Anda di halaman 1dari 14

1

PENGARUH SIKAP PENGETAHUAN KESELAMATAN KERJA DAN


IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN
PADA KARYAWAN PRODUKSI PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk
Dwi Kusuma Wardani (dwi.wardani@yahoo.com)
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang

Abstrak
Perilaku keselamatan dalam keselamatan kerja berhubungan langsung dengan
perilaku karyawan dalam bekerja demi keselamatan individu sangat berhubungan erat
dengan iklim keselamatan kerja dan sikap pengetahuan keselamatan kerja, karena
dengan keadaan iklim keselamatan kerja ada dalam perusahaan mempengaruhi
tingkat kesehatan karyawan dan dengan adanya pengetahuan keselamatan kerja, maka
karyawan mampu mengerti dan memahami arti keselamatan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap pengetahuan keselamatan
dengan iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan pada karyawan
produksi PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif deskripsi korelasional. Subjek penelitian ini sebanyak 44
karyawan pada bagian produksi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
sikap pengetahuan keselamatan kerja yang terdiri 22 aitem dengan reliabilitas
menggunakan formula Alpha Cronbach sebesar 0,843, skala iklim keselamatan kerja
yang terdiri dari 24 aitem dengan reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach
sebesar 0,732, dan skala perilaku keselamatan yang terdiri dari 22 aitem dengan
reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach sebesar 0,861. Data hasil
penelitian ini dianalis menggunakan metode regresi linier berganda.
Kata Kunci : Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja, Iklim Keselamatan Kerja,
Perilaku Keselamatan
Abstract

Safety in workplace safety behavior is directly related to the behavior of employees


in the work for the salvation of the individual is closely associated with safety climate
and safety knowledge attitude, because the climatic conditions in the company's
workplace safety affects the level of employee health and safety with the knowledge,
then the employee able to understand and comprehend the meaning of safety.
This study aimed to determine the effect of the attitude of safety knowledge with
workplace safety climate on safety behavior on the production employees of PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk. This study uses a quantitative description of
correlational research. The study subjects were 44 employees on the production.
Sampling technique using purposive sampling. The instrument used in this study is
2

the attitude scale safety knowledge that comprises 22 aitem with reliability using
Cronbach Alpha formula was 0.843, the safety climate scale consists of 24 aitem with
reliability using Cronbach Alpha formula was 0.732, and the safety behavior scale
consisting of 22 aitem with reliability using Cronbach Alpha formula was 0.861. The
research data analyzed using multiple linear regression method.
Keywords: Knowledge Attitude Safety, Safety Climate, Safety behavior
3

Kasus kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja menunjukkan, bahwa


jumlah kecelakaan yang terjadi pada tahun 2003 sebanyak 105.846 kasus, pada tahun
2004 sebanyak 95.418 kasus, pada tahun 2005 sebanyak 96.081 kasus, pada tahun
2006 terjadi kecelakaan sebanyak 70.069 kasus kecelakaan kerja dan sepanjang tahun
2007 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 65.474 kejadian. Data tersebut dapat
menjadi tolak ukur pencapaian perilaku di Indonesia (Tarwaka, 2008).
Di dalam suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan dalam
lingkungan. yang berasal dari aspek kimiawi, fisik, biologis dan psikis. Tekanan fisik
yang kerap terjadi dalam suatu lingkungan kerja, misalnya adanya kebisingan dan
keadaan iklim yang tinggi di Indonesia sedikitnya satu juta pekerja terancam bising
dan akandiperkirakan terus meningkat (Budiono, 2003).
Perilaku Keselamatan (safety performance) adalah perilaku kerja yang relevan
dengan keselamatan dapat dikonseptualisasikan dengan cara yang sama dengan
perilaku-perilaku kerja lain yang membentuk perilaku kerja. Perilaku keselamatan
merupakan aplikasi dari perilaku tugas yang ada di tempat kerja (Griffin dan Neal,
2000). Perilaku keselamatan adalah perilaku tugas dan perilaku kontekstual, Borman
dan Motowidlo, (1993) dalam (Griffin dan Neal, (2000) yaitu pematuhan dan
partisipasi individu pada aktivitas-aktivitas pemeliharaan keselamataan di tempat
kerja. Sebagai umpan balik maka karyawan hendaknya menyadari arti pentingnya
keselamatan bagi dirinya maupun bagi perusahaan tempat bekerja.

