Anda di halaman 1dari 4

Pemisahan bahan atau separation merupakan metode yang umum digunakan untuk

memperoleh bahan dengan ukuran atau fasa yang diinginkan dalam proses industri. Proses
pemisahan atau separation dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa gaya yaitu gaya
gravitasi, gaya sentrifugal, dan gaya kinetik yang timbul dari aliran (Idrial 1997). Menurut
Sosrosoedirdjo (1982), pemisahan campuran partikel padatan menurut ukuran dapat dilakukan
pada suatu rangkaian penyaring yang memiliki lubang-lubang berukuran standar.
Pemisahan bahan dapat terbagi menjadi dua yaitu pemisahan bahan secara mekanis dan
pemisahan dengan kontak keseimbangan bahan. Pengelompokan ini berdasarkan pada ada
tidaknya perubahan fasa bahan yang diproses selama pemisahan. Pada pemisahan mekanis fasa
bahan tidak mengalami perubahan sedangkan pemisahan dengan kontak keseimbangan bahan,
bahan mengalami perubahan fasa. Pemisahan dengan perubahan fasa disebut juga metode
operasi difusional. (Wiraatmadja 1991).
Pada proses pemisahan mekanis dapat berupa pengendapan, filtrasi, ekstraksi,
pengayakan, dan sentrifugasi. Filtrasi adalah metode untuk memisahankan zat padat dari
cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Prinsip dari pemisahan ini adalah
dengan perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring (filter) akan
menumpuk zat dengan ukuran yang lebih besar dari pori saringan, sehingga hanya zat dengan
ukuran lebih kecil dari pori saringan akan turun ke bawah. Proses ini dilakukan dengan bahan
yang berbentuk larutan cair. Hasil penyaringan disebut filtrate dan zat yang tertahan disebut
residu. Aplikasi industrI dari proses filtrasi adalah untuk membersihkan sirup dari kotoran yang
ada pada gula. Contoh alat filtrasi adalah filter press (Rahayu 2009).
Pengendapan merupakan metode pemisahan dua bahan bahan cair yang tidak dapat
menjadi homogen, atau dapat berupa bahan cair dan bahan padat. Pemisahan dilakukan dengan
perlakuan bahan pada keadaan keseimbangan dibawah pengaruh gaya gravitasi, sehingga bahan
yang memiliki massa lebih tinggi akan jatuh terlebih dahulu dibandingkan dengan bahan yang
memiliki massa lebih rendah. Metode selanjutnya adalah dengan ekstraksi merupakan
metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dengan pelarut yang sesuai.Dasarnya
adalah dengan prinsip kelarutan bahan dalam pelarut tertentu (Rahayu 2008). Ekstraksi
merupakan pemisahan zat dengan larutan yang berdasarkankepolaran dan massa jenisnya. Salah
satu aplikasi ekstrasi dalam industri adalah pemisahan senyawa organik dan pelarutan air dan
minyak, ataupun pada proses pengambilan minyak atsiri.
Jenis pemisahan mekanis selanjutnya adalah pengayakan. Pengayakan adalah metode
pemisahan bahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan gaya gravitasi dan getaran.
Ayakan dapat berbahan logam, pelat logam berlubang, dan sebagainya. Ukuran lubang
ayakan ini berkisar antara 4-400 mesh. Salah satu aplikasi pengayakan adalah pemisahan bahan
padat, seperti tepung dan gula. Penggunaan ukuran dari pengayak ini digunakan berdasarkan
ukuran bahan yang akan diproses (Idrial 1997).
Sentrifugasi adalah proses pemisahan komponen yang terdiri dari bahan cair yang tidak
saling melarutkan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Prinsip dari pemisahan jenis ini
adalah dengan memutar objek secara horizontal pada jarak tertentu. Dengan menggunakan
metode sentrifugasi, proses pengendapan atau pemisahan bahan dapat lebih cepat dan optimum
dilakukan jika dibanding teknik biasa. Pada aplikasi industri, metode ini digunakan dalam proses
pembuatan minyak kelapa. Santan yang merupakan campuran air dan minyak dapat
disentrifugasi dengan kecepatan antara 3000-3500 rpm sehingga terpisah fraksi kaya minyak
(krim) dan fraksi miskin minyak (skim). Lalu krim yang diasamkan disentrifugasi lagi untuk
memisahkan minyak dan bagian bagian bukan minyak.
