BAB I
DEFINISI
Beberapa hal penting yang harus dikelola oleh rumah sakit adalah mengenali
dengan baik kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani oleh rumah sakit,
mengatur pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien, dan melakukan rujukan ke
pelayanan yang tepat baik di dalam maupun keluar rumah sakit serta mengatur
pemulangan pasien yang tepat ke rumah.
Secara garis besar ada empat kelompok SDM yang mendukung jalannya rumah
sakit yaitu, kelompok medis memberikan pelayanan asuhan medis, kelompok
keperawatan memberikan pelayanan asuhan keperawatan, serta kelompok keteknisian
medis yang memberikan pelayanan penunjang medis, dan akhirnya adalah kelompok
administrasi yang memberikan pelayanan administrasi manajemen.
Pedoman ini akan membahas pengaturan apa dan bagaimana yang perlu
dibuat di rumah sakit sejak pasien menginjakkan kakinya di rumah sakit sampai pasien
dipulangkan kerumah atau dirujuk ke sarana kesehatan lain. Pada semua alur
perjalanan pasien ini telah ada standar yang ditetapkan oleh Kemenkes dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No .... tahun 2013. Standar tersebut disebut standar
pelayanan berfokus pasien, yang di antaranya adalah Asesmen pasien.
Untuk mencapai ini, rumah sakit menetapkan isi minimal dari asesmen awal
medis dan keperawatan serta asesmen lain. Juga ditetapkan kerangka waktu yang
disyaratkan untuk menyelesaikan asesmen dan pendokumentasi asesmen awal
tersebut.
Selain asesmen awal medis dan keperawatan adalah penting untuk instalasi
pelayanan, kemungkinan diperlukan asesmen tambahan dari praktisi pelayanan
kesehatan lain termasuk asesmen khusus dan asesmen individual.
Semua asesmen ini harus terintegrasi dan kebutuhan pelayanan yang paling
urgen harus di identifikasi / ditetapkan. Rencana asuhan pasien harus dibuat
berdasarkan data asesmen awal ini.
Juga pada keadaan gawat darurat, asesmen awal medis dan keperawatan,
dapat dibatasi pada kebutuhan dan kondisi yang nyata. Juga apabila tidak ada waktu
untuk mencatat riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik yang lengkap dari seorang
pasien gawat darurat yang perlu dioperasi, dibuat catatan pada diagnosis praoperatif
sebelum tindakan dilaksanakan.
BAB II
RUANG LINGKUP
I. Acuan
dilakukan.
07.01 atau perawat yang terlatih dalam melakukan asesmen gawat darurat.
2. Asesmen gawat darurat minimal harus meliputi : riwayat singkat kejadian
vital yang meliputi tekanan darah, nadi, dan pernapasan. Untuk Asesmen di
3. Asesmen gawat darurat harus dilakukan maksimal dalam waktu 3 menit sejak
kronologi waktu yang jelas, dan menunjang diagnosis kerja serta penanganan
yang dilakukan.
Dilakukan oleh dokter umum dan dokter spesialis di unit rawat jalan Rumah
Sakit TK IV IM 07.01 atau dokter UGD jika diluar jadwal operasional unit
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang relevan untuk justifikasi diagnosis dan
terapi.
pemeriksa. Asesmen awal rawat jalan dilakukan terhadap setiap pasien baru
dan pasien yang sudah satu tahun tidak berobat ke Rumah Sakit TK IV IM
07.01.
1. Asesmen awal pasien rawat inap dilakukan oleh dokter ruangan (Ward
doctors) sesaat setelah pasien masuk ke ruang rawat inap. Hasil Asesmen
penanggung jawab pasien (DPJP) pada saat admission (saat pasien masuk
ruangan
dokter yang akan merawat, maka jika pasien dilakukan Asesmen kurang
masih tetap dan tidak ada kegawatan lain sebelum pasien masuk ke
dan pemeriksaan fisik (dan penunjang jika ada) yang relevan untuk
khusus
M. Skrining Psikologis
1. Screening psikologis dilakukan pada seluruh pasien rawat jalan sesuai format
yang ada
2. Screening psikologis dilakukan pada seluruh pasien rawat inap sesuai format
yang ada.
