, Abuddin hal 34 Formatted: Indent: First line: 0"
18
dapat menetapkan sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian
perbuatan lainnya sebagai yang buruk, bersikap adil termasuk baik, sedangkan
buruk.
itu, ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah
sehingga hati menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur
cahaya tuhan.10 Keter angan tersebut member petunjuk bahwa ilmu akhlaq
dan yang buruk, serta perbuatan apa saja yang termasuk perbuatan yang baik dan
yang buruk itu, maka seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki tentang
kriteria perbuatan yang baik dan buruk itu, dan selanjutnnya ia akan banyak
yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalkan dan ia akan terhindar dari bahaya
yang menyesatkan. Selain itu akhlaq juga akan berguna secara efektif dalam
10
Mutafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf , (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), hal 67.
Formatted: Indent: First line: 0"
19
upaya membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat, diketahui
bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani, jasmani dibersihkan secara lahiriyah
ilmu pengetahuan dan teknologi yang majudesertai dengan akhlaq yang mulia
niscaya ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang ia milikinya itu akan
yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta,
kekuasaan dan sebagainya namun tidak disertai dengan akhlaq yang mulia, maka
semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana di
bermasalah, baik dalam belajar, emosional maupun sosial sehingga dapat tumbuh
bagi pertumbuhan dan perkembangan mental dan moral (akhlaq) anak didik,
11
Ibid, Mutafa Zahri hal.69
12
Mulyasa, Manajemen pendidikan sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 2
7 Formatted: Indent: First line: 0"
20
dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan social bagi anak didik
dimana pertumbuhan mental, moral, sosial dan segala aspek kepribadian dapat
berjalan dengan baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Zakiah Dradjat dalam
bukunya Ilmu Jiwa Agama, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan
peraturan dan alat-alat) dapat membawa anak didik kepada pembinaan mental
yang sehat, akhlaq yang tinggi dan pengembangan bakat, sehingga anak-anak itu
dapat lega dan tenang dalam pertumbuhannya dan jiwanya tidak goncang.13
ialah:
berpegang teguh pada akhlaq mulia dan membenci akhlaq yang rusak, selalu
13
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama ( Jakarta: Bulan Bintang, 1994), 72
tekun ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermu amalah yang baik.
pelaksanaan guru agama Islam dalam proses pembinaan akhlaq peserta didik di
yang hendak dicapai, tanpa adanya tujuan yang jelas akan menimbulkan
kekaburan atau ketidak pastian, maka tujuan pembinaan merupakan factor yang
teramat penting dalam proses terwujudnya akhlaq peserta didik. Suksesnya guru
agama islam dalam membina akhlaq peserta didiknya sangat ditentukan strategi
a) Tujuan umum
1) Supaya terbiasa malakukan hal yang baik dan terpuji serta menghindari
2) Supaya hubungan kita dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk
peserta didik adalah agar setiap peserta didik memiliki pengertian baik dan
Islam dan selalu berakhlaq mulia, sehingga dalam pembinaannya dapat tercapai
dengan baik.
b) Tujuan khusus
berpegang teguh pada akhlaq mulia dan membenci akhlaq yang rusak.
mereka berinteraksi sosial yang baik, mencintai kebaikan untuk orang lain,
suka menolong, sayang kepada yang lemah dan menghargai orang lain.
6) Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dan bermu
14
H.A. Mustafa, Akhlaq Tasawuf (Bandung : Pusta Setia, 1997), 135
15
Ibid, H.A. Mustafa, Hal 136 Formatted: Indent: First line: 0"
23
1. Pertama, siddiq yaitu jujur. Sikap jujur adalah sikap yang berpihak kepada
3. Ketiga, sikap tabligh. Sikap ini fokus kepada penyampaian seruan yang
haq, menyampikan dakwah yang benar. Dalam hal infor masi, tidak
penting sebagai pilar dalam memabangun akhlaq yang mulia. Akhlaq mulia
yaitu positif bagi keberuntungan untuk semua satu dunia yang kita
mutual respect.
1. Imam Al-Ghazali menyebut akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa. Daripada jiwa itu, timbul perbuatan - perbuatan dengan mudah tanpa
Maksudnya, sesuatu yang mencir ikan akhlaq itu ialah kehendak yang
3. Ibnu Maskawayh mengatakan akhlaq ialah suatu keadaan bagi diri atau
jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan perbuatan
dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran kerana sudah menjadi
kebiasaan.
