Anda di halaman 1dari 24

IDENTITAS BUKU

 Judul : “Pengantar Studi Hubungan Internasional”


 Judul Asli : “Introduction to International Relations”
 Penulis : Robert Jackson dan Georg Sorensen
 Penerjemah : Dadan Suryadipura
 Penyunting : Kamdani
 Desain Cover : Poras Sufrano
 Tata Letak : Dwi Agus M.
 Cetakan
o Cetakan I, Februari 2005
o Cetakan II, Januari 2009

PP.2005.11

 Penerbit : Pustaka Pelajar


 Kota Penerbit : Yogyakarta
 Alamat Penerbit : Celeban Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
 Email Penerbit : pustakapelajar@telkom.net
 Pencetak : Pustaka Pelajar Offset
 ISBN : 979 – 3721 – 23 – 5
 Tebal : 389 Lembar
PENDAHULUAN

Pertama – tama sebelum kita ingin meresensi sebuah buku, hal yang paling utama
adalah mengerti apa itu buku, apa fungsi buku tersebut, untuk apa kita membaca buku tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa buku adalah helai kertas berjilid yang
berisikan tulisan untuk dibaca atau kosong untuk ditulis.

Menurut Surahman dalam Fella tahun 2014, Secara umum buku dibagi menjadi empat
jenis, yaitu yang pertama

Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan sumber untuk
kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.

Buku bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan saja, misalnya
cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam
melaksanakan proses pengajaran.

Buku buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran, dan berisi bahan-
bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan

Buku yang akan saya resensi kali ini yang berjudul Pengantar Studi Hubungan
Internasional, termasuk kedalam jenis buku teks karna buku ini disusun oleh pengarangnya
sebagai buku yang bisa menjadi bahan proses pembelajaran
Fungsi dan manfaat buku itu banyak sekali, Manfaat membaca menurut Gray & Rogers
(1995) seperti yang dikutip oleh Oleh Supriyono (1998:3) ada beberapa seperti yang dibawah
ini

Meningkatkan Pengembangan Diri, dengan membaca seseorang dapat meningkatkan


ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarya berkembangan dan berpandangan luas yang akan
bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk
mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka.

Memenuhi Tuntutan Intelektual, dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan


perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi
kepuasan intelektual.

Memenuhi Kepentingan Hidup, Dengan membac,a akan memperoleh pengetahuan


praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-nari. Misalnya dengan membaca cara perawatan
buku, maka akan diperoleh pengetahuan perawatan buku.

Meningkatkan Minatnya Terhadap Suatu Bidang, seseorang yang senang buku internet
misalnya dengan makin membaca buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkatkan
untuk mempelajarinya lebih mendalam.

Mengetahui Hal-hal yang Aktual, dengan membaca seseorang dapat mengetahui


peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya
gempa bumi, banjir, kebakaran dan peristiwa wayang lain.

Kali ini saya ditugaskan untuk meresensi sebuah buku teks yang sangat penting bagi
mahasiswa yang mengambil program studi ilmu hubungan internasional buku tersebutlah
yang menjadi pedoman awal sekaligus pengantar tentang studi hubungan internasional

Selain karna ditugaskan, tujuan saya meresensi buku ini adalah untuk mempelajari lebih
dalam lagi tentang studi HI, mengapa saya harus belajar HI, mengetahui tujuan dari
pembelajaran HI itu untuk apa, dan bagaimana cara bersikap sebagai seorang mahasiswa HI
yang baik.

SUBTANSI BUKU

BAB I MENGAPA MEMPELAJARI HI?

Dalam bab pertama ini kita akan mempelajari tentang mengapa kita perlu mempelajari
HI, pengarang juga menjelaskan tentang hubungan – hubungan internasional yang ada dalam
kehidupan sehari – hari, gambaran singkat tentang sejarah sistem negara, sistem negara global
dan perekonomian dunia, HI dan dunia negara-negara kontemporer yang sedang berubah, hal
– hal tersebut perlu kita pelajari untuk mengerti mengapa kita mempelajari HI

Hubungan Internasional dalam Kehidupan Sehari-hari

HI yang merupakan singkatan dari hubungan internasional, alasan utama mengapa kita
harus mempelajari HI adalah adanya fakta bahwa seluruh penduduk dunia terbagi dalam
wilayah komunitas politik yang terpisah, atau negara-negara merdeka yang sangat
mempengaruhi cara hidup manusia. Manusia pada umumnya hidup dalam wilayah-wilayah
yang berbeda namun ini bukan berarti mereka tidak melakukan hubungan satu sama lain,
mereka saling melakukan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan dan bertemu dalam pasar
global, selain itu seiring dengan perkembangan teknologi mereka dapat saling berinteraksi dan
mempengaruhi gaya hidup masing-masing.
Sistem negara yang merupakan sistem hubungan sosial, yaitu sistem hubungan antar
kelompok-kelompok manusia. Seperti kebanyakan sistem sosial lainnya, hubungan
Internasional dapat memiliki keuntungan dan kerugian tertentu bagi para partisipannya, HI
merupakan studi tentang sifat dan konsekuensi dari hubungan tersebut. Sistem juga merupakan
negara jadi dalam hubungan sosial terdapat peran negara, paling sedikit ada lima nilai dasar
sosial yang biasanya kita harapkan dijaga oleh negara: keamanan, kebebasan, ketertiban,
keadilan, dan kesejahteraan. Sebagian besar negara mungkin bersahabat, tidak mengancam dan
mencintai perdamaian. Tetapi sebagian kecil negara mungkin bermusuhan dan agresif, dan
tidak ada pemerintah dunia yang mencegah mereka, sehingga dibutuhkan kekutan militer setiap
negara yang berdampingan agar dapat melindungi negara mereka masing-masing.

