Anda di halaman 1dari 19

Analisis Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di


Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015
Oleh
Annisa Rachmania

ABSTRAK
Annisa Rachmania. 0221 13 177. Analisis Pengaruh Fraud Triangle Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015. Dibawah bimbingan Budiman Slamet dan Lia
Dahlia Iryani. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai efektivitas dari fraud
triangle sebagai faktor penyebab kecurangan laporan keuangan. Variabel-variabel dari fraud
triangle adalah pressure, opportunity dan rationalization, yang kemudian dibagi menjadi
enam sub variabel independen yakni financial stability dengan proksi rasio perubahan aset
selama dua tahun (ACHANGE), external pressure yang diproksikan dengan rasio laverage
(LEV), personal financial need yang diproksikan dengan rasio saham yang dimiliki orang
dalam (OSHIP), financial target yang diproksikan dengan return on asset (ROA), ineffective
monitoring yang diproksikan dengan rasio komisaris independen (IND) dan auditor switch
yang diproksikan dengan CPA. Sedangkan variabel dependen yakni kecurangan laporan
keuangan diproksikan dengan manajemen laba.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Total sampel penelitian ini sebanyak 7
perusahaan. Metode analisis data statistik yang digunakan adalah regresi berganda dengan
SPSS versi 21.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa external pressure yang diproksikan dengan
LEV, financial target yang diproksikan dengan ROA dan auditor switch yang diproksikan
dengan CPA berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan
manajemen laba. Sedangkana financial stability yang diproksikan dengan ACHANGE,
personal financial need yang diproksikan dengan OSHIP dan ineffective monitoring yang
diproksikan dengan IND tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang
diproksikan dengan manajemen laba.

Kata Kunci : Kecurangan laporan keuangan, financial stability, exteral pressure, personal
financial need, financial target, ineffective montioring, auditor switch,
manajemen laba, fraud triangle
I. Pendahuluan keuangan menilai bahwa kinerja
Laporan keuangan mencerminkan manajemennya baik. Manajemen berusaha
kondisi perusahaan di dalam suatu kurun semaksimal mungkin untuk
waktu tertentu. Laporan keuangan tersebut menggambarkan kondisi perusahaan
disusun berdasarkan Standar Akuntansi sebaik mungkin, bahkan hal ini dapat
Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan mengakibatkan manipulasi laporan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). keuangan agar kondisi perusahaan terlihat
Laporan keuangan dibuat dengan tujuan bagus. Informasi yang telah dimanipulasi
untuk memberikan informasi mengenai tidak dapat digunakan dalam pengambilan
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan keputusan karena dianggap tidak valid.
arus kas entitas yang bermanfaat bagi
Tindakan pemanipulasian laporan
sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan merupakan salah satu bentuk
keuangan dalam pembuatan keputusan.
kecurangan. Kecurangan pelaporan
Laporan keuangan yang baik adalah keuangan didefinisikan sebagai tindakan
laporan yang dapat memberikan informasi penyimpangan secara sengaja terhadap
dan penjelasan yang cukup mengenai hasil arsip perusahaan seperti kesalahan
aktifitas suatu unit usaha, oleh karena itu penerapan prinsip akuntansi, yang
informasinya haruslah lengkap, jelas, dan menghasilkan laporan keuangan
dapat menggambarkan secara tepat menyesatkan secara material (Komisi
mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang Treadway, dalam Rachmawati, 2014).
berpengaruh terhadap hasil operasi unit
Di Indonesia sendiri juga banyak
usaha tersebut. Untuk dapat memberikan
ditemukan kasus kecurangan pelaporan
informasi yang layak bagi pengguna
keuangan yang dilakukan perusahaan
laporan keuangan, maka penyusunan
untuk menutupi kekurangan yang terjadi
laporan keuangan ini harus disusun sebaik
sehingga laporan keuangan menjadi
mungkin sesuai dengan data yang akurat
menarik dilihat bagi pembaca dan
berdasarkan aturan akuntansi yang
pengguna laporan keuangan lainnya. Salah
berlaku.
satu kasus kecurangan pelaporan keuangan
Saat menyusun laporan keuangan, adalah yang dilakukan PT Timah (Persero)
setiap perusahaan selalu menginginkan Tbk (TINS). Kasus ini bermula dari
untuk menggambarkan kondisi perusahaan tuntutan Ikatan Karyawan Timah (IKT)
dalam keadaan yang baik. Hal ini terhadap direksi PT Timah (Persero) Tbk
bertujuan agar para pengguna laporan yang dinilai telah banyak melakukan
kesalahan dan kelalaian semasa menjabat (www.liputan6.com, diakses 29 Maret
selama tiga tahun sejak 2013. Ketua umum 2017, 10:45 WIB).
IKT, Ali Samsuri mengungkapkan direksi American Institute Certified Public
telah melakukan kebohongan publik Accountant (AICPA) menerbitkan
melalui media. Pada press release laporan Statement of Auditing Standards No. 99
keuangan semester I – 2015, direksi (SAS No. 99) mengenai Consideration of
menyatakan bahwa kinerja perusahaan Fraud in a Financial Statement Audit pada
positif. Namun kenyataannya pada Oktober 2002. Tujuan dikeluarkannya
semester I – 2015 laba operasi rugi sebesar SAS No.99 adalah untuk meningkatkan
Rp 59 miliar. Selain mengalami penurunan efektivitas auditor dalam mendeteksi
laba, PT Timah juga mencatatkan kecurangan dengan menilai pada faktor
peningkatan utang hampir 100 persen risiko kecurangan perusahaan. Faktor
dibanding tahun 2013. Pada tahun 2013, risiko kecurangan yang diadopsi dalam
utang perseroan hanya mencapai Rp 263 SAS No. 99 didasarkan pada teori faktor
miliar, namun jumlah utang ini meningkat kecurangan Cressey (1953) yang dikenal
hingga Rp 2,3 triliun pada tahun 2015 dengan konsep fraud triangle atau segitiga
(www.okezone.com, diakses 29 Maret kecurangan.
2017, 10:29 WIB)
Cressey mencetuskan konsep segitiga
Selain itu, kasus kecurangan laporan kecurangan yang dikenal dengan istilah
keuangan juga terjadi di PT Kereta Api fraud triangle sebagai suatu ilustrasi yang
Indonesia (KAI). Tudingan laporan menggambarkan faktor risiko kecurangan
keuangan PT KAI tidak beres diungkap yang terjadi. Di dalam fraud triangle
oleh Hekinus Manao, salah satu komisaris disebutkan bahwa ada tiga kondisi umum
PT KAI. Manajemen dan akuntan publik yang menyebabkan kecurangan laporan
melakukan kekeliruan audit pada keuangan, yaitu tekanan (pressure),
penempatan status pajak pertambahan nilai kesempatan (opportunity), dan
(PPN) dan inventaris pengadaan sehingga rasionalisasi (rationalization).
mengakibatkan posisi keuangan PT KAI
Menurut Skousen et al., (2009)
jauh berbeda. Perusahaan seharusnya
komponen fraud triangle tidak dapat
mengalami kerugian Rp 600 miliar.
diteliti secara langsung, maka peneliti
Namun, hasil audit justru mencatatkan PT
harus mempertimbangkan variabel dan
KAI menghasilkan laba Rp 6,9 miliar
proksi untuk mengukurnya. Variabel
independen yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah financial stability, keurangan. Ketiga kondisi itu disebut
external pressure, personal financial need, dengan konsep fraud triangle. Ketiga
financial targets, ineffective monitoring, kondisi tersebut terdiri dari tekanan
auditor switch. Sedangkan variabel (pressure), kesempatan (opportunity) dan
dependen yakni kecurangan laporan rasionalisasi (rationalization).
keuangan diproksikan dengan manajemen Opportunity
laba (earning management).

Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh


penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh financial
stability terhadap kecurangan laporan
keuangan.
2. Untuk mengetahui pengaruh external Pressure Rationalization
pressure terhadap kecurangan laporan Gambar 1
keuangan.
Segitiga Kecurangan (Fraud Triangle)
3. Untuk mengetahui pengaruh personal
financial need terhadap kecurangan 1. Tekanan (Pressure)
laporan keuangan.
Tekanan menyebabkan seseorang
4. Untuk mengetahui pengaruh financial
targets terhadap kecurangan laporan melakukan kecurangan. Tekanan dapat
keuangan. berupa macam-macam termasuk gaya
5. Untuk mengetahui pengaruh
hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain.
ineffective monitoring terhadap
kecurangan laporan keuangan. Tekanan paling sering datang dari adanya
6. Untuk mengetahui pengaruh auditor tekanan kebutuhan keuangan. Kebutuhan
switch terhadap kecurangan laporan ini seringkali dianggap kebutuhan yang
keuangan.
7. Untuk mengetahui pengaruh financial tidak dapat dibagi dengan orang lain untuk
stability, external pressure, personal bersama-sama menyelesaikannya sehingga
financial need, financial targets, harus disesuaikan secara tersembunyi dan
ineffective monitoring dan auditor
pada akhirnya menyebabkan terjadinya
switch terhadap kecurangan laporan
keuangan secara bersama-sama kecurangan.
(simultan).
Menurut SAS No. 99, terdapat empat
II. Landasan Teori
kondisi yang umum terjadi pada tekanan
A. Fraud Triangle (Segitiga Kecuragan)
yang mengakibatkan kecurangan. Kondisi
Menurut Donald Cressey (1953)
tersebut adalah financial stability, external
dalam risetnya menyimpulkan bahwa ada
perssure, personal financial need dan
tiga kondisi yang menyebabkan
financial targets.
a) Stabilitas Keuangan (Financial kecurangan. Tekanan tersebut dapat
Stability) berbentuk dalam hal kemampuan
Stabilitas keuangan merupakan
untuk mendapatkan pinjaman dari luar
keadaan yang menggambarkan
perusahaan serta kemampuan untuk
kondisi keuangan perusahaan dalam
membayar pinjaman. Leverage (LEV)
kondisi stabil. Penilaian mengenai
digunakan sebagai proksi tekanan
kestabilan kondisi keuangan
ekternal dimana leverage yang tinggi
perusahaan dapat dilihat dari keadaan
akan menimbulkan tekanan pada
asetnya. Total aset menggambarkan
manajemen sehingga terjadi hubungan
kekayaan yang dimiliki oleh
positif terhadap kecurangan laporan
perusahaan. Tingginya aset yang
keuangan. Leverage diartikan sebagai
dimiliki oleh perusahaan menjadi daya
seberapa jauh perusahaan
tarik bagi investor. Oleh karena itu
menggunakan pendanaan melalui
manajemen sering memanipulasi
hutang.
laporan keuangan agar terlihat kondisi
keuangan perusahaan stabil. Selain itu, Tingkat hutang yang tinggi dapat

adanya perubahan presentase total aset meningkatkan probabilitas kecurangan

yang tinggi mengindikasikan laporan keuangan karena adanya

terjadinya manipulasi pada laporan perpindahan risiko dari pemilik modal

keuangan. dan manajer kepada kreditor atau


pemberi pinjaman. (Spathis, 2002).
Financial stability diproksikan dengan
Perusahaan yang memiliki rasio
ACHANGE yang merupakan rasio
leverage yang tinggi dikarenakan
perubahan aset selama dua tahun.
terlalu banyak hutang dibanding aset
ACHANGE dapat dihitung dengan
yang dimiliki perusahaan, sehingga
rumus:
diduga perusahaan melakukan earning
management karena terancam tidak
dapat memenuhi kewajiban membayar
hutang pada waktunya (default). Maka
b) Tekanan Eksternal (External
Pressure) perusahaan akan mengindari kondisi

Tekanan yang berlebihan bagi tersebut dengan kebijaksanaan yang

manajemen untuk memenuhi dapat meningkatkan pendapatan atau

persyaratan atau harapan dari pihak laba.

ketiga dapat memicu terjadinya tindak


LEV arau rasio leverage dapat Financial targets adalah kondisi
dihitung dengan rumus: dimana perusahaan menetapkan
besaran tingkat laba yang harus
diperoleh atas usaha yang dikeluarkan.
Salah satu pengukuran untuk menilai
c) Kebutuhan keuangan pribadi tingkat laba yang diperoleh
(Personal Financial Need)
Merupakan suatu keadaan dimana perusahaan atas usaha yang

keuangan perusahaan turut dikeluarkan adalah ROA.

dipengaruhi oleh kondisi keuangan Perbandingan laba terhadap jumlah

para eksekutif perusahaan (Skousen, aktiva (ROA) adalah ukuran kinerja

et a.l, 2009). Saham adalah sertifikat operasional yang banyak digunakan

yang menunjukan bukti kepemilikan untuk menunjukan seberapa efisien

suatu perusahaan dan pemegang aktiva telah bekerja (Skousen, 2009).

saham memiliki hak klaim atas ROA sering digunakan dalam


penghasilan dan aktiva perusahaan. menilai kinerja manajer, menentukan

Kondisi dimana sebagian saham bonus, kenaikan upah dan lain-lain.

dimiliki oleh manajer, direktur, Oleh karena itu, ROA digunakan

maupun komisaris perusahaan secara sebagai proksi Financial Targets.

otomatis akan mempengaruhi kondisi ROA dapat dihitung dengan rumus:

financial perusahaan. Kepemilikan


sebagian saham oleh orang dalam ini
dapat dijadikan sebagai kontrol dalam 2. Kesempatan (Opportunity)
pelaporan keuangan (Skousen et al., Adanya kesempatan atau peluang

2009). memungkinkan terjadinya kecurangan.


Peluang tercipta karena adanya kelemahan
Personal financial need diproksikan
pengendalian internal, ketidakefektifan
dengan OSHIP yang merupakan rasio
pengawasan manajemen, atau
kepemilikan saham oleh orang dalam.
penyalahgunaan posisi atau otoritas.
OSHIP dapat dihitung dengan rumus:
Kegagalan untuk menetapkan prosdur
yang memadai untuk mendeteksi aktivitas
kecurangan juga meningkatkan peluang
terjadinya kecurangan. Dari tiga faktor