strategia atau strategos yang berarti jenderal, strategi juga memiliki konotasi
pengetian sebagai suatu seni dan ilmu tentang pengendalian militer, strategi
adalah sasaran hasil pola teladan, tujuan, kebijakan utama dan rencana untuk
menuju keberhasilan, strategi adalah suatu kesatuan rencana yang terpadu dan
strategi dapat diartikan seni dalam melaksakan strategi yakni siasat atau
rencana, banyak pandangan kata strategi dalam bahasa inggris yang dianggap
relevan dengan pembahasan ini ialah kata approach (pendekatan) dan kata
16
Nata, Abuddin. Akhlaq Tasawuf. (Raja Grafindo Persada: Jakarta , 2002),31
17
Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, Metodologi Pengajaran
Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999)..127
18
Reza M. Syarif, Strategi Manajement Pendidikan ,(PT. Raja Grafindo Persada
Jakarta, 2002), 23 Formatted: Indent: First line: 0"
26
yunani itu berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperangkat langkah
yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan upaya ranah cipta untuk
2. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam
Dalam bidang pendidikan istiah strategi disebut juga teknik atau cara yang
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar
19
Muhibin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru ,(PT. Renaja
Rosda Karya Bandung, 2000), 214
20
Tim Penyusun, kamus besar Indonesia , (balai pustaka, Jakarta, 1990), 859
21
Henry Guntur Tarian, Strategi pengajaran dan pembelajaran , (Angkasa Bandung,
1993), 2 Formatted: Indent: First line: 0"
27
efektif dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik, oleh karena itu terdapat
berbagai cara yang dapat ditempuh, dalam memilih, dalam memilih strategi guru
di bimbing oleh filsafat pendidikan yang dianut guru dan tujuan pelajaran
yang hendak dicapai, disamping itu penting pula memperhatikan hakekat anak
didik yang hendak dididik, dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan, jadi
sebuah strategi itu hanya menentukan prosedur yang akan diikuti. Strategi guru
peserta didik, terdapat beberapa strategi atau metode yang digunakan diantaranya
ialah: 22
Pendidikan Islam” ditulis bahwa pendidikan secara langsung ini terdiri dari
a. Teladan
Disini guru sebagai teladan bagi anak didiknya dalam lingkungan sekolah
disamping orang tua dirumah. Guru hendaknya menjaga dengan baik perbuatan
maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan mencontoh dengan
sendirinya akan turut mengerjakan apa yang disarankan baik itu orang maupun
22
Joesoef Soelaiman, Konsep Pendidikan Luar sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
115
23
Dradjat Zakiah, Pengajaran Agama Islam , (Jakarta, Bumu Akasara, 2004), hal. 24 Formatted: Indent: First line: 0"
28
guru.24
dengan ajaran Islam ”si anak” yang mendengar orang tuanya mengucapkan asma
Allah, dan sering melihat orang tuanya atau semua orang yang dikenal
menjalankan ibadah, maka yang demikian itu merupakan bibit dalam pembinaan
jiwa anak.25 Seoramg guru harus mampu memberi contoh kepada muridnya,
bersalaman ketika masuk kelas maupun pada saat pulang sekolah, mengucapkan
b. Anjuran
Anjuran yaitu saran atau ajakan untuk berbuat atau melakukan sesuatu yang
disiplin sehingga akan membentuk suatu kepribadian yang baik, seperti menolong
c. Pembiasaan
pembinaan akhlaq yang baik. Karena dalam pembiasaan ini menjadi tumbuh
yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari - hari sehingga muncul suatu
rutinitas yang baik yang tidak menyimpang dari ajaran Islam. Saling
menyayangi antar teman, dengan saling berjabat tangan ketika bertemu, baik di
24
Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Al Maarif, 1962), 85
25
Zakiah Daradjat, Op. Cit, 87 3 8
Yaitu strategi guru yang bersifat pencegahan, penekanan pada hal- hal
diantaranya adalah:
(a) Larangan
sesama teman.
(b) Pengawasan
Adalah untuk mencegah dan menjaga, agar tidak terjadi sesuatu hal
peserta didik.
(c). Hukuman
26
Marimba, Op. Cit. hlm. 86
menyimpulkan pendapat.
27
Jalaluddin dan Said Usman, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan Pemikirannya (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1994), 54 Formatted: Indent: First line: 0"
31
para pendidik amat penting, sebab penampilan, perkataan, akhlaq, dan apa saja
yang terdapat padanya, dilihat, didengar dan diketahui oleh para anak didik,
akan mereka serap dan tiru, dan lebih jauh akan mempengaruhi
Dalam Islam guru merupakan orang yang menjadi panutan dan tauladan
bagi anak didiknya. Oleh karena itu guru agama Islam hendaknya mempunyai
kepribadian yang baik dan juga mempunyai kemampuan yang baik pula. Dalam
hal ini ada beberapa kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap
e. Memiliki kepekaan ter hadap infor masi secara langsung atau tidak langsung
yang profesional, dapat mengacu pada tuntunan Nabi SAW, karena beliau
satu-satunya pendidik yang paling berhasil dalam rentang waktu yang begitu
28
Ibid, Zakiah Darajat, 34 4 1
29
Muhaimin, Op.Cit .172 Formatted: Indent: First line: 0"
32
yang ideal (Nabi saw). Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai
seorang guru dari guru lainnya. Keapribadian adalah faktor yang sangat
itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan membina yang
baik bagi anak didiknya. Ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi
hari depan anak didik yang masih kecil (Tingkat Sekolah Dasar) dan
karena itu setiap calon guru dan calon professional sangat diharapkan
seorang guru, yang mendidik generasi muda sekolah. Sadar atau tidak
30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), 225 Formatted: Indent: First line: 0"
33
seperti:31
2. Motivasi belajar
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis
dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang
merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang tua, asal dilakukan secara
sadar. Dengan kata lain, baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh
kepribadian. Lebih lagi bila seseorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor
Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang daat dijadikan profil
dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Karena itu kepribadian
adalah masalah yang sangat sensitif sekali penyatuan kata dan perbuatan dituntut
dari guru, bukan lain perkataan dengan perbuatan, ibarat kata pepatah, pepat
diluar runcing di dalam. Guru adalah mitra anak didik dalam kebaikan. Guru
yang baik, anak didik pun menjadi baik. Tidak ada seorang guru yang bermaksud
Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik ialah
yang member ikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlaq, dan
menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak didik, dengan guru itulah mereka
hidup dan berkembang, sekiranya setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan
31
Ibid, Zakiah Drajat, 56 4 4
32
Winkel, Psikologi Pengajaran (jakarta:Grasindo,1991), 110-112
33
