Abstrak:Limbah cair industri penyamakan kulit termasuk ke dalam B3 karena mengandung unsur Krom (Cr)
yang berasal dari penambahan senyawa Krom sulfat pada proses tanning (penyamakan).Berdasarkan hal
tersebut, diperlukan pengolahan yang efektif untuk menyisihkan parameter pencemaran pada air limbah
penyamakan kulit. Penelitian ini menggunakan kombinasi proses presipitasi kimia dan adsorpsi untuk
menyisihkan parameter pencemar yang terdapat dalam air limbah industri penyamakan kulit. Sistem yang
digunakan pada penelitian ini adalah batch, dengan presipitan yang digunakan yaitu senyawa alkali NaOH dan
karbon aktif tempurung kelapa sebagai adsorben. Berdasarkanhasil penelitian kombinasi proses presipitasi
kimia dan adsoprsi karbon aktif efektif menyisihkan parameter pencemar pada air limbah industri penyamakan
kulit dengan efisiensi penyisihan yaitu 97,98 % untuk TSS, 97,35% untuk BOD 5, 98,03% untuk COD, 99,67%
untuk Krom total (Cr). Efisiensi penyisihan tersebut diperoleh setelah air limbah industri penyamakan kulit
tersebut diolah dengan menggunakan proses presipitasi kimia dengan menggunakan presipitan alkali NaOH
pada pH optimum 9 serta proses adsorpi karbon aktif dengan jenis adsorben yang dipergunakan adalah
tempurung kelapa seberat 0,5 gram dengan waktu kontak 5,5 jam. Konsentrasi akhir pencemar utama yaitu TSS
sebesar132 mg/L, BOD5 sebesar 12,6 mg/L, COD sebesar 16 mg/Ldan Krom total sebesar 0,08 mg/L telah
memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang disyaratkan sehingga air limbah aman untuk dibuang ke badan air
penerima.
Abstract: Tannery wastewater can be including in the hazardous and toxic waste because it contains Chromium
(Cr) derived from addition of Chromium sulfate in tanning process. Based on that, effectively process is
necessery to remove pollutant parameter in tannery wastewater. In this study use a combination of chemical
precipitation and adsorption for remove pollutant parameter in tannery wastewater. The system used is batch
system, with presipitant alkaline NaOH and coconut shell actived carbon as adsorban. Based on the results of
the research process, combination of chemical precipitation and activated carbon adsorption effective to
remove pollutant parameter in tannery wastewater with efficiency removal are 97,98 % for TSS, 97,35% for
BOD5, 98,03% for COD, 99,67% for Krom total (Cr).Efficiency removal was obtained after tannery wastewater
is process using chemical precipitation process use NaOH at pH 9 and activated carbon with the type of
adsorbent used is a coconut shell that weight 0,5 grams with contact time of 5,5 hours. Final concentration of
main pollutants TSS is 132 mg/L, BOD5 is12,6 mg/L, COD is 16 mg/L and total Chromium is 0,08 mg/L have
met Liquid Waste Quality Standard as required so that waste water is safe to be discharge into river.
39
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
PENDAHULUAN
Kecamatan Sukaregang Kabupaten Garut seperti konsentrasi presipitan, pH larutan, berat
merupakan pusat industri penyamakan kulit di karbon aktif, dan waktu kontak, menurunkan
Provinsi Jawa Barat yang membuang limbah cair konsentrasi parameter pencemar dengan kom-
ke Sungai Ciwalen. Sungai Ciwalen merupakan binasi proses presipitasi kimia dan adsorpsi
anak Sungai Cimanuk yang melintasi sentra karbon aktif hingga memenuhi baku mutu SK
industri penyamakan kulit di Kabupaten Garut Gubernur TK 1 Jawa Barat No. 6 Tahun 1999
yang airnya dimanfaatkan masyarakat untuk tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
kegiatan domestik, perikanan dan pertanian Industri di Jawa Barat, dan menentukan efisiensi
sehingga peningkatan pencemaran terhadap kombinasi proses presipitasi kimia dan adsorpsi
sungai tersebut berpotensi membahayakan karbon aktif dalam mengolah air limbah industri
kesehatan manusia. Berdasarkan hal tersebut, penyamakan kulit
diperlukan pengolahan yang efektif untuk Usaha-usaha pengolahan air limbah yang
menyisihkan parameter pencemaran pada air mengandunglogam berat khususnya ion-ion Cr6+
limbah penyamakan kulit. telah banyak dilakukan dan perlu dikembangkan.
