Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali
alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi
masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang di sebabkan oleh masuknya
kuman-kuman pada alat genetalia pada waktu persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian pada ibu
terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas terjadi pada 24 jam
pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas.
Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan
meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol
sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari nifas?
2. Apa etiologi dari nifas?
3. Bagaimana patofisiologis nifas?
4. Apa saja manifestasi klinis nifas ?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada nifas ?
6. Bagaimana penatalaksanaan nifas ?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien nifas?
1.3 Tujuan
1. Mengathui pengertian dari nifas
2. Mengathui etiologi dari nifas
3. Mengatahui patofisiologis nifas
4. Mengatahui manifestasi klinis nifas
5. Mengatahui pemeriksaan diagnostik pada nifas
6. Mengatahui penatalaksanaan nifas
7. Mentahahui konsep asuhan keperawatan pada pasien nifas

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Teori
1. Definisi
Nifas atau peurperium merupakan periode waktu atau masa dimana organ-organ
reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar
enam minggu (Fairer, Helen, 2001). Sedangkan infeksi nifas adalah semua peradangan
yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas. Infeksi nifas meliputi:
a. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, serviks, dan endometrium.
b. Penyebaran melalui vena, saluran limfe, dan permukaan endometrium.
2. Etiologi
a. Berdasarkan kuman masuk ke dalam alat kandungan
1) Ektogen (kuman datang dari luar)
2) Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
3) Endogen (dari jalan lahir)
b. Berdasarkan dari kuman yang sering menyebabkan infeksi
1) Streptococcus Haemolyticus Aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berar yang ditularkan
dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, dan tangan penolong.
2) Staphylococcus Aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedanga, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi rumah sakit.
3) Eschericia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi terbatas.
4) Clostridium Welchii
Kuman aerobic yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong dukun di luar rumah sakit.
3. Patofisiologis
Berikut ini merupakan patofisiologis infeksi nifas :

3
a. Setelag kala II, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan
diameter kira-kira 4 cm. permukaannya tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya
vena yang ditutupi thrombus. Daerah ini merupakan tempat baik untuk tumbuhnya
kuman dan masuknya jenis yang pathogen dalam tubuh ibu.
b. Serviks sering kali mengalami perlukaan pada persalinan, demikian juga vulva,
vagina, dan perineum yang merupakan tempat masuknya kuman pathogen.
c. Infeksi nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu infeksi yang terbatas pasa
perineum, vulva, vagina, serviks, serta endometrium dan penyebaran dari tempat
tersebut melalui vena-vena, melalui jalan limfe, serta melalui permukaan
endometrium.
4. Manifestasi Klinis
Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit di daerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi
organ tersebut terganggu. Adapun manifestasi klinis infeksi nifas, yaitu :
a. Infeksi local
Pembekuaan luka epistomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaran
lochea bercampur nanah, mobilitasi terbatas karena rasa nyeri, dan suhu badan
meningkat.
b. Infeksi umum
c. Tampak terasa sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun,
denyut nadi meningkat, pernapasan meningkat, dan terasa sesak, gelisah, kesadaran
menurun hingga koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau, dan bernanah
serta kotor.
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah sel darah putih (SDP)
b. Hemoglobin (Hb/ht) untuk mengetahui penurunan adanya anemia
c. Kultur (aerobic/anaerobic) dari bahan intra uterus atau intra servikal atau drainase
luka atau pewarnaan gram dari lochea serviks dan uterus mengidentifikasi organisme
penyebab
d. Urnalis dan kultur, mengesampingkan interaksi saluran kemih
e. Ultrasonografi dilakukan untuk menentukan adanya fagmen-fragmen plasenta yang
tertahan dan melokalisasi abses peritoneum