Lima nilai dasar yang dimaksudkan di atas harus dapat dijaga dengan baik oleh
pemerintah karena jika tidak berhasil menjalankan nilai-nilai tersebut maka negara dengan
mudah dapat dipahami dari sudut sebaliknya: bukan menegakkan kondisi dan nilai-nilai sosial
dasar, melainkan justru melemahkannya. Hal itu merupakan kasus yang terjadi pada banyak
negara di dunia ketiga, khususnya Afrika sub-Sahara. Hal tersebut juga merupakan kasus yang
berkaitan dengan beberapa negara yang muncul sebagai akibat dari pecahnya Uni soviet dan
Yugoslavia pada akhir perang dingin. Teori HI yang lebih ritis yang menganggap negara dan
sistem negara sebagai suatu institusi yang kurang menguntungkan dan lebih problematis.

Gambaran Singkat Sejarah Sistem Negara

Dalam bagian ini dikatakan bahwa asumsi mengenai negara sebagai institusi yang
kurang menguntungkan dan lebih problematis dibantah seperti yang ditulis dalam buku ini “
Perlu ditekankan bahwa sistem negara merupakan institusi historis. Hal ini bukan ditakdirkan
oleh tuhan atau ditentukan oleh alam. Sistem negara dibentuk oleh masyarakat: sistem negara
merupakan organisasi sosial. Seperti semua organisasi sosial, sistem negara memiliki
keuntungan dan kerugian tertentu yang berubah sepanjang waktu. Tidak ada selain sistem
negara yang diperlukan bagi kehidupan manusia, sekalipun terdapat banyak hal tentangnya
yang menguntungkan bagi standar kehidupan yang tinggi.

Tidak terdapat negara-negara berdaulat yang dapat dikenal secara jelas sebelum abad
keenambelas. Ketika mereka pertama kali mulai dilembagakan di Eropa Barat. Tetapi selama
tiga atau empat abad yang lalu, negara-negara dan sistem negara-negara telah menyusun
kehidupan politik masyarakat yang jumlahnya semakin meningkat terus di selutuh dunia.
Meskipun negara-negara berdaulat muncul di Eropa, ia meluas ke Amerika Utara di akhir abad
kedelapan belas dan ke Amerika Selatan di awal abad kesembilanbelas. Ketika modernitas
menyebar ke seluruh dunia sistem negara menyebar bersamaan dengannya.

Hubungan antar berbagai kelompok politik yang merdeka ini membentuk masalah inti
hubungan internasional. Hubungan itu dibangun di atas perbedan mendasar antara kumpulan
kami ssendiri dan kumpulan yang lainnya dalam dunia wilayah dari kebanyakan kumpulan
yang terpisah dalam hubungan satu dengan yang lainnya. Di sini kita sampai pada defenisi
permulaan “sistem negara”: Sistem negara berarti hubungan antara pengelompokan manusia
yang terorganisir secara politik yang menguasai wilayah tertentu, tidak berada di bawah suatu
kekuatan atau kekuasaan yang lebih tinggi, dan memperoleh dan menjalankan tindakan mereka
dari satu sama lainnya . Hubungan Internasional Adalah Hubungan Antar kelompok-kelompok
yang merdeka tersebut.

Sistem Negara Global dan Perekonomian Dunia.

Sejarah Eropa modern merupakan sejarah konflik politik dan ekonomi dan perang antar
negara negaranya yang berdaulat . Negara-negara yang berperang, dan perang membentuk dan
menghancurkan negara-negara (Tilly 1992). Sepanjang era imperialisme ekonomi dan politik
oleh negara-negara Eropa ada beberapa pernyataan penting yang harus tetap diingat yang
memperjelas sistem negara pada saat itu. Pertama, negara-negara eropa membuat sejumlah
aliansi yang diatur Inggris dan Perancis dengan “suku-suku” Indian (yaitu bangsa) Amerika
Utara yang berbeda-beda. Kedua, hampir dimanapun mereka bisa, negara-negara Eropa
menaklukan dan menjajah sistem politik Non-Barat itu dan menjadikannya sebagai bagian
jajahan dari kekaisarannya. Ketiga, kekaisaran yang jauh tersebut menjadi sumber dasar dari
kekuatan dan kekayaan negara-negara Eropa selama berabad-abad. Keempat, sebagian dari
koloni di luar negeri tersebut jatuh ke dalam penduduk penghuni bangsa Eropa, dan banyak
dari “negara penghuni” baru tersebut pada akhirnya diijinkan menjadi anggota sistem negara.