3. Asesmen lebih lanjut oleh psikolog dilakukan atas konsultasi jika pada
Asesmen awal ditemukan indikasi untuk Asesmen lanjut.
4. Asesmen psikologi didokumentasikan dalam rekam medik.
TATA LAKSANA
1. Dokter dan perawat menganamnesa keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit
pasien dapat diperoleh dari pasien dan keluarganya dengan menanyakan langsung
kepada pasien atau kepada keluarga pasien
2. Anamnesis meliputi : identitas pasien, sosial ekonomi tanggal dan waktu
pemeriksaan, keluhan utama, riwayat penyakit
3. Selanjutnya dokter dan perawat melaksanakan pemeriksaan fisik, psikologis
(depresi, ketakutan, agresif dan potensi menyakiti diri sendiri atau orang lain), status
gizi, nyeri, resiko jatuh, pemeriksaan penunjang, dengan cara ceklist pada lembar
asesmen yang telah disediakan
4. Kemudian dokter menetapkan diagnosis, rencana penatalaksanaan (pengobatan
dan tindakan), meminta persetujuan tindakan bila diperlukan (informed concent),
agar kebutuhan dan jenis pelayanan pasien baik kebutuhan pelayanan medis
ataupun pelayanan keperawatan sehingga pelayanan dan pengobatan dapat
dimulai.
5. Semua hasil temuan dari hasil asesmen termasuk apabila ada observasi klinis ,
konsultasi, spesialistik dan hasil pengobatan, didokumentasikan pada rekam medis,
dicantumkan tanggal dan waktu pemeriksaan serta ditandatangani oleh dokter
pemeriksa
6. Kerangka waktu asesmen awal pasien :
a. Kerangka waktu asesmen awal pasien rawat inap dilakukan dalam waktu 24 jam
setelah pasien masuk rawat inap atau kurang dari 24 jam sesuai kondisi pasien.
1) Untuk kasus – kasus yang mengancam jiwa (life saving) dan yang dapat
menimbulkan kerusakan organ asesmen awal medis harus dilaksanakan
dalam waktu 1 x 24 jam setelah pasien dirawat untuk mendapatkan
pengobatan dan tindakan segera dari dokter sesuai dengan kompetensinya.
2) Untuk kasus – kasus non akut yang tidak mengancam jiwa (life saving)
asesmen awal medis dilakukan paling lama 2 x 24 jam setelah pasien
dirawat.
b. Kerangka waktu asesmen awal medis dan keperawatan pada pasien rawat jalan
ditetapkan dalam waktu 15 sampai dengan 30 menit.
c. Kerangka waktu asesmen awal medis dan keperawatan pasien IGD dilakukan
dalam waktu 15 sampai dengan 30 menit. Apabila diperlukan pemeriksaan
penunjang ataupun konsultasi spesialistik maka asesmen dapat dilakukan dalam
waktu 2 jam.
d. Kerangka waktu asesmen dari luar rumah sakit sampai pasien dirawat inap :
1) Kurang dari 30 hari, bagian – bagian asesmen dapat diulang atau diverifikasi
(radiologi, laboratorium dan perubahan kondisi pasien yang signifikan) dan
setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan dicatat dalam rekam medis.
2) Lebih dari 30 hari harus diasesmen ulang.
e. Kerangka waktu asesmen lain medis dan keperawatan pada kelompok pasien
tertentu dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam.
7. Respon time untuk asesmen awal medis IGD adalah 5 (lima ) menit setelah pasien
tiba di IGD.
8. DPJP dapat memberikan kewenangan untuk melakukan asesmen awal dan
asesmen ulang dirawat inap kepada dokter ruangan atau dokter jaga ruangan yang
sudah diatur sesuai dengan surat perintah karumkit.
9. Apabila DPJP berhalangan untuk melakukan asesmen awal maupun asesmen ulang
medis sesuai dengan kerangka waktu yang ditentukan, maka dapat didelegasikan
kepada sesama dokter spesialis yang ada dibagiannya atau dokter ruangan yang
sudah diatur sesuai dengan surat perintah karumkit.
