Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

HUBUNGAN PEMANFAATAN SENAM OSTEOPOROSIS DENGAN


KUALITAS NYERI MUSKULOSKELETAL PADA LANSIA DI KLINIK
AUREL MEDIKA DS. DUKUH CIASEM SUBANGTAHUN 2013

FARIDA M SIMANJUNTAK

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
2013
ABSTRAK
Hubungan Pemanfaatan Senam Osteoporosis Dengan Kualitas Nyeri Muskuloskeletal Pada Lansia Di
Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang

Farida S.

Latar belakang :. Senam osteoporosis merupakan bentuk-bentuk latihan tubuh dan anggota tubuh untuk
mendapatkan kemampuan otot untuk membangkitkan kekuatan terhadap suatu tahanan, kelenturan persendian
untuk bergerak dalam ruang gerak sendi, kelincahan gerak untuk dapat merubah arah posisi tertentu dengan
kecepatan, keseimbangan gerak kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot untuk
mencapai posisi seimbang dalam melakukan senam osteoporosis.
Tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui hubungan pemanfaatan senam osteoporosis dengan kualitas
nyeri muskulskeletal pada lansia di klinik aurel medika ds.Dukuh ciasem subang.
Metode Penelitian : Metode penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi sebanyak 40 lansia dan sampel sebanyak 25 responden yang menderita nyeri pada
muskuloskeletal.Alat ukur menggunakan kuesioner pemanfaatan senam osteoporosis dengan skala nyeri
VAS.Uji statistik menggunakan chi-square.
Hasil Penelitian :Ada hubungan pemanfaatan senam osteoporosis dengan kualitas nyeri muskuloskeletal pada
lansia di klinik aurel medika ds. Dukuh ciasem subang tahun 2013 (P Value = 0,01 ; α = 0,05).
Kesimpulan : Hasil penelitian ini merekomendasikan pemanfaatan senam osteoporosis untuk menguranngi
nyeri muskuloskeletal pada lansia.
Kata Kunci : Senam osteoporosis, nyeri muskuloskeletal, lansia.

Daftar Acuan :2000 – 2012


Jumlah Hal : xiv – 65 halaman

ABSTRACT

The relationship between osteoporosis bexcersise utillization with musculoskeletal pain level on elderly at
aurel medica clinic ds. Dukuh ciasem subang

Farida S.

Background : Osteoporosis excercise is a body excercise to get power muscle for get strength to push all
body pressure, joint flexibility for more, and body flexibility for can change a movement. Person ability to keep
neuro muscular and stay balance are the important things inosteoporosis ecercise.
The purpose of research : to knows the relationship between osteoporosis bexcersise utillization with
musculoskeletal pain level on elderly at aurel medica clinic ds. Dukuh ciasem subang
Method of research : the method used is pcriptive analitik with cross sectional design. The population are
40 person and the sample are 25 person that get neuromuscular pain the instrument used quetionair and quality
pain by VAS statistical analyze used chi-square.
Result of research : any relationship between osteoporosis bexcersise utillization with musculoskeletal
pain level on elderly at aurel medica clinic ds. Dukuh ciasem subang, ( p value 0,01< 0,05).
Cinclusion : the research recomended osteoporosis excercise to decrecise musculoskeletal level pain in
elderly.

Keyword : osteoporosis excercise, musculoskeletal pain elderly.