d) Target Keuangan (Financial Targets) risiko kecurangan (pressure, opportunity


dan rationalization), faktor kesempatan ini terdapatnya komisaris independen,
merupakan hal dasar yang dapat terjadi maka akifitas pengawasan akan lebih
kapan saja sehingga memerlukan independen. Komisaris independen
pengawasan dari struktur organisasi mulai adalah anggota komisaris yang berasal
dari atas. Organisasi harus membangun luar emiten atau perusahaan publik
adanya proses, prosedur dan pengendalian tidak mempunyai saham baik
yang bermanfaat dan menempatkan langsung maupun tidak langsung pada
karyawan dalam posisi tertentu agar emiten atau perusahaan publik, tidak
mereka tidak dapat melakukan kecurangan mempunyai afiliasi dengan emiten
dan efektif dalam mendekteksi kecurangan atau perusahaan publik, komisaris,
seperti yang dinyatakan dalam SAS No.99. direksi, atau pemegang saham utama
emiten atau perusahaan publik, dan
Menurut SAS No.99 terdapat tiga
tidak memiliki hubungan usaha baik
kondisi yang umum terjadi pada faktor
langsung maupun tidak langsung yang
opportunity (kesempatan) ini. Ketiga
berkaitan dengan kegiatan usaha
kondisi tersebut adalah nature of industry,
emiten atau perusahaan publik.
ineffective monitoring dan organizational
(Peraturan Bapepam Nomor IX.1.5)
structure.
Oleh karena itu Ineffective monitoring
a) Pengendalian yang tidak efektif
(Ineffective Monitoring) diproksikan dengan IND yang
Ineffective monitoring merupakan merupakan rasio dewan komisaris
keadaan dimana perusahaan tidak independen yang dapat dihitung
memiliki unit pengawas yang efektif dengan rumus:
memantau kinerja perusahaan.
Ineffective monitoring dapat terjadi
karena adanya dominasi manajemen
oleh satu orang atau kelompok kecil,
tidak efektifnya pengawasan dewan 3. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi menjadi elemen
direksi dan komite audit atas proses
penting dalam terjadinya kecurangan,
pelaporan keuangan dan pengendalian
dimana pelaku mencari pembenaran atas
internal dan sejenisnya (SAS No.99).
perbuatannya. Rasionalisasi merupakan
Untuk dapat mengontrol kinerja bagian segitiga fraud (fraud triangle) yang
perusahaan dengan efektif, dibutuhkan paling sulit diukur. Bagi mereka yang
komisaris independen. Dengan terbiasa tidak jujur, mungkin lebih mudah
untuk merasionalisasi kecurangan. Pelaku Beberapa penelitian mengindikasikan
kecurangan selalu mencari pembenaran bahwa insiden kegagalan audit
secara rasional untuk membenarkan meningkat saat terjadi pergantian
perbuatannya (Diaz Priantara, 2013 : 47). auditor dalam perusahaan (Skousen et
al., 2009). Hal ini disebabkan karena
Perilaku manajemen puncak
auditor independen yang baru masih
berkaitan dengan proses pelaporan
belum mengerti kondisi perusahaan
keuangan merupakan faktor kritis dalam
secara keseluruhan, selain itu jangka
penilaian kemungkinan terjadinya
waktu proses audit yang terbatas
kecurangan pelaporan keuangan yang
menjadi kendala dalam proses audit
mengandung kecurangan. Apabila CEO
untuk mendeteksi adanya kecurangan
dan manajemen puncak lainnya bersikap
tersembunyi.
acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap
proses penyusunan laporan keuangan, Perusahaan melakukan pergantian
maka laporan keuangan yang mengandung auditor untuk mengurangi
kecurangan akan sangat mungkin terjadi. kemungkinan terdeteksinya
Karakter manajemen yang buruk dan kecurangan dalam laporan keuangan.
lemahnya budaya organisasi juga dapat Semakin sering suatu perusahaan
menjadi faktor risiko bagi terciptanya melakukan pergantian auditor maka
suatu sikap pembenaran atas tindakan dugaan adanya praktik kecurangan
kecurangan pelaporan keuangan. (Hery, menjadi semakin besar Sorenson et
2017 : 201). al., (2009).

Menurut SAS No.99 terdapat dua Auditor switch diproksikan dengan


kondisi yang umum terjadi pada CPA. CPA menggunakan variabel
rasionalisasi, yakni pergantian auditor dummy, kode 1 jika perusahaan
(auditor switch) dan opini audit. melakukan pergantian auditor,
sedangkan jika perusahaan yang tidak
a) Pergantian Auditor (Auditor Switch)
Pergantian auditor terjadi ketika melakukan pergantian auditor maka
kontrak kerja yang disepakati antara digunakan kode 0.
akuntan publik dengan pemberi tugas B. Kecurangan Laporan Keuangan
telah berakhir dan pemberi tugas telah 1. Pengertian Kecurangan Laporan
memutuskan untuk tidak Keuangan

memperpanjang dengan penugasan


baru.
Menurut Association of Certified a. Manipulasi, pemalsuan, atau
Fraud Examiners (1998) definisi perubahan catatan akuntansi, dokumen
pendukung dari laporan keuangan
kecurangan laporan keuangan adalah:
yang disusun.
“Kecurangan yang dilakukan b. Kekeliruan atau kelalaian yang
disengaja dalam informasi yang
oleh manajemen dalam bentuk
signifikan terhadap laporan keuangan.
salah saji material laporan c. Melakukan secara sengaja
keuangan yang merugikan penyalahgunaan prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan jumlah, klasifikasi,
investor dan kreditor.
cara penyajian, atau pengungkapan.
Kecurangan ini dapat bersifat
2. Manajemen Laba
finansial dan non finansial”
Laba yang dilaporkan berpengaruh
Definisi kecurangan laporan kuat terhadap kegiatan perusahaan dan
keuangan menurut Australian Auditing keputusan yang dibuat oleh
Standards (AAS) yakni: manajemennya. Keasyikan perusahaan
“Suatu kelalaian maupun memenuhi harapan pasar modal
penyalahsajian yang disengaja mencerminkan bahwa manajemen sangat
dalam jumlah tertentu atau peduli terhadap risiko nilai saham
pengungkapan dalam perusahaan bila gagal. Menanggapi risiko
pelaporan keuangan untuk tersebut, manajemen mungkin
menipu para pengguna laporan berpandangan bahwa tanggung jawabnya
keuangan” adalah melakukan apa saja yang
memungkinkan agar ramalan pasar modal
Dari dua definisi tersebut maka
oleh para analis dapat dipenuhi atau
dapat penulis simpulkan bahwa
dilebihi, atau melakukan manajemen laba.
kecurangan laporan keuangan merupakan
(Charles W Mulford dan Eugene E
manipulasi yang dilakukan secara
Comiskey, 2010:80)
disengaja pada penyajian laporan
kecurangan, yang dilakukan oleh Standar Akuntansi Keuangan
manajemen dan dapat menyesatkan memberikan fleksibilitas bagi manajemen
pengguna laporan keuangan termasuk untuk memilih kebijakan akuntansi dalam
investor dan kreditor. penyusunan laporan keuangan.
Fleksibilitas inilah yang terkadang
Berdasarkan SAS No.99, kecurangan
dimanfaatkan oleh manajemen untuk
laporan keuangan dapat dilakukan dengan:
memilih kebijakan yang dapat
menguntungkannya. Hal tersebut sesuai Total akrual diklasifikasikan
dengan penyataan Scott, (2000) yang menjadi komponen discretionary dan
menyatakan manajemen laba adalah cara nondiscretionary (Sulistyanto, 2008)
yang digunakan oleh manajer untuk dengan tahapan:
mempengaruhi angka laba secara a. Mengukur total accruals dengan
sistematis, dengan cara memilih kebijakan menggunakan model Jones yang
akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu dimodifikasi.
Total Accruals (TAC) = laba bersih
yang bertujuan untuk memaksimumkan
setelah pajak (net income) – arus kas
keuntungan manajer dan atau nilai pasar
operasi (cash flow from operating)
dari perusahaan. Hal serupa juga
b. Menghitung nilai accruals yang
dikemukakan oleh C. Mulford dan E.
diestimasi dengan persamaan regresi
Comiskey (2012) yang menyebutkan OLS (Ordinary Least Square):
manajemen laba adalah manipulasi
akuntansi dengan tujuan menciptakan ( ) ( ) ( )