Pengetahuan keselamatan sangat penting dalam memahami perilaku keselamatan


kerja, karena pengetahuan yang di peroleh dalam pengetahuan keselamatan dapat di
terapkan di dalam lingkungan kerja. Pengetahuan keselamatan dipengaruhi oleh
pengetahuan karyawan terhadap prosedur keselamatan kerja yang diberikan atau
diterapkan di dalam perusahaan. Dengan adanya pengetahuan keselamatan karyawan
lebih waspada terhadap kecelakaan kerja.
4

Persepsi iklim keselamatan dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap


keselamatan, cara karyawan melaksanakan pekerjaan dan cara karyawan berinteraksi
sesama karyawan yang mempunyai dampak langsung pada hasil keselamatan seperti
kecelakaan kerja pada perusahaan (Griffin dan Neal, 2003:15).

Berdasarkan teori diatas pengetahuan akan suatu hal cenderung disertai dengan
penerapan sikap. Tentunya hal ini berperan penting dalam mengurangi tingkat
kecelakaan kerja.Sehingga diperlukan suatu program yang dapat mencegah terjadinya
kecelakaan atau mengurangi kemungkinan suatu kecelakaan terjadi pada para tenaga
kerja. Keselamatan kerja bertujuan melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
serta produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada
ditempat kerja, sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan
efisien. Perlindungan keselamatan karyawan mewujudkan produktifitas yang optimal
(Suma’mur, 1989 : 4).

Sehingga perilaku keselamatan dalam keselamatan kerja yang berhubungan


langsung dengan perilaku karyawan dalam bekerja demi keselamatan individu sangat
berhubungan erat dengan iklim keselamatan dan pengetahuan keselamatan, karena
dengan keadaan iklim keselamatan yang ada di dalam perusahaan dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan karyawan dan dengan adanya pengetahuan
keselamatan kerja yang tinggi, maka karyawan mampu mengerti dan memahami arti
keselamatan kerja dengan baik. Dan komponen terpenting dalam menjaga
keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja adalah pengetahuan tentang
penggunaan perlengkapan keselamatan kerja bagi karyawan.

Dengan demikian keselamatan kerja adalah upaya manusia untuk menciptakan


keselamatan dalam suatu proses kerja yang bertujuan melindungi tenaga kerja atas
hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang
5

berada di tempat kerja, dan sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara
aman dan efisien.

Dipilihnya PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk sebagai tempat penelitian, karena


karyawannya dalam menyelesaikan pekerjaan berhubungan dengan alat-alat produksi
yang membutuhkan ketelitian untuk menjamin keselamatan kerja karyawannya yang
berupa penyediaan fasilitas keamanan kerja yang memadai seperti sepatu, sarung
tangan, masker maupun dokter khusus di perusahaan bagi karyawannya. Selain itu
dengan membuat peraturan ataupun himbauan mengenai pentingnya keselamatan
dalam perusahaan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan bagi karyawan
dalam lingkungan kerja yang aman dan nyaman, hal ini mendukung tercapainya
tujuan bersama.