Referencis : 2000-2012
Number of pages : xiv – 65 pages
PENDAHULUAN
Nyeri muskuloskeletal adalah penyakit sendi 2004 lebih dari 44 juta orang Amerika mengalami
degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan osteopenia dan osteoporosis. Di Indonesia 19,7%
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang
dengan usia lanjut, terutama pada sendi – sendi diantaranya menderita osteoporosis. Lima provinsi
tangan dan sendi besar yang menanggung secara dengan risiko osteoporosis lebih tinggi adalah
klinis osteoartriis ditandai dengan nyeri, deformitas, Sumatra Selatan (27,75%), Jawa Tengah (24,02%),
pembesaran sendi dan hambatan gerak pada sendi- Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%), Jawa
sendi tangan dan sendi besar. Seringkali Timur (21,42%), Kalimantan Timur (10,5%).
berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma Prevalensi wanita yang menderita osteoporosis di
yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban Indonesia pada golongan umur 50-59 tahun yaitu
tubuh dan penyakit-penyakit sendi 24% sedang pada pria usia 60-70 tahun sebesar 62%.
lainnya.Perubahan yang terjadi pada tubuh manusia Dengan meningkatnya usia harapan hidup,
sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan jumlah lansia akan meningkat dramatis dalam 50
ini terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut tahun ke depan. Hal ini akan membuat angka kasus
pada semua organ dan jaringan tubuh (Mujianto, patah tulang akibat osteoporosis menjadi dua kali
2012). lipat atau lebih. Masalah usia lanjut dan osteoporosis
Adanya gangguan pada sistem muskuloskeletal semakin menjadi perhatian dunia, hal ini dilatar
dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga belakangi oleh meningkatnya usia harapan hidup.
fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang Keadaan ini menyebabkan peningkatan penyakit
menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi menua yang menyertainya diantaranya osteoporosis.
otot. Di daerah urban, dilaporkan bahwa keluhan osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat
nyeri otot sendi-tulang (gangguan sistem yang khas berupa masa tulang yang rendah, disertai
musculoskeletal) merupakan keluhan terbanyak pada perubahan-perubahan mikro arsitektur tulang dan
usia lanjut. Sebagian besar masyarakat (dan bahkan penurunan kualitas jaringan tulang. Pada akhirnya
beberapa dokter) memiliki anggapan yang keliru perubahan itu menimbulkan kerapuhan tulang
bahwa semua nyeri sendi diakibatkan oleh penyakit dengan resiko terjadinya patah tulang (WHO, dalam
rematik atau asam urat. Penyakit lain yang sering Ulfah Nurrahmani, 2012).
dianggap secara sah sebagai penyebab nyeri sendi Salah satu cara yang dianjurkan untuk
adalah kolesterol, osteoporosis dan bahkan “flu memperlambat terjadinya osteoporosis adalah
tulang” (EGC,2000). olahraga/senam.Osteoporosis atau tulang keropos
Osteoporosis berarti tulang keropos, apapun adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu
penyebabnya, dan terjadi pada kebanyakan lansia. mendapat perhatian karena berdampak terhadap
Pengurangan massa tulang akibat penuaan memang mobilitas, produktivitas, dan kualitas hidup.Banyak
gejala biasa, namun menjadi penyakit bila massa orang tidak menyadari kalau osteoporosis atau
tulang mencapai tingkat yang membuatnya mudah penyakit keropos tulang merupakan pembunuh
patah. Dengan bertambahnya usia dan penyakit tersembunyi (silent killer).Penyakit ini hampir tidak
tertentu tulang jadi lebih tipis dan rapuh, sehingga menimbulkan gejala yang jelas.Sering kali
lebih mudah patah. Patahnya tulang karena osteoporosis diketahui justru ketika sudah parah.
kerapuhan merupakan pertanda osteoporosis yang Contoh kasus seorang terpeleset ringan, ternyata
sering terjadi pada pergelangan tangan, tulang mengalami patah tulang di tulang pangkal paha atau
belakang, dan tulang pinggul. Resiko mengalami di pergelanganan tangan (winters-stone,2005).
patah tulang akibat osteoporosis meningkat tajam Berdasarkan fenomena dan penelitian di atas,
sejalan dengan usia. Pada umur 80 tahun, satu dari peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang
tiga wanita dan satu dari lima pria berisiko “Hubungan Pemanfaatan Senam Osteoporosis
mengalami patah tulang pinggul. Patah tulang dengan Kualitas Nyeri Muskuloskeletal Pada
belakang juga mengancam dengan jumlah serupa. Lansia”.Maka peneliti melakukan penelitian di
Sejak usia 50 tahun, kemungkinan mengalami patah klinik karena ada sebagai responden untuk di jadikan
tulang bagi seorang wanita adalah 40%, sedangkan sebagai penelitian, dan banyak pasien mengeluh
pria sekitar 13%. Di inggris, setiap tahunnya ada terhadap nyeri.Alasan peneliti memilih di Klinik
sekitar 250.000 kasus patah tulang yang diakibatkan karena tempatnya mudah di akses dan ada kriteria
oleh osteoporosis, 60.000 diantaranya terjadi pada lansia yang berusia <50 – 70 tahun yang mengalami
tulang pinggul dan 50.000 di pergelangan tangan nyeri sendi.Oleh karena itu, peneliti melakukan
(compston 2002). penelitian di klinik tersebut.
Insiden osteoporosis meningkat (Wulandari,
2010) sejalan dengan meningkatnya populasi usia
lanjut. Pada tahun 2005 terdapat 18 juta lanjut usia
di Indonesia, jumlah ini akan bertambah hingga 33
juta pada tahun 2020 dengan usia harapan hidup
mencapai 70 tahun. Menurut data statistik Itali tahun
METODE PENELITIAN oleh peneliti, ( Riduwan, 2007 dalam Siswanto,
2012).
Desain penelitian 3. Coding
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk Merupakan kegiatan merubah data yang berbentuk
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan huruf menjadi data yang berbentuk angka atau
dan berperan sebagai pedoman atau penentuan bilangan. Setiap data di berikan kode-kode tertentu
peneliti pada seluruh proses penelitian. Desain yang agar memudahkan kegiatan pengolahan data (
di gunakan pada penelitian ini adalah analitik Riduwan, 2007 dalam Siswanto, 2012). Pada
korelatif dengan menggunakan pendekatan cross penelitian ini sistem coding di lakukan berdasarkan
sectional study, yaitu jenis penelitian yang hasil ukur pada definisi operasional. Dalam
menekankan waktu pengukuran/ observasi data penelitian ini adalah :
variabel independen dan dependen secara simultan 1. Variabel pemanfaatan senam osteoporosis
hanya satu kali pada satu saat .( Nursalam,2008 ). Bermanfaat =1
Alat pengumpulan data Kurang bermanfaat = 2
Teknik pengumpulan data diperoleh dari data Tidak bermanfaat =3
pendukung yang di dapat dari Klinik Aurel Medika 2. Variabel skala nyeri
Ds Dukuh Ciasem Subang, literatur dan tulisan 0 tidak nyeri =1
ilmiah yang relevan dan topik penelitian yang 1-3 nyeri ringan =2
dilakukan. 4-6 nyeri sedang =3
Data primer 7-9 nyeri berat =4
Untuk mendapatkan data primer yang diperlukan, 10 nyeri sangat berat= 5
peneliti melakukan wawancara langsung kepada 4. Scoring
responden dengan menggunakan kuisoiner dan Menetapkan nilai untuk setiap jawaban dari variabel
observasi. atau pernyataan.
Data sekunder Kuesioner pemanfaatan senam osteoporosis
Data sekunder diambil dengan menggunakan studi 1) Benar =1
pustaka, yaitun mengambil data yang diperoleh dari 2) Salah =0
literatur dan Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh
Ciasem Subang . Teknik Analisa data
Alat pegumpulan data yang digunakan
menggunakan data primer dan skunder yang Analisa data adalah mengelompokan, membuat
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan suatu urutan, sehingga mudah untuk dibaca
menggunakan kuesioner pemanfaatan senam (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan
osteoporosis, dan kuesioner skala nyeri, untuk data secara univariat dan bivariat.
mengetahui kualitas nyeri pada lansia. 1. Analisis Univariat
Pengolahan Data Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
Data hasil dari pengumpulan data akan di olah mendeskripsikan karakteristik setiap variabel
dengan menggunakan software statistik yang di penelitian yang akan menghasilkan distribusi dan
gunakan dalam mengolah data univariat, bivariat, presentase dari setiap variabel (Notoadmodjo, 2010).
dan multivariat. Adapun tahap-tahap dalam Analisis dilakukan secara komputerisasi.Dalam
pengolahan data adalah sebagai berikut: penelitian ini analisa univariat di gunakan untuk
1. Menyusun data menganalisa distribusi frekuensi terhadap variabel
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar pemanfaatan senam dan variabel nyeri
mudah untuk mengecek apakah semua data sudah muskuloskeletal.
terekap semua.Kegiatan ini dimaksudkan untuk 2. Analisis Bivariat
menguji hipotesis penelitian, (Riduwan, 2007 dalam Analisa bivariat untuk melakukan analisa hubungan
Siswanto, 2013). variabel kategorik dengan variabel kategorik di
2. Klasifikasi Data lakukan dengan menggunakan uji statistik chi
Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, square, dalam penelitian ini variabel dependen yaitu
mengelompokan dan memilah berdasarkan nyeri muskuloskeletal dilakukan crosstabs dengan
klasifikasi tertentu yang telah dibuat atau ditentukan variabel independen yaitu pemanfaatan senam
sehingga dihasilkan p value 0,01 < 0,0
HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Senam Osteoporosis Pada Lansia
Di Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang
Pemanfaatan senam frekuensi Persentase (%)

