Anda di halaman 1dari 12

BAB I

TELAAH JURNAL

1.1 Review Jurnal


1.1.1 Penulisan
Penulisan jurnal sudah baik, tertera sumber jurnal yang berasal dari
Collosum Neurology, tahun terbit pada 2018, penulis jurnal, judul jurnal yang
terdiri 14 kata dan terdapat Nomor Seri Standar Internasional Jurnal.
a. Sumber Jurnal ։ Collosum Neurology
b. Tahun Terbit ։ 2018
c. Penulisan Jurnal ։ Hubungan Durasi Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah
pada Perawat Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta, Indonesia
d. Nomor Seri Standar Internasional Jurnal ։ 2614-0276 I E –ISSN 2614-0284

1.1.2 Abstrak
Abstrak pada jurnal ini cukup baik, karena pada abstrak sudah terdapat latar
belakang, tujuan, metode, hasil, kesimpulan dan kata kunci namun kata kunci
terdiri dari 10 kata, kata kunci yang baik maksimal terdiri dari 5 kata. Jumlah kata
pada abstrak terdiri tidak lebih dari 250 kata yaitu 203 kata.

1.1.3 Pendahuluan

Pendahuluan pada penelitian ini disajikan dengan baik, menyajikan gambaran


umum mengenai topik seperti latar belakang, masalah, serta tujuan dan manfaat
dari penulisan artikel.

1.1.4 Metode
Penelitian ini sudah dijelaskan metode yang digunakan, periode data yang
diambil untuk penelitian, kriteria inklusi dan eklusi serta dalam cara mendiagnosis
namun tidak dijelaskan mengenai teknik pengambilan sampel.
1.1.5 Hasil
Pada hasil penelitian di paparkan tabel analisis data dan tabel karakteristik
variabel.

1
1.1.6 Kesimpulan
Pada kesimpulan di jurnal ini, tujuan dari penelitian dapat terjawab/ mampu
mengemukakan jawaban atas masalah dalam tulisan. Berupa generalisasi atau
kesimpulan khusus dan berisi saran pengembangan teori atau penyusunan
1.1.7 Daftar Pustaka
Teknik dalam penulisan daftar pustaka ini adalah menggunakan Vancouver
style dengan jumlah sitasi sebanyak sembilan.

1.2 Analisa PICO


Elemen Deskripsi
Sekitar 75-80 % dari seluruh populasi di
PROBLEM
dunia pernah mengalami nyeri punggung
bawah (NPB). Kondisi NPB merupakan
salah satu penyakit kerja yang dialami
oleh 24,7 % dari seluruh pekerja di
Indonesia pada tahun 2013. Sebanyak
32% pekerja membutuhkan waktu absen
sampai satu bulan agar nyeri tersebut
tidak menjadi semakin berat dan pekerja
kesehatan merupakan salah satu pekerja
yang beresiko menderita NPB.
INTERVENTION, EXPOSURE, Untuk mengetahui pengaruh durasi duduk
PROGNOSTIC FAKTOR
terhadap kejadian NPB pada perawat di
Rumah Sakit Atma Jaya. Peneliti
menggunakan 131 perawat Rumah Sakit
Atma Jaya sebagai sampel. Sampel
diambil menggunakan metode total
sampling. Penelitian dilakukan sejak
bulan Januari-Mei 2017 dengan
menggunakan kuisioner NPB yang telah
di validasi.

2
COMPARISON Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pasien epilepsi usia ≥60 tahun memiliki
kualitas hidup yang lebih rendah dalam
aspek kesehatan mental (RE, MH, dan
MCS) maupun fisik (PF dan GH)
sedangkan pada Penelitian Wishwadewa
dkk dalam penelitiannya pada pasien
epilepsi anak-anak menemukan bahwa
semakin muda usia onset maka semakin
buruk kualitas hidup.
OUTCOME Hasil dari penelitian ini menemukan
bahwa durasi duduk merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya NPB. Dari 131
sampel ditemukan sebanyak 40 perawat
mengalami NPB dengan 18 (45%)
diantaranya duduk dengan durasi sebentar
dan 22 (55%) perawat duduk dengan
durasi lama. Sedangkan 91 perawat
lainnya tidak mengalami NPB. Hasil
penelitian tidak menemukan faktor risiko
lain yang bermakna dalam terjadinya
NPB seperti jenis kelamin, obesitas. Nilai
p pada jenis kelamin dan obesitas
menunjukkan bahwa tidak adanya
perbedaan yang signifikan.