HI dan Dunia Negara-negara Kontemporer yang sedang Berubah

Kenegaraan empiris sangatlah beragam dalam sistem negara kontemporer, dari


sebagian besar negara Barat yang secara ekonomi dan teknologi maju di satu sisi hingga pada
sebagian negara Non-Barat yang secara ekonomi dan teknologi mengalami kemunduran di sisi
yang lain. . Para penstudi realis HI memfokuskan perhatian terutama pada negara di pusat
sistem: negara besar dan khususnya ngara terbesar. Mereka memandang negaara dunia ketiga
sebagai pemain pinggiran dalam sisitem politik power yang selalu berdasarkan pada “
Perbedaan Bangsa-bangsa” (Tucker 1977).
Negara marginal atau pinggiran semacam itu tidak mempengaruhi sistem
dengan cara yang signifikan. Penstudi HI lainnya, biasanya kamu liberal dan teoritis
Masyarakat Internasional, memandng kondisi yang merugikan dari negara-negara quasi
sebagai masalah penting bagi sistem negara yang mengangkat isu-isu bukan hanya ketertiban
Internasional tetapi juga kebebasan dan keadilan internasional.

Negara-negara yang kurang berkembang tentunya menunjukan dengan cara yang


menyolok ketimpangan empiris yang mendalam atas politik dunia kontemporer. Tetapi hal
tersebut merupakan milik mereka atas kenegaraan yuridis yang mencerminkan
keanggotaannnya dalam sistem negara yang menempatkan isu itu dalam prespektif yang tajam,
karena prespektif itu menyoroti fakta bahwa pnduduk sebagian negara-negara maju
memperoleh kondisi kehidupan yang benar-benar jauh lebih baik dalam setiap hal daripada
penduduk negara lain negara-negara yang kuarng berkembang.

BAB II HI SEBAGAI SUBYEK AKADEMIK

Pada bab yang kedua ini kita akan mempelajari tentang HI sebagai subyek akademik
yang dimana, kita dijelaskan bahwa HI sebagai pelaku akademik, yang telah melalui beberapa
perkembangan sesuai dengan perkembangan jaman kala itu. Dan juga menjelaskan tentang ada
berbagai macam teori HI.

Liberalisme Utopian: Studi Awal HI

Pemikiran liberal mendominasi fase pertama HI akademik. Dalam hubungan


intrnasional tahun 1920an pemikiran ini sukses besar. Mengapa kemudian kita cenderung
menyebut pemikiran-pemikiran semacam itu dengan istilah yang berbau menjelekkan
(pejorative) yaitu ‘Liberalisme Utopian’, yang menunjukan bahwa argumen-argumen liberal
tidak lebih dari proyek omong kosong belaka? Salah satu jawaban yang masuk akal diperoleh
dalam perkembangan ekonomi dan politik tahun 1920an dan 1930an.

Realisme dan Krisis 20 tahun

Pernyataan kaum realis lainnya yang penting dari periode ini dihasilkan oleh penstudi
Jerman yang terbang ke Amerika Serikat di tahun 1930 melarikan diri dari rejim nazi Jerman:
Hans J. Morgenthau. Lebih dari penstudi asing bangsa Eropa lainnya Morgenthau membawa
realisme ke Amerika Serikat, dan dengan keberhasilan besar. Bukunya Politics Among
Nations: The Struggle for Power and Peace, pertama kali dipublikasikan di tahun 1984, untuk
beberapa dekade merupakan buku HI Amerika yang paling berpengaruh (Morgenthau 1960).
Morgenthau memberikan ringkasan pernyataan dasar realisme terjelas dan mendapatkan
sambutan yang luas dari para penstudi HI dan siswa-siswinya.

Aliran Behavioralisme dalam HI

Setelah perang dunia dua muncul golongan penstudi HI yang timbul akibat badan-
badan pemerintahan dan ayasan-yayasan swasta di Amerika serikat khususnya mendukung
penelitian HI “ilmiah”. Mereka biasanya belajar dalam ilmu politik, ekonomi, atau ilmu sosial
lainnya, kadang-kadang dalam matematika dan ilmu alam, daripada sejarah diplomasi, hukum
Internasional atau Filsafat Politik. Pemikiran baru ini diringkas dalam istilah
“Behavioralisme”, tugas utamanya adalah mengumpulkan data empiris tentang HI, lebih disuai
data dalam jumlah yang banyak, yang kemudian dapat digunakan untuk pengukuran,
klasifikasi, generalisasi dan akhirnya pengesahan hipotesis-hipotesis yaitu pola perilaku yang
dijelaskan secara ilmiah.

Neoliberalisme: Institusi-institusi dan Interpendensi

Kaum neoliberal menerima dan menggunakan ide-ide kaum liberal lama tentang
kemungkinan kemajuan dan perubahan, tetapi mereka menolak idealisme. Mereka juga
berusaha memformulasikan teori-teori dan memakai metode-metode baru yang ilmiah.Teoritis
kaum neoliberal lainnya mempelajari bagaimana integrasi menghidupi dirinya sendiri:
kerjasama di suatu wilayah transaksi membuka jalan bagi kerjasama di wilayah lainnya.(Haas
1958; Keohane dan Nye 1957).

Neoliberalisme: Bipolaritas dan Konfrontasi

Sistem Internasional yang muncul setelah perang dunia kedua didominasi oleh dua
superpower, Amerika Serikat dan Uni Soviet: yaitu sistem bipolar. Waltz dalam teorinya
berangkat secara berbeda dari argumen kaum realis klasik yang mendasarkan diri pada sifat
manusia yang dipandang ‘sangat buruk’ dan karenanya mengarah pada konflik dan konfrontasi.

Masyarakat Internasional: Aliran Inggris

Di Inggris aliran HI telah muncul sepanjang periode perang dingin yang berbeda dalam
dua hal penting, Ia menolak tantangan kaum behavioralis dan menekankan pendekatan
tradisional yang berasarkan pada pemahaman, penilaian, norma-norma, dan sejarah manusia.
Aliran HI yang kami maksud kadang-kadang disebut aliran Inggris (english school) tetapi nama
tersebut terlalu sempot karena beberapa tokoh utamanya bukan merupakan orang Inggris.
Untuk alasan tersebut kami menggunakan nama lainnya : masyarakat internasonal.

Ekonomi politik Internasional (EPI)

Perdebatan besar ketiga dalam HI mengenai kesejahteraan internasional dan


kemiskinan internasional yaitu tentang ekonomi politik internasional atau disingkat EPI. EPI
pada dsarnya membahas tentang siapa mendapatkan apa dalam sistem ekonmi dan politik
internasional. Perdebatan ketiga mengambil bentuk kritik kaum neomarxis terhadap
perekonomian dunia kapitalis bersamaan dengan jawaban kaum EPI liberal dan kaum EPI
realis berkenaan dengan hubungan antara ekonomi dan politik dalam HI.

Aliran penentang : pendekatan alternatif pada HI

Selalu saja ada aliran-aliran penentang dalam disiplin HI : para filosof dan penstudi
yang menolak pandangan-pandangan yang mapandan mencoba menggantikannya dengan
alternatif-alternatif. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini aliran-aliran ini telah
meningkat jumlahnya

Teori yang mana ?

Bab ini telah memperkenalkan tradisi teoritis utama dalam HI. Adalah perlu terbiasa
dengan teori, sebab fakta-fakta tidak dapatberbicara untuk dirinya sendiri. Teori-teori
menceritakan pada kita fakta-fakta mana yang penting dan mana yang tidak penting yaitu
mereka menyususn pandangan kita atas dunia. Disebabkan teori tidak prnah dapat dihindari
dalam pemikiran tentang dunia, maka lebih baik mengeluarkan teori-teori yang sangat penting
dalam keterbukaan dan kemudian menempatkan mereka dalam penelitian lebih jauh.
BAB III REALISME

Pada bab yang ketiga ini kita akan mempelajari teori HI realisme secara lebih mendalam
lagi, kita juga dikenalkan terhadap tiga tokoh realis klasik yaitu Thucydides, Machiavelli,
Hobbes dan dilema keamanan. Yang mempunyai pemahaman tentang teori realisme tersendiri.
Selain itu masih banyak teori – teori realisme yang baru lahir.

Realisme Klasik

-Thucydides

Dalam studinya yang terkenal tentang perang peloponesian (431-404 SM) Thucydides
(1972: 407) menjelaskn filsafat realisnya kepada para pemimpin Athena. Suatu negara
berkekuatan besar dalam dialognya dengan para pemimpin Melos-suatu negara berkekutan
kecil selama masa konflik antara dua negara kota di 426 SM. Menurut Thucydides keadilan
adalah sesuatu yang khusus dalam HI.

 Machiavelli

Pandangan tajam tercermin dalam beberapa maksim khas Machiavellian tentang


kenegaraan realis, yang meliputi hal-hal sebagai berikut: sadarlah terhadap apa yang sedang
terjadi, jangan menunggu hingga sesuatu terjadi, antisipasi motif dan tindakan pihak lain,
jangan menunggu pihak lain bertindak, pemimpin negara reaalis waspada terhadap
kesempatan-kesempatan dalam setiap situasi politik, dan siaga dan diperlengkapi untuk
mengekploitasinya

 Hobbes dan dilema keamanan

Dilema keamanan dalam politik dunia : pencapian keamanan personal dan keamanan
domestik melalui penciptaan negara selalu disertai oleh kondisi ketidakamanan nasional dan
internasional yang berakar dalam anarki sistem negara.

Realisme Neoklasik Morgenthau

Animus Dominandi, manusia tidak dapat dihindarkan lagi membawa pria dan wanita
kedalam konflik satu sama lain. Hal itu menciptakan kondisi politik kekuasaan yang meruakan
inti bukn hanya realisme morgenthau tetapi semua konsepsi kaum realis klasik dan neoklasik
HI. Perjuangan antar negara-negara sebaliknya mengarah pada pembenaran kekuasaan dalam
hubngan manusia. Disini kami sampai pada doktrin normatif inti dari realisme klasik dan
neoklasik.

Schelling dan Realisme Strategis

Schelling tidak banyak memperhatikan aspek-aspek normatif realisme, meskipun ia


mencatat keberadaan aspek-aspek tersebut dalam latar belakang. Realisme strategis intinya
memfokuskan perhatian pada pembuatan keputusn kebijakan luar negeri.

Waltz dan Neorealisme

Menurut teori neorealis Waltz bentuk dasar hubungan HI adalah struktur anarki yang
tersebar diantara negara-negara. Mengingat berakhirnya perang dingin, agaknya neorealisme
Waltzian seharusmya direvisi untuk menggabungkan kemungkinan sejarah dimana dua negara
berkekuatan besar mungkin dalam keadaan tertentu menghentikan sistem bipolar daripada
melanggengkannya tanpa terlibat dalam perang dimana salah satu dari mereka dikalahkan

Teori stabilitas Neorealis

Mearsheimer menggunakan argumen Waltz (1979:161-193) yang berfokus pada


stabilitas sitem bipolar (diuraikan dalam bagian sebelumnya) daripada sitem multipolar. Waltz
menyatakan bahwa sitem bipolar bersifat superior dari sistem multipolar sebab menyediakan
stabilitas internasional yang lebih besar dan oleh karena itu keamanan dan perdamaian yang
lebih besar.
Realisme setelah perang dingin : isu perluasan NATO

Jika NATO meluas kedaerah timur, Rusia akan berkewajiban mempertimbangkan fakta
strategis dimana setiap ancaman atau penggunaa kekuatan terhadap tetangga-tetangganya akn
menimbulkan respon dari aliansi. Para pendukung perluasan NATO menyatkan bahwa
tindakan itu akan memberikan keuntungan bagi Rusia juga

Dua kritik terhadap realisme

Pertama, masyarakat internasional menganggap realisme sebagai teori HI satu dimensi


yang fokusnya terlalu sempit. Kedua, masyarkat internasional mengklaim bahwa realisme
gagal menangkap perluasan politik internasional yang merupakan dialog aliran-aliran dan
perpektif-perspektif HI ynag berbeda.

BAB IV LIBERALISME

Dalam bab keempat ini kita akan mempelajari teori Liberalisme itu secara lebih
mendalam dan juga kita akan mengetahui ternyata teori liberalism itu bermacam – macam.
Termasuk juga dengan teori liberalism yang termasuk baru yaitu Neoliberalisme

Liberalisme Sosiologis

Hubungan trans nasional dianggap oleh kum liberal sosiologis sebagai aspek hubungan
internasional yang semakin penting. Banyak kaum liberal sosiologis menegaskan pemikiran
bahwa hubungan trans nasional diantara rakyat dari negara-negara yang berbeda membantu
menciptakan bentuk baru masyarakat manusia yang hadir sepanjang atau bahkan dalam
persaingan dengan negara bangsa.

Liberalisme Interpendensi

Interpendensi berarti ketergantungan timbal balik rakyat dan pemerintah dipengaruhi


oleh apa yang terjadi dimanapun, oleh tindakan rekannya di negara lain. Pada dasarnya, kaum
liberal ini berpendapat bahwa pembagian tenaga kerja yang tinggi dalam perkonomian
internasional meningkatkan interpendensi antar negara, dan hal itu menekan dan mengurangi
konflik kekerasan antar negara.
Liberalisme Institusional

Kaum liberal institusioanl menyatakan bahwa institusi internasionl menolong


memajukan kejasama diantar negara-negara. Kaum liberal institusipnal memakai pendekatan
ilmiah behavioralistik.

Liberalime republikkan

Liberalime republikan dibangun pada prnyataan bahwa negara-negar demokrasi liberal


bersifatt lebih damai dan patuh pada hukum dibandingkan sitem politik lain. Argumen tersebut
tidak berarti negara-negara demokrasi tidak pernah berperang. Negara-negara demokrasi
berperang sesiring negara-negara non demokrasi.

Kritik Neoliberalime terhadap liberalisme

Kaum neorealis juga kritis terhadap perang yang disertakan kaum liberal pada institusi
internasional. Ketika negara-negara bekerjasama melalui institusi mereka masih melakukannya
atas dasar kepentingn diri sendiri semata. Kaum neorealis bersikap kritis terhadap liberalisme
republikkan.

 Kemunduran liberalis melemah

Satu kelompok bersifat agak bertahan menerima bebrapa pertanyaan kaum rrealis
termasuk pernyataan penting tentang kekalahan anarki. Kami akan menyebutnya kaum liberal
lemah.

Serangan balik liberalisme kuat

Disinilah kaum liberal kuat memulai serangan balik terhadap neoliberalisme, mereka
menjaga perubahan kualitatif yang telah terjadi tersebut. Interpendensi ekonomi saat ini
mengingat negara-negara lebih dekat bersama : perekonomian mengglobal produksi dan
konsumsi berlangsung dalam pasar yang mendunia.

Liberalisme : agenda riset saat ini


Kaum liberal sosiologis dan liberal interpendensi menekankan pentingnya membangun
hubungan transnasional.

BAB V MASYARAKAT INTERNASIONAL

Dalam bab kelima yang berjudul Masyarakat Internasional ini tentu saja kita akan
mempelajari tentang teori pendekatan masyarakat internasional

Pendekatan dasar masyarakat internasional

Hadley bull (1969:20) meringkas pendekatan masyrakat intenasional “tradisional” ini


sebagai berikut: pendekatan masyarakat internasional berasal dari “filsafat, sejarah dan hukum”
dan dicirikan khususnya oleh ketergantungan secara nyata pada pelaksanaan keputusan.
Dengan pelaksanaan keputusan, Bull mengartikan bahwa penstudi HI seharusnya memahamai
sepenuhnya bahwa kebijakan luar negeri kadang-kadang meluncurkan pilihan moral yang sulit
yaitu pilihan tentang tujuan dan nilai poliyik yang bertentangan.

Tiga tradisi : Teori

Martin wight (1991) berfikir bahwa pemikiran terkemuka dari teoritisi klasik HI yang
paling mengagungkan ialah teoritisi seperti Machiavelli, Grotius dan Kant masuk kedalam tiga
kategori dasar : realis, rasioanalis dan revolusionis.

Tiga tradisi : Praktek


Ada 4 kunci yang ditekankan dalam teori masyarakat internasional.. pertama,
ditekankan pada pemikiran operatif terkemuka yang terlihat membentuk pemikiran, kebijakan
dan aktifitas dari rakyat yang terlibat dalam HI : warga negara khususnya. Kedua, ditekankan
pada dialog antar pemikiran, nilai, dan keyakinan. Ketiga, ditekankan pada dimensi sejarah
dari H. Keempat, ditekankan pada spek HI ynag pali g mendasar dan yang paling singkat :
aspek nomatif seperti yang terlihat dalam keterangan sejarah,

Ketertiban dan Keadilan

Bull membedakan 3 macam ketertiban dalam politik dunia ( Bull: 3-21) yaitu :
ketertiban dalam kehidupan sosial, ketertiban internasional dan ketertiban dunia. Menurut Bull,
masyarakat internasional memberikan hirauan bukan hanya tentang ketertiban tetapi juga
tentang keadilan. Bull menunjukkan berbagai macam konsepsi keadilan.

Negarawan dan tanggung jawab

 Tanggung jawab nasional

Menurut konsepsi ini, negarawan bertanggung jawab bagi kesejahteraan negaranya.


Satu-satunya hubhungan yng harusnya dianut dalam kebijakan luar negerinya adalah
kepentingan nasional nya sendiri.

 Tanggung jawab internasional

Menurut konsepsi ini, negarawan memiliki kewajiban luar negeri yang berasal dari
keanggotaan negaranya dalam masyarakat internasional, yang melibatkan ha dan kewajiban
seperti yang ditentukan oleh hukum internasional.

 Tanggung jawab kemanusiaan

Menurut konsepsi ini, negarawan pertama dan paling utama adalah manusia dan dengan
sendirinya mereka memiliki kewajiban mendasar untuk menghargai hak asasi manusia bukan
hanya di negara mereka sendiri tetapi disemua negara diseluruh dunia.

 Kritik terhadap masyarakat Internasional


Beberapa kritisisme besar dapat dibuat terhadap pendekatan masyarakat internasional
pada HI. Pertama, terdapat kritik kaum realis bahwa bukti dari norma internasional sebagai
penentu kebijakan dan perilaku negara adalah lemah atau tidak kuat. Kedua, terdapat kritik
kaum liberal bahwa tradisi masyarakat internasional mengabaikan politik domestik yaitu
demokrasi dan tidak dapat menjelaskan perubahan progresif dalam politik internasional.
Ketiga, terdapat kritik EPI bahwa tradisi masyarakat internasional gagal memberikan
penjelasan tentang hubungan ekonomi internasional.

BAB VI EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

Dalam bab yang keenam ini kita akan mempelajari tentang ekonomi politik
internasional, hal ini merupakan hal yang penting diketahui oleh penstudi hubungan
internasional, karna hubungan – hubungan yang terjadi antar negara adalah didominasi dalam
bidang ekonomi dan politik.

Pendahuluan : Apakah ekonomi politik internasional itu ?

EPI menggeser perhatian kita kepada isu-isu tentang kekayaan dan kemiskinan, tentang
siapa mendapat apa dalam sistem internasional.

Merkantilisme

Merkantilisme adalah pandangan dunia tentang elit-elit politik yang berada pada garis
depan pembangunan negara modern. Merkantilisme melihat perekonomian internsioanal
sebagai arena konflik antara kepentingan nasional yang bertentangan, sebagai wilayah
kerjasama dan saling menguntungkan.

Liberalisme ekonomi
Adam smith ( 1723-90), bapak liberalisme ekonomi, yakni bahwa pasar cenderung
meluas secara spontan demi kepuasan kebutuhan manusia menegaskan bahwa pemerintah tidak
boleh ikut campur.

Kombinasi teori-teori klasik

Dalam upaya membangun teori-teori EPI yang lebih baik, ada beberapa upaya
belakangan ini yang mengkombinasikan pendekatan-pendekatan klasik ini dengan cara-cara
yang baru.

Perdebatan tentang Stabilita Hegemonik Amerika Serikat

Dalam bentuk sebenarnya, teori stabilitas hegemonik yang berhutang budi pada
pemikiran merkantilisme tentang politik yang memimpin ekonomi. Tetapi teori stabilitas
hegemonik tidak murni merkantilisme. Amerika serikat pada saat itu adalah kekuatan yang
dominan, hegemonik, tetapi tidak berkeinginan mengambil tanggung jawab untuk menciptakan
tatanan eonomi dunia yang liberal.

Pembangunan dan keterbelakangan di dunia ketiga

EPI berkonsentrasi pada isu pembangunan dan keterbelakangan di dunia ketiga ( Asia
afrika dan Amerika latin ). Pernyataan tentang masalah pembangunan di dunia ketiga hampir
tidak pernah ditemukan sebelum tahun 1950an ketika angka rata-rata pertumbuhn di negara
maju dalam dekade paska perang banyak negara dunia ketiga menemukan kesulitan dalam
memulai menjalankan pembangunan ekonomi nya; perekonomian mereka menolak “tinggal
landas “.

