BAB 1
PENDAHULUAN
kerelaan dan konsekuen mengingat wacana dan konsep otonomi daerah memiliki
Menurut aspek yuridis formal, sejak pertama kali muncul dalam UU No. 1
Tahun 1945 sampai dengan UU No. 5 Tahun 1974, semangat otonomi daerah
Hanya saja semangat para penyelenggara pemerintahan masih jauh dari idealisme
konsep otonomi daerah itu sendiri. Bahasa yang digunakan juga belum seringkas
dan selugas otonomi daerah, masih seputar bagaimana mengatur urusan rumah
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Hak otonomi bukan berarti untuk
daerah dengan melibatkan peran aktif masyarakat daerah, peran aktif masyarakat
ruang gerak pada bidang politik, pengelolaan keuangan daerah dan efisiensi
terdesentralisasi.
Sejak tahun 1945 sampai era Orde Baru, pemerintahan bersifat sentral dan
di era Reformasi ini diganti dengan asas desentralisasi atau otonomi yang pertama
Pusat dan Daerah, yang kemudian dilanjutkan dengan UU No. 32 Tahun 2004
dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
mungkin karena kurang siapnya baik itu masyarakat atau pemimpin daerah dalam
menelaah kembali makna otonomi daerah, baik sebagai sebuah konsep maupun
berlaku. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengkaji lebih dalam
C. Tujuan Penulisan
Reformasi?
4
BAB II
PEMBAHASAN
kekuasaan Orde Baru. Semua mesin partisipasi dan prakarsa yang sebelumnya
kontrol kekuasaan.
menjadi alasan pertama bagi Orde Baru untuk mematahkan setiap gerak prakarsa
yang tumbuh dari rakyat. Paling tidak ada dua faktor yang berperan kuat dalam
Pertama, faktor internal yang didorong oleh berbagai protes atas kebijakan
politik sentralisme di masa lalu. Kedua, adalah faktor eksternal yang dipengaruhi
efisiensi dari biaya investasi yang tinggi sebagai akibat korupsi dan rantai
dari segi perkembangan politiknya, namun juga otonomi sudah menjadi alas bagi
dan keadilan. Walaupun ada upaya kritis bahwa otonomi daerah tetap dipahami
sebagai jalan lurus bagi eksploitasi dan investasi, namun sebagai upaya
penguasa, maka otonomi daerah dapat menjadi jalan alternatif bagi tumbuhnya
melakukan revisi terhadap UU No. 22 tahun 1999. Dilihat dari proses penyusunan
revisi, paling tidak ada dua cacat yang dibawa oleh UU yang baru (UU No. 32
Tahun 2004) yakni, proses penyusunan yang tergesa-gesa dan tertutup ditengah-
demokrasi. Kedua, UU tersebut disusun oleh DPR hasil pemilu 2004 dimana pada
2004. Tanggal 1 Oktober anggota DPR baru hasil pemilu 2004 dilantik. Secara
de facto DPR pemilu 1999 sudah kehilangan relevansinya untuk menyusun dan
kepentingan pusat dan daerah harus segera digantikan dengan penciptaan sistem
Lokal.
Pendidikan
1. Bidang Politik
perundangan yang sudah ada, yaitu Undang-Undang Pokok Kepegawaian. Hal ini
dinyatakan dengan tegas dalam pasal 75 UU No.22 Tahun 1999 yang menyatakan
7
dengan Perundang-Undangan.
2. Bidang Ekonomi
adalah suatu proses dimana suatu masyarakat menciptakan suatu lingkungan yang
3. Bidang Pendidikan
yang dimaksud lebih pada kebijakaan pendidikan dan aspek pendanaannya dari
Pemerintah Pusat ke daerah. Pada konsep kedua lebih fokus terhadap pemberian
kualitas pendidikannya.
8
adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
daerah diberi berbagai kewenangan untuk mengatur urusan rumah tangganya, hal
kelompokkan menjadi:
9
daerah.
yang belum memadai, hal ini juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan
penting bagi Kepala Daerah. Hal ini juga menyebabkan adanya kedekatan
muncul inherent risk, risiko bawaan, bahwa daerah akan melakukan upaya
ini didorong oleh kenyataan bahwa daerah harus mempunyai dana yang
anggota legislatif daerah. Di samping itu daerah juga dituntut untuk tetap
Otonomi Daerah
Memadai
Indonesia.
sesuai dengan prosesnya yang mendesak, tentu saja materi isi dan
1) Pembagian Daerah.
3) Kewenangan Daerah
dengan daerah yang hanya memiliki sumber daya alam yang sedikit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
mensejahterakan rakyat.
Pemerintah Daerah yang lebih luas. Hal ini dapat terlihat dari beberapa aspek,
terwujudnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab.
daerah yang masih berkembang. Bisa dilihat bahwa masih banyak permasalahan
permasalahan itu tentu harus dicari penyelesaiannya agar tujuan awal dari