Perilaku Keselamatan
Pengertian Perilaku Keselamatan
Borman dan Motowidlo (1993) membedakan perilaku keselamatan di tingkat
individu ke dalam dua kategori, yaitu kepatuhan keselamatan (safety compliance) dan
partisipasi keselamatan (safety participation).Kepatuhan keselamatan didefinisikan
sebagai aktivitas utama yang harus dilakukan individu untuk mempertahankan
keselamatan di tempat kerja, termasuk didalamnya kepatuhan akan prosedur kerja dan
menggunakan peralatan pelindung diri (personal protective equipment-PPE). Di sisi
lain partisipasi keselamatan didefinisikan sebagai perilaku yang tidak secara langsung
berkontribusi terhadap aktivitas keselamatan, tetapi akan membantu lingkungan kerja
untuk tetap selamat. Beberapa contoh partisipasi keselamatan adalah mengikuti rapat-
rapat keselamatan, dan membantu rekan kerja untuk mengatasi masalah yang
berhubungan dengan keselamatan kerja.

Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa perilaku merupakan


hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu, sehingga perilaku tersebut merupakan hasil keterkaitan antara usaha
perilaku keselamatan dan kemampuan dalam menjalankan tugasnya. Perilaku
6

merupakan hal yang paling penting dijadikan sebagai landasan untuk mengetahui
tentang performance dari karyawan tersebut. Dengan melakukan penilaian demikian,
seorang pemimpin akan menggunakan uraian pekerjaan sebagai tolak ukur, bila
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan atau melebihi uraian pekerjaan, berarti
pekerjaan itu berhasil dilaksanakan dengan baik.

Pengetahuan Keselamatan Kerja

Pengertian Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja


Sikap menekankan pada evaluasi individu terhadap obyek sikap, seperti
ditunjukkan oleh definisi yang dikemukakan Eagly dan Chaiken (1993) bahwa
sikap merupakan tendensi psikologi yang ditunjukkan dengan penilaian
senang/tidak senang terhadap suatu obyek. Sedangkan pengetahuan keselamatan
kerja merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya guna mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja. Dengan demikian, definisi sikap terhadap pengetahuan
keselamatan kerja lebih menekankan adanya evaluasi untuk setuju/tidak setuju
terhadap pengetahuan.
Pelaksanaan keselamatan kerja berbagai peraturan perundangan serta berbagai
disiplin ilmu teknik dan medis (Bambang Sugiyono, 2003: 15). Pengertian
keselamatan kerja menurut beberapa ahli (Gloss, 1984) adalah derajad kebebasan
dari resiko dan bahaya dalam lingkungan apapun. Digambarkan sebagai
pengetahuan atau keterampilan dalam metode untuk menghindari kecelakaan kerja
(Covan,1995).

Iklim keselamatan kerja


Pengertian Iklim keselamatan Kerja
Hofmann dan Stetzer (1996) bahwa konstruk iklim adalah “individu
melampirkan makna dan menafsirkan lingkungan diman amereka bekerja. Makna ini
untuk dan persepsi kemudian mempengaruhi cara di mana individu berperilaku dalam
organisasi melalui sikap, norma, dan persepsi perilaku”.
7

Faktor-faktor Iklim keselamatan kerjaKerja

Griffin and Neal mengukur keselamatan yang terdiri dari lima sistem meliputi:

1) Management Value (Nilai Manajemen)


Nilai manajemen menunjukkan seberapa besar manajer dipersepsikan menghargai
keselamatan di tempat kerja, bagaimana sikap manajemen terhadap keselamatan, dan
persepsi bahwa keselamatan penting.
2) Safety Communication (Komunikasi Keselamatan)
Komunikasi keselamatan diukur dengan menanyakan dimana isu-isu keselamatan
dikomunikasikan.
3) Safety Practices (Praktek Keselamatan)

Yaitu sejauh mana pihak manajemen menyediakan peralatan keselamatan dan


merespon dengan cepat terhadap bahaya-bahaya yang timbul.

4) Safety Training (Pelatihan Keselamatan)


Pelatihan adalah aspek yang sangat krusial dalam sistem personalia dan mungkin
metode yang sering digunakan untuk menjamin level keselamatan yang memadai di
organisasi karena pelatihan sangat penting bagi pekerja produksi.
5) Safety Equipment (Peralatan Keselamatan)
Peralatan keselamatan mengukur tentang kecukupan peralatan keselamatan, seperti
alat-alat perlengkapan yang tepat disediakan dengan mudah.