Bermanfaat 14 56,0
Kurang bermanfaat 9 36,0
Tidak bermanfaat 2 8,0
Total 25 100%

Data pada tabel 1 diatas berdasarkan analisa responden dengan kategori kurang bermanfaat
univariat pemanfaatan senam osteoporosis pada sebanyak 9 orang (36,0%) , sedangkan responden
lansia Di Kllinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem pemanfaatan senam osteoporosis yang tidak
Subang tahun 2013 sebanyak 25 responden bermanfaat sebanyak 2 orang (8,0%).
didapatkan data 14 orang (56,0%) bermanfaat,
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kualitas Nyeri Muskuloskeletal Pada Lansia
Di Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang
Kualitas nyeri frekuensi Persentase (%)
Tidak Nyeri 12 48,0
Nyeri Ringan 9 36,0
Nyeri Sedang 4 16,0
Nyeri Berat 0 0,00
Nyeri Sangat Berat 0 0,00

Total 25 100

Dari data tabel 5.2 diatas berdasarkan analisa dinyatakan tidak nyeri, 9 orang (36,0%) responden
bivariat Hubungan Kualitas Nyeri Muskuloskeletal dinyatakan nyeri ringan, 4 orang (16,0%)
Pada Lansia di Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh dinyatakan nyeri sedang, sedangkan nyeri berat dan
Ciasem Subang tahun 2013 sebanyak 25 responden. nyeri sangat berat (0%).
Telah didapatkan data 12 orang (48,0%) responden
Tabel 3
Hubungan Pemanfaatan Senam Osteoporosis dengan Kualitas Nyeri Muskuloskeletal Pada
Lansia
Di Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang
Pemanfaatan Nyeri

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Total P


Nyeri Ringan Sedang Berat Sangat Value
Berat
N% N% N% N % N % N %
Bermanfaat 11 44,0 2 8,0 1 4,0 0 0 0 0 14 56,0
Kurang 1 4,0 6 24,0 2 8,0 0 0 0 0 9 36,0
Bermanfaat
Tidak 0 0 1 4,0 1 4,0 0 0 0 0 2 8,0 0,01
Bermanfaat
Total 12 48,0 9 36,0 4 16,0 0 0 0 0 25 100

Berdasarkan tabel 3 Hubungan Pemanfaatan pemanfaatan senam osteoporosis yang tidak nyeri
Senam Osteoporosis dengan Kualitas Nyeri 11 (44,0%) responden, yang mengalami nyeri ringan
Muskuloskeletal Pada Lansia Di Klinik Aurel 2 (8,0%), yang mengalami nyeri sedang 1 (4,0%)
Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang menunjukkan responden, sedangkan yang mengalami nyeri berat
bahwa dari 25 responden yang memiliki dan nyeri sangat berat 0 (0%) responden.
Responden yang memiliki pemanfaatan yang dinyatakan nyeri sedang, sedangkan nyeri berat dan
baik tentang osteoporosis sebanyak 14 (56%) nyeri sangat berat (0%).
responden. Responden yang memiliki pengetahuan
yang kurang bermanfaat 9 (36%) sresponden, Hasil uji statistik Chi-square di dapatkan P
sedangkan responden yang memiliki pemanfaatan Value (0,01) < (0,05) dengan demikian maka dapat
yang tidak bermanfaat tentang osteoporosis disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 gagal ditolak,
sebanyak 2 (8,0%) responden. dimana hasil analisanya menunjukkan bahwa ada
Hubungan antara Senam Osteoporosis dengan
Responden yang memiliki tentang nyeri Kualitas Nyeri Muskuloskeletal pada Lansia di
muskuloskeletal yang telah melakukan senam Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang.
osteoporosis telah didapatkan data 12 orang (48,0%)
responden dinyatakan tidak nyeri, 9 orang (36,0%)
responden dinyatakan nyeri ringan, 4 orang (16,0%)

