Anda di halaman 1dari 4

Setiap warga punya hak bersembahyang di tempat ibadah yang dipilih dan dibangunnya sendiri..

Sebab selama kita tidak bersedia menegakkan suatu garis pemisah antara politik dan agama,
selama itu pula akan ada masalah dan pasti Pancasila akan dipersoalkan dirongrong terus-menerus
dengan alasan-alasan yang tidak alariah, bernuansa emosional-fanatik. Setahuku Republik Turki
adalah negeri muslim pertama yang menjadi negara laiq bah kerajaan Islam ortodoks menjadi
negara nasional modern, yang memisahkan agama dari politik. Dan, aku seperti melihat adanya
kecenderungan ke arah laicité dalam ucapan dan gerak langkah Pak Harto. Namun, penglihatan
awalku ini scmakin lama semakin terbukti tidak benar. Presiden Soeharto ternyata bukan reformis
di bidang ke hidupan beragama seperti Presiden Mustafa Kemal Harto baru.Kalau kesan awalku
yang satu ini tentang Pak harto baru kusadari keliru tiga tahun kemudian di saat awal itu melihat
adanya suatu kekeliruan konseptual yang, bila tidak diperbaiki, bisa berakibat fatal dalam jangka
menengah, tidak panjang sampai menunggu jangka nasional

Kemudian pembangunan yang serba teknokratis ini tidak memberikan peluang sedikit pun
bagi pertumbuhan unsur yang sangat diperlukan bagi kesehatan suatu demokrasi yang berlaku
secara tidak langsung. Sungguh mencemaskan Zalig zijn ze die (erover) niet weten-tenteramlah
bagi mereka yang tidak mengetahuinya.
Maka begitu aku menerima "telepon" dari ajudan Presiden yang menyatakan aku diminta
datang ke Jalan Cendana jam 19.00, yang menurut teman-teman di CSIS "biasanya merupakan
“tanda” penawaran jabatan menteri, aku segera memutuskan masuk atau tidak dalam kabinet.
Waktuku berpikir hanya sebanyak empat jam. Kalau "tidak", semua konsepku akan tetap menjadi
ide spekulatif belaka dalam wacana publik. Kalau “masuk", aku punya kesempatan untuk
membicarakannya langsung dengan Pak Harto, yang menurut konstitusi adalah sekaligus Kepala
Negara dan Kepala Pe merintah. Aku bergegas pulang untuk membicarakan hal ini bersama Soel
sedang terganggu kesehatannya. Melihat aku pulang di saat sinar matahari masih terang benderang
dia kaget, sebab biasanya aku baru sampai di rumah kembali sesudah matahari tenggelam, seperti
kebiasaanku dahulu selama di Paris. Dia mengira aku mulai merasa tidak enak badan.

Soel dan aku bersepakat, kalau aku jadi masuk kabinet akan menjaga jarak sejauh mungkin
dari amoran hide elite pemerintahan, demi melindungi Yanti dari godaan dan pengaruh buruk
kehidupan tersebut. Kami pun sudah memutuskan untuk tetap tinggal di rumah pribadi kami, tidak
bersedia pindah ke kompleks perumahan menteri, ada tawaran untuk itu
Keempat, keluarga besarku rata-rata punya kebanggan hidup mandiri. Dari pihak Soel,
keluarganya pada umumnya lulusan perguruan tinggi, sebagai insinyur, dokter. Berprofesi baik di
bidang sipil maupun militer dan ada pula sebagai staf pengajar di perguruan tinggi. Sedangkan
semua kakak-kakakku masih menetap di Sumatera dan punya sumber kehidupan yang relatif
cukup. adikku yang menetap di Jakarta, setelah menyelesaikan studi universiternya, sudah menjadi
kurator di Museum Pusat. Kami semua sejak kecil sering diingatkan oleh Emak dan Bapak bahwa
kami boleh kehilangan semua kecuali harga diri dan kehormatan keluarga jadi menjauhi
perbuatan-perbuatan yang tercela, dari sudut agama, hukum etika kerja dan moral pergaulan.
Perbuatan tercela kita bisa saja luput dari pandangan manusia, begitu kata Emak, tetapi Tuhan
memperhatikan manusia tidak hanya ketika sedang bersembahyang Akhirnya aku berikrar pada
diriku sendiri untuk me lupakan saja" guna mencegah aku berbisnis selama dan sesudah menjadi
menteri. Hal ini memang sebab terasa berat sebelum ini terus terang aspek praktis ilmu ini
kumaksud untuk mencari tambahan guna mengimbangi kekurangan ri mengajar.

Kalau seseorang dibenarkan berbisnis sambil memegang jabatan politik hukum ini bisa saja
dimanipulasi. penggabungan bisnis dan politik di satu tangan ini, yang bisa berubah menjadi suatu
persekongkolan, telah terbukti di mana pun, menjadi sumber utama korupsi. The par to lose
karenanya, tekad untuk mempertahankan privile wer dan yang dimungkinkan sekali oleh
kekuasaan itu memerlukan uang untuk "membeli" apa saja, yang diam-diam merupakan dasar dari
money politics. Tidak hanya itu. Tekad tersebut juga menjadi penyebab efektif dari kolusi,
nepotisme, kemunafikan, kebrutalan dan peng-halal-an segala jalan/cara untuk mencapai tujuan
pribadi
Di Indonesia, memang belum ada ketentuan formal yang dengan tegas melarang pemangku
jabatan politik-Presiden Menteri, Anggota Parlemen-dan keluarganya berbisnis, langsung atau
tidak langsung. Masyarakat juga kelihatannya tidak mempedulikan hal. Karena larangan eksplisit
ada, lalu seenaknya diartikan legal dibenarkan. Bila demikian hal ini adalah secara yang tidak
“pener” Maka “bener” kesadaran sendiri pejabat itu sendiri seharusnya, dengan sejauh itu jauh-
jauh, memisahkan "politik" dan “bisnis” itu jauh-jauh, sejauh mungkin.

Aku teringat dari McNamara yang begitu, diangkat menjadi menteri Pertahanan Amerika Serikat,
lalu melepaskan kedudukannya sebagai Presdir General Motor dan menjual semua saham bisnis
yang dimilikinya. Setahuku kebiasaan seperti itu juga dilakukan oleh orang-orang di Eropa yang
masuk ke pemerintahan.Hal ini tidak berarti bahwa seorang mantan pejabat harus hidup melarat.
Dia hanya perlu ingat bahwa kalau mau jadi “terhormat" jangan "congoklah", ya mau
kedudukannya, ya mau kehormatannya, ya mau kekuasaannya, ya mau uangnya sekalian. Aku
sendiri dengan ikrar tadi, mau hidup sebagai intelektual selama dan sesudah tidak menjabat lagi,
hidup di dunia pemikiran. Artinya, aku akan tetap mengingat aspek “teoretiko-filosofis" dari ilmu
ekonomi dan akan mengem- bangkannya terus bersama-sama disiplin ilmiah lain yang telah
kupelajari guna meramu ide-ide. Aku harus mencari nafkah di bidang intelektual, harus mampu
hidup di dunia pemikiran itu sebagai planetary idea-farmer, yaitu makhluk di planet bumi yang
menanam/mengangkat gagasan, dibesarkan oleh dan menawarkan gagasan kepada siapa saja,
melalui komunikasi individual dan kolektf. Dengan begitu aku berusaha membuat jabatan menteri
ini merupakan suatu jabatan yang terhormat sebelum memangkunya dan berusaha tidak nodai
kehormatannya itu sesudah aku melepaskannya.

Buat dia angka ujianku dalam vaknya dan angka rata-rata mata pelajaran lainnya sudah
mencukupi. Prof. Sumitro, sebagai Dekan FE-UI, juga mengatakan seperti itu. Namun, aku tetap
da pendirianku karena aku mau menciptakan betapa tingginya academic image dari kedudukan
Asisten Moneter di Jakarta School of Economics. Tulisanku yang keempat di majalah "Mimbar
Indonesia" berupa kritik terhadap pendapat Bung Hatta, waktu itu Wakil Presiden, tentang fungsi
jaminan emas wajib bagi Bank Indonesia selaku Bank Sentral, yang dimuat di harian "Pedoman
Ketika tulisanku ini ku tunjukkan kepada Prof. Scheffer dan Prof Sumitro, kedua Guru Besar ini
sama-sama menyatakan bahwa tulisanku yang keempat ini sudah cukup, tidak perlu menunggu
sampai keluar yang kelima Aku lalu segera membuat surat lamaran menjadi Asisten Ekonomi
Moneter dan Kebudayaan.
Serah terima jabatan Menteri Pendidikan dan kebudayaan antara Dr. Syarif Thayeb dan aku terjadi
pada tanggal 3 April 1978.

Aku pernah membantunya sebagai anggota staf operasional di secretariat gubernuran begitu lulus
dari pendidikan kilat Militer Darurat di Berastagi awal Januari 1945. Karena sudah punya visi
bagaimana dan untuk ap pendidikan dan kebudayaan dibangun dan dikembangkan aku sudah bisa
terus beraksi begitu selesai serah terima jabatan Kepada para Direktur Jenderal dan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K), aku minta bekerjasama
sebagai satu tim dari orang-orang sipil yang mana aku diperlakukan schagai primus interparis-de
eerste onder de zijnen, yang pertama di antara orang-orang yang setara-bukan sebagai komandaan
pasukan tempur, walaupun kerja pendidikan dapat diibaratkan berperang melawan ke- bodohan,
ketidaktahuan dan kerendahan budi pekerti. Aku nyatakan pula visi bahwa "pendidikan adalah
bagian dari kebudayaan dan bukan sebaliknya". Visi ini, aku jelaskan, sejalan dengan
kecenderungan humanitas yang semakin kul tural.
Visi ini kemudian, beserta rasionalenya, aku tegaskan lagi d muka peserta rapat kerja jajaran
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan seluruh Indonesia, yang terdiri atas eselon I dan II
Kantor Pusat, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil), Rektor Universitas dan Institut Negeri, Direktur
Akademi, Balai Pustaka dan Museum dan Pengawas Candi serta Peninggalan Purbakala. Aku
pesan agar jangan dulu mengotak-atik ku rikulum, tetapi merenungi visi kultural ini demi
mendapatkan pemahamannya yang benar.

