MATERI PARASITOLOGI
Parasistisme adalah hubugan yang majemuk antara parasit, satu atau lebih inang dan
lingkungan.
Hubungan inang parasit dapat di kaji dari banyak pendekatan yang berbeda-beda, ahli
ilmu perilaku (behaviorist). Mungkin tertarik pada cara parasit itu menyesuaikan
diri kepada perilaku jenis inang agar dapat mempertahankan pegangannya untuk hidup,
dan sebaliknya mereka mungkin tertarik tentang cara parasit itu mengubah perilaku
inang untuk memenuhi kebutuhannya.
Ahli ilmu kekebalan mungkin tertarik pada keseimbangan rawan yang dicapai antara
banyak parasit dan inangnya.
Perkembangan kekebalan penyakit parasit yang menguntungkan bagi iang atau tanggapan
hypersensitivitas yang dihasilkan oleh parasit.
Ahli biokimia dan ahli faal mungkin tertarik akan fungsi hidup parasit dan ahli
patologi jelas tersangkut kepada parasit yang menyebabkan kerusakan jaringan dan
nekrosis.
Dokter manusia dan dokter hewan yang berpraktek tertarik terutama dalam diagnosa
dan pengendalian penyakit parasit.
Dalam penelitian kepustakaan yang dikerjakan oleh Broto wijaya (1984) di temukan
kira-kira 164 jenis parasit obligat yang pernah dilaporkan menular atau menyerang
manusia.
Inang alami jenis parasit-parasit tersebut adalah hewan liar dan hewan piaraan.
Dari jumlah jenis tersebut 32 jenis termasuk protozoa, 12 jenis termasuk nematode,
5 jenis termasuk pentatomida, 32 jenis termasuk arthropoda.
Dengan ditemukannya alat pembesaran oleh Kenaen hoek ( 1632 – 1723). Dari Belanda ;
berbagai jenis hewan parasit bersel satu (protozoa) ditemukan. Mulai saat itu teori
abnogenesis mulai ditinggalkan Mehlis dalam tahun 1831 mengamati menetasnya larva
dari telur cacing daun (trematude). Semenjak itu siklus hidup berbagai parasit
dapat ditetapkan kuchen meister dalam tahun 1852 membuktikan bahwa Cystecercus
sellulose merupakan stadium peralihan (intermediet) cacing pita pada manusia
disebabkan oleh karena penderita makan daing babi yang mengandung cacing stadium
peralihan tersebut.
Namun demikian pembuktian kuchen meister tersebut di sangkal oleh Von siebold yang
berpendapat bahwa cysticercus itu merupakan cacing pita yang mengalami degenerasi
“Hidropis”. Digenerasi itu terdapat pada inang meister itu adalah hal yang benar.
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam membuktikan bahwa pengetahuan teori yang
tidak berdasar observasi itu tidak benar. Seperti yang telah dikemukakan di atas.
Pada jaman dahulu para ahli biologi telah mengenal suatu teori “Abiogenesis”.
Menurut teori ini organisme hidup itu berasal dari benda mati dan itu terjadi
karena kehendak dan kekuasaan Tuhan. Ajaran agama juga menyebutkan bahwa manusia
pertama juga diciptakan oleh Tuhan dari tanah (benda mati). Secara populer paling
tidak dalam hal-hal tertentu, teori “Abrogenesis itu masih dianut dan di percayai
kebalikan dari teori “Abiogenesis” adalah teori biogenesis yang menganggap bahwa
kehidupan ini berasal dari pra kehidupan. Karenanya menurut teori biogenesis ini
organisme hidup itu berasal dari bentuk-bentuk hidup sebelumnya.
A. PARASITOLOGI
Parasitologi ialah ilmu yang berisi kajian tentang organisme Jasad hidup), yang
hidup di permukaan atau di dalam tubuh organisme lain boat sementara waktu atau
selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya
dari organisme lain tersebut, hingga organisme lain tersebut jadi merugi
(dirugikan).
Organisme ini disebut: parasit.
(Parasites = organisme yang mengambil makanan; logos = ilmu; sites = makan).
Organisme lain atau organisme yang mengandung parasit disebut hospes = tuan rumah.
B. PARASITOLOGI KEDOKTERAN
Parasitologi kedokteran ialah ilmu yang berisi kajian khusus mengenai parasit yang
ada hubungannya dengan manusia sebagai hospes, Serta segala akibat yang ditimbulkan
oleh hubungan tersebut pada manusia, dan bagaimana cara penanggulangan dari akibat
yang terjadi karena hubungan ini.
Dalam Parasitologi Kedokteran, yang paling penting dipelajari adalah Zooparasit
yang terdiri dari:
I. Protozoologi : ilmu yang berisi kajian tentang
Protozoa (Filum Protozoa).
II. Helmintologi : ilmu yang berisi kajian tentang cacing.
1. Filum Nemathelminthes
2. Filum Platyhelminthes
III. Entomologi : ilmu yang berisi kajian tentang
serangga (Filum Arthropods).
Dari hubungan yang terjadi antara parasit dan hospes dapat terjadi hubungan-
hubungan yang disebut sebagai:
- Parasitisme:
Hubungan dua organisme, yang satu di antaranya mendapat keuntungan dan yang lain
dirugikan.
- Mutualisme.
Hubungan dua organisme yang kedua organisme ini saling mendapat keuntungan satu
sama lain.
- Komensalisme:
Hubungan dua organisme, yang satu organisme diuntungkan dan yang lain tidak
dirugikan dan tidak diuntungkan.