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., 41 Formatted: Indent: First line: 0"
34
sebaik-baiknya. Abu Dardaa melukiskan pula mengenai guru dan anak didik itu
bahwa keduanya adalah berteman dalam ”kebaikan” dan tanpa keduanya tak akan
ada ”kebaikan”.34
Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan penampilan lain
dari kepribadiannya. Bagi anak didik yang masih kecil guru adalah contoh
teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang pertama
sesudah orang tua yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik. Kalau
tingkah laku atau akhlaq guru tidak baik, pada umumnya akhlaq anak didik
akan mer usak olehnya, karena anak akan mudah terpengaruh oleh orang yang
dikaguminya atau dapat juga menyebabkan anak didik gelisah, cemas atau
dengan contoh yang selama ini didapatnya dirumah dari orang tuanya.35
kepribadian guru yang acuh tak acuh kepada agama akan menunjukkan sikap
yang dapat menyebabkan anak didik terbawa pula kepada arus tersebut,
berpakaian, berbicara, ber jalan dan bergaul juga merupakan penampilan kepr
ibadian lain yang mempunyai pengaruh terhadap anak didik. Termasuk juga
dalam masalah kepribadian guru itu, sikap dan pandangan guru terhadap
34
thiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (jakarta: Bulan Bintang,
1970), 136
35
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), 15
Formatted: Indent: First line: 0"
35
hubungan guru dengan anak didik. Kepribadian guru akan tercer min dalam
sikap dan per buatan dalam membina Akhlaq dan membimbing anak didik.
Strategi yang dilakukan selama ini masih bersifat massal, yang memberikan
perlakuan dan layanan pendidikan yang sama kepada semua peserta didik,
peserta didik ber bakat yang prestasinya di sekolah tidak mencerminkan potensi
akhlaq atau moral yang dihadapi disebabkan oleh kegagalan pendidikan agama
Formatted: Indent: First line: 0"
36
Islam, dengan bertolak dari suatu pandangan bahwa kegiatan, masalah kendala
guru pendidikan agama Islam dalam pembinaan akhlaq telah dirasakan sangat
belahan bumi mana pun kerap kali dapat disaksikan berbagai gaya hidup yang
bertentangan dengan etika dan nilai Agama. Berbagai pendekatan telah sedang
agama Islam juga sudah masuk pada kurikulum sekolah. Secara normatif untuk
kesadaran nilai - nilai agama, dan mengabaikan pembinaan aspek efektif dan
memantau atau mengawasi per ilaku peserta didik diluar sekolah. Selain
itu guru agama islam diluar tidak mengetahui baik buruk lingkungan
tempat tinggal peserta didik terutama sekali orang tua/ keluarga yang
peserta didik maka juga harus ada kegiatan - kegiatan yang bisa
yang modern, tetapi tidak semua sekolah memenuhi alat tersebut. Dengan
B. Kerangka Berpikir
36
Harun Nasition, 1995
kebutuhan manusia akan teknologi tersebut. Dalam hal ini handphone, dari awal
sekarang bahkan telah menjadi kebutuhan. Anak didik yang membawa handphone
menerus, maka mulai muncul sikap-sikap egois dan pamer di antara anak didik
yang membawa handphone. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Indonesian
orang lain. Sekolah harus membangun budaya yang mengedepankan aspek moral,
harus meningkatkan Akhlak (tingkah laku) siswa agar dapat mencapai tingkat
mutu pendidikan.
C. Hipotesis
suatu peristiwa tertentu atau bisa dikatakan hipotesis adalah praduga ataupun
asumsi yang harus diuji melaluidata atau fakta yang diperoleh melalui
37
Siswojo, Metode Penelitian Sosial. (Jakarta, 1987), halm. 53 Formatted: Indent: First line: 0"
39
tentatif mengenai fenomena tertentu dan memudahkan penambahan pengetahuan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
diuji melalui penelitian, 3. memberikan arah penelitian, 4. memberikan kerangka Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
untuk melaporkan kesimpulan penelitian. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
Sehubungan dengan penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
berikut : (“adanya pengaruh handphone terhadap akhlak siswa”). Dengan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Italic,
Font color: Black, Indonesian
demikian penelitian ini akan menyoroti dua variabel, yaitu pengaruh handphone Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
bagai variabel (X) yang merupakan variabel independen (yang mempengaruhi) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
dan akhlak siswa sebagai variabel (Y) yang merupakan dependen (yang color: Black, Indonesian
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
dipengaruhi). Untuk membuktikan apakah pernyataan di atas diterima atau color: Black, Indonesian
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
ditolak, akan dianalisa dengan menggunakan Hipotesis (Ha) yang color: Black, Indonesian
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
menyatakan“adanya pengaruh handphone terhadap akhlak siswa”. Prinsip
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
pengujiannya akan dipedomankan berdasarkan taraf signifikasi 1% dengan
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
membandingkan antara thitung dengan ttabel. Jika t hitung >t tabel, maka Hipotesis (Ha) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Indonesian
diterima dan sebaliknya jika t hitung <t tabel, maka Hipotesis (Ho) ditolak artinya Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Subscript
tidak ada pengaruh handphone terhadap akhlak siswa. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Subscript
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
Untuk memulai tahap penelitian, terlebih dahulu harus dirumuskan satu atau color: Black, Subscript
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
lebih hipotesis yang dinyatakan secara jelas.Hipotesis adalah ramalan peneliti color: Black, Subscript
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
tentang hasil penelitian.Hipotesis mempunyai fungsi serba guna dalam penelitian. color: Black, Indonesian
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
Karena hipotesis mengajukan penjelasan yang dapat diuji secara empiris, maka ia color: Black, Indonesian
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Subscript
berfungsi untuk meluaskan pengetahuan, memberi arah pada peneliti untuk
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Black, Subscript
menentukan metode penelitian serta jenis data yang relevan dengan pemecahan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Italic,
Font color: Black, Indonesian
1. Ha : Diduga penggunaan handpone oleh siswa Mts Negeri Plered Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Italic
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat kata
kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data tujuan dan kegunaan. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri - ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan
dengan cara - cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara - cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara - cara yang digunakan.