Proses penyamakan kulit memiliki tahap- Pendekatan yang telah banyak dilakukan untuk
tahap yang berurutan dimana pada tiap tahap mengatasi hal tersebut adalah melalui imobilisasi
ditambahkan bahan kimia sebagai bahan dengan teknik pengendapan, pertukaran ion
pembantu sesuai dengan tujuan proses yang maupun menggunakan adsorben (zat penyerap).
dilakukan. Sebagai industri yang mengolah Metode-metode yang telah dikembangkan pada
bahan organik dan menggunakan banyak air, umumnya mempunyai efektivitas yang masih
industri penyamakan kulit mempunyai potensi rendah. Penelitian untuk menemukan metode
menghasilkan limbah cair yang mengandung penyisihan ion-ion logam berat khususnya ion-
banyak zat organik (Yuliansyah, 2006). Industri ion Cr6+ yang memiliki efektivitas tinggi perlu
penyamakan kulit merupakan industri yang dikembangkan. (Suardana, 2008).
menggunakan senyawa Krom sulfat pada proses Adsorpsi sebenarnya merupakan teknologi
produksinya, sehingga limbah cair dari industri yang sudah dikenal sejak jaman sebelum masehi,
ini termasuk limbah berbahaya dan beracun (B3) yaitu untuk pembersihan air menggunakan arang
karena mengandung senyawa Krom total (Cr) sebagai adsorben. Pada abad ke-18 karbontelah
(Wahyuningtyas, 2001). dimanfaatkan untuk mengadsorpsi gas-gas dan
Pengolahan limbah cair terdiri dari tahap zat cair,selanjutnya pada tahun 1790 digunakan
pengolahan primer, sekunder dan tersier. untuk mengadsorpsi zat warna dan abu dalam
Presipitasi merupakan salah satu tahap air.Aplikasi adsorpsi dalam skala besar baru
pengolahan sekunder yang mengubah kondisi dimulai pada tahun 1920-an, dan padawaktu itu
fisik limbah cair dari bentuk terlarut menjadi karbon aktif telah digunakan untuk pengolahan
padatan tersuspensi (Della, 2008). Selain itu, air limbah (Bastian, 2002). Adsorpsi adalah
adsorpsi merupakan salah satu tahap pengolahan peristiwa menempelnya suatu zat pada
tersier dimana suatu zat terlarut dalam larutan permukaan zat lain karena kekuatan gaya tarik
menempel, terikat, atau terserap dan ter- dari permukaan suatu zat. Proses adsorpsi terjadi
akumulasi pada permukaan padatan (Mihelcic, dalam 3 tahap (Metcalf & Eddy,1991): (1)
1999). Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian perpindahan molekul adsorbat menuju lapisan
ini dilakukan studi kombinasi proses presipitasi film pada permukaan adsorben, (2) difusi
kimia dan adsorpsi karbon aktif sebagai alternatif adsorbat melalui lapisan film adsorben, (3)
pengolahan air limbah penyamakan kulit. penempelan adsorbat pada permukaan adsorben.
Penelitian ini dimaksudkan untuk Ruang lingkup penelitian meliputi pengukuran
mengetahui efisiensi penyisihan parameter kadar Cr yang telah diolah menggunakan
pencemar limbah cair penyamakan kulit dengan kombinasi proses presipitasi kimia dan adsorpsi
menggunakan kombinasi proses presipitasi kimia karbon aktif, kemudian analisis laboratorium
dan adsorpsi karbon aktif dengan tujuan terhadap sampel air untuk mengetahui besarnya
penelitian untuk menentukan kondisi optimum efisiensi pengolahan yang terjadi.
yang menunjang proses presipitasi dan adsorpsi
40
Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi (Eka Wardhani)
METODE
Penelitian ini dilakukan dalam skala presipitan ini berdasarkan pada penelitian tentang
laboratorium untuk mengetahui efisiensi Pengurangan Krom total (Cr) dalam Limbah Cair
penyisihan parameter pencemar limbah cair Industri Kulit pada Proses Tannery menggunakan
penyamakan kulit dengan kombinasi proses Senyawa Alkali (Oktiawan, 2009). Pada
presipitasi kimia dan adsorpsi karbon aktif. penelitian tersebut diketahui bahwa NaOH
Sistem yang digunakan pada penelitian ini yaitu merupakan senyawa alkali yang paling efektif
sistem batch, dengan cara memberi kontak antara menyisihkan Krom total (Cr) pada limbah cair
sampel limbah cair penyamakan kulit dengan penyamakan kulit dan mudah untuk diterapkan
media presipitan maupun adsorben dalam suatu karena senyawa NaOH mudah didapatkan. pH
wadah selama waktu tertentu. Sistem batch dapat larutan digunakan sebagai acuan variasi kondisi
memberikan gambaran kemampuan presipitan optimum karena dapat menunjukkan banyaknya
dan adsorben dengan mencampurkan dengan presipitan yang ditambahkan sehingga dapat
sampel limbah yang jumlahnya tetap dan diketahui pengaruh penambahan NaOH terhadap
mengamati perubahan kualitasnya pada selang penurunan konsentrasi parameter pencemar
waktu tertentu. padalimbah cair penyamakan kulit. Berdasarkan
Tahap persiapan ini meliputi sampling dan studi literatur, diketahui bahwa kelarutan Krom
persiapan alat dan bahan. limbah cair total (Cr) sangat kecil bahkan mendekati 0 (nol)
penyamakan kulit didapatkan dari industri pada pH 8,5-9 (Benefield, 1982). Namun pada
penyamakan kulit yang terletak di Sukaregang penelitian ini digunakan variasi pH 7, 8, 9 karena
Garut. Sampling dilaksanakan pada tanggal 4 memiliki rentang variasi pH yang lebih luas dan
Oktober 2011 pada pukul 04.00 WIB. Sampel sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
diambil di bagian saluran pembuangan limbah menggunakan variasi pH tersebut pada
cair di industri penyamakan kulit di Kecamatan penyisihan Krom total (Cr) dalam limbah cair
Sukaregang Kabupaten Garut setelah akhir penyamakan kulit. Dari studi literatur diketahui
proses penyamakan kulit. Sampling limbah cair bahwa pada umumnya presipitasi digunakan
dilakukan dengan metode grab sample, yaitu untuk menyisihkan logam berat sehingga saat ini
pengambilan sampel pada satu titik sampling belum didapatkan acuan penelitian mengenai
yang dapat mewakili dalam penentuan penggunaan proses presipitasi pada penyisihan
karakteristik limbah cair pada industri tersebut. zat organik dalam limbah penyamakan sehingga
Sampel limbah cair penyamakan kulit diawetkan pemilihan rentang pH yang besar digunakan
untuk menghindari terjadinya degradasi ataupun untuk mendukung tujuan mengetahui pengaruh
penguapan. penambahan senyawa NaOH pada penyisihan zat
Tahap penelitian ini merupakan organik pada limbah penyamakan kulit secara
pengukuran konsentrasi parameter air limbah jelas.
penyamakan kulit berdasarkan baku mutu SK Adapun langkah-langkah yang dilakukan
Gubernur TK 1 Jawa Barat No. 6 Tahun 1999 pada tahap penelitian ini yaitu memasukan 500
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan mL limbah cair ke dalam gelas kimia 1000 mL,
Industri di Jawa Barat. Analisa karakteristik air lalu menambahkan NaOH 10% sampaipH air
limbah penyamakan kulit dilakukan oleh limbah menjadi 7. Selanjutnya dilakukan
Laboratorium Pengelolaan Kualitas Lingkungan pengadukan dengan menggunakan stirrer
PDAM Kota Bandung dengan tujuan supaya lengkap denganpengaduk magnetikhingga
diperoleh data yang akurat. Data kadar Cr dari kecepatan 50 rpm selama 20 menit. Langkah
hasil pengukuran dianalisis dengan bantuan selanjutnya yaitu mendiamkan air limbah
komputer sehingga diperoleh nilai efisiensi tersebut selama 24 jam sehingga diperoleh
pengolahan optimum untuk variasi pH, berat supernatan (cairan) dan natan (endapan).