Globalisasi ekonomi dan peran negara yang berubah

Ada aspek tambahan yang menunjukkan pergeseran menuju sistem ekonomi yang
menglobal interpendeni ekonomi yang intensif melibatkan lebih dari yang sama, dalam artian
bahwa interaksi erat ekonomi antar perekonomian nasional meningkat.Globalisasi ekonomi
yang nyata , dengan demikian menimbulkan pergeseran kualitatif menuju perekonomian dunia
yang tidak lagi berdasarkan pada perekonomian nasional yang otonom ; melainkan berdasarkan
pada pasar global yang kuat bagi produksi, distribusi, dan konsumsi.
BAB VII PERDEBATAN METODOLOGIS

Perdebatan metodologis

Kontroversi metodologis merupakan indikasi bahwa HI telah menjadi lebih dari


sekedar disiplin akademis. Isu-isu tersebut menjadi terkenal dalam HI pada paruh kedua abad
ke20, sepanjang waktu tersebut, HI menjadi tumbuh dengan baik di kebanyakan universitas.

Revolusi Behavioral

Pada dasarnya behavioralisme merupakan keyakinan ilmiah dimana terdapat suatu ilmu
kumulatif tentang HI yang semakin memuaskan, tepat, hati-hati dan prediktif dan kekuaaan
eksplanatori kaum behavioral yakin pada kesatuan ilmu ; bahwa ilmu sosial pada dasarnya
tidaklah berbeda dengan ilmu alam. Kaum behavioral politik, dengan demikian berupaya
memakai sikap dan metode ilmiah paa studi interdisipliner atas poitik.

Serangan balik Pendekatan klasik

Pendekatan klasik pada HI tidak memiliki metodologi yang eksplisit. Pendekatan klasik
tidak membuat kerangka hipotesis dan pengujiannya. Pendekatan klasik tidak menjalankan
alat-alat penelitian yang formal.
Metodologi positivis dalam HI

Metodologi positivis dalam ilmu politik, termasuk HI, adalah warisan dari
behavioralisme meskipun biasanya melalui cara yang lebih rumit. Meodolologi positivis
memandang dunia sosial dan politik termasuk internasional seperti memiliki keajegan dan
pola-pola yang dapat dijelaskan.

Post positivisme dalam HI

Post positivisme merupakan paham yang luas mencakup pandangan-pandangan


metodolgis yang berbeda

-Teori kritis

Teori kritis menolak tiga postulat dasar post positivisme : realitas eksternal objektif,
perbedaan subjek atau objek, dan llmu sosial bebas nilai.

-Pos modernisme

Pos modernisme merupakan teori sosial yang berasal dari kelompok filosof prancis
pasca perang yang menantang filsafat eksistensialisme yang dominan pada saat itu.

-Konstruktivisme

Kontruktivisme merupakan metodologi lama yang dapat dilacak kemabali paling tidak
pada tulisan abad ke 18 dari Giambattista.Vico (pompa 1982 )

-Teori Normatif

Teori normatif HI sesungguhnya bukan post positivis; teori normatif merupakan pra
positivis
Menjalankan versus memahami HI

Kebanyakan penstudi HI berupaya menghindari posisi ekstrim dalam perdebatan


metodologis. Mereka mencari landasan menengah yang menghindari pilihan sulit antara baik
objektivisme maupun subjektivisme, baik murni menjelaskan maupun murni memahami..

BAB VIII ISU-ISU BARU DALAM HI

Dalam bab terakhir ini adalah rangkuman dari banyaknya isu – isu baru dalam
Hubungan internasional, karna sebenarnya masalah atau isu baru tentang HI ini lebih dari
sekedar yang dijabarkan dibawah ini, kita pun dikenalkan terhadapa isu – isu baru HI untuk
lebih concern (prihatin) dan peka terhadap isu – isu internasional

Lingkungan hidup

Populasi global yang cepat meningkat mengejar stanadar kehidupan yang lebig tinggi
terhadapp lingkunn hidup. Produksi makanan adalah contohnya suplai makanan dunia tumbuh
lebih cepat dibanding populasi global lebih dari lima puluh tahun terakhir. Produksi massal
industri mengancam menghabiskan sumber daya material dan energi yang langka. Masalah
lokal tentang degredasi lingkungan hidup semakin memiliki implikasi internasional. Polusi
udara tidak berhenti di perbatasan. Produksi gas CFC (Chloroflourocarbon) yang digunakan
untuk mesin pendingin, penyejuk ruangan,, bahan kimia dan produksi industri lainnya,
merupakan ancaman besar bagi lapisan ozon sehingga menipiskannya. Karbondioksida dan
kandungan kimia lainnya terkunci dalam panas dekat permukaan bumi oleh karena itu
menghasilka pemanasan global, yang disebut efek rumah kaca. Adanya isu kerusakan
lingkungan mendorong kerjasama antar negara dalam menangani isu lingkungan tersebut.