Pengaruh Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja terhadap Perilaku


Keselamatan

Bila orang punya pengetahuan tentang manfaat sesuatu hal, maka ia akan
mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Selanjutnya sikap yang positif
akanberubah menjadi tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya
fasilitas.Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman orang terhadap
sesuatu obyek dan informasi yang diterima olehnya (Ida Bagus, 1992).
8

Pengaruh Iklim keselamatan kerja terhadap Perilaku Keselamatan

Dari hasil penelitian yang dilakukan Griffin dan Neal (2000) yang mengacu pada
beberapa teori mengenai perilaku, suatu model yang menggambarkan antara iklim
keselamatan kerjadengan perilaku keselamatan (safety performance). Walaupun
terdapat banyak faktor, baik dari individu maupun lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi perilaku kerja seperti keahlian dan kepribadian individu, serta iklim
organisasi (Neal & Griffin, 1999), tetapi pada model ini iklim keselamatan kerja
menjadi antiseden utama yang data berpengaruh secara positif terhadap perilaku
keselamatan. Mediasi iklim keselamatan kerjadan sikap pengetahuan keselamatan
didalam kerangka kerjamemberikan suatu proses individual yang menghubungkan
iklim keselamatan kerjadengan hasil kerja spesifik. Hasil-hasil tersebut mendukung
usulan bahwa sikap pengetahuan keselamatan kerja dan iklim keselamatan
kerjaterhadap perilaku keselamatan sangatlah penting. Pembedaan ini penting karena
mengidentifikasikan mekanisme-mekanisme dimana iklim keselamatan
kerjacenderung mempengaruhi perilaku keselamatan (Campbell et al., 1993).

Metode

Partisipan dan Desain Pelatihan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional


dalam menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat
kuantitatif ini, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari
pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil (Arikunto, 2002). Dengan rancangan
variabel Sikap Pengetahuan Keselamatan Kerja (X1), Iklim Keselamatan Kerja (X2),
Perilaku Keselamatan (Y). Pada penelitian ini populasi yang digunakan peneliti
adalah seluruh karyawan bagian produksi di PT. SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk
yang berjumlah 218 karyawan. Dan 46 karyawan bagian produksi dibagian F/Mill
dan Packer.
9

Alat Ukur dan Prosedur Penelitian

Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan 3 skala sebagai


berikut :

1) Skala sikap pengetahuan keselamatan kerja yang disusun berdasarkan model


skala rating yang dijumlahkan atau skala likert dengan 5 pilihan jawaban STS,
TS, N, S, SS dengan contoh soal sebagai berikut :
Saya memahami bagaimana menggunakan perlindungan APD yang disediakan
oleh perusahaan, Saya mengetahui kembali alat-alat yang sudah saya pakai ke
tempat semula.
2) Skala iklim keselamatan kerja yang disusun berdasarkan model skala rating yang
dijumlahkan atau skala likert dengan 5 pilihan jawaban STS, TS, N, S, SS
dengan contoh soal sebagai berikut :
Menurut saya perusahaan mempunyai program pelatihan keselamatan yang baik,
Menurut saya perusahaan sungguh-sungguh bersikap positif terhadap
keselamatan karyawannya.
3) Skala Perilaku Keselamatan yang disusun berdasarkan model skala rating yang
dijumlahkan atau skala likert dengan 5 pilihan jawaban STS, TS, N, S, SS
dengan contoh soal sebagai berikut :
Saya mampu memberikan P3K pada saat rekan kerja yang mengalami
kecelakaan, Kadang saya tidak menggunakan APD dengan lengkap.
Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data yang didapatkan dari hasil
penyebaran kuesioner pengumpulan data diperoleh dari hasil penyebaran angket
kuisioner yang disebarkan berdasarkan banyaknya sampel yang telah ditentukan
untuk diisi. Kuesioner yang telah terkumpul kembali, kemudian diperiksa
kebenarannya agar dapat diolah dan dihitung. Skala diberikan pada partisipan pada
hari jumat, 5 April 2013.
10