“Pengaruh handphone terhadap ahlak siswa” maka jenis penelitian yang penulis
masalah yang dibawa oleh peneliti sudah jelas dan analisis datanya menggunakan
secara langsung.
1. Populasi
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
adalah siswa Kelas VIII MTs . Negeri Plered. Jumlah populasi seluruhnya ada
120 siswa.
2. Sampel
wakil populasi yang diteliti”39. Dalam penelitian ini penulis mengambil 3033 %
dari populasi 120 adalah 33 x 120 / 100 = 39,6. (dibulatkan menjadi 40)
38
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta), hal.67
39
Suharsimi Arikunto, op.cit.,hal. 104 Formatted: Indent: First line: 0"
43
adalah subjek dimana data diperoleh.40 Adapun sumber data terdiri dari dua Formatted: English (United States)
macam:
Sumber Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.41 Dalam penelitian ini, sumber data primer yang
diperoleh oleh peneliti adalah: hasil angket yang sudah disebar kepada siswa
dan berbagai literatur yang relevan dengan pembahasan. Data skunder yang
penulis butuhkan dari sekolah adalah profil sekolah, jumlah siswa, jumlah
Formatted: Indonesian
Formatted: Footnote Text, Indent: Left: 0.06", First line:
0.3", Adjust space between Latin and Asian text, Adjust space
between Asian text and numbers, Tab stops: 0", Left
40
Suharsimi Arikunto, op.cit.,hal. 107
41 Formatted: Indonesian
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2006), hal.253 Formatted: Font: 10 pt, Indonesian
42
Ibid., hlm. 253 Formatted: Indent: First line: 0"
44
untuk telekomunikasi radio dua arah melalui jaringan seluler dari BTS yang
2. Akhlaq dimaksud disini adalah perilaku dalam kegiatan sehari hari, dan
cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
akhlaknya.
E. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi
data, semua metode dan instrument yang mungkin dapat dipakai. Yang termuat
dalam kisi-kisi umum ini baru rancangan ideal tentang apakah semua sumber
data, metode, dan instrument tetap akan dipakai atau tidak, tergantung dari
2. Instrumen
Untuk itu maka peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka sebelum angket itu
digunakan terlebih dahulu diuji cobakan. Maksud dari uji coba tersebut untuk
1) Validitas Internal
43
Arikunto, Prosedur Penelitian., 206
44
Sugiono, Metode Penelitian. 149 Formatted: Indent: First line: 0"
46
(1) Input data hasil uji instrumen ke dalam lembar kerja SPSS
(3) Lalu muncul kotak dialog, masukan semua item, lalu pilih alpha
(4) Klik tombol statistics, lalu pilih item scale, scale if item deleted,
2) Validitas Eksternal
Untuk mengetahui apakah pengaruh itu signifikan atau tidak, maka nilai t
hitung tersebut perlu dibandingkan dengan nilai t tabel. Apabila t hitung lebih
besar dari pada t tabel, maka pengaruh tersebut signifikan, sehingga instrumen
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
yang tidak valid (drop) tidak dihitung / tidak diuji. Apabila t hitung lebih besar
1) Dari data di atas, lakukan langkah yang sama dengan tidak menyertakan
2) Lalu akan muncul output yang menandakan data reliabel atau tidak
reliabel
data, yaitu:
1. Angket
Menurut Muhammad Ali, yang dimaksud dengan angket adalah suatu teknik
cara ini diantaranya adalah mendapat jawaban secara langsung baik dari guru
maupun siswa. Jadi angket adalah teknik untuk mengumpulkan data dengan
2. Metode Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda
dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak
tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih
tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda
hidup tetapi benda mati.Selama dalam penelitian, peneliti tidak tau adakah data
dokumen yang dikumpulkan dan dianalisa, dokumen itu ada yang dari sekolah
atau dari pemerintah. Banyak peristiwa yang telah lama terjadi bisa di teliti dan
dimaklumi atas dasar-dasar dajian dari dokumen atau arsip-arsip baik secara
langsung maupun tidak,oleh karena itudokumen dan arsip buku bukqn hanya
menjadi sumber data yang penting bagi penelitian kualitatif pada umumnya.45
yang penulis gunakan adalah dengan mengambil kumpulan data yang ada di MTs.