4
f. Pemeriksaan biomanual untuk menentukan sifat dan lokasi nyeri pelvis. Masa atau
pembekuan abses atau adanya vena-vena dengan thrombosis.
6. Penatalaksanaan
Pencegahan infeksi nifas, yaitu:
a. Selama kehamilan
1) Perbaikan gizi
2) Koitus pada kehamilan tua sebaiknya dilarang karena dapat menyebabkan Commented [Renna Mel1]: persetubuhan antara laki-
laki dan perempuan; hubungan seksual; sanggama;
pecahnya ketubab dan terjadinya infeksi
3) Personal hygiene
b. Selama persalinan
1) Hindari pemeriksaan berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan
sterilisasi yang baik
2) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
3) Jagalah sterilisasi kamar bersalin, pakailah masker, dan alat-alat suci hama
4) Perlukaan jalan lahir karena tindakan pervaginam maupun perabdominan
dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya supaya terjaga sterilisasi selama masa
nifas
5) Luka dirawat dengan baik, jangan sampai terkenan infeksi, begitu pula alat-
alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus
steril
6) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus,
tidak tercampur dengan ibu sehat

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi nama, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dan
lain-lain. Selain data diri klien terdapat pula data diri dari penanggung jawab klien.
b. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang

5
Keluhan dirasakan ibu saat ini :
i. Pengeluaran lochea yang tetap berwarna merah dalam bentuk rubra dalam Commented [Renna Mel2]: keputihan

beberapa hari postpartum atau lebih dari 2 minggu postpartum. Commented [Renna Mel3]: Lochia Rubra ( Cruenta ) :
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban , sel-sel
ii. Adanya leukore dan lochea berbau menyengat. desidua, verniks kaseosa, lanugo,

b) Riwayat kesehatan dahulu


i. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemophilia,
mioma uteri, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan
kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta retensi sisa
plasenta.
ii. Riwayat penyakit keluarga, ada riwayat keluarga yang pernah atau sedang
menderita hipertensi, penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan,
hemophilia, dan penyakit menular.
c) Riwayat obstetric
i. Riwayat menstruasi meliputi ,menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya, dan keluhan waktu haid
ii. Riwayat perkawinan meliputi usia perkawinan, kawin yang keberapa, dan
usia hamil
d) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
i. Riwayat hamil meliputi waktu hamil muda, hamil tua, dan apakah ada
abortus
ii. Riwayat persalinan meliputi tuanya kehamilan cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, anak hidup atau mati, BNB dan panjang anak waktu lahir
iii. Riwayat nifas meliptu keadaan lochea, apakah ada perdarahan, ASI cukup
atau tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggu fundus uteri dan kontraksi
e) Riwayat kehamilan sekarang
i. Hamil muda : keluhan selama hamil muda
ii. Hamil tua : keluhan selama hamil, peningkatan BB, suhu, nadi,
pernapasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, dan
keluhan lain
iii. Riwayat ANC meliputi : dimana tempat pelayanan, berapa kali, perawatan
serta pengobatan yang didapat

6
f) Riwayat persalinan sekarang
Riwayat persalinan sekarang meliputi dimana tempat pelayanan, berapa kalim
perawatan seta pengobatannya yang didapat.
2. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan Umum
1) Aktivitas istirahat
Tanda-tanda untuk beristirahat, yaitu kelelahan/keletihan akibat
persalianan lama, seresor atau pasca partum multipel
2) Sirkulasi
Tanda : takikardi
3) Penggunanaan obat-obatan
Tanda : ansietas jelas (peritonitis)
4) Status psikologis
Tanda-tanda masalah psikologis, antara lain :
 Anoreksia, mual/muntah
 Haus, membrane mukosa kering
 Distensi abdomen, kekaukan, nyeri lepas (peritonitis)
5) Neurosensori
Tanda : sakit kepala
6) Nyeri/ketidaknyamanan
Tanda-tandanya antara lain :
 Nyeri local, disuria, ketidakmamouan abdomen
 Afterpain berat atau lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta
nyeri tekan dengan guarding (endometritis)
 Nyeri/kekakuan abdomen unilateral/bilateral (salpingiitis/ooferitis,
parametritis)
7) Pernapasan
Tanda : pernapasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik)
8) Keamanan