10. Dalam hal melakukan asesmen awal dan asesmen ulang medis yang didelegasikan
kepadanya, dokter ruangan maupun dokter jaga ruangan harus melaporkan hasil
asesmen pasien kepada DPJP untuk diberikan penatalaksanaan selanjutnya oleh
DPJP.
11. Pada hari libur asesmen awal medis pasien rawat inap dapat dilakukan oleh dokter
ruangan. Pada kondisi tertentu yang perlu penanganan segera maka dokter ruangan
melaporkan / mengkonsultasikan kepada dokter DPJP atau konsultasi spesialistik
sesuai kebutuhan pasien untuk pengobatan dan tindakan lebih lanjut.
12. Dokter umum yang bertugas di instalasi rawat jalan maupun instalasi rawat inap
(poliklinik, rawat inap, ICU, hemodialisa) Rumah Sakit TK IV IM 07.01 merupakan
asisten dari dokter spesialis dibagiannya masing – masing.
13. Asesmen ulang medis dilakukan setiap hari pada :
a. Kasus - kasus yang mengancam jiwa (life saving) dan yang menimbulkan
kerusakan organ.
b. Fase akut dari perawatan dan pengobatannya.
14. Asesmen ulang pasien rawat inap pada hari libur untuk kasus – kasus non akut
yang tidak mengancam jiwa (life saving) atau pada pasien yang sudah dalam
kondisi perbaikan yang signifikan dapat dilakukan oleh dokter ruangan.
15. Untuk pasien yang membutuhkan pelayanan berbeda (misal pasien yang
membutuhkan pelayanan lebih dari satu spesialistik) maka tiap-tiap disiplin klinis
yang memberikan pelayanan pada pasien melakukan asesmen awal masing –
masing sesuai dengan bidangnya.
16. Asesmen awal dan asesmen ulang medis dilakukan oleh dokter penanggung jawab
pasien (DPJP) apabila pasien mungkin menjalani banyak jenis asesmen oleh
berbagai unit kerja dan pelayanan, maka staf yang bertanggung jawab atas pasien
bekerjasama menganalisis temuan pada asesmen dan mengkombinasi informasi
dalam suatu gambaran komprehensif dari kondisi pasien.
17. Dalam asesmen awal medis rawat jalan maupun IGD, dokter menetapkan apakah
pasien membutuhkan perawatan (rawat inap), perawatan ICU, dirujuk atau dapat
dipulangkan.
18. Dalam melaksanakan tugasnya, dokter penanggung jawab ICU /ICCU / HCU
dibantu oleh dokter umum yang sudah memiliki spesifikasi pelatihan ACLS, FCCS
atau PFCCS.
19. Tugas dokter intensivist / dokter spesialis / dokter di ICU /ICCU / HCU
a. Bertindak sebagai anggota tim pelayanan ICU /ICCU / HCU.
b. Melaksanakan re-evaluasi pasien dan menentukan program selanjutnya bagi
pasien.
c. Mengirim kembali dan menyampaikan jawaban konsultatif kepada dokter
pengirim.
d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pelayanan ICU /ICCU / HCU
kepada koodinator / penanggung jawab pelayanan ICU /ICCU / HCU
20. Tugas perawat ICU /ICCU / HCU :
a. Mengelola pelayanan dan asuhan keperawatan secara komprehensif meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan serta
evaluasi pada pasien ICU /ICCU / HCU.
b. Bertindak sebagai anggota tim ICU /ICCU / HCU disemua jenis pelayanan.
c. Melaksanakan semua program perawatan sesuai rencana keperawatan yang
disepakati oleh tim
d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dengan mengusulkan program keperawatan
selanjutnya bagi pasien.
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perawatan ICU /ICCU / HCU
kepada koordinator / penanggung jawab pelayanan ICU /ICCU / HCU.
21. Setelah dokter menetapkan rencana penatalaksanaan terhadap pasien, dokter
harus menjelaskan tentang indikasi dan efek samping yang mungkin timbul dari
hasil pengobatan maupun tindakan.