kinerja perusahaan agar terkesan lebih baik


dari yang sebenarnya. Dimana:

Manajemen laba dapat diukur TACt : total accruals perusahaan i pada

melalui discretionary accruals yang periode t

dihitung dengan cara menyelisihkan total TAt-1 :total aset untuk sampel perusahaan
accruals (TACC) dan nondiscretionary i pada tahun t-1
accruals (NDACC). Discretionary
REVt : perubahan pendapatan perusahaan
accruals (DACC) merupakan tingkat
i dari tahun t-1 ke tahun t
akrual yang tidak normal yang berasal dari
PPEt :aktiva tetap (gross property, plant,
kebijakan manajemen untuk melakukan
and equipment) perusahaan tahun t
rekayasa terhadap laba sesuai dengan yang
mereka inginkan. Dalam menghitung c. Menghitung nondiscretionary
accruals model (NDA) adalah sebagai
DACC, digunakan Modified Jones Model.
berikut:
Alasan penggunaan model ini karena
Modified Jones Model dapat mendeteksi
manajemen laba lebih baik dibandingkan
Dimana:
dengan model-model lainnya. (Sulistyanto,
2008) NDAt :nondiscretionary accruals pada
tahun t
ɑ : fitted coefficient yang diperoleh d. Mengitung discretionary accruals
dari hasil regresi pada
perhitungan total accruals

RECt : perubahan piutang perusahaan i Dimana:


dari tahun t-1 ke tahun t
DACCt :discreationary accruals
perusahaan i pada periode t

III. Hasil Penelitian dan Intepretasi Penelitian


A. Analisis Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas

Tabel 1
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 21
Normal Mean ,0000000
a,b
Parameters Std. Deviation ,28721230
Absolute ,153
Most Extreme
Positive ,153
Differences
Negative -,096
Kolmogorov-Smirnov Z ,700
Asymp. Sig. (2-tailed) ,712

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS 21.0


tailed) sebesar 0,712. Dengan hasil
Berdasakan tabel 1 yang
signifikan lebih dari 0,05 (0,712 > 0,05),
merupakan output dari pengolahan data
maka nilai residual dari distribusi tersebut
untuk uji normalitas dengan one-sample
normal.
kolmogorov smirnov, didapatkan hasil
bahwa nilai signifikansi Asymp. Sig. (2-

b) Uji Multikolinearitas
Tabel 2
Hasil Uji Multikolinearitas

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -,816 ,696 -1,173 ,248

FinancialStabilityX1 ,465 ,495 ,141 ,941 ,352 ,484 2,068

ExternalPressureX2 2,605 1,141 ,746 2,283 ,028 ,102 9,793

PersonalFinancialN ,819 2,000 ,105 ,409 ,167 5,986


1 eedX3

FinancialTargetX4 5,022 1,883 ,523 2,666 ,011 ,284 3,522

IneffectiveMonitorin -,134 ,362 -,045 -,370 ,713 ,734 1,362


gX5

AuditorSwitch -,477 ,113 -,552 -4,232 ,000 ,641 1,560


a. Dependent Variable: KecuranganLaporanKeuangan

Sumber: Output SPSS 21.0

multikolinieritas. Modal kerja dan


Tabel 2 menunjukan semua nilai
likuiditas yang menjadi variabel
tolerance kedua variabel independen yaitu
independen dalam penelitian ini tidak
Modal kerja dan likuiditas lebih dari 0,10
mempunyai penyimpangan atau adanya
dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena
hubungan yang linier.
itu dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak ditemukan adanya masalah
c) Uji Heteroskedatisitas

Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
pada model. Tidak adanya gangguan
Berdasarkan grafik Scatterplot
heteroskedastisitas menunjukan bahwa
pada gambar 1, tidak terdapat pola tertentu
nilai-nilai Earning per Share (EPS) yang
pada grafik yang diwakili oleh Earning
diperoleh dari laporan keuangan PT.
Per Share (EPS). Titik Earning Per Share
Fortune Indonesia, Tbk mempunyai nilai
(EPS) ada grafik menyebar yang bermakna
yang efisien dan tidak minimum.
tidak ada gangguan heteroskedastisitas
B. Uji Hipotesis
variabel independen secara parsial
a) Uji t (Parsial)
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji t (Parsial) bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi
Tabel 4
Hasil Uji t (Parsial)