PEMBAHASAN

Pemanfaatan senam osteoporosis hingga 33 juta pada tahun 2020 dengan usia
harapan hidup mencapai 70 tahun. Menurut data
Responden dalam penelitian ini adalah lansia statistik Itali tahun 2004 lebih dari 44 juta orang
umur >50-70 di Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Amerika mengalami osteopenia dan
Ciasem Subang sebanyak 25 responden yang telah osteoporosis[2]. Di Indonesia 19,7% dari jumlah
mengisi kuesioner setelah melakukan senam lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya
osteoporosis. Yang didapatkan data 14 orang menderita osteoporosis[5]. Lima provinsi dengan
(56,0%) bermanfaat, responden dengan kategori risiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatra
kurang bermanfaat sebanyak 9 orang (36,0%) , Selatan (27,75%), Jawa Tengah (24,02%),
sedangkan responden pemanfaatan senam Yogyakarta (23,5%), Sumatra Utara (22,82%),
osteoporosis yang tidak bermanfaat sebanyak 2 Jawa Timur (21,42%), Kalimantan Timur (10,5%).
orang (8,0%). Prevalensi wanita yang menderita osteoporosis di
Indonesia pada golongan umur 50-59 tahun yaitu
Hal ini sesuai dengan teori olahraga senam 24% sedang pada pria usia 60-70 tahun sebesar
sudah ada sejak dahulu, dimana keberadaan senam 62%.
pada waktu itu berjumlah banyak pada sekarang
ini. Olahraga senam banyak diminati segala lapisan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang
masyarakat yang tidak memandang usia dan jenis dilakukan oleh peneliti menyebutkan bahwa
kelamin. Olahraga senam ini banyak sekali macam pemanfaatan tentang senam osteoporosis pada
ragamnya yang ada di pergaulan masyarakat, pasien lansia yang sering mengalami nyeri pada
termasuk dalam dunia pendidikan.Senam masuk muskuloskeletal di Klinik Aurel Medika Ciasem
dalam materi pembelajaran pendidikan jasmani Subang adalah cukup baik. Sehingga pengetahuan
yang wajib dilaksanakan.Kelenturan, koordinasi dari responden tersebut adalah cukup baik.Sebagian
dan semua usur kondisi fisik dapat dicapai melalui besar dari responden mengatakan bahwa sering
olahraga senam osteoporosis secara rutin 1 minggu berkonsultasi mengenai penyakit nyeri pada
1 kali dan sesuai dengan prinsip latihan. Prinsip muskuloskeletal ke pelayanan kesehatan seperti
latihan yang meliputi ; kualitas latihan, frekuensi puskesmas dan klinik secara rutin, termasuk
latihan, lama latihan dan variasi latihan. Senam mengontrol tentang nyeri yang dialami oleh pasien
osteoporosis merupakan bentuk-bentuk latihan tersebut.
tubuh dan anggota tubuh untuk mendapatkan :
kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan Kualitas Nyeri muskuloskeletal
atau kekuatan terhadap suatu tahanan, kelenturan
persendian untuk bergerak dalam ruang gerak Berdasarkan hasil penelitian di
sendi, kelincahan gerak untuk dapat merubah arah Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang
posisi tertentu dengan kecepatan, keseimbangan yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa,
gerak kemampuan seseorang untuk mengendalikan dari 25 responden yang mengalami nyeri
organ-organ syaraf otot untuk mencapai posisi muskuloskeletal telah didapatkan data 12 orang
seimbang dalam melakukan pemanfaatan senam (48,0%) responden dinyatakan tidak nyeri, 9 orang
osteoporosis. (36,0%) responden dinyatakan nyeri ringan, 4
orang (16,0%) dinyatakan nyeri sedang, sedangkan