22. Pendokumentasian hasil asesmen medis :
a. Untuk asesmen awal medis, semua hasil asesmen didokumentasikan pada
lembar / form asesmen awal medis sesuai dengan disiplin klinis masing –
masing.
b. Untuk asesmen ulang medis didokumentasikan pada lembar terintegrasi
dengan menggunakan ball-point tinta hitam.
23. Asesmen awal dan asesmen ulang keperawatan dilakukan oleh perawat di unit
kerjanya masing – masing sesuai dengan kompetensi dan tanggung jawabnya yang
ditetapkan secara tertulis, termasuk asesmen gawat darurat.
24. Pendokumentasian hasil asesmen keperawatan :
a. Untuk asesmen awal keperawatan rawat jalan didokumentasikan pada lembar
pengkajian awal rawat jalan dengan menggunakan ball-point tinta biru.
b. Untuk asesmen awal keperawatan IGD didokumentasikan pada lembar asuhan
keperawatan IGD dengan menggunakan ball-point tinta biru.
c. Untuk asesmen awal dan ulang keperawatan rawat inap didokumentasikan
pada lembar asuhan keperawatan dan lembar terintegrasi dengan
menggunakan ball-point tinta biru.
d. Perawat mendokumentasikan asesmen ulang setiap harinya. Semua instruksi
dokter dan perubahan yang signifikan pada pasien didokumentasikan pada
lembar terintegrasi dan asuhan keperawatan dibubuhi nama dan
tandatangan/paraf perawat pemeriksa.
25. Asesmen awal keperawatan rawat jalan dilakukan dalam kerangka waktu 10 – 15
menit. Apabila jumlah pasien yang berobat ke poliklinik dalam jumlah banyak, maka
asesmen awal disesuaikan dengan waktu kedatangan pasien dan kondisi
kegawatdaruratan pasien.
26. Asesmen awal keperawatan IGD dilakukan dalam kerangka waktu 10 – 15 menit.
Apabila jumlah pasien yang datang ke IGD dalam jumlah banyak pada saat
bersamaan, maka asesmen awal disesuaikan dengan kondisi kegawatdaruratan
pasien.
27. Asesmen awal keperawatan pasien rawat inap dilakukan segera setelah pasien
masuk perawatan dalam kerangka waktu 15 – 30 menit.
28. Asesmen ulang keperawatan rawat jalan (pengisian form asesmen keperawatan)
a. Untuk pasien baru :Dilakukan asesmen kembali saat pasien
kontrol pertama kali. Untuk kontrol berikutnya,
asesmen keperawatan menilai keluhan pasien,
tanda – tanda vital, tinggi badan dan berat
badan. Hasil asesmen didokumentasikan
dilembar terintegrasi
b. Untuk pasien lama / kronis : Asesmen dilakukan setiap 30 hari saat pasien
kontrol berikutnya.
c. Apabila pasien mendapat pelayanan lebih dari satu poliklinik, maka tiap – tiap
perawat poliklinik melakukan asesmen dibagiannya masing – masing.
29. Asesmen ulang keperawatan rawat inap dilakukan setiap hari oleh perawat dan
diulang kembali setiap shift pergantian jaga perawat. Hasil asesmen
didokumentasikan dilembar integrasi, apabila ada hal-hal khusus misalnya
perburukan, harus dilakukan asesmen segera dan dilaporkan kepada dokter
ruangan untuk tindakan lebih lanjut.
30. Perawat memberikan pelayanan lain baik kepada pasien ataupun kepada
keluarganya, diantaranya kebutuhan edukasi tentang:
a. Terdapat hambatan dalam pembelajaran, pendengaran, penglihatan, kognitif,
fisik, budaya, agama, emosi, bahasa (butuh penerjemah atau tidak)
b. Menjelaskan diagnosis dan manajemen penyakit
c. Obat – obatan
d. Diet nutrisi
e. Tindakan keperawatan
f. Rehabilitasi manajemen nyeri.
31. Dalam melakukan tindakan, perawat harus menjelaskan indikasi dilakukannya
tindakan dan kemungkinan timbulnya efek samping (misalnya, pemasangan infus,
NGT, penyuntikan, pemberian obat dan tindakan lainnya).
BAB IV
DOKUMENTASI