Anda di halaman 1dari 3

Improving production planning through finite-capacity MRP

Tommaso Rossi, Rossella Pozzi, Margherita Pero and Roberto Cigolini


School of Industrial Engineering, Carlo Cattaneo – LIUC University, Castellanza, Italy;
Department of Management, Economics and Industrial Engineering (DIG), Politecnico di
Milano, Milano, Italy

1. Pendahuluan
Peneliti dalam melakukan penelitkan terlebih dahulu menjelaskan latar belakang
mengapa melakukan penelitian ini. Peneliti menemukan bahwa beberapa tahun yang lalu, hampir
75% dari perusahaan manufaktur menggunakan MRP sebagai metode utama untuk pembuatan
perencanaan material. Bahkan saat ini, MRP adalah alat up-to-date yang banyak digunakan oleh
perusahaan manufaktur berkat kemampuannya beradaptasi untuk fluktuasi permintaan dinamis
serta kemampuannya untuk menentukan terlebih dahulu apa dan berapa banyak memesan pada
supplier internal dan eksternal.
Namun peneliti mengetahui bahawa dibalik kelebihannya, Namun, jika di palikasikan
pada kerja di lapangan, MRP menunjukkan beberapa kelemahan, yaitu mengabaikan kendala
fasilitas kapasitas dan bertanggung jawab atas terjadinya lead-time, dimana kelemahan tersebut
mengarah pada jadwal produksi yang tidak layak, fluktuasi beban kerja over-time, dan
sebagainya. Akhirnya, inventory barang setengah jadi dan lead time yang tidak menentu itu akan
mempengaruhi sistem produksi.
Peneliti dalam mengatasi permasalah tersebut memiliki tujuan dalam makalah ini, yaitu
untuk mendefinisikan prosedur MRP yang berorientasi pada kapasitas dalam membantu praktisi
untuk merencanakan sistem produksi mereka sekaligus mengatasi permintaan kebutuhan yang
membuat lead time menjadi di luar prosedur MRP. Secara khusus, makalah ini membahas
jumlah yang relevan dari perusahaan manufaktur yang masih menggunakan MRP sebagai alat
utama mereka untuk membuat perencanaan bahan.

2. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode baru dimana prosedur yang di usulkan dalam penelitian ini
adalah didasarkan pada kombinasi kapasitas tidak terbatas tradisional MRP dan pendekatan
MILP. Lingkungan manufaktur terbentuk dari sejumlah sumber daya berkapasitas produksi
dimana berfokus pada family product. Semua sumber daya yang tergolong dalam family product
yang diberikan dapat memproduksi semua barang jadi dan seluruh barang semi-jadi. Kedua
barang jadi dan semi-jadi di definisikan sebagai Pf,i (dimana i adalah index dari item milik famili
f) dan mereka di produksi menurut ukuran jumlah lot (lotf,i). Setiap item ditandai dengan siklus
waktu yang diberikan pada masing-masing sumber daya dari family yang sesuai (ctf,i,r).
Singkatnya, dalam metodologi baru diusulkan di sini, langkah-langkah di bawah ini diikuti.
1. Prosedur MRP tradisional memungkinkan untuk menghitung kebutuhan bersih untuk semua
time buckets bagi time horizon untuk semua produk yang telah selesai dan banyaknya jumlah
yang harus dipesan untuk setiap pembelian komponen dalam setiap kali time buckets.
2. Model MILP memungkinkan untuk menghitung kebutuhan bersih dari produk semi—finished
dan jumlah lot harus dipesan untuk setiap produk jadi dan produk semi—finished di setiap time
buckets.

3. Hasil dan Pembahasan


Peneliti memberikan hasil serta penyelesaian dari penelitiannya dimana kesimpulan dari
makalah ini adalah memperkenalkan mendefinisikan prosedur MRP yang berorientasi pada
kapasitas dalam membantu praktisi untuk merencanakan sistem produksi mereka sekaligus
mengatasi permintaan kebutuhan yang membuat lead time menjadi di luar prosedur MRP.
Peneliti menjelaskan, dengan memperkenalkan model baru, prosedur tradisionla MRP
memungkinkan menghitung kebutuhan bersih dari kedua produk jadi dan produk semi-finished
perintah dari item yang dibeli, untuk semua horizon time buckets. Sedangkan MILP
memungkinkan menghitung perintah semua barang jadi dan semi-finished produk dalam setiap
jangka waktu perencanaan horison. Solusi MILP berorientasi (i) di sesuai dengan kapasitas
produksi masing-masing sumber daya, (ii) untuk meminimalkan biaya memegang saham, dan
(iii) untuk mencakup kebutuhan bersih dan limbah.
Peneliti melakukan serangakian penelitian dengan serangkaiaan penjelasan yang baik ,
sehingga untuk semua alasan yang disebutkan peneliti dalam jurnal, model yang diusulkan
memungkinkan menghasilkan MRP berencana dalam rentang waktu yang sangat singkat. Oleh
karena itu, model yang diusulkan terbukti membantu manajer produksi dalam mendapatkan MRP
terencana untuk tanaman industri kehidupan nyata. Untuk tujuan ini, alat yang digunakan untuk
memecahkan masalah MILP memicu hasil yang menjanjikan untuk penelitian masa depan:
pendekatan diperkenalkan di sini dapat ditingkatkan, untuk membuatnya cocok untuk lebih
lingkungan manufaktur yang kompleks dari yang disajikan di sini sebagai studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai