PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, agar mengetahui media apa yang dapat menyebabkan
ekosistem dapat tercemar.
1.4 Manfaat
Manfaat nya adalah untuk memperoleh fakta, data dan informasi mengenai ekosistem yang
lebih banyak serta media apa saja yang dapat menyebabkan nya tercemar. Serta untuk
menambah wawasan pembaca mengenai pembelajaran tentang ekosistem dan komponen-
komponen ekosistem.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara bersama-sama dengan
lingkungan fisik. Organisme tersebut akan beradaptasi dengan lingkungan fisik dan sebaliknya
organisme juga dapat memengaruhi lingkungan fisik yang digunakan untuk keperluan hidup.
Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber
daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada pada kisaran yang masih dapat
ditoleransi oleh spesies itu sendiri, itulah yang disebut hukum toleransi. Berikut komponen
pembentuk ekosistem dan tipe-tipe ekosistem.
2.2 Komponen Di Dalam Ekosistem
Suatu ekosistem terdiri atas beberapa unsur yang terangkum dalam komponen Biotik
dan Abiotik. Komponen Biotik adalah komponen hidup,terdiri atas organisme-organisme baik
yang berukuran mikro maupun makro. Sedangakan komponen Abiotik berupa benda - benda
mati. Kedua komponen ini saling mempengaruhi satu sama lain dan membentuk suatu sistem
yang seimbang.
Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan - bahan tidak hidup (nonhayati),
yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi. Ada 2
pembagian komponen Biotik dalam suatu ekosistem, yaitu Organisme Autotrof dan Organisme
Heterotrof. Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau
mensintesis makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan - bahan anorganik dengan
bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung
klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas
Organisme autotrof ini yaitu :
1.Fotoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi cahaya untuk mengubah Bahan
anorganik menjadi bahan organik.
2.Kemoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk
membuat bahan makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam
menjalankan Proses ini mereka membutuhkan oksigen. Organisme Heterotrof adalah semua
organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi memanfaatkan bahan -
bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya. Organisme ini terdiri atas 3
tingkatan yaitu :
Konsumen yang secara langsung memakan organisme lain
Pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai
Detritivor yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk,
contoh nya adalah lintah dan cacing .
Pengurai (dekomposer),Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks).
Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan -
bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini
adalah bakteri dan jamur.
Ekosistem Air
Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik memberikan peran penting dalam keberagaman
ekosistem akuatik. Organisme akuatik yang hidup di perairan deras tentu akan berbeda dengan
di perairan air tenang. Secara garis besar, ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi :
Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar dapat digolongkan menjadi :
Danau Struktur danau umumnya mirip dengan struktur laut. Bagian dasar danau yang dangkal
disebut zona litoral, sedangkan bagian danau yang terbuka disebut zona limnetik. Selain dibagi
secara horizontal, sturuktur danau juga di bagi secara vertikal menjadi zona fotik (cahaya
matahari masih bisa berpenetrasi) dan zona amfotik (cahaya matahari sudah tidak bisa
berpenetrasi). Organisme di danau antara lain tumbuhan air dan ganggang sebagai organisme
fotosintesis, dan juga zooplankton, berbagai jenis cacing, kerang serangga, dan ikan. Lahan
basah disebut juga wet land, adalah suatu yang digenangi oleh air sehingga kondisinya
menyokong untuk kehidupan berbagai jenis organisme akuatik. Lahan basah bisa dibedakan
menjadi rawa (marsh), rawa lumpur (swamp), dan tanah gambut (bog). Rawa memiliki ciri :
tidak terdapat banyak pohon, airnya mengalir dengan kecepatan sedang, dan terhubung dengan
danau atau aliran sungai. Rawa lumpur memiliki ciri : didominasi oleh pohon dan semak -
semak. Lahan gambut memiliki ciri : airnya hampir tidak mengalir sama sekali, pH air asam,
dan miskin O2 dan N2.
Sungai adalah badan air yang bergerak terus - menerus menuju satu arah. Air sungai di bagian
hilir terasa lebih hangat dibandingkan bagian hulu sungai. Organisme fotosintetik jarang
ditemukan pada sungai di bagian hulu. Walaupun kandungan materi organiknya rendah, kadar
oksigen di hulu sungai tinggi. Semakin menuju ke hilir, sungai akan semakin lebar dan arusnya
semakin tenang. Kondisi air yang tenang lebih sesuai untuk pertumbuhan ganggang dan
tumbuhan air. Namun, arus sungai yang tenang membuat kadar oksigen menjadi rendah. Ketika
sungai bertemu lautan, maka akan terbentuk estuari. Pada estuari, air tawar akan bercampur
dengan air asin.
Ekosistem laut
Ekosistem laut dapat dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona intertidal (zona pasang surut),
zona neritik (zona laut dangkal), dan zona pelagik (zona laut terbuka). Berdasarkan ada atau
tidak adanya penetrasi cahaya dapat di bagi menjadi zona fotik (area permukaan laut yang
masih menerima cahaya matahari), zona bentik (area dasar laut), dan zona afotik (area perten
gahan antara permukaan dengan dasar laut yang tidak menerima masukan cahaya matahari)
Zona intertidal Area pasang dan surut air laut di sepanjang garis pantai disebut zona intertidal.
Pada saat pasang, zona intertidal akan tertutupi air laut. Sedangkan pada saat surut, zona ini
akan kering dan terpapar oleh udara terbuka. Kandungan nutrisi di zona intertidal cenderung
tinggi karena masukan nutrisi dari estuari dan sungai.
Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir, berbatu atau berlumpur. Organisme yang hidup di
zona intertidal harus mampu bertahan dari arus laut ketika periode pasang dan kekeringan
ketika periode surut. Organisme yang ada di zona intertidal antara lain : rumput laut, abalon,
anemon, kepiting, ganggang hijau, kerang , timun laut, dan bintang laut.
Zona neritik
Zona neritik berada diantara zona intertidal dan zona pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut
dangkal adalah sekitar 200 m. Pada umumnya, suhu dan salinitas air laut di zona neritik relatif
stabil. Proses fotosintesis berlangsung di zona neritik karena cahaya matahari bisa menembus
hingga ke dasar laut.
Di wilayah tropis, zona neritik biasanya di huni oleh terumbu karang. Suhu air yang hangat
serta adanya cahaya matahari menjadikan wilayah tropis sebagai habitat yang baik untuk
terumbu karang. Keragaman organisme di terumbu karang demikian tinggi. Terumbu karang
menjadi rumah bagi berbagai ikan tropis dan ikan karang seperti : parrotfish, angelfish, dan
butterflyfish. Selain ikan, organisme yang menghuni terumbu karang antara lain : spons,
cnidaria, cacing, udang - udangan, moluska, bintang laut, bulu babi, dan ular laut. Zona pelagik
Kedalaman rata - rata zona pelagik adalah 4.000 m. Sekitar 75 % air laut berada pada zona ini.
Zona pelagik merupakan zona yang paling tidak produktif. Kandungan nutrisi di zona pelagik
juga rendah. Ketiadaan cahaya matahari berarti tidak ada proses fotosintesis yang menyediakan
energi bagi banyak organisme. Terumbu karang di zona pelagik di ibaratkan bioma gurun. Ikan
yang hidup di laut yang lebih dalam.
BAB III
EKOSISTEM YANG TERCEMAR DAN MEDIA NYA
A. Udara
Dalam kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat
melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua siklus sekaligus
yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2 dan pemasukan /
menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus selama manusia hidup. Dialam
bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintetis.
Udara yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara
yang terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk
hidup terutama kehidupan manusia. Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek
negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dan
sebagainya.Dengan pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat luas.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak
terjadi pada waktu cukup lama
Konsentrasi gas CO Konsentrasi COHb
Gangguan pada tubuh
di udara (ppm) dalam darah (%)
3 0,98 Tidak ada
5 1,30 Belum begitu terasa
Gangguan sistem saraf
10 2,10
sentral
20 3,70 Gangguan panca indera
40 6,90 Gangguan fungsi jantung
60 10,10 Sakit kepala
80 13,30 Sulit bernafas
100 16,50 Pingsan hingga kematian
(Ernawati dkk. 2008)
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a) Pusing/sakit kepala
b) Rasa mual
c) Pingsan (ketidak sadaran)
d) Kerusakan jaringan otak
e) Sesak nafas
f) Kematian
g) Gangguan pada kulit
h) Gangguan penglihatan (efek jangka panjang)
b. Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a) Iritasi mata
b) Radang saluran pernafasan
c) Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d) Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan
C. Polusi Udara
Seperti sudah disinggung diatas, Dampak polusi udara terjadi sebagai efek negatif dari
pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
Secara garis besar polusi udara dibagi menjadi partikulat dan polusi gas.
1. Partikulat
Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama-sama bahan
/ bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat :
a. Aerosol : tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau
udara.
b. Kabut (fog) : aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
c. Asap (smoke) : campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang
diudara.
d. Debu (dust) : aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya
hembusan angin.
e. Fume : aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
f. Plume : asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
g. Smoge: campuran dari smoke dan fog.
2. Gas
a. Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung
sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek iritasi pada
saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.
b. Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervous olfactory)
c. Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2): gas-gas ini
berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk.
Efek: mengganggu sistem pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran
napas sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.
d. Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap
menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis, merusak indra
penciuman.
e. Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran
menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik, karena
meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan
tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah
kecil dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.
3. Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4
yaitu:
a. Korosif : bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses
peradangan pernapasan pada bagian atas.
b. Asfiksia : ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam
mengikat oksigen atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
c. Anesthesia : adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan
susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
d. Toksis : dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada
sistem pembuatan darah dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.
4. Pengendalian Emisi
Bila emisi dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi, perlu
dilakukan pengendalian terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi antara lain:
a. Filter Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada serobong agar tidak
ikut terlepas kelingkungan.
b. Pengendap Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya
sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon.
c. Pengendap Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor secara perlahan
sehingga partikel akan mengendap karena gaya beratnya.
d. Pengendap Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan partikel dibawah 5µm. Alat ini cocok
untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar, alat ini berupa tabung silinder yang
dibagian tengahnya diberi kawat yang dialiri arus listrik, udara kotor akan menjadi ion negatif
dan tertarik kedinding tabung, udara bersih akan berlalu.
e. Filter Basah: untuk memisahkan pencemaran non-partikel, media pemisah yang digunakan
adalah larutan penyerap.
f. Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun VOCS.
g. Hujan Asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai cat pencemar ratusan kilometer jauhnya,
sebelum menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan jauhnya, Atmosfer bertindak
sebagi reaktor kimia yang kompleks merubah cat pencemar setelah berinteraksi pada zat lain,
uap air dan energi matahari. Pada kondisi dimana SO2 bereaksi menjadi uap air membentuk
H2SO4 (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam nitrat) yang
selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam, air
hujan dengan pH 5,6 dapat menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.Dampak dari hujan
asam antara lain:
a) Merusak bangunan dan berkaratnya logam.
b) Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu kehidupan akuatik danau.
c) Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan berkurang.
d) Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas
air tanah.
e) Menimbulkan berbagai penyakit kulit bagi beberapa masyarakat yang menggunakan air hujan
sebagai satu-satunya air mandi.
A. Air
Kita hidup dizaman serba canggih dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Akan tetapi,
dampak negative yang dihasilkan sangatlah besar, yaitu polusi yang mana merupakan peristiwa
masuknya zat, energi, unsur atau komponen lain yang merugikan lingkungan dari akibat
aktivitas manusia atau prose alami. Serta menyebabkan polusi yang disebut polutan. Suatu hal
dikatakan polutan apa bila kadar melebihi/kurang dari batas normal. Berada pada tempat dan
waktu yang tidak tepat.Polutan sendiri dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi,
makhluk hidup, dan sebagainya. Dan bila polutan berlebihan, ekosistem tidak dapat seimbang
dan tidak dapat melakukan regenerasi (pembersihan sendiri).
Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen lainnya di
dalam air sehingga kualitas air terganggu yang mana dapat ditandai dengan adanya perubahan
bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak murni lagi.
Dikutip dalam Keputusan Menteri Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup
No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan polusi/pencemaran air adalah
masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air/udara
oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan
peruntukannya. Itulah kenapa air sebagai sumber utama bagi manusia serta makhluk hidup
lainnya dimuka bumi ini karena merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Akan tetapi, fenomena alam seperti
gunung merapi, badai, gempa bumi, tsunami, dll dapat mengakibatkan perubahan besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran air.Kenapa? Karena polusi
adalah sebagian dari akibat aktivitas makhluk hidup yang mana dapat merubah kualitas
terhadap air di muka bumi.
A. TANAH
Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di
muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup
dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar
dari makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan
tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan
manusia juga.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Tanah Tercemar. Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam
sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk
mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh
polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan
hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam
berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah
:
1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
Tanah tidak tercemar. Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi
unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah
tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama
adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat
kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan
berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah:
1. Tanahnya subur
2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung logam berat
6. Tidak mengandung sampah anorganik
E. Langkah pencegahanan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka,
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar
seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang
jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.
3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari
tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
pemurnian.
4. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.
5. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem terdiri dari komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (benda mati).
Tempat hidup organisme disebut habitat. Dalam habitat ekosistemnya organism mempunyai
setatus fungsional yang disebut dengan relung. Kelompok organism satu spesies yang
menempati ekosistem disebut populasa. Sedangkan beberapa populasi dalam ekosistem disebut
komunitas. Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung secara berhadap dan munuju
ke satu arah secara teratur disebut suksesi.
Berdasarkan kondisi habitatntya suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi
sekunder. Manusia merupakan bagian dari lingkungan, manusia selalu dihadapkan pada
masalah - masalah lingkup, diantaranya keseimbangan lingkungan, perubahan lingkungan dan
sebagainya.
3.2 Saran
Hendaknya kita sebagai manusia menjaga ekosistem karena dalam ekosistem terdapat
komponen abiotik seperti tanah, air, udara, cahaya, suhu, angin, iklim, arus air dan ombak. Dan
terdiri dari komponen biotic seperti tumbuhan, hewan dan sebagainya yang sangat berguna
bagi kelangsungan hidup kita.