Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

PEMECAHAN MASALAH TEKNIK KIMIA

Absorpsi Gas CO2 dengan absorben MDEAmine pada unit CO2 Removal di PT Pertamina EP
Region Sumatera Field Prabumulih

Nama: Shabrina Ghassani

NIM : 151424028

Kelas : 4TKPB

Dikumpulkan : 1 maret 2019

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2017
I. Bahan Baku
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan
di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-
bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat
ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan
kotoran manusia dan hewan.

PT Pertamina EP Region Sumatera Field Prabumulih menggunakan bahan baku gas


alam Gas alam yang memiliki suhu 83,21 oF, tekanan 650 psig, dan laju 85,01
MMSCFD. Gas alam yang didapatkan mengandung senyawa sesuai dengan Tabel 1
berikut.

Tabel 1. Komposisi bahan baku (gas alam) pada PT Pertamina EP Region Sumatera
Field Prabumulih
Senyawa Komposisi (%mol)
CH4 0,73
C2H6 0,01
C3H8 0,02
n-C4H10 0,01
CO2 0,21
H2S 0,01
H2O 0,01
Sumber: Technical Data Book Vokume IV Operating Manual Book
Tabel 2. Komdisi operasi gas umpan
Kondisi Operasi
Temperature 28,45 oC
Pressure 4583 kPa
Molar flow 4234/kgmol/h
Mass flow 9,719 x 104 kg/h
Sumber: Technical Data Book Vokume IV Operating Manual Book
I. Masalah
Masalah yang dihadapi oleh PT Pertamina EP Region Sumatera Field Prabumulih
Adalah kandungan CO2 yang tinggi pada gas umpan (gas alam) yaitu sebesar 21%. Gas
CO2 merupakan gas asam dan merupakan kontaminan utama pada gas alam. Gas alam
dengan kadar CO2 sangat tidak disukai karena kapasitas kalori gas alam akan turun CO2
yang berlebihan akan bersifat korosif pada alat, sehingga CO2 harus diturunkan hingga
<5%.
II. Metode Penyelesaian
Salah satu cara untuk menurunkan kandungan gas CO2 dalam gas alam tersebut yaitu
dengan absorpsi. Pelarut yang digunakan dalam proses absorpsi ini adalah
aMDEAmine (activated Methyl Diethanol Amine) yang telah diaktivasi mengggunakan
larutan piparazine. Absorpsi CO2 dengan aMDEAmine merupakan absorpsi kimia,
dimana proses absorpsi disertai dengan reaksi kimia. Absorben aMDEAmine
digunakan karena memiliki tekanan uap yang rendah, tidak mudah terdegradasi,
korosivitas yang rendah, tingkat pengambilan gas CO2 yang tinggi, selektivitas yang
tinggi terhadap H2S, dan dapat berlangsung pada temperatur yang rendah.
Proses absorpsi CO2 ini dapat didekati dengan simulasi proses absorpsi pada program
Aspen Hysys v8.8.

III. Gambar atau Sketsa


Proses pendekatan pross absorpsi CO2 menggunakan simulasi proses absorpsi pada
program Aspen Hysys v8.8 disajikan pada gambar berikut.
Gambar 1. Diagram alir proses absorpsi CO2
Gambar 2. Komposisi umpan gas alam ke absorber absorber

Gambar 3. Kondisi operasi dan kandungan CO2 umpan gas alam ke absorber absorber
Gambar 4. Komposisi gas alam keluaran absorber

Gambar 5. Kondisi operasi dan kandungan CO2 gas alam keluaran absorber
Gambar 6. Kondisi operasi dan komposisi umpan MDEA ke absorber

IV. Solusi dan Komentar


Gas CO2 diproduksi hampir 97% dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti dari
sumber batu bara, minyak, gas alam, dan biomassa. Keberadaan CO2 pada industri gas
alam dapat menurunkan nilai heating value pada gas. Pada pipa gas alam kandungan
CO2 yang diizinkan sekitar 1-2% mol.
Ada beberapa teknologi untuk memisahkan dan menagkap CO2 yaitu: proses cryogenic,
teknologi membran, menggunakan mikroba atau alga, adsorpsi, dan absorpsi.
Pada permasalahan kandungan CO2 yang tinggi dalam gas alam PT Pertamina EP
Region Sumatera Field dapat digunakan proses absorpsi CO2 menggunakan larutan
aMDEAmine (activated Methyl Diethanol Amine) karena lebih ekonomis
dibandingkan proses lainnya dan juga cukup efektif.
Berdasarkan simulasi proses absorpsi pada program Aspen Hysys v8.8, kandungan
CO2 yang tinngi yaitu 21% mol dapat diturunkan dengan menggunakan proses absopsi
sehingga kandungan CO2 berkurang menjadi 0,002%mol. Pada simulasi ini juga
dilakukan regenerasi larutan aMDEAmine.
larutan aMDEAmine yang mengandung gas CO2 atau rich aMDEA akan keluar dari
dasar kolom absorber dan masuk ke HP Flash Drum. Selanjutnya rich aMDEA
dialirkan menuju heat exchanger untuk dilakukan pemanasan awal dari aMDEA Regen
yang keluar dari bagian bawah kolom regenerator aMDEA. Selanjutnya rich aMDEA
dialirkan menuju regenerator untuk dilepaskan kembali CO2 nya. Sehingga aMDEA
yang telah bebas dari gas CO2 dapat digunakan kembali untuk proses absorpsi
selanjutnya.
Tambahan revisi:

1. Reaksi H2S dan CO2 denan aMDEA

a. Sistem Reaksi Kimia H2S


Sedangkan reaksi terhadap H2S yang terjadi di badan liquid juga merupakan reaksi
reversible seperti berikut:
H2S + MDEA → HS- + MDEAH+

b. Sistem Reaksi Kimia CO2


Reaksi stoichiometri yang terjadi pada absorpsi CO2 dalam larutan absorbent secara
umum adalah:
CO3- + H2O + CO2(aq) ↔ 2HCO3- (1)

Reaksi yang menentukan kecepatan reaksi adalah:


CO2 + OH- ↔ HCO3- (2)
CO2 + H2O ↔ HCO3- + H+ (3)

Reaksi pertama cepat sedang reaksi kedua berlangsung lambat. Bila sejumlah kecil
MDEA ditambahkan dalam larutan absorbent , laju absorpsi akan meningkat dengan
mekanisme reaksi berikut (Augugliaro dan Rizzuti, 1987)
CO2 + MDEA + H2O ↔ MDEAH + HCO3- (4)
MDEAH+ + OH- ↔ MDEA + H2O (5)
HCO3- + OH- ↔ CO3- + H2O (6)

Di dalam campuran gas terdapat gas H2S selain CO2. Reaksi antara gas H2S
dengan K2CO3 dan MDEA dinyatakan berikut ini:
H2S + CO32- ↔ HS- + HCO3- (7)
H2S + MDEA ↔ HS- + MDEAH- (8)

2. Penggunaan CO2 yang telah di absorpsi


Gas CO2 yang telah dipisahkan dari gas alam akan dijual ke industri lain yang
menggunakan gas CO2 dalam prroesnya seperti industri minuman dan ke beberapa trader
gas seperti PT Samator dan PT Aneka gas Industri (AGI).
3. Make up solvent aMDEA
Penggantian solvent aMDEA dilakukan saat efisiensi larutan aMDEA untuk menyerap gas
CO2 berkurang. Hal ini dapat dilihat dari kandungan CO2 dalam aliran gas alam yang sudah
bebas dari CO2 yang melebihi 5% mol. Menutut (Patria, 2011) penggantian larutan
aMDEA dapat dilakukan setiap 4 kali dalam satu tahun
DAFTAR PUSTAKA
Arkema. 2000. MDEA, Proven Technology for Gas Treating System. Philadelphia: Arkema, Inc.
Purwanti dan Putri. Simulasi dan Studi Optimasi Unit CO2 Removal Stasiun Pengumpul Gas
(SPG) Merbau PT. PERTAMINA EP Region Sumatera Field Prabumulih. Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Pertamina. Technical Data Book Vokume IV Operating Manual Book

Anda mungkin juga menyukai