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -,816 ,696 -1,173 ,248

FinancialStabilityX1 ,465 ,495 ,141 ,941 ,352

ExternalPressureX2 2,605 1,141 ,746 2,283 ,028

1PersonalFinancialNeedX3 ,819 2,000 ,105 ,409 ,684

FinancialTargetX4 5,022 1,883 ,523 2,666 ,011

IneffectiveMonitoringX5 -,134 ,362 -,045 -,370 ,713

AuditorSwitch -,477 ,113 -,552 -4,232 ,000

a. Dependent Variable: KecuranganLaporanKeuangan

Sumber: Output SPSS 21.0

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat


disimpukan sebagai berikut:

1. Pengaruh Financial Stability Terhadap financial stability tidak berpengaruh


Kecurangan Laporan Keuangan secara parsial terhadap kecurangan
Berdasarkan hasil pengujian bahwa
laporan keuangan.
nilai t hitung 0,941 dengan tingkat
2. Pengaruh External Pressure Terhadap
signifikansi sebesar 0,352. Tingkat Kecurangan Laporan Keuangan
signifikansi tersebut > 0,05 atau 0,352 Berdasarkan hasil pengujian bahwa
> 0,05 menunjukkan bahwa variabel nilai t hitung 2,283 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,028. Tingkat
signifikansi tersebut < 0,05 atau 0,028 Berdasarkan hasil pengujian bahwa
< 0,05 menunjukkan bahwa variabel nilai t hitung -0,370 dengan tingkat
external pressure berpengaruh secara signifikansi sebesar 0,713. Tingkat
parsial terhadap kecurangan laporan signifikansi tersebut > 0,05 atau 0,713
keuangan. > 0,05 menunjukkan bahwa variabel
3. Pengaruh Personal Financial Need financial target tidak berpengaruh
Terhadap Kecurangan Laporan secara parsial terhadap kecurangan
Keuangan
laporan keuangan.
Berdasarkan hasil pengujian bahwa
6. Pengaruh Auditor Switch Terhadap
nilai t hitung 0,409 dengan tingkat
Kecurangan Laporan Keuangan
signifikansi sebesar 0,684. Tingkat Berdasarkan hasil pengujian bahwa
signifikansi tersebut > 0,05 atau 0,684 nilai t hitung -4,232 dengan tingkat
> 0,05 menunjukkan bahwa variabel signifikansi sebesar 0,000. Tingkat
personal financial need tidak signifikansi tersebut < 0,05 atau 0,000
berpengaruh secara parsial terhadap < 0,05 menunjukkan bahwa variabel
kecurangan laporan keuangan. auditor switch berpengaruh secara
4. Pengaruh Financial Target Terhadap parsial terhadap kecurangan laporan
Kecurangan Laporan Keuangan
keuangan.
Berdasarkan hasil pengujian bahwa
nilai t hitung 2,666 dengan tingkat b) Uji F (Simultan)
signifikansi sebesar 0,011. Tingkat Uji F digunakan untuk mengukur
signifikansi tersebut < 0,05 atau 0,011 apakah semua variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan
< 0,05 menunjukkan bahwa variabel
terhadap varabel dependen. Pengujian
financial target berpengaruh secara secara simultan ini dilakukan dengan cara
parsial terhadap kecurangan laporan membandingkan antara tingkat signifikansi
F dari hasil pengujian dengan nilai
keuangan.
signifikansi yang digunakan dalam
5. Pengaruh Ineffective Monitoring penelitian ini.
Terhadap Kecurangan Laporan
Keuangan
Tabel 5
Hasil Uji F (Simultan)

Model F Sig.
b
Regression 8,452 ,000

1 Residual

Total

Berdasarkan hasil uji F pada tabel financial target, ineffective monitoring dan
10 didapat nilai F hitung sebesar 8,452 auditor switch terhadap kecurangan
dengan probabilitas 0,000b. Karena laporan keuangan pada perusahaan
probabilitas lebih kecil dari 0,05 artinya makanan dan minuman periode 2013-
terdapat pengaruh financial stability, 2015.
external pressure, personal financial need,
C. Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -,816 ,696 -1,173 ,248