Analisis Data
Dalam penelitian ini untuk mendapat gambaran mengenai pengaruh sikap
pengetahuan keselamatan kerja dan iklim keselamatan kerja terhadap perilaku
keselamatan pada karyawan produksi PT. Semen Indonesia, peneliti menggunakan
dua teknik yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda yang dihitung
menggunakan bantuan SPSS 17 for Windows.
Hasil

1. Karyawan produksi pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel sikap
pengetahuan keselamatan kerja dari jawaban responden secara mayoritas masuk
pada kategori sedang sebanyak 30 responden 68,18 % dari 44 responden.
2. Karyawan produksi pada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel iklim
keselamatan kerja dari jawaban responden secara mayoritas masuk pada kategori
sedang sebanyak 35 responden 79,5% dari 44 responden.
3. Karyawan produksipada PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk, pada variabel
perilaku keselamatan sebanyak 30 responden 68,18% dari 44 responden.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel sikap pengetahuan keselamatan
terhadap perilaku keselamatan.
5. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel iklim keselamatan kerja
terhadap perilaku keselamatan.
6. Perilaku keselamatan dipengaruhi oleh sikap pengetahuan keselamatan dan iklim
keselamatan kerja.

Diskusi dan Saran

Berdasarkan hasil analisis yang pertama menunjukkan bahwa sa,pel karyawan


produksi memiliki perilaku keselamatan yang sedang. Berarti karyawan di PT. Semen
Indonesia memiliki perilaku keselamatan yang cukup diperusahaan. Dengan model-
model perilaku dapat diaplikasikan terhadap perilaku keselamatan di tempat kerja.
Griffin dan Neal dalam penelitiannya menggunakan pembedaan komponen perilaku,
determinan perilaku dan anteseden perilaku (Campbell, Gasser dan Oswald, 1996).
11

Komponen perilaku mendeskripsikan perilaku aktual yang dilakukan individu di


tempat kerja.

Hal ini diperkuat dengan adanya penetapan standar kerja tertentu di PT. Semen
Indonesia (Persero)Tbk sehingga karyawan cukup memahami perilaku keselamatan
yang diberikan oleh perusahaan. Berdasarkan analisis yang kedua menunjukkan
sampel karyawan pada bagian produksi memiliki sikap pengetahuan keselamatan
yang sedang. Dan sikap pengetahuan keselamatan kerja berpengaruh terhadap
perilaku keselamatan.

Karyawan yang mempunyai sikap pengetahuan keselamatan kerja yang diberikan


oleh prosedur perusahaan. Maka ia akan mempunyai sikap positif terhadap hal
tersebut. Dan faktor yang ada di dalam perusahaan akan mempengaruhi karyawan
terhadap objek dan informasi yang diterima (Ida Bagus, 1992).

Berdasarkan hasil analisis yang ketiga menunjukkan bahwa sampel karyawan


produksi memiliki iklim keselamatan kerja yang sedang. Berarti para karyawan di PT.
Semen Indonesia memiliki persepsi yang cukup terhadap iklim keselamatan
diperusahaan.

Hasil penelitian ini bertolak belakang pada penelitian sebelumnya yang pernah
dilakukanoleh Evans, Michael, Wiedenbackdan Ray, (2005) menunjukkan bahwa
iklim keselamatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kegiatan yang terkait
dengan keselamatan kerja. Zohar (1980:101) dalam Griffin dan Neal (003:20)
menyelidiki bahwa iklim keselamatan kerja mempengaruhi kesuksesan program
keselamatan di dalam perusahaan. Sejak penelitian zohar peneliti lain juga
menyelidiki pengaruh iklim walaupun sesungguhnya tidak ada peneliti yang
menyelidiki pengaruh iklim keselamatan kerja pada perilaku tidak selamat.