Insiden osteoporosis meningkat sejalan nyeri berat dan nyeri sangat berat (0%).
(Wulandari, 2010) dengan meningkatnya populasi Usia yang semakin menua akan
usia lanjut. Pada tahun 2005 terdapat 18 juta lanjut mengakibatkan perubahan pola hidup, yaitu
usia di Indonesia, jumlah ini akan bertambah berkurangnya aktifitas fisik sehari-hari. Oleh
karena itu, olah raga merupakan kegiatan yang hasil analisanya menunjukkan bahwa ada
sangat penting dalam mencegah osteoporosis. Jalan Hubungan antara senam osteoporosis dengan
kaki secara teratur kira – kira 4,5 km/jam selama 50 kualitas nyeri muskuloskeletal pada lansia di Klinik
menit, 1 kali dalam seminggu dapat Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang.
mempertahankan kekuatan tulang. Selain itu latihan
beban dan senam juga dapat dilakukan pada Berdasarkan teori Pada usia lanjut menurut
penderita osteoporosis. (santoso & ismail, 2012), terjadi penurunan massa
Hal ini sesuai dengan teori otot serta kekuatannya. Oleh karena itu, penting
perry dan potter (EGC, 2005) bahwa kenyamanan untuk mengukur kemampuan lansia dalam memilih
adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. jenis olahraga/senam dan kegiatan fisik yang
Konsep kenyamanan itu sendiri juga memiliki sesuai.Biasanya sudah mulai ada keterbatasan-
subjektivitas yang sama dengan nyeri. setiap keterbatasan dalam pergerakannya.Mungkin sendi-
individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial, sendi mulai kaku dan tidak lentur lagi, agak nyeri
spiritual, psikologis dan kebudayaan yang pada posisi tertentu, kadang-kadang terjadi kram
mempengaruhi cara mereka menginterprestasikan otot, dan lain-lain.Untuk pencegahan osteoporosis,
dan merasakan nyeri. latihan fisik yang dianjurkan adalah latihan fisik
Hasil penelitian ini sejalan yang bersifat pembebanan, terutama pada daerah
dengan penelitian compston (2002) mengatakan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya
bahwa satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria osteoporosis dan patah tulang.
berisiko mengalami patah tulang pinggul. Patah
tulang belakang juga mengancam dengan jumlah Analisa peneliti, bahwa lansia yang ingin
serupa. Sejak usia 50 tahun, kemungkinan melakukan senam osteoporosis akan mengurangi
mengalami patah tulang bagi seorang wanita adalah nyeri yang dialami oleh lansia tersebut, dan
40%, sedangkan pria sekitar 13%. Di inggris, setiap pentingnya untuk mengetahui nyeri dengan cara
tahunnya ada sekitar 250.000 kasus patah tulang melakukan senam osteoporosis.
yang diakibatkan oleh osteoporosis, 60.000
diantaranya terjadi pada tulang pinggul dan 50.000 SIMPULAN
di pergelangan tangan. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan pembahasan yang telah
ini menunjukkan bahwa kualitas nyeri
dijelaskan pada bab sebelumnya diketahui bahwa
muskuloskeletal cukup baik.Hal ini yang dilakukan
dari hasil penelitian tentang Hubungan
pada pasien lansia yang melakukan senam
Pemanfaatan Senam Osteoporosis dengan Kualitas
osteoporosis rutin 1 minggu (satu kali) agar
Nyeri Muskuloskeletal Pada Lansia di Klinik Aurel
mempermudah dan mencegah terjadinya resiko
Medika Ds. Dukuh Ciasem Subang tahun 2013,
nyeri.
dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan analisa peneliti bahwa kualitas nyeri
1. Pada lansia yang melakukan pemanfaatan senam
setiap pasien lansia berbeda-beda karena dapat