7
Suhu 104,40◦ F atau lebih tinggi pada 2 hari secara terus-menerus, namun
24 jam pasca partum adalah infeksi. Suhu tinggi lebih dari 1010◦F pada 24
jam pertama menandakan berlanjutnya infeksi.

b) Pemeriksaan Khusus
1) Uterus
Meliputi tinggi fundus uteri dan posisiserta konsistensinya
2) Lochia
Meliputi warna, banyaknya, dan baunya
3) Perineum
Diobservasi ntuk melihat apakah ada tanda infeksi dan luka jahitan
4) Vulva
Dilihat apakah ada edema atau tidak
5) Payudara
Dilihat kondisi aerola, konsistensi dan klosrum

8
DIAGNOSA
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut Tupan: Nyeri Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji lokasi dan sifat 1. Membantu dalam
berhubungan dengan keperawatan 1x24 jam ketidaknyamanan atau nyeri diagnosis banding
respon tubuh pada ibu akut hilang diharapkan : berikan intruksi mengenal, keterlibatan jaringan pada
tidak efektif - Rasa nyeri dapat diatasi, membantu, mempertahankan proses infeksi
Tupen:
- Ttv dalam batas normal, kebersihan dan kehangatan. 2. Menigkatkan
Mekanisme
- Wajah ibu tampak rileks 2. Anjurkan ibu untuk melakukan kesejahteraan umum dan
koping tubuh atau tidak meringis teknik relaksasi,memberikan pemulihan,
baik. aktivitas pengalihan seperti menghilangkan
radio, tv, dan membaca. ketidaknyamanan
3. Anjurkan kesinambungan berkaitan dengan
menyusui saat kondisi ibu menggigil.
memungkinkan karnanya 3. Memfokuskan kembali
anjurkan dan berikan intruksi perhatian ibu,
dalam penggunaan pompa meningkatkan perilaku
payudara. positif dengan
4. Berikan analgetik atau ketidaknyamanan;
antipiretik. mencegah
5. Berikan kompres panas local ketidaknyamanan dari
dengan menggunakan lampu pembersaran payudara;
pemanas atau rendam duduk meningkatkan
sesuai indikasi. keadekuatan suplai asi
pada ibu menyusui;
menurunkan
ketidaknyamanan dari
infeksi.
4. Menurunkan rasa sakit
5. Memberikan rasa nyaman
2. Risiko tinggi Tupan: Setelah dilakukan asuhan 1. Tinjau ulang catatan prenatal, 1. Mengidentifikasi factor-
penyebaran keperawatan 1x24 jam intra partum, dan pascapartum faktor yang menepatkan
infeksi,infeksi Penyebaran diharapkan : 2. Mempertahankan kebijakan ibu pada kategori resiko
kerusakan kulit. - Penyebaran infeksi tidak mencuci tangan dengan ketat tinggi terhadap terjadinya