Metode pemisahan selanjutnya adalah metode pemisahan dengan kontak keseimbangan
bahan. Metode ini dapat terbagi menjadi penguapan, distilasi, adsorbsi, koagulasi, kromatografi
dan kristalisasi. Penguapan atau evaporasi adalah metode pemisahan yang dilakukan dengan
melakukan penguapan terhadap bahan pelarut untuk memperoleh zat terlarut (garam). Hal ini
dapat dilakukan dengan prinsip perbedaan titik didih (garam titik didih lebih tinggi sehingga
akan tertinggal).
Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan untuk memperoleh bahan berwujud
cair yang telah terkotori oleh zat padat atau bahan yang memiliki titik didih berbeda. Hal ini
disebabkan prinsip dari pemisahan bahan ini adalah pada titik didih, sehingga bahan yang
dipisahkan dapat dalam bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik
didihnya tidak terlalu dekat. Aplikasi metode ini dalam industri adalah dalam penyulingan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksi seperti bensin, avtur, dan sebagainya. Selain itu dapat
digunakan dalam pembuatan minyak kayu putih, pemurnian parfum dari ekstrak tanaman,
pemurnian air minum, serta destilasi air laut untuk memperoleh air murni.
Adsorpsi merupakan salah satu metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan
pengotor dengan penarikan bahan pengadsorpsi secara kuat sehingga bahan pengotor menempel
pada permukaan bahan pengadsorpsi dan bahan bersih dari pengotor. Aplikasi dari penggunaan
metode ini dalam industri adalah pada proses pemurnian air dari kotoran renik atau
mikroorganisme, dan juga dalam proses pemutihan gula dimana gula yang berwarna coklat
karena kotoran akan menjadi gula yang berwarna putih.
Kristalisasi adalah salah satu metode
pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Prinsip dari metode ini
adalah kelarutan bahan dalam pelarut dan perbedaan titik beku. Aplikasi industri pada metode ini
adalah dalam pembuatan garam dapur dari air laut dan dalam proses pembuatan kristal gula pasir
dari nira tebu (Rahayu, 2008).
Koagulasi adalah proses pemisahan campuran yang menyebabkan partikel-partikel kecil
bergabung menghasilkan partikel yang mengendap setelah penambahan zat penggumpal
(Koagulan). Zat penggumpal yang sering digunakan adalah tawas, kapur, dan aluminium.
Contoh prosesnya adalah penggunaan aluminium sulfat untuk mengkoagulasi pengotor dalam
air, penggunaan asam fromat pada penggumpalan karet, penggunaan kalsium sulfat hidrat untuk
proses pembuatan tahu (Rahayu 2008).
Metode lainnya yang dapat digunakan adalah kromatografi. Metode ini merupakan
metode pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat
tertentu dengan prinsip daya absorbs oleh bahan penyerap dan volatilitas bahan (daya
penguapan). Aplikasi industry dari metode ini adalah kromatografi kertas untuk memisahkan
tinta dari kertas (Rahayu, 2008).
Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan fluida produksi menjadi dua atau
tiga fasa, mengontrol dan mengarahkan energi fluida-fluida yang masuk pada saat memasuk
separator, memiliki residence time (waktu tinggal) yang cukup lama, meminimalkan terjadinya
turbulensi gas dan menurunkan kecepatan gas, mencegah terjadinya pencampuran kembali gas,
air dan minyak, adanya pressure control yang memadai untuk outlet gas, adanya level control
yang memadai, memiliki peralatan pengaman jika terjadi overpressure, dan memiliki alat-alat
visual untuk pemeriksaan kondisi-kondisi operasi
Vibrating screener adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan. Dalam
praktikum kali ini tidak ada pendemontrasian langsung pengoperasian peralatan tersebut, karena
terkendalatidak tersedianya bahan, dari penjelasan diketahui bahwa Vibrating screener memiliki
dua lapis penyaringan yaitu penyaringan 100 mesh dan 200 meshmasing – masing dengan bak
penampung. Penyaring 100 mesh berada di bagianatas dan 200 mesh di bawahnya. Tujuan
penyaringan dilakukan dengan dua lapis penyaringan ini adalah agar padatan dan cairan tersaring
pada penyaringan 100mesh bisa diperhalus filtratnya dengan penyaringan 200 mesh.Vibrating
screener merupakan gabungan antara prinsip penyaringan dan pengayakan dengan adanya
getaran. Getaran ini mengakibatkan proses penyaringan berjalan lebih efektif. Sehingga semakin
banyak filtrat yangdihasilkan. Untuk mencegah kelebihan volume pada bak penyaringan 100
mesh,maka pada bak bagian atas dan bawah diberi lubang keluaran. Lubang keluaran bagian atas
berfungsi untuk mengalirkan bahan yang masih kasar dan tidak sempat tersaring karena getaran
yang ada mengakibatkan bahan terus bergerak dan sebagian keluar ke lubang pengeluaran
pertama (bagian atas). Bahan yanglolos pada bagian ini dimasukkan lagi ke dalam bak bagian
atas dari vibrator screener untuk disaring ulang. Sedangkan bak bagian bawah (penyaringan
200mesh) berfungsi untuk menyaring bahan dari bak bagian atas. Pada bagian ini jugaterdapat
lubang pengeluaran. Hasil dari penyaringan 200 mesh ini merupakanfiltrat yang akan diambil.