1.3 Critical Apprasial


1. Validity

1. Apakah alokasi pasien dilakukan secara acak dan dijelaskan secara Ya


rinci?

3
2. Apakah semua variabel luaran diambil pada populasi yang sama? Ya

3. Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan Tidak


lengkap?

4. Apakah semua kelompok diperlakukan sama? Ya

1. Apakah alokasi pengambilan sampel dilakukan secara acak dijelaskan secara rinci?
Ya , pada penelitian ini di jelaskan mengenai cara pengambilan sampel, jurnal
ini hanya membahas tentang periode pemngambilan sampel, lokasi pengambilan
sampel dan cara mendiagnosis sampel yang dmasukan dalam kriteria untuk penelitian.

Paragraf jurnal yang mendukung :

Sampel yang diambil merupakan seluruh perawat yang bekerja di Rumah Sakit
Atma Jaya Jakarta Utara. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah responden yang
bekerja sebagai perawat Rumah Sakit Atma Jaya sepenuh waktu dengan usia ≤ 59
tahun. Kriteria eklusi pada penelitian adalah apabila responden menolak untuk
berpartisipasi dalam penelitian, sedang hamil, mempunyai riwayat atau sedang
mengalami trauma dan penyakit pada punggung bawah (spondilosis, spondilitis, dll),
mengalami penyakit organ dalam seperti penyakit gastrointestinal, penyakit ginjal, dan
penyakit organ pada pelvis, dan responden memiliki pekerjaan tambahan.
2. Apakah semua variabel luaran diambil pada populasi yang sama?
Ya, dalam jurnal hanya terera bahwa pengambilan sampel hanya di satu lokasi
yaitu di Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara.

Paragraf jurnal yang mendukung :

Sampel yang diambil merupakan seluruh perawat yang bekerja sepenuh waktu
di Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara.
3. Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan lengkap?
Tidak, penelitian ini hanya dilakukan dalam 5 bulan. Penelitian ini hanya
menganalisis secara kuantitaif dengan metode potong lintang (cross sectional). Metode

4
ini mempelajari hubungan penyakit dan paparan seperti fakor resiko dengan cara
mengamati status paparan dan penyakit serentak pada suatu individu pada populasi
tunggal , pada satu saat atau periode. Dengan menggunakan metode ini, peneliti tidak
bisa menganalisa hubunga kausal paparam dan penyait jadi bisa menimbulkan bias.

Paragraf jurnal yang mendukung :

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik kuantitatif dengan


desain penelitian potong lintang. Penelitian ini dimulai sejak bulan Januari-Mei 2017.
Sampel yang diambil merupakan seluruh perawat yang bekerja sepenuh waktu di
Rumah Sakit Atma Jaya, Jakarta Utara,

4. Apakah semua kelompok diperlakukan sama?


Ya, pada penelitian ini semua pasien di seleksi sesuai kriteria inklusi dan eklusi.

Paragraf jurnal yang mendukung :

Sebanyak 131 subjek penelitian telah dipilih dengan menggunakan metode total
sampling. Durasi duduk dibagi menjadi lama (≥4 jam) dan sebentar (<4 jam). Seluruh
responden telah diminta persetujuannya untuk diikutsertakan dalam penelitian dengan
informed consent tertulis. Analisis data univariat digunakan untuk data karakteristik
dasar. Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan lama duduk, jenis
kelamin dan obesitas terhadap NPB. Pengujian hipotesis menggunakan two-tail test.
Jika p-value lebih dari nilai signifikansi (0,05), maka hipotesis nol diterima. Pengolahan
data dengan menggunakan program pengolah data.

2. Important

Dari hasil analitik sebanyak 40 perawat mengalami NPB dengan 18(45%) diantaranya
duduk dengan durasi sebentar dan 22 (55%) perawat duduk dengan durasi lama. Sedangkan
91 perawat lainnya tidak mengalami NPB dengan 73 (80,2%) duduk dengan durasi sebentar
dan 18 (19,8%) duduk dengan durasi lama. Didapatkan perbedaan yang bermakna antara
kedua kelompok dengan nilai p<0,001. Selain itu dilakukan analisis untuk mengetahui
faktor risiko lain seperti jenis kelamin dan obesitas. Empat perawat laki-laki mengalami
NPB dan 19 perawat lainnya tidak mengalaminya, sedangkan 36 perawat perempuan
mengalami NPB dan 72 perawat lainnya tidak mengalami NPB. Hasil analisis menunjukkan
bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan NPB dengan nilai p= 0,211. Hasil analisis
untuk obesitas juga tidak bermakna terhadap kejadian NPB dengan nilai p=0,443. Obesitas

5
didapatkan pada 21 perawat, delapan (20%) diantaranya mengalami NPB, dan dari 110
perawat yang tidak obesitas, 32 (80%) diantaranya mengalami NPB. Nilai p pada jenis
kelamin dan obesitas menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada
perawat yang mengalami NPB dan yang tidak.