- Simbiosis:
Hubungan permanen antara dua organisme, dimana kedua belch pihak saling
menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau tidak dapat hidup terpisah.
Macam-macam Hospes
– Hospes definitif
Hospes akhir dimana terdapat parasit dalam stadium dewasa dan di dalam tubuh hospes
terjadi perkembangbiakan parasit secara seksual.
– Hospes paratenik
Hospes dimana parasit hanya terdapat dalam stadium larva dan tidak dapat
berkembang-menjadi stadium dewasa dan tidak terjadi perkembangbiakan parasit secara
seksual dan parasit ini dapat ditularkan kepada hospes definitif karena parasit
dalam stadium ini merupakan stadium infektif
– Hospes perantara atau hospes intermediate
Manusia atau hewan tempat parasit tumbuh menjadi stadium infektif yang dapat
ditularkan kepada hospes lain.
– Hospes reservoir
Hewan yang mengandung parasit yang sama dengan parasit manusia dan dapat menjadi
cumber infeksi bagi manusia.
– Hospes obligat
Hospes tunggal yang merupakan satu-satunya spesies yang dapat menjadi tuan rumah
dari parasit dewasa.
– Hospes alternatif
Hospes utama yang mengandung parasit, namun ada spesies lain yang dapat sebagai
hospes yang mengandung parasit dewasa.
– Hospes insidental
Bila suatu spesies secara kebetulan dapat mengandung parasit dewasa, padahal hospes
yang sesungguhnya adalah spesies lain.
Istilah-istilah
Istilah-istilah penting yang Sering ditemukan dalam parasitologi antara lain
sebagai berikut.
- Vektor
Hewan yang di dalam tubuhnya terjadi perkembangan atau pembiakan dari parasit, dan
parasit itu dapat ditularkan kepada manusia atau hewan lain. Biasanya yang berperan
sebagai vektor ini adalah serangga.
- Hewan perantara
Hewan yang dapat menularkan bentuk infeksi dari parasit dengan salah satu organ
tubuhnya kepada orang lain.
- Carier
Orang yang mengandung parasit di dalam tubuhnya yang dapat menjadi cumber penularan
kepada orang lain, tapi orang tersebut tidak sakit.
- Zoonosis Parasit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia.
- Habitat
Tempat hidup parasit dewasa yang disenangi dalam tubuh hospes dimana terjadi
perkembangbiakan parasit secara seksual.
1. Sejarah
Tanggal dan tahun parasit ditemukan oleh para peneliti, diidentifikasi, dan
penemuan penting Berta pengetahuan mengenai parasit tersebut.
2. Penyebaran
Faktor-faktor lingkungan, perilaku masyarakat dan perorangan yang mempunyai peran
penting dalam penyebaran parasit.
3. Habitat
Tempat di dalam tubuh manusia yang tertentu, disenangi parasit, dimana parasit
menetap dan menjadi dewasa setelah terjadi perkembangbiakan secara seksual.
4. Morofologi
Susunan tubuh dan parasit, balk dalam bentuk dewasa, stadium telur, maupun stadium
larva.
5. Cara inftksi
Cara masuknya parasit ke dalam tubuh manusia, setelah apa, bersama apa, dan melalui
apa, menelan telur, larva menembus kulit, atau melalui hospes perantara, atau
melalui vektor penular parasit.
6. Gejala klinik
Akibat yang ditimbulkan oleh keberadaan parasit dalam tubuh manusia, baik sebagai
akibat toksin, lesi-lesi patogenik (traumatik) ataupun akibat perampasan makanan
yang digunakan oleh parasit dalam memenuhi fasilitas hidupnya di dalam tubuh
hospes.
7. Reaksi immunologi
Reaksi yang timbul sebagai akibat dari masuknya parasit ke dalam tubuh hospes, yang
disebut sebagai imunitas yang terdiri dari imunitas bawaan yang berhubungan erat
dengan susunan genetik seseorang dan imunitas yang didapat yang dibentuk secara
berangsur-angsur sesudah mendapat infeksi secara alamiah atau ditimbulkan secara
buatan.
8. Cara-cara untuk menegakkan diagnosis
Yaitu cara yang dilakukan di laboratorium untuk mengetahui parasit apa yang
dikandung penderita.
Dalam pemeriksaan ini, biasanya dapat dilakukan pemeriksaan:
1) tinja,
2) darah,
3) urine,
4) sputum,
5) biopsi, dan
6) uji serologic.
9. Pengobatan
Dalam pengobatan pada penyakit yang ditimbulkan oleh parasit diusahakan agar obat
yang dipakai adalah dengan efek parasitisida yang maksimum tetapi dengan efek
samping yang minimum pada hospes.
10. Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi parasit dapat dilakukan rnelalui tindakan-tindakan
sebagai berikut.
1) Terapi pencegahan, yaitu membunuh parasit yang ada dalam tubuh hospes,
hingga mencegah penyebaran parasit kepada orang lain.
2) Menghilangkan infeksi dalam tubuh hospes reservoir din destruksi hospes
perantara atau membasmi stadium infektif dari parasit yang berada di luar tubuh
hospes.
3) Pencegahan perorangan, yaitu menghindarkan seseorang berkontak dengan
stadium infektif dari parasit.
4) Pencegahan klinis atau terapi supresif, yaitu pemberian obat untuk
menghilangkan gejala klinis dengan terapi spesifik.
muhammad rusdi at 7/11/2012 03:29:00 am
Share
No comments:
Post a Comment
‹
›
Home
View web version
Muhammad Rusdi
My photo
muhammad rusdi