Vibrating Screener memberikanfiltrat yang lebih baik dan efesien dalam prosesnya karena
penggabungan pemisahan mekanik dan grafitasi di satupadukan untuk memberikan hasil
yangmaksimal.Untuk campuran yang terdiri dari bahan cair dan padatan, bila ingindidapatkan
produk yang berupa partikel padat, maka campuran tersebut harusdiendapkan terlebih dahulu.
Lamanya waktu pengendapan dapat dipengaruhi olehlamanya waktu pemisahan. Semakin lama
waktu pemisahan, maka jumlah patiyang terkandung dalam campuran lebih sedikit, dan jumlah
airnya lebih banyak.Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan pati untuk mengendap juga
semakinsedikit. Sebaliknya, pada menit-menit awal pemisahan, jumlah pati yangterekstrak lebih
banyak daripada jumlah airnya sehingga waktu yang dibutuhkanuntuk mengendap juga semakin
lama.Percobaan dilakukan dengan melarutkan 2 kg pati kedalam 50 liter air kedalam bejana,
sesaat setelah pelarutan dilakukan pengambilan sampel, pengambilan sampel dibedakan menjadi
beberapa bagian yaitu bagianatas/permukaan larutan, bagian tengah dan bagian bawah/dasar
bejana.Pengambilan sampel pertama dilakukan sesaat setelah pencampuran air dan 2 kg pati
pada waktu 0 menit, setelah 30 menit pengambilan sampel dilakukankembali, dan pada begitu
pula pad menit ke 60. Pengambilan sampel secara periodik ditujukan untuk melihat kecepatan
pengendapan yang terjadi padalarutan pati. Dari hasil pengambilan sampel tersebut diketahui
bahwa kadar pati pada kondisi 0 menit menunjukkan bahwa kandungan pati pada setiap
bagian(atas,tengah,bawah) relatif sama, pada kondisi 30 menit kandungan pati pada bagian atas
berkurang, sedangkan bagian tengah dan bawah relatif sama. Setelahkondisi 60 menit kandungan
pati pada bagian atas dan tengah berkurang drastis,sedangkan bagian bawah mengandung begitu
banyak pati hal ini disebabkan oleh berat molekul pati yang lebih berat dari berat molekul air
sehingga padatan patitesuspensi di dasar bejana.Banyaknya pati yang terdapat dalam sampel
yang diambil, berbandinglurus dengan lamanya waktu pengendapan. Semakin banyak pati yang
terkandungdalam campuran, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan juga
semakinlama. Akan tetapi, dari hasil percobaan hal ini tidak terbukti, karena ketikacampuran
belum terpisah sempurna, air bagian atas sudah dibuang, sedangkandalam air yang dibuang
tersebut masih terdapat kandungan pati, sehingga waktu pengendapannya lebih sebentar
dibandingkan waktu yang dibutuhkan oleh patiuntuk mengendap secara sempurna.Kasar
halusnya filtrat yang dihasilkan dipengaruhi oleh ukuran mesh yangdigunakan saat pemisahan.
Semakin besar ukuran mesh yang digunakan makasemakin halus filtrat yang dihasilkan. Karena
semakin besar ukuran mesh makasemakin banyak pula lubang pori penyaringan dalam satu
luasan sehinggasemakin kecil lubang penyaringan. Hal ini menyebabkan semakin kecil
diameter partikel yang dapat melewatinya. Jika bahan yang digunakan adalah bahan cair maka
akan semakin homogen larutan yang dapat melewatinya karena partikelyang kasar tidak dapat
melalui lubang pori penyaringan.

Anda mungkin juga menyukai