9
infeksi tidak terjadi untuk staf, ibu, dan pengunjung. infeksi postpartum
- Mencapai pemulihan 3. Anjurkan atau demostrasikan 2. Membantu mencegah
terjadi tepat waktu pebersihan perineum yang benar kontaminasi silang.
- Bebas dari komplikasi setelah berkemih, defekasi, dan Pembersihan melepaskan
tambahan sering ganti balutan kontaminasi
Tupen: 4. Anjurkan atau demostrasikan urinarius/fekal.
masase fundus yang tepat, 3. Meningkatkan
Kerusakan monitor ttv, dan observasi tanda kontraktilitas uterus dan
kulit infeksi lainnya. involusi.
teratasi 5. Anjurkan posisi semi fowler. 4. Peningkatan ttv menyertai
6. Anjurkan ibu menyusui secara infeksi.
periodic dan memeriksa mulut 5. Memungkinkan
bayi terhadap adanya bercak identifikasi awal dan
putih. tindakan, meningkatkan
7. Observasi pemeriksaan resolusi infeksi;
laboratorium meningkatkan aliran
lochea dan drainase
uterus.
6. Sariawan oral bayi baru
lahir adalah efek samping
umum dari terapi
antibiotik.
7. Mengetahui hasil
laboratorium.
3 Perubahan nutrisi Tupan : Setelah dilakukan asuhan 1. Anjurkan pilihan makanan 1. Protein membantu
kurang dari kebutuhan keperawatan 1x24 jam tinggi protein, zat besi dan meningkatkan pemulihan
tubuh, intake tidak Nutrisi tubuh diharapkan : vitamin c bila masukan oral dan degenerasi jaringan
adekuat. - Kebutuhan nutrisi tubuh dibatasi baru. Zat besi untuk
terpenuhi
dapat terpenuhi. 2. Tingkatkan masukan sedikitnya sintesis hb, vitamin c
- Hb/ht dalam batas 2000 ml/hari jus, sup, dan cairan memudahkan absorbs
normal. nutrisi. dinding sel.
Tupen: - Kenaikan berat badan 3. Anjurkan tidur/istirahat adekuat. 2. Membefrikan kalori dan
4. Berikan cairan atau nutrisi nutrient untuk

10
- Intake parenteral mememnuhi kebutuhan
metabolic, mengganti
adekuat kehilangan cairan.
3. Menurunkan laju
- Nafsu makan
metabolisme,
meningkat memungkinkan nutrient
dan oksigen untuk di
gunakan dalam proses
pemulihan.
4. Mengatasi
dehidrasi,mengganti
kehilangan cairan.

11
12
BAB III
Asuhan Keperawatn pada Ny. A dengan Infeksi Nifas
di RSUD Kota Bogor

3.1 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Cipaku RT 03 RW 12
Tanggal Masuk : 15 Mei 2018
Tanggal pengkajian : 15 Mei 2018
No. Rekam Medis : 270899
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. W
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Cipaku RT 03 RW 12
Hubungan Dengan Klien : Suami

2. Data Subjektif
a. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan perineum dan mengeluarkan darah yang berbau
tidak sedap

13
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan nyeri pada luka dan mengeluarkan darah yang bebau tidak sedap dari
jalan lahir pada tanggal 10 Mei 2018. Sebelumnya 2 hari yang lalu ibu mengalami
demam. Ibu mengatakan baru saja melahirkan anaknya pada tanggal 5 mei 2018 pukul
12.00 WIB.
P : Klien mengatakan nyeri di bagian luka episiotomi
Q : Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk - tusuk
R : Klien mengatakan nyeri di bagian episiotomi
S : Klien mengatakan nyeri dengan skala 6 dari 1-10
T : Klien mengatakan nyeri ketika bergerak, dan hilang ketika istirahat
c. Riwayat Persalinan
Tempat persalinan : Bps Sumber Lawang
Tanggal / jam persalinan : 5 Mei 2016, 12.00 WIB
Jenis persalinan : Normal
Plasenta :
Ukuran: 400 gram, kotiledon lengkap.
Insersi tali pusat: Sentralis, panjang 49 cm
Kelainan : Tidak ada
Perineum:
Ruptur / tidak : Ya, derajat II.
Dijahit / tidak: Dijahit dengan teknik jelujur dengan benang cutget.
Perdarahan : Jumlah perdarahan ±200 cc.
Lama persalinan : 12 jam
d. Riwayat Menstruasi
1) Manarche : Ibu mengatakan pertama kali haid umur 13 tahun.
2) Siklus : Ibu mengatakan jarak haidnya ± 8 hari.
3) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 6 ˗ 7 hari.
4) Banyaknya : Ibu mengatakan 2 ˗ 3 x/ hari ganti pembalut.
5) Teratur / tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur.
6) Disminorhoe :Ibu mengatakan nyeri perut saat hari pertama haid

14
e. Riwayat Kesehatan Lalu
1) Penyakit : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit apapun
2) Alergi : Klien mengatakan alergi terhadap seafood
3) Merokok : Klien mengatakan tidak merokok
4) Obat-obatan : Klien mengatakan tidak mengonsumsi obat - obatan

15
Riwayat Keluarga/Genogram

Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal Serumah
: Garis Keluarga
Klien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan.
f. Keadaan Psikososial
1) Perubahan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya panik ketika mengetahui klien mengalami sakit diarea
perineum dan lebih perhatian kepada klien.
2) Respon Klien
Klien tampak kooperatif saat berinteraksi dengan petugas kesehatan maupun klien
lainnya.
3) Harapan Selama di Rumah Sakit
Klien mengatakan ingin cepat pulih.
g. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB apapun.

16
h. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Makan dan Minum
Di Rumah
Klien makan 3x sehari, dengan nafsu makan baik dan tidak mengalami pantangan
makanan. Klien minum ±8 gelas sehari
Di RS
Klien makan sesuai diet yang ditentukan namun porsi makan tidak habis
2) Eliminasi
Di Rumah
Klien mengatakan BAB satu kali sehari kadang lebih tanpa ada hambatan. Klien
BAK ±3 kali sehari tanpa ada hambatan.
Di RS
Klien mengatakan BAB 1x sehari. Klien BAK 3x sehari
3) Pola Istirahat dan Tidur
Di Rumah
Klien biasa tidur 5-6
Di RS
Dapat tidur namun sering terbangun dimalam hari jika nyeri tiba tiba muncul
4) Personal Hygiene
Di Rumah
- Klien mandi dua kali sehari, namun klien sesekali merasakan ngilu dibagian luka
jahitan sehingga klien tidak maksimal membersihkan area lukanya
- Frekuensi gosok gigi : dua kali sehari (bersamaan dengan mandi)
Di RS
Klien mengatakan semenjak di RS hanya dilap saja dan area luka dibantu dibersihkan
oleh perawat
Frekuensi gosok gigi 2x sehari

17
3. Pemeriksaan Fisik
a. Secara Umum
- Tanda-tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
R : 22x/ menit
S : 38℃
N : 88x/ menit
b. Head to Toe
1) Kepala
Inspeksi : Kepala simetris, rambut hitam, bersih tidak berketombe, tidak
mudah rontok
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan edema
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, tidak ada edema, konjungtiva tidak anemis, sklera
berwarna putih.
3) Hidung
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada benjolan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan disekitar area sinus, tidak ada benjolan
4) Telinga
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Mulut
Inspeksi : Tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak berdarah, mukosa lembab
6) Leher
Inspeksi : Tidak nampak pembesaran tyroid, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran tyroid, tidak ada nyeri tekan
7) Mammae
Inspeksi : Payudara simetris, tidak terlihat adanya pembesaran, aerola
menghitam,puting susu menonjol.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan yang tidak normal

18
8) Dada
Inspeksi : Dada simetris, tidak terdapat retraksi dada
Palpasi : (tidak terkaji)
Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonchi(-), wheezing(-)
Perkusi : (tidak terkaji)
9) Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada lesi, edema (-), varises (-), infus RL lengan kiri 15 tpm.
Palpasi : nyeri tekan (-), edema (-)
10) Abdomen
Inspeksi : Tampak linea nigra, stria gravidarum, bentuk simetris.
Auskultasi : Bising usus 6x/menit.
11) Perineum
Inspeksi : Masih basah, terdapat jahitan, terlihat kemerahan terdapat nanah
12) Lokhea
Inspeksi : Terdapat lokhea rubra berwarna merah tua, dengan jumlah ±200 mL,
konsistensi kental dan bau tidak sedap.
4. Data Penunjang
HB : 12 gr/dL (normal 12,0 gr/dL – 16,0 gr/dL)
5. Program Tetapi
Infus RL 500 ml 15 tpm

3.2 Analisa Data


Data Senjang Etiologi Masalah
DS : Post Partum Nyeri Akut
P : Klien mengatakan
nyeri di bagian luka
episiotomi Pispek Fisiologis
Q : Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk -
tusuk Sistem Reproduksi
R : Klien mengatakan