karbon aktif, dan waktu kontak. Supernatan yang terbentuk diambil meng-
gunakan pipet ukur dan pisahkan untuk
ProsesPresipitasi pengukuran konsentrasi parameter pencemar,
Penelitian ini dilakukan dengan variasi pH dengan cara yang sama lakukanuntuk variasi pH
larutan mulai dari pH 7, 8, dan 9 dengan 8 dan 9.
menggunakan senyawa alkali NaOH 10%
sebagai presipitan. Pemilihan jenis dan variasi
41
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
Sampel Presipitasi dengan menggunakan Penurunan pH hingga sesuai Adsorpsi dengan menggunakan kondisi optimum
Limbah Cair kondisi optimum pH larutan dengan pH awal limbah berat karbon aktif dan waktu kontak
Data karakteristik awal air limbah pada penyisihan. Data konsentrasi parameter air
tahap pendahuluan digunakan sebagai acuan limbah yang diolah menggunakan metode
penentuan objek penelitian konsentrasi parameter presipitasi dan metode adsorpsi pada penelitian
yang harus disisihkan serta digunakan sebagai utama digunakan sebagai konsentrasi akhir pada
konsentrasi awal pada penentuan efisiensi perhitungan efisiensi penyisihan. Efisiensi
42
Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi (Eka Wardhani)
penyisihan setiap parameter dihitung dengan yang telah dilakukan sebelumnya. Sedangkan
persamaan: saran berisi masukan agar kekurangan yang
terjadi pada penelitian ini tidak terjadi pada
penelitian selanjutnya serta penelitian selan-
(1) jutnya dapat lebih baik.
Kesimpulan diambil berdasarkan
pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian
*Baku
No Parameter Satuan Hasil Pengujian
Mutu
FISIKA
1 Daya Hantar Listrik µmhos/Cm 45.02
2 TSS mg/L 150 6.528^
KIMIA
1 Ammonia Total (NH3) mg/L 10,0 0,25
2 BOD5 mg/L 150 475^
3 COD mg/L 300 811,19^
4 Krom total (Cr) mg/L 2,0 86,076^
6 Minyak Lemak mg/L 5,0 2,55
7 Sulfida sebagai H2S mg/L 1,0 0,3
8 pH 6-9 5
Ket : ^= Melebihi standar baku mutu SK Gub TK. 1 Jawa Barat No 6 Tahun 1999 Lampiran I.3
*Standar baku mutu SK Gub TK. 1 Jawa Barat No 6 Tahun 1999 Lampiran I.3
43
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
Konsentrasi (mg/L)
No pH
TSS BOD5 COD Krom Total (Cr)
1 7 3.685 14,03 128 24,46
2 8 3.729 13,54 64 2,96
3 9 3.837 13,14 32 0,16
44
Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi (Eka Wardhani)
literatur, zat tersuspensi merupakan 40% bagian adalah pada pH 7 karena menghasilkan efisiensi
zat padat total dalam keadaan terapung, zat padat penyisihan terbesar dibandingkan dengan variasi
tersuspensi dapat mengembang dan dapat pH lainnya yaitu sebesar 43,55% yang dapat
membentuk tumpukan lumpur yang berbau bila menurunkan konsentrasi awal TSS yaitu 6.528
dibuang (Puspita, 2008). Dengan demikian, pada mg/L berkurang menjadi 3.685 mg/L.
penelitian dapat dikatakan bahwa semakin
banyak NaOH yang ditambahkan maka semakin Analisa Pengukuran BOD
banyak pula zat tersuspensi yang dihasilkan yang Hasil perhitungan efisiensi penyisihan
dapat dilihat oleh semakin tingginya konsentrasi BOD5 setelah melalui metode presipitasi dapat
TSS pada limbah cair penyamakan kulit. Dari dilihat pada gambar 4.
grafik di atas juga dapat diketahui bahwa
penyisihan TSS dengan presipitasi yang optimal
45
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
COD adalah jumlah oksigen yang konsentrasi COD pada pH 7, 8, dan 9 berturut-
diperlukan agar bahan organik yang terdapat turut yaitu 84,22%; 92,11%; 96,06%. Dari data
pada limbah cair dapat teroksidasi secara kimia tersebut diketahui bahwa semakin tinggi pH
baik yang dapat didegramadasi secara biologis larutan maka efisiensi penyisihanCOD semakin
maupun yang sukar terdegradasi (Mulyadi, besar. pH larutan menyatakan banyaknya NaOH
2005). Berdasarkan teori tersebut maka dapat yang ditambahkan sehingga dapat dikatakan
dikatakan bahwa COD menunjukkan banyaknya bahwa semakin banyak NaOH pada limbah maka
zat organik pada limbah yang dapat terdegradasi zat tersuspensi yang bersifat organik yang dapat
maupun yang sulit terdegradasi. Dari gramafik terdegradasi maupun yang sulit terdegradasi
tersebut diketahui bahwa presipitasi efektif mengendap dan terpisahkan pada limbah cair
menurunkan konsentrasi COD, dapat dilihat dari penyamakan kulit sehingga konsentrasi COD
efisiensi penyisihan COD pada pH 7, 8, 9 yang semakin menurun. Penyisihan COD dengan
lebih besar dari efisiensi yang dibutuhkan sesuai presipitasi yang optimal adalah pada pH 9 karena
baku mutu. Penurunan konsentrasi COD menghasilkan efisiensi penyisihan terbesar yaitu
menunjukkan berkurangnya zat organik yang 96,06% dan dapat menurunkan konsentrasi awal
dapat terdegradasi maupun yang sulit COD yaitu 811,19 mg/L berkurang menjadi 32
terdegradasi pada limbah cair penyamakan kulit. mg/L.
Presipitasi adalah proses yang mengubah kondisi
fisik zat terlarut menjadi tersuspensi (Schoedder, Analisa Pengukuran Krom total (Cr)
1977). Setelah melalui proses presipitasi zat Selain dilakukan pengukuran Krom total
organik yang dapat terdegradasi maupun yang (Cr) setelah presipitasi juga dilakukan
sulit terdegradasi berubah menjadi zat pengukuran kembali konsentrasi Krom total (Cr)
tersuspensi. Zat tersuspensi tersebut ada yang awal limbah cair sebelum presipitasi. Hal
sebagian mengendap dan sebagian mengapung. tersebut dilakukan berdasarkan adanya
Zat padat tersuspensi dapat diklasifikasikan kemungkinan unsur Krom total (Cr) yang
menjadi zat padat terapung yang bersifat organik mengendap sebelum pengolahan. Dari hasil
dan zat padat terendap yang bersifat organik dan pengukuran diketahui bahwa konsentrasi Krom
inorganik (Puspita, 2008). Dengan demikian total (Cr) awal sebelum presipitasi yaitu 24,5
presipitasi menyebabkan sebagian zat organik mg/L. Berdasarkan hal tersebut maka efisiensi
yang dapat terdegradasi maupun yang sulit yang dibutuhkan untuk menyisihkan Krom total
terdegradasi mengendap dan terpisahkan pada (Cr) hingga sesuai dengan baku mutu adalah
limbah cair penyamakan kulit sehingga 91,84%.
konsentrasi COD menurun. Efisiensi penyisihan
46
Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi (Eka Wardhani)
47
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
Efisiensi
Berat Konsentrasi (mg/L) Kadar
Efisiensi yang
No Adsorben Waktu (jam) Maksimum
(%) Dibutuhkan
(gram) Awal Akhir (mg/L)
(%)
1 0,5 6.528 1.824 72,06 150 97,70
2 0,5 2,5 6.528 1.870 71,35 150 97,70
3 5,5 6.528 1.448 77,82 150 97,70
4 0,5 6.528 1.484 77,27 150 97,70
5 1,5 2,5 6.528 1.450 77,79 150 97,70
6 5,5 6.528 2.718 58,36 150 97,70
7 0,5 6.528 1.576 75,86 150 97,70
8 2,5 2,5 6.528 1.490 77,18 150 97,70
9 5,5 6.528 2.798 57,14 150 97,70
48
Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi (Eka Wardhani)
Konsentrasi Efisiensi
Berat Kadar
Waktu (mg/L) Efisiensi yang
No Adsorben Maksimum
(jam) (%) Dibutuhkan
(g) (mg/L)
Awal Akhir (%)
1 0,5 475 44,44 90,64 150 68,42
2 0,5 2,5 475 35,78 92,47 150 68,42
3 5,5 475 28,2 94,06 150 68,42
4 0,5 475 61,78 86,99 150 68,42
5 1,5 2,5 475 29,00 93,89 150 68,42
6 5,5 475 36,66 92,28 150 68,42
7 0,5 475 47,51 90,00 150 68,42
8 2,5 2,5 475 38,55 91,88 150 68,42
9 5,5 475 33,14 93,02 150 68,42
Analisa Pengukuran COD adsorpsi yang optimal adalah pada berat karbon
Angka COD merupakan kebutuhan aktif 1,5 gram dengan waktu kontak 5,5 jam; 2,5
oksigen yang diperlukan agar limbah teroksidasi gram dengan waktu kontak 0,5 jam; dan 2,5
secara kimia baik yang dapat didegramadasi gram dengan waktu kontak 5,5 jam karena
maupun yang sulit didegramadasi (Mulyadi, konsentrasi awal COD yaitu 811,19 mg/L
2005). COD menunjukkan banyaknya zat berkurang menjadi 16 mg/L dengan efisiensi
organik dan zat organik yang terkandung pada 98,03%. Berdasarkantabel 9 juga dapat dilihat
limbah. Dari tabel di atas diketahui bahwa penyisihan zat organik dengan adsorpsi
adsorpsi efektif menurunkan konsentrasi COD berfluktuasi sepanjang waktu kontak penelitian.
yang dapat dilihat dari efisiensi penyisihan COD Hal ini diduga pada penelitian tidak hanya terjadi
pada variasi berat adsorben dan waktu kontak proses terlekatnya zat organik pada karbon aktif
yang lebih besar dari efisiensi yang dibutuhkan (adsorpsi) namun juga terjadi proses terlepasnya
sesuai kadar maksimum. Penurunan konsentrasi zat organik dari karbon aktif karena media telah
COD menunjukkan bahwa karbon aktif dapat jenuh (desorpsi). Hasil perhitungan efisiensi
menyerap zat organik pada limbah cair penyisihan COD setelah melalui metode adsorpsi
penyamakan kulit. Penyisihan COD dengan dapat dilihat pada tabel 9.
Konsentrasi
Berat Kadar Efisiensi
Waktu (mg/L) Efisiensi
No Adsorben Maksimum yang
(jam) (%) Dibutuhkan
(gram) Awal Akhir (mg/L)
(%)
1 0,5 811,19 48 94,08 300 63,02
2 0,5 2,5 811,19 64 92,11 300 63,02
3 5,5 811,19 48 94,08 300 63,02
4 0,5 811,19 48 94,08 300 63,02
5 1,5 2,5 811,19 32 96,06 300 63,02
6 5,5 811,19 16 98,03 300 63,02
7 0,5 811,19 16 98,03 300 63,02
8 2,5 2,5 811,19 32 96,06 300 63,02
9 5,5 811,19 16 98,03 300 63,02
49
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
Analisa Pengukuran Krom total (Cr) konsentrasi Krom total (Cr) awal sebelum
Selain dilakukan pengukuran Krom total presipitasi yaitu 25,08 mg/L. Berdasarkan hal
(Cr) setelah adsorpsi juga dilakukan pengukuran tersebut maka efisiensi yang dibutuhkan untuk
kembali konsentrasi Krom total (Cr) awal limbah menyisihkan Krom total (Cr) hingga sesuai
cair sebelum adsorpsi. Hal tersebut dilakukan dengan baku mutu adalah 92,03%. Hasil
berdasarkan adanya kemungkinan unsur Krom perhitungan efisiensi penyisihan Krom total (Cr)
total (Cr) yang mengendap sebelum pengolahan. setelah melalui metode adsorpsi dapat dilihat
Berdasarkan hasil pengukuran diketahui bahwa pada tabel 10.
Konsentrasi
Berat Kadar Efisiensi
Waktu (mg/L) Efisiensi
No Adsorben Maksimum yang
(jam) (%) Dibutuhkan
(gram) Awal Akhir (mg/L)
(%)
1 0,5 25,08 24,34 2,95 2 92,03
2 0,5 2,5 25,08 24,87 0,84 2 92,03
3 5,5 25,08 24,92 0,64 2 92,03
4 0,5 25,08 24,92 0,64 2 92,03
5 1,5 2,5 25,08 24,79 1,16 2 92,03
6 5,5 25,08 24,93 0,60 2 92,03
7 0,5 25,08 24,94 0,56 2 92,03
8 2,5 2,5 25,08 25,04 0,16 2 92,03
9 5,5 25,08 24,97 0,44 2 92,03
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa logam krom lebih maksimal. Berdasarkan hal
metode adsorpsi tidak efektif menurunkan tersebut juga dapat dikatakan bahwa semakin
konsentrasi Krom total (Cr), yang dapat dilihat banyak karbon aktif dan semakin lama waktu
dari efisiensi penyisihan Krom total (Cr) yang kontak maka logam krom akan terlepas dari
jauh lebih kecil dari efisiensi yang dibutuhkan karbon aktif sehingga konsentrasi Krom total
sesuai kadar maksimum. Struktur pori adalah (Cr) pada limbah cair penyamakan kulit masih
faktor utama dalam proses adsorpsi. Distribusi sangat tinggi.
ukuran pori menentukan distribusi molekul yang
diserap pada karbon aktif. Molekul yang Kombinasi Presipitasi dan Adsorpsi
berukuran besar dapat menutup jalan masuk ke Penelitian utama merupakan proses
dalam micropore sehingga membuat area pengolahan limbah penyamakan kulit dengan
permukaan yang tersedia untuk menyerap gabungan proses presipitasi kimia dan adsorpsi
menjadi sia-sia (Puspita, 2008). Berdasarkan hal dengan menggunakan kondisi optimum proses
tersebut penyisihan Krom total (Cr) dengan presipitasi dan adsorpsi yang telah diperoleh
adsorpsi yang tidak efektif dapat disebabkan oleh pada penelitian sebelumnya. Kondisi optimum
molekul senyawa Krom total (Cr) yang lebih pada presipitasi yaitu pada pH 9 karena memiliki
besar daripada pori karbon aktif sehingga krom efisiensi penyisihan optimal untuk parameter
tidak mampu diserap karbon aktif. Pada BOD, COD, dan Krom total (Cr). Kondisi
penelitian ini dapat diketahui penyisihan Krom optimum pada adsorpsi yaitu pada berat karbon
total (Cr) dengan adsorpsi yang optimal yaitu aktif 0,5 gram dengan waktu kontak 5,5 jam
pada berat 0,5 gram dengan waktu kontak 0,5 karena memiliki efisiensi penyisihan optimal
jam karena memiliki efisiensi penyisihan yang untuk parameter TSS dan BOD. Pemilihan
paling besar dibandingkan dengan variasi yang kondisi optimum ini dilakukan berdasarkan
lain yaitu 2,95%. Kondisi optimal penyisihan variasi yang terbanyak menyisihkan parameter
krom menunjukkan bahwa meskipun Krom total pencemar. Kondisi optimum ini digunakan untuk
(Cr) memiliki molekul yang besar namun dengan penelitian lanjutan yang merupakan gabungan
memakai karbon aktif yang sedikit dan waktu metode presipitasi dan metode adsorpsi.
kontak yang sebentar maka akan menyerap Penelitian dengan kombinasi proses presipitasi
50
Kombinasi Proses Presipitasi dan Adsorpsi (Eka Wardhani)
dan adsorpsi dilakukan dengan memakai kondisi larutan 9 dan berat karbon aktif 0,5 gram dengan
optimum presipitasi dan adsorpsi yaitu dengan waktu kontak 5,5 jam. Data yang didapatkan dari
penambahan presipitan NaOH 10% hingga pH hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Penyisihan parameter pencemar dengan proses Presipitasi dan Adsorpsi.
Efisiensi
Konsentrasi (mg/L) *Kadar
Efisiensi yang
No Parameter Maksimum
(%) Dibutuhkan
Awal Akhir (mg/L)
(%)
1 TSS 6528 132 97,98 150 97,70
2 BOD5 475 12,6 97,35 150 68,42
3 COD 811,19 16 98,03 300 63,02
4 Krom total (Cr) 24,4 0,08 99,67 2 91,84
*Standar baku mutu SK Gub TK. 1 Jawa Barat No 6 Tahun 1999
100
90
80
70
60
E f is ie ns i ( %) 50
40 Efisiensi yang Dihasilkan
(%)
30
Efisiensi yang Dibutuhkan
20 (%)
10
0
TSS B OD5 COD Kro m
to tal
(Cr)
P a ra m e t e r P e nc e m a r
KESIMPULAN
Berdasarkanhasil penelitian kombinasi BOD5 sebesar 12,6 mg/L, COD sebesar 16
proses presipitasi kimia dan adsoprsi karbon aktif mg/Ldan Krom total sebesar 0,08 mg/Ltelah
efektif menyisihkan parameter pencemar pada air memenuhi Baku Mutu Limbah Cair yang
limbah industri penyamakan kulit, hal ini telihat disyaratkan sehingga air limbah aman untuk
dari efisiensi yang dihasilkan dari kombinasi dibuang ke badan air penerima. Penurunan
proses tersebut telah melebihi efesiensi efisiensi tersebut diperoleh setelah air limbah
pengolahan yang dibutuhkan.Konsentrasi akhir industri penyamakan kulit tersebut diolah dengan
pencemar utama yaitu TSS sebesar132 mg/L, menggunakan proses presipitasi kimia dengan
51
Lingkungan Tropis, vol. 7, no. 1, Maret 2013: 39-52
menggunakan presipitan alkali NaOH pada pH tempurung kelapa seberat 0,5 gram dengan
optimum 9 serta proses adsorpi karbon aktif waktu kontak 5,5 jam.
dengan jenis adsorben yang dipergunakan adalah
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Endro, dan Oktiawan. Pengurangan Chrom Orthofosfat pada Efluen Pengolahan Biologi
(Cr) dalam Limbah Cair Industri Kulit pada Industri Cangkang Kapsul Berbasisi
Proses Tannery menggunakan Senyawa Gelatin.” Bogor: Fakultas Teknologi
Alkali Ca(OH)2, NaOH, dan NaHCO3.” Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (2008)
Bogor dan Semarang: Institut Pertanian Puspita, Diana. “Penurunan Konsentrasi Total
Bogor dan Universitas Dipenogoro, 2009. Suspended Solid (TSS) Pada Limbah
Benefield, Larry D., and Judkins, J. R., Joseph, and Laundry dengan Menggunakan Reaktor
Weand, Barron, L. Process Chemistry for Biosand Filter Disertai dengan Reaktor
Water and Wastewater Treatment. Prentice- Activated Carbon.” Tugas
Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J. (1982). Akhir,Yogyakarta: Program Studi Sarjana
Batley, G. E., and Matousek. J.P. Determination of Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
chromium speciation in natural water by Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas
electrodeposition on graphite tube for Islam Indonesia, (2008)
electrothermal atomisation. Anal. Chem. 52 Rashed, M. N. Monitoring of environmental heavy
(2000): 1570-1574. metals from Nasser lake. Environ. Int. 27
Keputusan Guberbur Kepala Daerah Tingkat I Jawa (2001): 27-33
Barat. Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Schoedder, E.D. Water and Wastewater Treatment.
Kegiatan Industri di Jawa Barat. SK- Kogakhusa: Mc Graw Hill, 1977.
Gubernur-No.6-1999 Jawa Barat, 1999. Sofiany, Rina. “Efektivitas Biji Moringa oleifera
Kishe, M.A and Machiwa, J.F., Distribution on heavy Lam. Dalam Memperbaiki Sifat Fisika-
metals in sedimens of Mwenza Gulf of Lake Kimia Limbah Cair Industri Penyamakan
Victoria. Environ. Int. 28 (2003): 619-625. Kulit di Sukaregang, Garut.” Bandung:
Mihelcic, J.R., et al. Fundamental of Enviromental Program Studi Biologi, Program
Engineering. John Wiley & Sons, Inc., 1999. Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung
Nurlaila, Liesda Della. “Kajian Proses Presipitasi (1999)
Kimia Terhadap Penurunan Senyawa
52