osteoporosis didapatkan data sebanyak 14 orang
diketahui oleh pengalaman individu, keletihan,
(56,0%) bermanfaat, responden dengan kategori
ansietas, jenis kelamin, kebudayaan dll. Kualitas
kurang bermanfaat sebanyak 9 orang (36,0%) ,
nyeri dipengaruhi oleh semakin meningkatnya usia
sedangkan responden pemanfaatan senam
yang tidak pernah melakukan senam atau
osteoporosis yang tidak bermanfaat sebanyak 2
pencegahan untuk osteoporosis. Sering melakukan
orang (8,0%).
aktivitas atau melakukan senam tersebut maka akan
2. Pada lansia yang mengalami nyeri muskuloskeletal
semakin baik pula untuk pencegahan nyeri yang
didapatkan data sebanyak 12 orang (48,0%)
sering terjadi atau serinng muncul tiba-tiba.
responden dinyatakan tidak nyeri, 9 orang
Berdasarkan dari teori serta hasil penelitian,
(36,0%) responden dinyatakan nyeri ringan, 4
peneliti mengambil kesimpulan bahwa sangat
orang (16,0%) dinyatakan nyeri sedang, sedangkan
penting untuk mencegah terjadinya nyeri pada
nyeri berat dan nyeri sangat berat (0%).
muskuloskeletal atau sering osteoporosis dengan
3. Ada Hubungan Pemanfaatan Senam Osteoporosis
cara melakukan senam osteoporosis 1 minggu dua
dengan Kualitas Nyeri Muskuloskeletal Pada
kali untuk pencegahan nyeri pada lansia.
Lansia di Klinik Aurel Medika Ds. Dukuh Ciasem
Hubungan pemanfaatan senam osteoporosis Subang tahun 2014. Dengan nilai P Value (0,01) <
dengan kualitas nyeri muskuloskeletal pada (0,05) dengan demikian maka dapat disimpulkan
lansia di klinik aurel medika ds. Dukuh ciasem bahwa H0 ditolak dan H1 gagal ditolak.
subang
SARAN
Hasil analisa data yang menggunakan uji
1. Bagi Penderita Nyeri muskuloskeletal
statistik Chi-square di dapatkan P Value (0,01) <
a. Diharapkan dapat mencegah cara bagaimana untuk
(0,05) dengan demikian maka dapat disimpulkan
mengurangi rasa nyeri pada sistem muskuloskeletal
bahwa H0 ditolak dan H1 gagal ditolak, dimana
dengan cara melakukan senam osteoporosis dala 1
minggu dua kali untuk mendapatkan kelenturan
pada sendi-sendi dan otot-otot yang mengalami
nyeri.
b. Diharapkan bagi lansia yang masih bisa melakukan
aktivitas agar mengikuti atau melakukan senam
osteoporosis supaya dapat melakukan kegiatan-
kegiatan dan aktivitas sehari-hari dengan baik dan
kualitas hidup yang baik. Dengan cara rutin
melakukan senam osteoporosis agar dapat
mencegah terjadinya nyeri.
2. Bagi Klinik
Diharapkan agar dapat meningkatkan kualitas
senam osteoporosis di klinik aurel medika secara
baik dan rutin supaya para lansia yang berusia <50-
75 yang mengalami nyeri dapat berkurang dengan
baik.

SUMBER PUSTAKA

1. Potter P.A & Perry. A. G. 2006. Buku Ajar


Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
2. Compston. J. 2002. Seri Kesehatan Bimbingan
Dokter pada osteoporosis. Jakarta : Dian Rakyat
3. Bull. E & Archard. G. 2007. Nyeri punggung.
Jakarta : Elangga
4. Gomez. J. 2003. Awas Pengeroposan Tulang!.
Jakarta : Arcan
5. Suwarsa. I. 2006. Kiat Sehat Bagi Lansia. Bandung
: Mas publishing
6. Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk
mahasiswa keperawatan. Edisi 2 jakarta : salemba
Medika
7. Dr. Ellida A IIyas, SpRM, Staf Departemen
Rehabilitasi Medis Fakultas Kedokteran UI
8. Gunung Mulia Padila. 2012. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
9. Santoso, Hanna. & Ismail Andar. 2012. Memehami
Krisis Lanjut Usia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai