PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MANFAAT PENDIDIKAN DAN EFISIENSI PENDIDIKAN
A. Mengukur Manfaat Pendidikan
Keuntungan pendidikan tidak selalu dapat diukur dengan standar nilai ekonomi atau uang.
Hal ini disebabkan manfaat pendidikan, disamping memiliki nilai ekonomi juga memiliki nilai
sosial. Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat
keberhasilan pendidikan yaitu:
1. Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
2. Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan
3. Besarnya penghasilan (gaji) yang diterima
4. Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya, dan politik.
Pada tabel mengukur keuntungan pendidikan, digambarkan bagaimana cara mengukur
keuntungan pendidikan menurut nilai ekonomi (penghasilan) yang dibandingkan dengan biaya
(cost) keuntungan tersebut diukur dengan pola penghasilan seumur hidup. Untuk memperoleh
pola penghasilan seumur hidup ini dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Cross sectional, dengan jalan mengukur penghasilan dalam waktu yang bersamaan kepada
sejumlah orang yang bervariasi umumnya, kemudian dicari rata-rata penghasilan dari orang-
orang yang usianya sama.
2. Longitudinal dengan jalan mengikuti sejumlah orang yang seusia dan penghasilannya diukur
pada setiap tingkat usianya.
Penghasilan atau gaji merupakan ukuran yang paling banyak digunakan untuk menentukan
keberhasilan pendidikan dikarenakan:
1. Baik logika maupun pengalaman menunjukkan bahwa mayoritas sosial bersekolah sebagai
sarana unuk mendapatkan manfaat ekonomi
2. Mudah diukur
3. Data gaji cukup tersedia, namun demikian ada beberapa hal yang perlu ditentukan terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengukuran yaitu:
a. Apa gaji awal atau gaji seumur hidup
b. Menggunakan honor atau data kroseksional.
Taksonomi manfaat pendidikan.
T.W. Schultz, dalam bukunya The Economic Value of Educatioan, mengidentifikasi
beberapa kategori manfaat pendidikan. Salah satu dari kategori manfaat itu adalah manfaat-
manfaat ekonomis yang akan didapatkan dari pendidikan, yaitu menemukan bakat yang
potensial, peningkatan kapabilitas seseorang sehingga dapat menyesuaikan dalam perubahan
kesempatan kerja, penyiapan tenaga guru, dan penyediaan sumber daya manusia untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pendidikan juga bermanfaat untuk
mempersiapkan manusia menjadi warga negara yang lebih baik, dapat mengapresiasi dan
mengakui budaya lain secara lebih luas, mengurangi ketergantungan kepada pasar berbagai jasa,
sebagai sumber pemasukan pajak penghasilan, serta memberi kesempatan kepada generasi yang
akan datang untuk memiliki pendidikan yang lebih baik, dan oleh karena itu, pendidikan juga
bermanfaat untuk menjadikan masa depan lebih baik.
B. EFISIENSI PENDIDIKAN
Efisensi menjadi salah satu fokus penelahaan ilmu ekonomi pendidikan. Dibidang ekonomi,
kata ekonomis juga sering dipersepsi sebagai efisiensi. Misalnya, fase istilah tidak ekonomis
merupakan frasa pengganti tidak ekonomis. Diluar kerangka uang atau material, efisiensi juga
dapat digantikan dengan dimensi waktu dan tenaga. Kata efisiensi juga bermakna penghematan,
yaitu penghematan tenaga, hemat waktu dan hemat gerakan.
Menurut Windham, dalam Ace Suryadi ( 1999:110) bahwa efiesiensi adalah sebagai suatu
keadaan yang menunjukkan bahwa tingkat keluaran secara optimal dapat dihasilkan dengan
menggunakan komposisi masukan yang minimal atau memelihara suatu tingkat keluaran tertentu
dengan tingkat masukan yang tidak berubah atau yang lebih rendah.
Sedangkan menurut Nanang Fattah (2009: 35) efisiensi adalah menggambarkan hubungan antara
input dan output. Suatu sistem yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber
masukan .
Efisensi juga dapat diberi makna sebagai proses kegiatan yang mampu melahirkan
suasana : kondusif, menyenangkan, merangsang kreativitas, mendorong prestasi dan iklim yang
sehat ( Sudarwan Danim, 2004:40)
Kemampuan subyek atau kelompok subyek untuk menciptakan kondisi seperti mereka dapat
bekerja sesuai dengan tugas pokok, fungsi, prosedur, kriteria hasil. Efisiensi umumnya merujuk
pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber yang ada harus dialokasikan untuk menghasilkan
barang dan jasa yang berbeda bentuk dan nilainya. Untuk mengubah satu atau beberapa jenis
barang menjadi bentuk lain diperlukan energi, waktu, upah, tenaga manusia, peralata dan lain-
lain.
Setelah menjadi barang atau jasa yang berwujud lain, terjadilah nilai tambah. Selain itu
efisiensi dapat diberi makna dengan menggunakan beberapa persfektif dan denggan cara-cara
yang berbeda pula. Di bidang ekonomi, utilitas sumber-sumber dapat disebut memenuhi kriteria
efisiensi juka dengan menggunakan cara tertentu didapatkan hasil yang lebih optimal menurut
kriteria yang telah ditetapkan.
Efisiensi juga bermakna tidak diperlukannya alokasi sumber-sumber lain untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki, kecuali sumber-sumber yang telah ditetapkan dan disepakati sejak
program itu dirumuskan.
Dalam kaitannya dengan kesejahteraan, efisiensi bermakna bahwa upaya untuk mencapai tujuan
dan sasaran tertentu yang berkaitan dengan barang dan jasa, dengan tidak mengurangi
persyaratan minimum yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan itu, tidak menguras hak
milik yang lain. Di sinilah terjadi apa yang disebut oleh para ekonom sebagai kesejahteraan
ekonomi.
Efisensi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis.
Efisensi teknis menunjuk pada pencapaian tingkat atau kuantitas tertentu atau kelauaran fisik
sebagai produk dari kombinasi semua jenis dan tingkat masukan yang berbeda. Sedangkan
efisiensi ekonomis menunjuk pada penempatan ukuran-ukuran kegunaan atau harga pada
masukan yang digunakan dan keluaran yang dicapai ( Ace Suryadi, 1999:111)
Konsep efisiensi sangat relevan bagi ilmu ekonomi pendidikan. Sejak munculnya
pengakuan ini, sebagian besar penelitian dalam bidang ekonomi pendidikan banyak berfokus
pada pertanyaan bagaimana sumber-sumber masyarakat harus dialokasikan pada investasi
pendidikan dan bentuk-bentuk lain investasi. Efisiensi usaha ekonomi pun relatif, misalnya
sangat mungkin masih bisa menabung jika anak-anaknya disekolahkan di dalam negeri.
Sebaliknya hanya sampai pada titik impas atau mungkin defisit, ketika anak-anaknya
disekolahkan diluar negeri. Keputusan masyarakat atau keluarga untuk melakukan investasi
dalam bentuk dan jenis apa sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang dikandung keluarga atau
masayrakat. Disamping stimulan yang didapat dari lingkungan.
Menurut Nanang Fattah ( 2009:35) efisiensi pendidikan memiliki kaitan antara
pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang
tinggi. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan,
waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang
menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam
peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita.
Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan
Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education. Namun mengapa kita menganggap
pendidikan di Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika penghasilan
rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya pendidikan.
Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya
sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun
kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya
transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di
sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran,
nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat
tulis, seragam dan lain sebagainya.
Untuk mengukur efisiensi sebuah sekolah suatu negara ternyata tidak mudah karena sulit
didefinisikan dan diukur luarannya. Disamping analisis terhadap nilai yang didapat dari hasil
transformasi atas masukan pendidikan tidaklah mudah karena sifatnya terlalu lunak, berbeda
dengan tranformasi bahan mentah menjadi barang jasi pada sebuah proses produksi.
Suatu program pendidikan yang efisien ialah yang mampu menciptakan keseimbangan antara
sumber-sumber yang di butuhkan dan yang ada atau tersedia guna mengurangi hambatan-
hambatan dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan dapat dipahami
sebagai kemampuan dari suatu sistem pendidikan untuk mengalokasikan sumber-sumber
pendidikan secara adil sehingga setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk
mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang optimal.
B. Efisiensi Internal
Dalam sistem pendidikan apabila memiliki efisiensi internal akan menghasilkan output
yang diharapkan dengan biaya minimum ( Nanang Fattah, 2009:35). Dengan input tertentu dapat
memaksimalkan output yang diharapkan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur
efisiensi internal adalah sebagai berikut :
1. Rata-rata lama belajar, seorang lulusan menggunakan waktu belajar dapat dilakukan dengan
metode mencari statistik kohort (kelompok belajar). Hal tersebut dapat dihitung dengan cara
jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam
kohort tersebut.
2. Input-Output Ratio, adalah perbandingan antara murid yang lulus dengan murid yang masuk
dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus, artinya dibandingkan
antara tingkat masukan dengan tingkat keluaran.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka masukan pendidikan, proses pendidikan, hasil pendidikan dan
lingkungan harus terus dikelola dan terbina secarra optimal dengan memperoleh tingkat efisien
yang tinggi.
Konsep efisiensi Internal dikaitkan dengan perbandingan antara biaya input pendidikan dan
efektivitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Aspek efisisensi internal dari suatu sekolah
bukan hanya bergantung pada karakteristik administratif, melainkan pemberian rangsangan yang
dapat memotivasi perilaku siswa, guru dan kepala sekolah.
C. Efisensi Eksternal
Efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis, yaitu rasio
antara keuntungan finasial sebagai hasil pendidikan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk pendidikan ( Nanang Fattah, 2009:38). Analisis efisiensi ekternal berguna untuk
menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya pendidikan, juga merupakan pengakuan sosial
terhadap lulusan atau hasil pendidikan.
Secara konseptual efisiensi eksternal dikaitkan dengan analisis keuntungan atas investasi
pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan. Dalam memeprhitungkan
investasi tersebut ada dua hal yang penting, yaitu : menghasilkan kemampuan yang memiliki
nilai ekonomu dan nilai guna dari kemampuan.
D. Analisis Keefektifan Biaya
Teknik analisis ekonomi digunakan untuk menganalisis hubungan antara masukan dan
luaran dalam pendidikan. Diantaranya adalah analisis kefektifan biaya yang dimaksudkan untuk
membandingkan efisiensi beberapa alternatif usaha pendidikan untuk mencapai tujuan yang
sama .
Beberapa contoh mengenai analisis keefektifan biaya ( Sudarwan Danim, 2004:44) adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian untuk mengetahui apakah lebih efektif secara pembiayaan jika sebuah balai
penataran atau pelatihan merekrut dan mengangkat sendiri widyaiswara dibandingkan dengan
menggunakan strategi outsourcing atau menggunakan tenaga ahli dari luar dengan pola kontrak
dan sejenisnya.
2. Penelitian untuk mengetahui apakah secara pembiayaan dan hasil yang dicapai, penggunaan
metode mengajar untuk mata pelajaran tertentu dengan media pembelajaran yang tertentu pula
lebih efektif dibandingkan dengan cara lain.
3. Penelitian untuk mengetahui apakah secara ekonomis lebih efektif jika sekolah kejuruan
memiliki bengkel yang lengkap untuk keperluan praktik anak didik sekaligus sebagai fungsi
usaha dibandingkan dengan menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda.
Penelitian yang disebutkan diatas dilakukan untuk membuktikan pilihan macam apa yang dapat
melahirkan suatu lulusan secara efektif dengan pembiayaan dan pengorbanan sumber-sumber
terendah. Luarannya dapat berupa skor ujian akhir, kemampuan mendemonstrasikan
keterampilan dan waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Menurut Nanang Fattah ( 2009:35 ) efisiensi biaya pendidikan hanya akan ditentukan oleh
ketepatan didalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada
faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar siswa. Dengan
demikian untuk mengetahui efisiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis
keefektifan biaya yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan
terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya
seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang
optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana
pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan.
Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah
mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat
pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan
rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh
dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak
efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini
mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari tujuan tersebut,
pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki
kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak
diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga
pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau
produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan
dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan
dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat
pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini
akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Pustaka Setia. Bandung. 2004.
Fattah, Nanang. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2009.
Harsono. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Suryajaya Press. Yokyakarta. 2007.
Suryadi, Ace. Pendidikan Investasi SDM dan Pembangunan. Balai Pustaka. Jakarta . 1999.