Gender
Titik awal memperkenalkan gender pada HI sering merupakan perdebatan tentang
prbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan dan akibat dari perdebatan tersebut dalam
politik dunia. Sangat sediit kaum barat yang berpendidikan akan berpendapat bahwa laki-laki
lebih cerdas, bijaksana, dan sangat sesuai dengan pekerjaan yang bergaji tinggi dibanding
perempuan. Mereka dengan pekerjaan yang bergaji tinggi dibanding perempuan. Mereka
menyatakan perbedaan tersebut berpengaruh pada perbedaan gender. Gender mengacu pada
perilaku dan harapan yang dipelajari secara sosial yang membedakan antara maskulinitas dan
feminitas (Peterson dan Runyan 1993: 5). Selanjutnya mereka mengatakan bahwa kebanyakan
catataan statistik dan indikator pembangunan lainnya menyembunyikan posisi perempuan.
Angka pertumbuhan rata-rata, produk nasional bruto per kapita, angka rata-rata pengangguran,
dan seterusnya menunjukan sedikit tentang posisi sekunder perempuan. Feminism Marxis
menggambarkan posisi rendah perempuan dalam strutur ekonomi, sosial, dan politik dalam
sisitem kapitalis.

Kedaulatan

Kedaulatan merupakan suatu institusi, yang berarti seperangkat aturan yang dijalankn
oleh negara.. aturan itu menyatakan dan mengatur kemerdekaan eksternal dan kekuasaan
negara domestik. Ada kecenderungan dari banyak penstudi HI, khususnya kaum realis,
mempertimbangkan kedaulatan sebagai apa adanya yang sekali dibangun tidak berubah,
asumsi ini tidak sepenuhnya benar. Kesimpulannya jika kedaulatan berarti pemerintah harus
berkuasa secara nyata di dalam wilayahnya sendiri, maka ada alasan meragukan keampuhan
kedaulatannya. Tetapi pengamatan ini gagal menilai bahwa kedaulatan adalah suatu institusi
yang berdasarkan norma-norma, dan bahwa jarang ada waktu ketika norma-norma tersebut
tidak ditentang atau dicemoohkan oleh seseorang. Juga harus ditekankan bahwa kita hidup di
dunia negara berdaulat, tidak ada bentuk saingan dari organisasi politik yang serius menentang
kedaulatan negara.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN BUKU

Kekuatan:

Buku ini memiliki beberapa kekuatan diantaranya :

1. Isi buku menggunakan bahasa ilmiah dalam ilmu sosial yang begitu menambah
pengetahuan
2. Bahasanya baku dan terperinci
3. Setiap materi dijelaskan secara berurutan mulai dari perkenalan ilmu HI hingga Isu-isu
Internasional
4. Setiap sub-bab pembahasan selalu dikaitkan dengan ilmu Hubungan Internasional dan
disertakan pertanyaan-pertanyaan latihan untuk dijawab sebagai penguji pengetahuan
mahasiswa mengenai materi yang sudah dipelajari
5. Kekuatan utama buku terdapat pada bab delapan dimana pembahasannya sangat
menarik serta sistematis sehingga mudah dipahami.

Kelemahan:

Buku yang ditulis oleh Robert Jackson dan Georg Sorensen ini memiliki beberapa
kekurangan yaitu :

1. Pembahasan yang tidak langsung pada poinnya.


2. Tidak sistematis membuat pembaca menjadi bingung mengenai alur isi buku tersebut.
3. Sering terjadi pengulangan pembahasan
4. Terdapat kesalahan pada tanda baca serta pembentukan kalimat yang kurang efektif
sehingga sulit dicerna pembaca
5. Setiap pembahasan sub-bab belum dapat dijelaskan secara singkat padat dan jelas.

KONTRIBUSI BUKU TERHADAP STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Walaupun masih terdapat beberapa kekurangan yang ada dalam buku namun buku
dengan judul “Pengantar Studi Hubungan Internasional” karya Robert Jackson dan Georg
Sorensen ini sangat saya rekomendasikan bagi penstudi dalam bidang ilmu Hubungan
Internasional baik yang baru memulai pengenalan te ntang HI dan juga yang sudah lama
berkecimpung dalam dunia keHI-an yang mana di dalam buku ini pembahasan mengenai HI
dilakukan secara tuntas dan mendalam, anda juga dapat dapat mengaitkan permasalahan politik
yang ada, sistem-sistem yang ada dalam kenegaraan serta isu-isu Internasional yang telah
dijelaskan dalam buku ini dengan ilmu hubungan internasional, dengan menggunakan buku ini
dalam pembelajarn saya yakin mahasiswa dapat lebih memahami mengenai ilmu HI.

Buku ”Pengantar Studi Hubungan Internasional” sangat bermanfaat bagi kalangan


mahasiswa dalam bidang ilmu sosial dan politik, karena buku ini merupakan dasar-dasar untuk
mengenal serta memahami politik Internasional yang seutuhnya. Dalam buku ini adapun
beberapa penjelasan mengenai mengapa mempelajari HI, dan penjelasan lain mengenai seluk
beluk HI lebih dalam.

Sehingga buku ini sangat dibutuhkan mahasiswa dalam mata kuliah Pengantar Studi
Hubungan Internasional, diterangkan juga dengan beberapa ilmu lainnya, isi buku ini pun
mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak heran jika politik selalu kita temui
dimanapun. Penyajiannya bukan menjadi jawaban atas permasalahan yang diteliti secara
ilmiah, melainkan deskripsi terhadap sejumlah konsep penting yang ada dalam ilmu politik.

Anda mungkin juga menyukai