3. Applicability

No Penilaian Keterangan

1 Apakah subjek penelitian Ya


sesuai dengan karakteristik
penelitian yang akan
dihadapi ?

2 Apakah Setting lokasi Ya


penelitian dapat
diaplikasikan di situasi kita
?
3 Apakah hasil penelitian Ya
dapat diaplikasikan pada di
Institusi kita ?

6
4 Apakah terdapat kemiripan Ya
pasien di tempat
praktek/institusi dengan
hasil penelitian ?

7
BAB II

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL

2.1 Kekurangan Jurnal


Pada jurnal ini menggunakan metode penelitian potong lintang (cross sectional)
Metode ini mempelajari hubungan penyakit dan paparan seperti fakor resiko dengan cara
mengamati status paparan dan penyakit serentak pada suatu individu pada populasi tunggal
pada satu saat atau periode. Dengan menggunakan metode ini, peneliti tidak bisa
menganalisa hubunga kausal paparam dan penyait jadi bisa menimbulkan bias dan metode
ini tidak valid untuk menggambarkan suatu kecendrungan.

2.2 Kelebihan Jurnal


Kelebihan jurnal ini adalah untuk melihat hubungan antara usia, usia saat onset kejang
pertama muncul, dan durasi epilepsi terhadap kualitas hidup pasien epilepsi. Dengan
adanya jurnal ini di harapkan masyarakat mampu untuk mengetahui pada pasien epilepsi
usia tua memiliki kualitas hidup yang lebih rendah baik fisik maupun mental sehingga
masyarakat dapat memberikan perhatian yang khusus terhadap pasien dengan epilepsi.

8
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jurnal ini dapat memberikan informasi tentang adanya hubungan antara usia, usia
saat onset kejang pertama muncul, dan durasi epilepsi terhadap kualitas hidup pasien
epilepsi. Dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan kita pengetahuan bahwa
pada pasien epilepsi usia tua memiliki kualitas hidup yang lebih rendah baik fisik maupun
mental. Penambahan usia secara signifikan berhubungan dengan bertambahnya masalah
kesehatan. Pasien epilepsi usia tua juga akan memiliki masalah kesehatan lain yang
berhubungan erat dengan kualitas hidup yang rendah. Metode penelitian ini yaitu cross
sectional yang hanya mengobservasi faktor resiko dan efek atau penyakit pada satu saat
sehingga dapat memungkinkan dapat terjadinya bias di bandingkan dengan penelitian yang
pengamatan pasiennya dilakukan secara cukup panjang kearah depan dan lengkap.
Penulisan cukup baik, validitas tidak valid, aplikabilitas dapat diaplikasikan,
Importancynya topik penting.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Banerjeea PN, Filippi D, Hauser WA. The descriptive epidemiology of epilepsy-A


review. Epilepsy Research. 2009;85:31-45.
2. Petruzzi A, Rigamonti A, Finocchiaro CY, Borelli P, Lamperti E, Silvani A, et al.
Psychological features and quality of life in 50 adult patients with epilepsy and their
caregivers from the Lecco epilepsy center, Italy. Epilepsy Behav. 2017; 71:13-16.
3. Mahrer-Imhof R, Jaggi S, Bonomo A, Hediger H, Eggenschwiler P, Krämer G, et al.
Quality of life in adult patients with epilepsy and their family members. Seizure. 2013;
22(2):128-35.
4. de Boer HM, Mula M, Sander JW. The global burden and stigma of epilepsy. Epilepsy
Behav. 2008; 12(4):540-6.
5. Wishwadewa WN, Mangunatmadja I, Said M, Firmansyah A, Soedjatmiko, Tridjaja B.
Kualitas Hidup Anak Epilepsi dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi di Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta. Sari Pediatri 2008;10(4):272-9.
6. Bautista RE, Glen ET. Seizure severity is associated with quality of life independent of
seizure frequency. Epilepsy Behav. 2009);16:325–9.
7. Kanner AM, Barry JJ, Gilliam F, Hermann B, Meador KJ. Anxiety disorders,
subsyndromic depressive episodes, and major depressive episodes: do they differ on
their impact on the quality of life of patients with epilepsy? Epilepsia. 2010);51: 1152–
8.
8. Kubota H, Awaya Y. Assessment of health-related quality of life and influencing
factors using QOLIE-31 in Japanese patients with epilepsy. Epilepsy Behav.
2010;18:381–7. Kwan P, Yu E, Leung H, Leon T. Mychaskiw MA Association of
subjective anxiety, depression, and sleep disturbance with quality-of-life ratings in
adults with epilepsy. Epilepsia. 2009;50:1059–66.
9. Kwan P, Yu E, Leung H, Leon T. Mychaskiw MA Association of subjective anxiety,
depression, and sleep disturbance with quality-of-life ratings in adults with epilepsy.
Epilepsia. 2009;50:1059–66.
10. Lim YJ, Chan SY, Ko Y. Stigma and health-related quality of life in Asian adults with
epilepsy. Epilepsy Res. 2009;87:107–19.

