Kelas : SI 5A
NIM : 11160930000024
TUGAS : Studi literatur Pemodelan Enterprise Arsitechture
Studi Kasus
Pemodelan Arsitektur Enterprise Pada layanan
Pendidikan (Studi Kasus : Universitas Negeri Yogyakarta)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Perancangan
Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan
dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai
arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses
pengerjaannya (Rizky, 2011).
Proses perancangan memiliki tiga unsur penting yakni : pengetahuan mengenai teknik
perancangan, kebutuhan sistem, serta kendala yang mungkin terjadi(Yunis, R., Surendro,
2009).
Menurut definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa enterprise adalah suatu kumpulan
perusahaan atau organisasi yang mempunyai tujuan bisnis untuk mencapai tujuan
perusahaan/organisasi.
2.4.2 Preliminary
Fase preliminary merupakan tahap awal yang merupakan persiapan arsitektur
enterprise. Tahapan ini dilakukan agar proses pemodelan arsitektur dapat terarah
dengan baik. Tujuan dari fase preliminary adalah untuk meyakinkan setiap orang yang
terlibat didalamnya bahwa pendekatan ini berkomitmen untuk
kesuksesan dari setiap arsitektur yang akan dibuat.
Pada fase preliminary dilakukan identifikasi “who”, “what”, “why”, “when”,
dan “where” dari arsitektur itu sendiri (The Open Group, 2009).
1. “What” adalah ruang lingkup dari usaha arsitektur.
2. “Who” adalah siapa yang akan memodelkannya, siapa orang yang
bertanggung jawab mengerjakan arsitektur tersebut, di mana mereka akan dialokasikan
dan bagaimana peranan mereka.
Preliminary Phase memiliki input, serta langkah-langkah, dan berupa output sebagai
berikut:
Sumber daya yang harus dikembangkan dalam tahapan ini adalah skenario aktivitas.
Skenario aktivitas mencakup process business (alur aktivitas) dan issue (permasalahan dalam
organisasi). Process business yang dimaksud adalah penjelasan sistem yang sedang berjalan
pada organisasi.
a. Input
1. Prinsip aktivitas, sasaran aktivitas dan penggerak aktivitas.
b. Langkah-langkah
1. Menguraikan tujuan aktivitas, penggerak aktivitas, dan kendala aktivitas.
2. Mendefinisikan apa saja yang ada di dalam dan di luar ruang lingkup arsitektur.
3. Mengembangkan visi arsitektur.
c. Output
1. Mengidentifikasi semua aktivitas yang ada di dalam organisasi. identifikasi tersebut
dihasilkan dalam value chain, diagram yang mengidentifikasi dan mengelompokkan seluruh
aktivitas mana saja yang nantinya akan masuk ke dalam kelompok aktivitas utama dan aktivitas
pendukung.
2. Hasil identifikasi stakeholder dengan aktivitas yang ada dalam organisasi untuk
mengetahui keterlibatan setiap stakeholder dalam organisasi, dan untuk mengetahui kebutuhan
stakeholder dalam pembuatan arsitektur. Identifikasi ini nantinya akan dijelaskan dalam
stakeholder map matrix, matriks yang akan menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan
aktivitas dalam organisasi.
Fase arsitektur bisnis memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai berikut :
a. Input
1. Kondisi aktivitas pada saat ini.
b. Langkah-langkah
1. Mengembangkan deskripsi arsitektur aktivitas dasar.
2. Melakukan analisis gap.
3. Membuat arsitektur bisnis (aktivitas).
c. Output
1. Pemodelan arsitektur bisnis menggunakan archimate.
2. Rancangan arsitektur bisnis yang digambarkan menggunakan rich picture.
3. Struktur organisasi usulan, merupakan rancangan struktur organisasi yang baru untuk
menunjang kinerja organisasi dan kinerja sistem informasi agar dapat berjalan dengan baik.
Arsitektur bisnis dapat dijelaskan meggunakan beberapa konsep tambahan berdasarkan
orientasi layanan, yaitu konsep business service (layanan bisnis), business process (proses
bisnis), dan business function (fungsi bisnis).
a. Business Service
Business Service merepresentasikan kemampuan yang menawarkan nilai tambah untuk
lingkungan dan kemampuan ini direalisasikan secara internal dan independen (The Open
Group, 2009).
b. Business Process
Business Process merepresentasikan alur kerja atau aliran nilai yang terdiri atas proses
atau fungsi lebih kecil. Tujuan dari business process adalah untuk memuaskan customer (The
Open Group, 2009).
c. Business Function
1. Arsitektur data, tujuannya adalah mendefinisikan entitas data yang relevandengan enterprise
yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi tidak memperhatikan perancangan database.
a. Input
1. Data principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai data yang mendukung bisnis
pada organisasi seperti prinsip penggunaan data tersebut.
b. Langkah-langkah
1. Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur data.
2. Mengembangkan deskripsi target arsitektur data.
3. Melakukan analisis gap.
4. Menyelesaikan arsitektur data.
c. Output
1. Rancangan diagram yang mengubungkan data, layanan bisnis dan aplikasi.
Rancangan tersebut menggunakan data dissemination diagram.
2. Rancangan tipe data dan hubungan antara entiti data penting untuk mendukung
aktivitas pada organisasi. Rancangan tersebut digambarkan dalam class diagram.
2. Arsitektur aplikasi, tujuannya adalah mendefinisikan berbagai jenis sistem plikasi utama
yang diperlukan untuk memproses data dan bisnis, tidak berhubungan dengan rancangan sistem
aplikasi.
c. Output
1. Rancangan komunikasi dalam arsitektur teknologi, seperti rancangan jaringan yang
melibatkan hardware untuk membuat suatu komunikasi jaringan. Rancangan tersebut
digambarkan dalam communication engineering diagram.
2. Platform decomposition diagram menggambarkan platform teknologi yang
mendukung sistem informasi.
3. Identifikasi teknologi yang sudah digunakan dalam sistem yang berjalan pada
organisasi. hasil tersebut dapat dijelaskan menggunakan technology portofolio catalog.
Reeferensi :
Krisantoso, Gilbert & AP, Irfan & Fajar, M. (2016). Penerapan Business Process Modeling
Notation ( Bpmn ) Untuk Memodelkan Kebutuhan Sistem ... Seminar Nasional Forum
Dosen Indonesia 2015, (September). https://doi.org/10.1098/rstb.2007.2197
Yunis, R., Surendro, K. (2009). Model Enterprise Architecture Untuk Perguruan Tinggi Di
Indonesia. Seminar Nasional Informatika, 4(23), 72–79.