19
nyeri di bagian
episiotomi Involusi Uteri
S : Klien mengatakan
nyeri dengan skala 6 dari
1-10 Infeksi nifas
T : Klien mengatakan
nyeri ketika bergerak, Nyeri Akut
dan hilang ketika
istirahat
DO :
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38C
R : 22 x/mnt
- Klien tampak berhati –
hati dalam bergerak
- Klien tampak meringis

DS : Infeksi Genitalia Resiko penyebaran


- Klien mengatakan Infeksi
terdapat nanah Kuman mikroorganisme
- Klien mengatakan semakin berkembang
merasa panas pada
daerah luka Keputihan berlebih

DO : Kurang pengetahuan
- Adanya luka insisi tentang kebersihan
- Tampak kemerahan genitalia

20
pada daerah luka
- TTV Resiko penyebaran infeksi
TD : 140/90 mmHg
N : 90 x/mnt
S : 38oC
R : 22x/mnt

DS : Cedera fisik Intoleran Aktivitas


- Klien mengatakan sulit
untuk melakukan aktivitas Trauma jaringan
karena nyeri yang klien
rasakan Nyeri akut
- Klien mengatakan lemas
DO: Intoleran aktivitas
- Klien tampak tirah
baring
- Aktivitas klien dibantu
oleh keluarga

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan respon tubuh pada agen tidak efektif
2. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun
3. Intoleran aktivitas behubungan dengan nyeri akut

21
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Tgl Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. 15 Mei Nyeri akut berhubungan Tupan : Setelah dilakukan - Pantau TTV klien - Mengetahui keadaan
2018 dengan luka insisi perawatan selama 1x24 klien
Nyeri akut - Kaji lokasi dan sifat
DS jam diharapkan: -Membantu dalam
teratasi ketidaknyamanan / nyeri
P : Klien mengatakan - TTV klien dalam batas diagnosis banding
nyeri di bagian luka Tupen : normal - Berikan instruksi mengenal, keterlibatan jaringan pada
episiotomi - Nyeri berkurang membantu, mempertahankan proses infeksi
Penyembuhan
Q : Klien mengatakan kebersihan dan kehangatan - Menigkatkan
luka insisi
nyeri seperti ditusuk - kesejahteraan umum dan
lebih cepat - Instruksikan klien dalam
tusuk - pemulihan,
pulih melakukan teknik relaksasi,
R : Klien mengatakan menghilangkan
memberikan aktivitas
nyeri di bagian ketidaknyamanan
pengalihan seperti : radio,
episiotomi berkaitan dengan
televisi, membaca
S : Klien mengatakan menggigil.
nyeri dengan skala 6 dari - Berikan analgetik / antipiretik - Memfokuskan kembali
1-10 perhatian ibu,
T : Klien mengatakan meningkatkan perilaku
nyeri ketika bergerak, positif dengan
dan hilang ketika ketidaknyamanan;
istirahat -Menurunkan rasa sakit

22
DO : memberikan rasa nyaman
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38C
R : 22 x/mnt
- Klien tampak berhati –
hati dalam bergerak
Klien tampak meringis

23
2. 15 Mei Risiko tinggi penyebaran Tupan: Setelah dilakukan - Tinjau ulang catatan prenatal, - Mengidentifikasi faktor-
2018 infeksi berhubungan Penyebaran tindakan keperawatan intra partum dan pasca partum faktor yang menempatkan
dengan penurunan sistem infeksi tidak selama 1x24 jam klien pada kategori resiko
- Pertahankan kebijakan
imun terjadi diharapkan klien tinggi terhadap terjadinya
mencuci tangan dengan ketat
DS : Tupen: mampu : penyebaran infeksi pasca
untuk staf, klien dan
- Klien mengatakan Sistem imun - Penyebaran infeksi partum
pengunjung
terdapat nanah meningkat tidak terjadi
- Membantu mencegah
- Klien mengatakan - Anjurkan/ demonstrasikan
- Mencapai pemulihan kontaminasi silang
merasa panas pada pembersihan perineum yang
tepat waktu, bebas dari
daerah luka benar setelah berkemih, - Pembersihan melepaskan
komplikasi tambahan
defekasi dan sering ganti kontaminasi urinarius/
DO : balutan. fekal
- Adanya luka insisi
- Monitor TTV dan Observasi - Mengetahui keadaan
- Tampak kemerahan
tanda infeksi lain umum klien serta tanda
pada daerah luka
infeksi dan fluktuasi
- TTV - Pantau pemeriksaan
TD : 140/90 mmHg laboratorium - Memungkinkan
N : 90 x/mnt identifikasi awal dan
S: 38oC tindakan, meningkatkan
R : 22x/mnt resolusi infeksi

24
3. 15 Mei Intoleran aktivitas - Tupan: Setelah dilakukan - Bantu klien untuk -
2018 berhubungan dengan nyeri Klien dapat tindakan keperawatan mengidentifikasi yang mampu
akut melakukan selama 1x24 jam dilakukan
DS : aktivitas diharapkan klien
- Bantu untuk memilih aktivitas
- Klien mengatakan sulit secara normal mampu :
konsisten yang sesuai dengan
untuk melakukan aktivitas - Beraktivitas secara
kemampuan fisik, psikologis,
karena nyeri yang klien Tupen: mandiri
dan sosial
yang rasakan Nyeri akut - Melakukan aktivitas
DO: teratasi tanpa merasa sakit - Bantu klien dan keluarga
- Klien bedrest untuk mengidentifikasi
- Aktivitas klien dibantu kekurangan dalam beraktivitas
oleh keluarga
- Monitor respons fisik, emosi,
sosial dan spiritual

25
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No
Tanggal Jam Dx Impelemtasi Evaluasi
15 Mei 09.00 1 - Memantau TTV klien S: pasien mengatakan nyerinya berkurang, skala nyeri 6
2018 - Mengkaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan (1-10), nyeri dibagian bawah perut. Nyeri berkurang
/ nyeri apabila melakukan istirahat.
- Memberikan instruksi mengenal, membantu, P : nyeri terus menerus
mempertahankan kebersihan dan kehangatan Q : tertusuk-tusuk
- Menginstruksikan klien dalam melakukan R : dibagian perut bagian bawah
teknik relaksasi, memberikan aktivitas S : skala nyeri 6
pengalihan seperti : radio, televisi, membaca T : Ketika melakukan aktivitas.
- Memberikan analgetik / antipiretik O: pasien tampak sedikit meringis namun tetp tenang
setelah melakukan nafas dalam
- TD : 140/90 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 37,5 ˚C
- RR : 24 x/menit
\\\A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

26
15 Mei 09.30 2 - Mininjau ulang catatan prenatal, intra S S: Klien mengatakan keputihan masih keluar dan berbau
2018 partum dan pasca partum tidak sedap
- Mempertahankan kebijakan mencuci tangan O O : Tampak terdapat sedikit nanah dipembalut
dengan ketat untuk staf, klien dan pengunjungA A: Masalah teratasi sebagian
- Menganjurkan/ demonstrasikan P: Intervensi dilanjutkan
pembersihan perineum yang benar setelah
berkemih, defekasi dan sering ganti balutan.
- Memonitor TTV dan Observasi tanda
infeksi lain
- Memantau pemeriksaan laboratorium

27
15 Mei 10.00 3 - Membantu klien untuk mengidentifikasi S:
2018 yang mampu dilakukan -Klien mengatakan hanya dapat miring kanan dan kiri
- Membantu untuk memilih aktivitas - Klien mengatakan aktivitas dibantu keluarga
konsisten yang sesuai dengan kemampuan O:
fisik, psikologis, dan sosial - Klien tampak lemas
- Membantu klien dan keluarga untuk - Klien terlihat berbaring di tempat tidur
mengidentifikasi kekurangan dalam - Aktivitas klien terlihat dibantu oleh keluarga
beraktivitas A : Masalah teratasi sebagian
- Memonitor respons fisik, emosi, sosial dan P : Intervensi dilanjutkan
spiritual