10
11. 11. Zhao Y, Wu H, Li J, Dong Y, Liang J, Zhu J, et al. Quality of life and related factors
in adult patients with epilepsy in China. Epilepsy & Behavior. 2011;22:376–379.
12. 12. Jacoby A, Baker GA: Quality-of-life trajectories in epilepsy: a review of the
literature. Epilepsy Behav 2008, 12(4):557-561.
13. Edefonti V, Bravi F, Turner K, Beghi E, Canevini MP, Ferraroni M, et al. Health-related
quality of life in adults with epilepsy: the effect of age, age at onset and duration of
epilepsy in a multicentre Italian Study. BMC Neurology. 2011;11:33.
14. Jacoby A, Snape D, Baker GA: Determinants of quality of life in people with epilepsy.
Neurol Clin. 2009; 27(4):843-843.
15. Szaflarski M, Meckler JM, Privitera MD, Szaflarski JP: Quality of life in medication-
resistant epilepsy: the effects of patient’s age, age at seizure onset, and disease duration.
Epilepsy Behav. 2006;8(3):547-551.
16. Shetty PH, Naik RK, Saroja A, and Punith K. Quality of life in patients with epilepsy
in India. J Neurosci Rural Pract. 2012;2(1): 33–38.
17. Helmstaedter C, Elger CE: Chronic temporal lobe epilepsy: a neurodevelopmental or
progressively dementing disease? Brain. 2009;132:2822-2830.
18. Smith SC, Lamping DL, Maclaine GDH. Measuring health-related QOL in diabetic
peripheral neuropath: a systematic review. Diabetes Study and Clinical Practice. 2012;
96: 261-70.
19. Lefante JF, Harmon GN, Ashby KM, Bernard D, Webber LS. Use of the SF-8 to assess
health related QOL for a chronically ill, low income population participating in the
Central Louisiana Medication Assess Program (CMAP). QOL Study. 2005; 14: 665-73
20. Tokuda Y, Okubo T, Ohde S, Jacobs J, Takahashi O, Omata F, et al. Assessing items
on the SF-8 Japanese version for health-related QOL: a psychometric analysis based on
the nominal categories model of item response theory. Value in Health. 2009; 12(4):
569-73.
21. 21. Choi-Kwon S, Ching C, Kim H, Lee S, Yoon S, Kho H, et al. Factors affecting the
quality of life in epilepsy in Seoul, South Korea. Acta Neurol Scand. 2003;108:428-34.
22. Endermann M, Zimmermann F: Factors associated with health-related quality of life,
anxiety and depression among young adults with epilepsy and mild cognitive
impairments in short-term residential care. Seizure. 2009;18(3):167-175.
23. Pimpalkhute SA, Bajait CS, Dakhale GN, Sontakke SD, Jaiswal KM, and Kinge P.
Assessment of quality of life in epilepsy patients receiving anti-epileptic drugs in a
tertiary care teaching hospital. Indian J Pharmacol. 2015; 47(5): 551–554.

11
24. Baker GA, Jacoby A, Buck D, Stalgis C, Monnet D. Quality of life of people with
epilepsy: A European study. Epilepsia. 1997;38:353–62.
25. Benavente-Aguilar I, Morales-Blanquez C, Rubio EA, Rey JM: Quality of life of
adolescents suffering from epilepsy living in the community. J Paediatr Child Health.
2004; 40(3):110-113.

12

Anda mungkin juga menyukai