Dunbar (1975) menemukan bahwa dukungan yang diberikan oleh supervisor


menunjukkan hasil yang signifikan mempengaruhi pekerja yang bertanggung jawab
terhadap pekerjaan untuk keselamatan kerja. Beberapa penelitian telah menunjukkan
12

bahwa terdapat korelasi positif antara iklim keselamatan kerja dengan kepatuhan
keselamatan dan korelasi negative antara iklim keselamatan kerja dengan kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja Brown &Holme 1986; Hayes, et al. 1998; Hofmann
&Stetzer 1996).

Saran bagi perusahaan diharapkan untuk tetap mampu meningkatkan iklim


keselamatan yang sudah ada saat ini dengan diantaranya selalu memberikan informasi
baru tentang pentingnya aspek teknis keselamatan kerja agar karyawan tidak
melakukan tindakan ceroboh, melakukan pelatihan tentang keselamatan secara
berkala, memberikan peralatan keselamatan kerja yang lengkap dan memenuhi
standar keselamatan serta yang terpenting penanganan secara tepat oleh pihak
manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja. Pihak manajemen hendaknya
memberikan penghargaan bagi karyawan yang selalu mematuhi peraturan
keselamatan dan mempunyai andil dalam meningkatkan keselamatan kerja baik bagi
dirinya maupun bagi rekan kerjanya. Dan saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan
untuk mempertimbangkan variabel lain, dan peneliti diharapkan memperluas sampel /
meneliti pada sampel yang berbeda.
13

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
As’ad, M. Psikologi Industri. Liberti Yogjakarta.
Azwar, Syaifuddin. 2007. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, Syaifuddin. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogjakarta : Pustaka Pelajar
Offset.
Azwar, Saifuddin. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta
:Pustaka Pelajar Offset.
Barling, Julian and R. Frone Michael. 2007. The Psychology of Workplace Safety.
Washington Dc
Brown, R.L, & Holmes, 1986. The Use of a Factor-analytic Procedure for Assessing
the validit of an employee Safety Climate Model. Accident Analysis and
Prevention.Vol 18 No.6, pp 455-470
Dedobbeleer N. And Beland F. 1991. A Safety Climate Measure For. Construction
Site. Journal of research. Vol. 22 No. 2. PP 97-103.

Eagly, A. H., &Chaiken, S. (1993). The psychology of attitudes. Fort Worth, TX:
Harcourt Brace Jovanovich.
Griffin Mark A. , Neal Andrew. 2000. Perception of Safety at work : A Framework
For Linking Safety Climate to Safety Performance, Knowledge and motivasion.
Journal Of Occopational Health Psychology. Vol.5 no. 3, 347-358.
Griffin Mark A. , Neal Andrew. 2003. Safety Climate and Safety at work. Hand book
: The Psychology of work Place. PP 15-34. American Psychological Assocation.
Kerlinger, F. N. 1992. Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogjakarta : UGM Press.
M, Soeripto. 2008. HigeneIndustri. Jakarta : FKUI
Panggabean, M.(2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Bogor
Selatan :PT.Ghalia Indonesia.
Rivai, V. 2008. Performance Appraisal. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada.
Suharjo, Bambang.2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Edisi Pertama.
Surabaya : Graha Ilmu.
14

Suma’mur, P.K. 1995. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT.
GunungAgung.
Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
PenerbitGunaWidya.
Universitas Negeri Malang. 2000. PedomanPenulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang : UM Press.
Winarsunu, T. (2008).Psiologi Keselamatan Kerja. Malang : UMM Press.
Zohar Dov, 2003, Safety Climate : Conceptual and Measurement Issues Handbook.
Of Occupational Health Psychology (PP 123-142). Washington Dc : American
Psychology Association.

Anda mungkin juga menyukai