FinancialStabilityX1 ,465 ,495 ,141 ,941 ,352


ExternalPressureX2 2,605 1,141 ,746 2,283 ,028

1 PersonalFinancialNeedX3 ,819 2,000 ,105 ,409 ,684

FinancialTargetX4 5,022 1,883 ,523 2,666 ,011

IneffectiveMonitoringX5 -,134 ,362 -,045 -,370 ,713

AuditorSwitch -,477 ,113 -,552 -4,232 ,000

a. Dependent Variable: KecuranganLaporanKeuangan

Dari tabel 6, diperoleh persamaan auditor switch (CPA) adalah sebagai


regresi financial stability (ACHANGE), berikut:
external pressure (LEV), personal DACC : -0,816 + 0,465 ACHANGE +
financial need (OSHIP), financial target 2,605 LEV + 0,819 OSHIP + 5,022 ROA –
(ROA), ineffective monitoring (IND) dan 0,134 IND – 0,477 CPA
Keterangan : menunjukkan jika terjadi kenaikan 1%
DACC : Discretionarry accrual sebagai pada variabel personal financial need
(OSHIP) maka kecurangan laporan
bentuk perhitungan manajemen
keuangan (DACC) akan mengalami
laba yang mana adalah proksi kenaikan sebesar 0,819 dengan asumsi
dari variabel kecurangan laporan bahwa variabel lain nilainya tetap.
5. Nilai koefisien regresi financial target
keuangan
(ROA) berimplikasi positif sebesar
Penjelasan dari persamaan di atas adalah 5,022. Hal ini menunjukkan jika
sebagai berikut : terjadi kenaikan 1% pada variabel
1. Nilai konstanta sebesar -0,816 artinya personal financial need (OSHIP)
bila tidak ada variabel independen maka kecurangan laporan keuangan
yaitu financial stability (ACHANGE), (DACC) akan mengalami kenaikan
external pressure (LEV), personal sebesar 5,022 dengan asumsi bahwa
financial need (OSHIP), financial variabel lain nilainya tetap.
target (ROA), ineffective monitoring 6. Nilai koefisien regresi ineffective
(IND) dan auditor switch (CPA) maka monitoring (IND) berimplikasi negatif
kecurangan laporan keuangan sebesar -0,134. Hal ini menunjukkan
(DACC) diperkirakan dianggap jika terjadi kenaikan 1% pada variabel
konstan (nilainya tetap) yaitu sebesar - personal financial need (OSHIP)
0,816. maka kecurangan laporan keuangan
2. Nilai koefisien regresi financial (DACC) akan mengalami penurunan
stability (ACHANGE) berimplikasi sebesar 0,134 dengan asumsi bahwa
positif sebesar 0,465. Hal ini variabel lain nilainya tetap.
menunjukkan jika terjadi kenaikan 1% 7. Nilai koefisien regresi auditor switch
pada variabel financial stability (CPA) berimplikasi negatif sebesar -
(ACHANGE) maka kecurangan 0,477. Hal ini menunjukkan jika
laporan keuangan (DACC) akan terjadi kenaikan 1% pada variabel
mengalami kenaikan sebesar 0,465 personal financial need (OSHIP)
dengan asumsi bahwa variabel lain maka kecurangan laporan keuangan
nilainya tetap. (DACC) akan mengalami penurunan
3. Nilai koefisien regresi external sebesar 0,477 dengan asumsi bahwa
pressure (LEV) berimplikasi positif variabel lain nilainya tetap.
sebesar 2,605. Hal ini menunjukkan
jika terjadi kenaikan 1% pada variabel
external pressure (LEV) maka
kecurangan laporan keuangan
(DACC) akan mengalami kenaikan
sebesar 2,605 dengan asumsi bahwa
variabel lain nilainya tetap.
4. Nilai koefisien regresi personal
financial need (OSHIP) berimplikasi
positif sebesar 0,819. Hal ini
5. Dari hasil pengujian secara parsial (t-
IV. Simpulan
Test), hasil penelitian menunjukkan
Berdasarkan pembahasan pada bab bahwa ineffective monitoring dengan
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan proksi rasio komisaris independen
sebagai berikut: (IND) tidak berpengaruh terhadap
1. Dari hasil pengujian secara parsial (t- kecurangan laporan keuangan pada
Test), hasil penelitian menunjukkan perusahaan makanan dan minuman
bahwa financial stability dengan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
proksi rasio perubahan aset selama periode 2013-2015.
dua tahun (ACHANGE) tidak 6. Dari hasil pengujian secara parsial (t-
berpengaruh terhadap kecurangan Test), hasil penelitian menunjukkan
laporan keuangan pada perusahaan bahwa audior switch dengan proksi
makanan dan minuman yang terdaftar CPA berpengaruh terhadap
di Bursa Efek Indonesia periode 2013- kecurangan laporan keuangan pada
2015. perusahaan makanan dan minuman
2. Dari hasil pengujian secara parsial (t- yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Test), hasil penelitian menunjukkan periode 2013-2015.
bahwa extrernal pressure dengan 7. Secara simultan, variabel financial
proksi rasio laverage (LEV) stability (ACHANGE), external
berpengaruh terhadap kecurangan pressure (LEV), personal financial
laporan keuangan pada perusahaan need (OSHIP), financial target
makanan dan minuman yang terdaftar (ROA), ineffective monitoring (IND)
di Bursa Efek Indonesia periode 2013- dan auditor switch (CPA) berpengaruh
2015. terhadap kecurangan laporan
3. Dari hasil pengujian secara parsial (t- keuangan yang diproksikan dengan
Test), hasil penelitian menunjukkan manajemen laba pada perusahaan
bahwa personal financial need dengan makanan dan minuman yang terdaftar
proksi rasio kepemilikan saham oleh di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
orang dalam perusahaan (OSHIP) 2015.
tidak berpengaruh terhadap
kecurangan laporan keuangan pada V. Saran
perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sesuai pembahasan dari bab
periode 2013-2015. sebelumnya, saran yang dapat diberikan
4. Dari hasil pengujian secara parsial (t-
terkait penelitian ini meliputi:
Test), hasil penelitian menunjukkan
bahwa financial target dengan proksi a. Bagi peneliti selanjutnya
rasio return on asset (ROA) 1. Penelitian selanjutnya agar
berpengaruh terhadap kecurangan menggunakan sampel yang lebih
laporan keuangan pada perusahaan banyak dengan periode yang lebih
makanan dan minuman yang terdaftar panjang dan populasi yang
di Bursa Efek Indonesia periode 2013- berbeda.
2015. 2. Disarankan agar menambah
variabel seperti menggunakan
fraud diamond agar dapat 4. Diharapkan untuk penelitian
membandingkan dengan selanjutnya menggunakan metode
penelitian yang menggunakan pemilihan sampel yang berbeda.
fraud triangle. Hal ini dapat memperbaiki
kekurangan yang ada.
3. Disarankan agar menggunakan
proksi lain dari variabel fraud
b. Bagi Auditor
triangle misalnya GPM, NPM,
SCHANGE, CATA, SALAR, Diharapkan agar mempertimbangkan
SALTA, FREEC, HIGHGR, hasil penelitian tentang pengaruh
OWN dan proksi lainnya untuk
fraud triangle terhadap kecurangan
mendapatkan model yang lebih
akurat dalam mendeteksi laporan keuangan, sebagai
kecurangan laporan keuangan. pertimbangan dalam mendeteksi
kecurangan.

DAFTAR PUSTAKA Kurnia Kusuma Rachmawati, Marsono.


Pengaruh Faktor-Faktor dalam
Diaz Priantara. 2013. Fraud Auditing & Perspektif Fraud Triangle Terhadap
Investigation, Mitra Wacana Media, Fraudulent Financial Repoting
Jakarta. (Studi Kasus pada Perusahaan
Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan, Berdasarkan Sanksi dari Bapepam
Jurusan Akuntansi. 2015, Pedoman periode 2008-2012), Jurnal
Skripsi Penulisan Skripsi S1, Bogor. Akuntansi, Vol. 3, No. 2, 2014,
Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Halaman 1, ISSN : 2337-3806,
Multivariate dengan Program IBM Universitas Diponegoro.
SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Lou, Young-I, & Ming-Long Wang. 2009.
Diponegoro, Semarang. Fraud Risk Factor of the Fraud
Hery. 2017. Auditing dan Asurans : Triangle Assessing the Likelihood of
Pemeriksaan Akuntansi Berbasis Fraudulent Financial Reporting.
Standar Audit Internasional, Journal of Business & Economics
Grasindo, Jakarta. Research, Vol. 7, No. 2, pp. 63-78.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Mafiana Annisya, Lindrianasari, Yuztitya
Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta. Asmaranti. Pendeteksian
Koesmana, Deddy S, Kristiawan, Kecurangan Laporan Keuangan
Humbul & Rizki, Ahmad 2007. Menggunakan Fraud Diamond,
Peran Auditor Internal dalam Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 23,
Mencegah dan Mendeteksi No. 1, Maret 2016, Hal 72-89, ISSN:
Terjadinya Fraud menurut Standar 1412-3126, Universitas Lampung.
Profesi, Economic Business & Mulford, Charless W, dan Eugene E.
Accounting Review, Vol II No.1. hal Comiskey. 2012. Deteksi
59-71.
Kecurangan Akuntansi, Penerbit (ROE) Terhadap Return Saham
PPM, Jakarta. Pada PT. Astra Otoparts Tbk, Jurnal
Nguyen, Khanh. 2008. Financial Ilmiah Manajemen dan Akuntansi
Statement Fraud: Motives, Fakultas Ekonomi, Volume Semester
Methodes, Cases and Detection. I, 2013, Universitas Pakuan.
http://www.bookpump.com/dps/pdf- Skousen C. J., Smith, K. R & Wright C. J.
b/9423197b.pdf, diakses desember 2009. Detecting and Predicting
2016. Financial Statement Fraud: the
Nur Maghfiroh, Komala Ardiyani, Effectiveeness of the Fraud Triangle
Syafnita. Analisis Pengaruh and SAS No. 99 in Advances in
Financial Stability, Personal Financial Economics: Corporate
Financial Need, External Pressure Governance and Performance 1st
dan Ineffective Monitoring Pada edition. JAI Publishing, Emerald
Financial Statement Fraud dalam Group, Vol. 13.
Perspektif Fraud, Jurnal Ekonomi Sulistyanto H. Sri. 2008. Manajemen
dan Bisnis, Volume 16, Nomor 01, Laba: Teori dan Model Empiris,
Maret 2015, Universitas Pekalongan. Grasindo, Jakarta.
Purba, V. Jan Horas. 2015. Metodelogi Tuanakotta, Theodorus. M. 2010.
Penelitian Diktat Mata Kuliah. Akuntansi Forensik dan Auditor
Bogor : Universitas Pakuan. Investigatif, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas
Riny Jefri, Mediaty. Pendeteksian
Indonesia, Jakarta.
Kecurangan (Fraud) Laporan
Widarti. Pengaruh Fraud Triangle
Keuangan, Jurnal Akuntansi, Vol.
Terhadap Deteksi Kecurangan
01, No. 02, Juli 2014, Halaman 56-
Laporan Keuangan Pada
64, ISSN 2339-1502.
Perusahaan Manufaktur yang
Rita Anugerah. 2014. Peranan Good Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Corporate Governance dalam (BEI), Jurnal Manajemen dan Bisnis,
Pencegahan Fraud, Jurnal Vol. 13 No. 2 Juni 2015, Universias
Akuntansi, Vol. 3, No. 1, Oktober Sriwijaya.
2014: 101-113, ISSN 2337-4314, Website Bursa Efek Indonesia
Universitas Riau. http://www.idx.co.id
Scott, W. R. 2000. Financial Statement Website Saham Ok
Fraud: Prevention and Detection, http://www.sahamok.com
New York: John Wiley & Sons, Inc. www.okezone.com
Siti Maemunah. Pengaruh Return On www.liputan6.com
Asset (ROA) dan Return Of Equity

Anda mungkin juga menyukai