Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. P-R interval (lebar dari Pwave-Qwave) normal < 3-5 kotak kecil.
3. Kompleks QRS merupakan gambaran depolarisasi ventrikel, normal mempunyai lebar (l) <
3 kotak kecil.
4. S-T interval normal isoelektrik (kenaikan T-wave dimulai dari garis sejajar QRS).
Lead II : (+)
AVR : (-)
1. Jika tidak ditemukan seperti di atas, maka lihat dulu lead II, III, dan AVF.
Jika P wave masih ada di II, III, AVF maka gelombang P masih sinus.
Sebaliknya, jika Pwave tidak ditemukan di lead-lead tersebut, maka Pwave bukan sinus.
Pada keadaan ini pikirkan : atrial fibrilasi atauatrial flutter. Maka langsung- perhatikan
R-R interval di semua lead. Jika ada keteraturan jarak R-R, maka dinamakan Atrial
Flutter, sebaliknya dinamakan Atrial Fibrilasi.
Normalnya kita temukan Pwave normal (t dan l < kotak kecil) di kedua lead tersebut.
Pwave di V1 mempunyai bentuk normal bifasik (artinya P wave mempunyai defleksi ke
atas dan ke bawah).
Jika di temukan P wave di lead II dengan t > 3 kotak kecil dan lancip, maka ini diesbut P
pulmonal, yaitu gambaran dari RAH atau cor pulmonale.
Jika di temukan P wave di lead V1 dengan lebar (l) > 3 kotak kecil, maka ini diesbut P
mitral, yaitu gambaran dari LAH.
1. Tentukan PR interval di setiap lead. Jika tidak ditemukan gambarn normal (l > 5 kotak
kecil), maka terjadi suatu blok AV. Tinggal tentukan derajat berapa ?!
Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang sama dan tidak
ditemukan adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 10 AV block.
Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang sama, tetapi
ditemukan adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 20 AV block tipe II.
Jika lebar (l) PR interval satu ke yang lainnya mempunyai jarak yang semakin lebar dan
ditemukan adanya QRS yang hilang, maka ini disebut 20 AV block tipe I.
Jika ditemukan PR interval yang berantakan dan R-R interval yang teratur, maka
disebut 30 AV block = blok total AV.
5.Tentukan QRS interval, normalnya sempit (l < 3 kotak kecil). Jika melebar maka pikirkan
adanya RBBB atau LBBB.
Jika ditemukan pelebaran QRS di kedua lead tersebut dan defleksi QRS di V1 dominan
ke atas, sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke bawah, maka disebut RBBB.
Jika ditemukan pelebaran QRS hanya di lead V1 dan defleksi QRS di V1 dominan ke
atas, sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke bawah, maka disebut Incomplete
RBBB.
Jika ditemukan pelebaran QRS di kedua lead tersebut dan defleksi QRS di V1 dominan
ke bawah, sedangkan defleksi QRS di V6 dominan ke atas, maka disebut LBBB.
Sinus aritmia, HR tidak teratur (meningkat saat inspirasi, menurun saat ekspirasi)
ST elevasi , pikirkan :
b)Perikarditis
c)Early repolarisation
ST depresi atau Tinversi pikirkan iskemia, tentukan lokasi iskemi dengan cara di atas
1.Hiperakut T (Infark)
2.HiperKalemi
Ditemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks
QRS yang lebar sekali di dahului P sinus.
Ditemukan 1 gelombang yang muncul terlambat dengan karakteristik kompleks QRS yang sempit
di dahului P sinus.
Ditemukan 1 gelombang yang muncul dini (belum pada waktunya) dengan karakteristik kompleks
QRS tanpa di dahului P wave. Jika QRS sempit maka disebut Premature Junct. Atrial
Beat, kebalikannya disebut PJ ventrikel Beat.
QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead
dengan HR 40-60 x/mnt
QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua lead
dengan HR 60-100 x/mnt
h)Junctional Tachycardi
i)QRS sempit tanpa didahului P sinus (ingat ada gelombang P tapi tidak sinus) di satu/ semua
lead dengan HR >100 x/mnt
j)ATRIAL FLUTTER
Gambaran gelombang P seperti gergaji dengan R-R interval teratur (Paling Penting). Frekuensi
cepat.
k)ATRIAL FIBRILASI
l)ATRIAL TAKIKARDI
m)VENTRICULAR TAKIKARDI
n)VENTRIKEL FIBRILASI
o)Idioventricular rythm
p)Accelerated Idioventricular
QRS lebar disemua lead dengan HR > 40 x/mnt dan < 100 x/mnt
R-wave progressive dilihat dari lead V1-V6, yaitu V1 dimulai dengan kompleks QRS yang
defleksi ke bawah di mana berturut-turut kira-kira mulai dari V3 sampai V6 gelombang R
(defleksi ke atas) makin muncul ke atas.
Jika ditemukan poor R-wave progressive (gelombang R dari V1-V6 seperti yang tidak
seharusnya), maka dapat dipikirkan adanya :
1. old infark
2. LVH
3. cor pulmonale (RAH (Right Atrial Hipertrophy)
DAFTAR PUSTAKA :