28
VI. CATATAN PERKEMBANGAN

No
Tanggal Dx PERKEMBANGAN
16 Mei 1 S:
2018 -Pasien mengatakan nyerinya berkurang, skala nyeri 4 (1-10), nyeri dibagian bawah
perut. Nyeri berkurang apabila melakukan istirahat.
- Klien mengatakan sudah mulai bisa beraktivitas meskipun masih terasa sakit
P : nyeri terus menerus
Q : tertusuk-tusuk
R : dibagian perut bagian bawah
S : skala nyeri 4
T : Ketika melakukan aktivitas.
O: Pasien tampak meringis
- TD : 130/90 mmHg
- Nadi : 100 x/menit
- Suhu : 36.5 ˚C
- RR : 24 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
I:
- Memantau TTV klien

29
- Mengkaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan / nyeri
- Memberikan instruksi mengenal, membantu, mempertahankan kebersihan dan
kehangatan
- Menginstruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi, memberikan aktivitas
pengalihan seperti : radio, televisi, membaca
- Memberikan analgetik / antipiretik
E : Nyeri klien sudah mulai berkurang, meski masih sulit untuk melakukan aktivitas
16 Mei 2 S:
2018 - Klien mengatakan nanah masih ada diarea perineum
- Klien mengatakan keluar keputihan berbau tidak sedap
- Klien mengataka di daerah perineum terasa panas
O:
- Keputihan sedikit berkurang namun masih berbau tidak sedap
- Tampak kemerahan di area perineum
A A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I:
- Mininjau ulang catatan prenatal, intra partum dan pasca partum
- Mempertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan
pengunjung
- Menganjurkan/ demonstrasikan pembersihan perineum yang benar setelah berkemih,
defekasi dan sering ganti balutan.

30
- Memonitor TTV dan Observasi tanda infeksi lain
- Memantau pemeriksaan laboratorium
E : Resiko penyebaran infeksi menurun
16 Mei 3 S: Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang sehingga ia sudah bisa beraktivitas
2018 O:
- Klien tampak tenang
- Keluarga tampak sudah membiarkan klien melakukan aktivitas sendiri
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E : Klien sudah mampu melakukan aktivitasnya kembali dengan normal
17 Mei 1 S: pasien mengatakan nyerinya berkurang, skala nyeri 3 , nyeri dibagian bawah perut.
2018 P : nyeri hilang timbul
Q : tertusuk-tusuk
R : dibagian perut bagian bawah
S : skala nyeri 3
T : Ketika melakukan aktivitas.
O: pasien tampak sedikit tenang.
- TD : 120/90 mmHg
- Nadi : 87 x/menit
- Suhu : 36.5 ˚C
- RR : 20 x/menit

31
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Mengkaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan / nyeri
- Memberikan instruksi mengenal, membantu, mempertahankan kebersihan dan
kehangatan
- Menginstruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi, memberikan aktivitas
pengalihan seperti : radio, televisi, membaca
- Memberikan analgetik / antipiretik
E : Nyeri di area perineum berkurang menjadi skala 3 dari 4
17 Mei 2 S: Klien mengatakan keputihannya sudah berkurang dan bau tidak sedapnya sudah hilang
2018 O:
- Keputihan klien tampak sudah berkurang dan bau tidak sedapnya sudah hilang
- Kemerahan di area perineum tampak sudah mulai menghilang
A A: Masalah teratas sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I:
- Mempertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien dan
pengunjung
- Menganjurkan/ demonstrasikan pembersihan perineum yang benar setelah berkemih,
defekasi dan sering ganti balutan.
- Memonitor TTV dan observasi tanda infeksi lain

32
- Memantau pemeriksaan laboratorium
E : Penyebaran infeksi tidak terjadi pada klien

33

Anda mungkin juga menyukai