Negeri Plered, baik berupa tulisan, papan nama, dan brosur profil MTs. Negeri
Plered.
Sedangkan menurut Noeng, analisa data adalah upaya mencari serta merta
sebagai temuan bagi orang lain.47 Untuk menganalisa data yang terkumpul,
terhadap prilaku siswa kelas VIII MTs Negeri Plered Rumus yang digunakan
P = F x 100%
N
Keterangan :
P : Angket persentase.
a. Uji Normalitas
korelasi dan regresi, analisis varian dan t-test untuk dua sampel.
normalitas data, antara lain dengan SPSS. Dan pada penelitian ini,
48
Nana Sudjana dan Ibrohim, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar
Bara, 1994), hal.34 Formatted: Indent: First line: 0"
50
sebagai berikut:
b. Uji Linieritas
2) Pada bagian name tulis Var_X dan Var_Y, pada decimal ubah
menjadi angka 0
Klik ok
a. Uji Hipotesis
Langkah-langkah:
5) Pilih option > confidense interval percentage 99% > continue > ok,
b. Korelasi
Langkah-langkah:
5) Pilih statistics > central tendency (korelasi) > contineu > ok,
c. Regresi
49
Arikunto. Prosedur Penelitian. 131 Formatted: Indent: First line: 0"
52
variabel terkait lainnya. Regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel
berikut50:
stastistics;
8) Pilih continue;
10) Pilih option, maka muncul kotak kerja linear regression : options;
11) Pilih angka probability pada kotak entri, 5% (0,05) atau 1% (0,01);
50
Widyago, Pengertian Regresi dan Korelasi, https://.wordpress.com/2011/04/03.
Diakses 25 april 2016 Formatted: Indent: First line: 0"
53
BAB IV
pada Tahun pelajaran 1996/1997 dengan KMA No. 575 A, tahun 1995 pada
Desa Cibogo Peuntas berubah menjadi Desa Cibogo Hilir, Kecamatan Plered,
Kabupaten Purwakarta.
Negeri Plered dari Nomor Statistik lama menjadi Nomor Statistik baru,
Purwakarta, Nomor : Kd. 10. 14 / 5 / PP. 00. 5 / 1060 / 2010, yang menerangkan
sebagai berikut :
Kabupaten : Purwakarta
1 2 1 1 3 2 1 4 0 0 0 2
2. Identitas
b. NSM : 121132140002
Desa : Cibogohilir
Kecamatan : Plered
Kabupaten : Purwakarta
h. Status Akreditasi : B
k. Mulai Pukul : 07.00 s/d 13.20 WIB Formatted: Font color: Auto, Spanish (Guatemala)
Formatted: Spanish (Guatemala)
l. Luas Gedung : 1.298 m2 Formatted: Font color: Auto, Spanish (Guatemala)
Formatted: Spanish (Guatemala)
m. Luas Tanah : 5.417m2 Formatted: Font color: Auto, Spanish (Guatemala)
Formatted: Spanish (Guatemala)
n. Kondisi Gedung : Permanen
Formatted: Font color: Auto, Spanish (Guatemala)
Formatted: Spanish (Guatemala)
o. Status Bangunan : Pemerintah
Formatted: Font color: Auto, Spanish (Guatemala)
s. Nomor Rekening Madrasah : 0018-055599-100 Bank Jabar Cabang Formatted: Font color: Auto, English (United States)
a. Visi
b. Misi
4. Data Siswa
Tabel 4.2
Rekapitulasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Formatted: Indent: First line: 0"
57
3 Guru Non-PNS - - - - - - - 7- 4 - - 11
4 TU PNS 1 1 - - - - - 1- - - - 3
5 TU Non-PNS 3 2 - - - - - -- - - - 5
6 PESURUH 3 - - - - - - -- - - -
1
JUMLAH 7 3 - - - - - 17- -
2
6. Data Ruang
Tabel 4.3
Data Ruang
Kondisi Kategori
Jenis Jumlah Ket.
Baik Rusak Kerusakan
Ruang Kepala Sekolah/Madrasah 1 ruang 1 - -
Ruang Guru/Kelas 1 ruang 1 - -
Ruang Kelas 15 ruang 15 - -
Ruang Perpustakaan/ Kelas 1 ruang 1 - -
Ruang Labolatorium/Kelas 1 ruang 1 - -
Ruang Keterampilan - ruang - - -
Lab. Bahasa - ruang - - -
Lab. Komputer - ruang - - -
Ruang Serbaguna - ruang - - -
B. Hasil Penelitian
jawaban, jika memilih "Sangat setuju" diberi skor 4, memilih "Setuju" diberi skor
3, memilih "Tidak setuju" diberi skor 2, dan memilih "Sangat tidak setuju" diberi
Plered, maka dari keempat kategori itu ditotal nilainya, dan dapat dilihat hasilnya
dari nomor item 1-15. Kemudian dipilih yang terbesar dan di analisa. Seperti
yang telah penulis nyatakan pada bab III, bahwa analisis data tentang rumusan
Tabel 4.4
Handphone adalah alat komunikasi yang banyak
diminati oleh semua usia termasuk siswa
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 20 50%
Setuju 10 25%
1
Tidak Setuju 7 17,5%
1
Sangat Tidak Setuju 3 7,5%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data primer penelitian hasil angket siswa tahun 2013
yang banyak diminati oleh semua usia, 20 orang responden (50%) menyatakan
sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 30 orang responden (75%)
Formatted: Indent: First line: 0"
59
setuju kalau Handphone adalah alat komunikasi yang banyak diminati oleh semua
usia.
Tabel 4.5
Handphone memberikan kemudahan dalam berkomunikasi
menyatakan tidak setuju dan 5 orang responden (12,5%) menyatakan sangat tidak
setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 28 orang responden (70%) setuju kalau
Tabel 4.6
Handphone dapat melakukan komunikasi dengan tidak mengenal jarak dan waktu
komunikasi dengan tidak mengenal jarak dan waktu, 18 orang responden (45%)
orang responden (7,5%) menyatakan tidak setuju dan 4 orang responden (10%) Formatted: Indent: First line: 0"
60
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 33 orang
Tabel 4.7
Handphone adalah salah satu alat komunikasi yang sedang trend.
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju
20 50%
Setuju
15 37,5%
4 Tidak Setuju
5 12,5%
Sangat Tidak Setuju
0 0%
Jumlah
40 100%
Berdasarkan hasil angket handphone adalah salah satu alat komunikasi
yang sedang trend, 20 orang responden (50%) menyatakan sangat setuju, 15 orang
tidak setuju dan 0 orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
Tabel 4.8
Hanphone menyediakan semua fasilitas komunikasi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 15 37,5%
Setuju 15 37,5%
5 Tidak Setuju 10 25%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data primer penelitian hasil angket siswa tahun 2013
tidak setuju dan 0 orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini Formatted: Indent: First line: 0"
61
Tabel 4.9
Siswa yang tidak memiliki handphone adalah siswa yang tidak gaul
siswa yang tidak gaul, 0 orang responden (0%) menyatakan sangat setuju, 10
tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 30 orang responden (75%) tidak
setuju kalau siswa yang tidak memiliki handphone adalah siswa yang tidak gaul.
Tabel 4.10
Handphone membuat orang lebih percaya diri
orang responden (45%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan Formatted: Indent: First line: 0"
62
bahwa 33 orang responden (82,5%) tidak setuju handphone membuat orang lebih
percaya diri.
Tabel 4.11
Hubungan persaudaraan dan pertemanan
akan lebih erat dengan adanya handphone
sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 31 orang responden (77,5%)
setuju kalau hubungan persaudaraan dan pertemanan akan lebih erat dengan
adanya handphone
Tabel 4.12
Saya tidak bisa hidup tanpa handphone
Berdasarkan hasil angket saya tidak bisa hidup tanpa handphone, 20 orang
Formatted: Indent: First line: 0"
63
orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa 30 orang responden (75%) setuju mereka tidak bisa hidup tanpa
handphone.
Tabel 4.13
Handphone bagi saya merupakan kebutuhan primer
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 5 12,5%
Setuju 5 12,5%
10 Tidak Setuju 20 50%
Sangat Tidak Setuju 10 25%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data primer penelitian hasil angket siswa tahun 2013
dan 10 orang responden (25%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat
Tabel 4.14
Handphone bisa membantu saya dalam belajar dan memecahkan segala persoalan
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 28 orang
responden (70%) setuju kalau handphone bisa membantu mereka dalam belajar
Tabel 4.15
Handphone alat komunikasi yang simpel
karna bentuknya kecil dan bisa dibawa kemana-mana
responden (0%) menyatakan tidak setuju dan 2 orang responden (0%) menyatakan
sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 40 orang responden (100%)
setuju handphone alat komunikasi yang simpel karna bentuknya kecil dan bisa
dibawa kemana-mana.
Tabel 4.16
Handphone bukan barang mewah lagi
orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa 30 orang responden (75%) setuju kalau handphone bukan barang mewah
lagi.
Tabel 4.17
Handphone dikalangan siswa sudah merupakan kebutuhan
tidak setuju dan 0 orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
Tabel 4.18
Handphone dikalangan siswa sebagai media pertemanan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 20 50%
Setuju 10 25%
15 Tidak Setuju 5 12,5%
Sangat Tidak Setuju 5 12,5%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data primer penelitian hasil angket siswa tahun 2013
tidak setuju dan 5 orang responden (12,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa 30 orang responden (75%) setuju kalau handphone
Untuk mengetahui akhlak siswa siswa kelas kelas VIII MTs Negeri plered,
dapat diketahui dari hasil angket siswa tentang akhlak siswa sebagai berikut:
Tabel 4.19
Saya suka handphone karena bisa membantu saya
memecahkan soal matematika
sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 30 orang responden (75%)
setuju kalau mereka suka handphone karena bisa membantu saya memecahkan
Tabel 4.20
Handphone memberikan saya penyegaran karena dengan
adanya handphone saya bisa smsan ketika ada pelajaran yang sulit
dengan adanya handphone saya bisa smsan ketika ada pelajaran yang sulit, 20
orang responden (12,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat
Tabel 4.21
Handphone memberikan kemudahan bagi saya untuk saling berkirim
gambar forno, atau foto – foto seksi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Formatted: Indent: First line: 0"
68
saya untuk saling berkirim gambar forno, atau foto-foto seksi, 19 orang responden
setuju, 6 orang responden (15%) menyatakan tidak setuju dan 0 orang responden
(0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 34 orang
Tabel 4.22
Handphone adalah salah satu alat komunikasi yang sedang trend di
kalangan siswa, sehingga saya tidak usah lagi berkunjung ke tempat nenek,
paman, ataupun orang tua saya cukup dengan kirim sms atau telepon saja
komunikasi yang sedang trend di kalangan siswa, sehingga saya tidak usah lagi
berkunjung ke tempat nenek, paman, ataupun orang tua saya cukup dengan kirim
sms atau telepon saja. 0 orang responden (0%) menyatakan sangat setuju, 10 orang
Formatted: Indent: First line: 0"
69
setuju dan 10 orang responden (12,5%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa 30 orang responden (75%) tidak setuju kalau handphone
adalah salah satu alat komunikasi yang sedang trend di kalangan siswa, sehingga
saya tidak usah lagi berkunjung ke tempat nenek, paman, ataupun orang tua saya
Tabel 4.23
Handphone menyediakan semua fasilitas komunikasi seperti SMS, MMS,
VMS, E- mail, FB, Twiter dan lainnya. Sehingga kalau ada video sure saya bisa
saling berbagi dengan teman saya
komunikasi seperti SMS, MMS, VMS, E- mail, FB, Twiter dan lainnya. Sehingga
kalau ada video sure saya bisa saling berbagi dengan teman saya. 20 orang
menyatakan setuju, 0 orang responden (0%) menyatakan tidak setuju dan 0 orang
responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
komunikasi seperti SMS, MMS, VMS, E- mail, FB, Twiter dan lainnya. Sehingga
kalau ada video sure mereka bisa saling berbagi dengan teman mereka.
Tabel 4.24
Formatted: Indent: First line: 0"
70
Siswa yang tidak memiliki handphone adalah siswa yang tidak gaul
siswa yang tidak gaul, 20 orang responden (50%) menyatakan sangat setuju, 10
menyatakan tidak setuju dan 5 orang responden (12,5%) menyatakan sangat tidak
setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 30 orang responden (75%) setuju kalau
Siswa yang tidak memiliki handphone adalah siswa yang tidak gaul.
Tabel 4.25
Dengan memiliki handphone membuat orang lebih percaya diri dalam mengisi
soal-soal hitungan karena saya bisa pakai fasilitas kalkulator pada handphone
Handphone dikalangan siswa sudah merupakan kebutuhan
percaya diri dalam mengisi soal – soal hitungan karena saya bisa pakai fasilitas
menyatakan tidak setuju dan 0 orang responden (0%) menyatakan sangat tidak
setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 25 orang responden (62,5%) setuju kalau
Dengan memiliki handphone membuat orang lebih percaya diri dalam mengisi
soal – soal hitungan karena mereka bisa pakai fasilitas kalkulator pada handphone.
Tabel 4.26
Saya suka lalai dalam belajar karena asyik smsan
Berdasarkan hasil angket Saya suka lalai dalam belajar karena asyik smsan. 12
orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa 30 orang responden (75%) setuju kalau mereka suka lalai dalam belajar
Tabel 4.27
Saya lalai untuk mengerjakan shalat karena asyik smsan
Berdasarkan hasil angket Saya lalai untuk mengerjakan shalat karena asyik
smsan. 17 orang responden (42,5%) menyatakan sangat setuju, 15 orang Formatted: Indent: First line: 0"
72
tidak setuju dan 0 orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa 32 orang responden (80%) setuju kalau mereka lalai
Tabel 4.28
Saya tidak peduli ibu saya teriak-teriak memanggil saya
karena saya asyik menerima telepon
Berdasarkan hasil angket saya tidak peduli ibu saya teriak – teriak
memanggil saya karena saya asyik menerima telepon. 13 orang responden (32,5%)
orang responden (20%) menyatakan tidak setuju dan 0 orang responden (0%)
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 32 orang
responden (80%) setuju kalau mereka tidak peduli ibu saya teriak – teriak
Tabel 4.29
Handphone bagi saya adalah malaikat penolong
menyatakan setuju, 7 orang responden (17,5%) menyatakan tidak setuju dan 0 orang
responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 33
orang responden (82,5%) setuju kalau Handphone bagi mereka adalah malaikat
penolong.
Tabel 4.30
Handphone telah menjadikan saya lupa akan kewajiban saya untuk belajar
menyatakan tidak setuju dan 10 orang responden (25%) menyatakan sangat tidak
setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 20 orang responden (50%) setuju kalau
handphone telah menjadikan mereka lupa akan kewajiban mereka untuk belajar.
Tabel 4.31
Handphone kini telah menjadikan siswa tidak hormat lagi pada guru karena kerap
sekali mereka tidak masuk sekolah cukup dengan menulis sms pada gurunya
hormat lagi pada guru karena kerap sekali mereka tidak masuk sekolah cukup
(7,5%) menyatakan tidak setuju dan 2 orang responden (2,5%) menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 35 orang responden (87,5%) setuju
kalau handphone kini telah menjadikan siswa tidak hormat lagi pada guru karena
kerap sekali mereka tidak masuk sekolah cukup dengan menulis sms pada
Tabel 4.32
Dengan adanya handphone banyak siswa yang berbohong pada orang tuanya
minta uang bayaran sekolah padahal untuk membeli pulsa
berbohong pada orang tuanya minta uang bayaran sekolah padahal untuk membeli Formatted: Indent: First line: 0"
75
dan 0 orang responden (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat
handphone banyak siswa yang berbohong pada orang tuanya minta uang bayaran
Tabel 4.33
Handphone di kalangan siswa sebagai media pertemanan,
dan media untuk janjian dengan pacarnya
pertemanan, dan media untuk janjian dengan pacarnya. 10 orang responden (25%)
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan bahwa 22 orang
instrumen yang valid dan reliabel. Valid artinya instrumen secara sah dapat
reliabel artinya instrumen tersebut selalu tetap jika diukur pada responden dan
dalam waktu yang berbeda. Dalam penelitian terdapat 2 (dua) variabel yang
penggunaan handphone (HP) dan akhlak siswa. Berikut analisis hasil uji validitas
Pada tabel hasil uji validitas kuesioner di bawah ini terlihat bahwa semua
pernyataan menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel = 0,3120
dengan df = (n-2) = (40-2) = 38 pada alpha 0,05. Oleh karena r hitung > r tabel
Tabel 4.34
Hasil Uji Validitas Kuesioner Penggunaan HP
hitung lebih besar dari nilai r tabel = 0,312 dengan df = (n-2) = (40-2) =38 pada
alpha 0,05. Oleh karena r hitung > r tabel maka semua item pernyataan
Tabel 4.35
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penggunaan HP
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.616 15
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai cronbach alpha adalah 0,616
Tabel 4.36
Hasil Uji Validitas Kuesioner Akhlak Siswa Formatted: Indent: First line: 0"
78
hitung lebih besar dari nilai r tabel = 0,312 dengan df = (n-2) = (40-2) =38 pada
alpha 0,05. Oleh karena r hitung > r tabel maka semua item pernyataan kuesioner
Akhlak Siswa adalah valid. Adapun uji reliabilitas instrumen ditunjukkan dengan
Tabel 4.37
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Akhlak Siswa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.638 15
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai cronbach alpha adalah 0,638
Karena 0,638 > 0,60, maka kuesioner Akhlak Siswa sudah reliabel
Y = a + bX
Dimana :
a = konstanta
Predictor.
Tabel 4.38
Tabulasi Data Variabel Bebas dan Terikat
Formatted: Indent: First line: 0"
80
Pada tahap ini dilakukan uji asumsi klasik terhadap data yang sudah ada
1) Uji Normalitas
normalitas dapat dilihat dari gambar Normal P-P Plot dibawah ini:
Gambar 4.4
Gambar 4.1
P-P Plot Uji Normalitas
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sebaran titik-titik relatif mendekati
garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi
Gambar 4.2
Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran titik-titik tidak membentuk suatu pola
heteroskedastisitas.
b. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.39
Output Regresi Sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
nilainya sebesar 30,255. Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai
arti bahwa jika siswa menggunakan HP (X) maka nilai konsisten akhlak siswa
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dengan demikian
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Hipotesis yang diajukan dalam
probabilitas 0,05 atau dengan cara lain yakni membandingkan nilai t hitung dengan
t table.
regresi dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) hasil output SPSS adalah:
1. Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil < dari probabilitas 0,05
2. Sebaliknya jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar > dari probabilitas
Tabel 4.40
Signifikansi Nilai Sig.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
sebesar 0,001 lebih kecil dari < probabilitas 0,05 sehingga dapat disimpulkan
sering disebut dengan uji t. Dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai t hitung lebih besar > dari t tabel maka ada pengaruh ada
2. Sebaliknya jika t hitung lebih kecil < dari t tabel maka tidak ada pengaruh
Berikut adalah hasil output SPSS terhadap uji t yang ditunjukkn pada
Tabel 4.41
Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
langkah selanjutnya adalah mencari nilai tabel. Adapun rumus mencari nilai tabel
Formatted: Indent: First line: 0"
86
adalah: Nilai a/2 = 0,05/2 = 0,025. Derajat kebebasan (df) adalah n-2 = 40-2 =
38. Kemudian dikonsultasikan dengan tabel t maka didapat nilai t tabel adalah
2.024. Karena nilai t hitung sebesar 4,144 lebih besar dari > 2, 024 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditilak dan Ha diterima, yang berarti bahwa “ada
akhlak siswa (Y), dalam analisis regresi linier sederhana dapat berpedoman pada
nilai R Square atau R2 yang dapat dilihat pada output SPSS model summary
berikut:
Tabel 4.42
Hasil Uji Koefisen Determinasi
Model Summary
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R Square adalah 0,611, nilai ini
mengandung arti bahwa pengaruh penggunaan HP (X) terhadap akhlak siswa (Y)
adalah sebesar 61,1% sedangkan 38,9% akhlak siswa dipengaruhi oleh variabel
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
4,144 dengan ttabel = 2,024. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel
2. Hasil penelitian ini diperoleh nilai R Square adalah 0,611, nilai ini
(Y) adalah sebesar 61,1% sedangkan 38,9% akhlak siswa dipengaruhi oleh
B. Saran
Sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa perlu membaca materi yang belum diajarkan di sekolah agar supaya
pelajaran.
c) Kepala Sekolah
berlangsung.
d) Guru
61,1% sedangkan sisanya faktor lain yang tidak diteliti. Oleh karena itu perlu