Inagurasi perpustakaan umum taraf desa Nuzulul salah satu desa Kabupaten Sukabumi pada hari
Quran tanggal 21 Agustus 19 Balai Pustaka aku minta menghidupkan kembali kegiatan
perpustakaan dan toko buku seperti yang dilakukannya di zaman Belanda dahulu. Kepada pemda
dari provinsi yang kecil banyak, aku minta bantuan dalam mengadakan per ke pelosok-pelosok
pustakaan terapung menelusuri batang air yang terpencil. Ikapi aku anjurkan mengadakan
pameran buku secara periodik di Jakarta dan ibu kota daerah. Di mana-mana aku pidatokan
supaya para orangtua mulai membiasakan mem- berikan buku sebagai kado bagi anak-anaknya
dan mendorong mereka untuk mulai membentuk perpustakaan pribadi. Aku segera memberikan
bantuan buku dan peta begitu mendengar ada orang atau organisasi yang membuka perpustakaan
gratis bagi anak-anak di pemukimannya. Tidak jarang yang berbuat begini adalah pelajar atau
mahasiswa bermodalkan koleksi buku Karena keuangannya. sendiri tidak cukup

Kepada Pak Harto aku katakan bahwa aku tidak akan mengubah kurikulum yang berlaku.
Praksis pendidikan akan terus menggunakan kurikulum 1975 walaupun aku menyadari betul
kelemahan dan kekurangannya. Terasa benar betapa kurikulum ini merupakan hasil dari suatu
kompromi tanpa visi ke depan yang relevan. Sedangk kegiatan pendidikan arusnya bertolak dari
masa depan karena semua anak yang dididik sekarang ini akan menjalani sisa hidupnya di masa
depan itu. Mereka adalah masa depan itu sendiri, bahkan masa depan Indonesia. Berhubung
dengan itu, akan kubercuk sebuah Komisi Pembaruan Pendidikan Nasional (KPPN) yang bertugas
menyusun konsep pendidikan, termasuk kurikulum, yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Nantinya konsep yang dihasilkan KPPN bersama-sama konsepku sendiri yang sudah ada akan
diumumkan kepada masyarakat untuk dinilai dan dipilih secara demokratis setelah didiskusikan
secara terbuka oleh stake holders pendidikan. Pasti tidak semua lapisan golongan masyarakat atau
kelas sosial yang mampu menilai ketepatan sesuatu kurikulum tetapi biar bagai pun visi
pendidikan yang bakal membuahkan kurikulum mereka ketahui.

Kelihatannya Pak Harto memahami penalaranku ini. KPPN aku bentuk dengan resmi pada tanggal
25 Agustus 1978 empat bulan setelah aku memangku jabatan Menteri P dan K . Sementara itu,
beberapa kebiasaan yang tidak kondusif bagi pelaksanaan proses pendidikan yang ideal sudah bisa
mulai dikoreksi guna mengimbangi kelemahan dan kekurangan yang datang dari kurikulum.
Misalnya mengenai jadwal tahun waktu liburan besar pelajaran dan, berkaitan dengan itu sekolah,
yang bisa jadi cukup peka karena menyangkut perubahan perlakuan terhadap bulan puasa yang
mudah dipolitisir. Lalu kegiatan kemahasiswaan dan perlakuan terhadap ilmu pengetahuan di
lingkungan kampus yang semakin tidak sesuai dengan hakikat kampus sebagai komunitas ilmiah
dan tidak kondusif bagi usaha pemenuhan kebutuhan de mokrasi akan warga yang berkualitas
untuk pembentukan masyarakat sipil. Padahal eksistensi masyarakat sipil ini yang seharusnya
menjadi ideal gerakan mahasiswa dan bukan menjadi politikus ental-sporadis di jalan raya dan
tempat ns tempat umum dengan memakai panji-panji k yang secara esensial adalah komunitas
ilmiah dan bukan sekali-kali komunitas politik atau subkomunitas dari komunitas politik Pada
langkah awalnya sebagai politikus ini saja mahasiswa sebenarnya sudah melakukan sejenis
korupsi, korupsi in telektual kalaupun bukan mental, disengaja atau tidak. Maka kehidupan
kampus yang menjadi semakin tidak normal, akan aku normalkan, sebelum para "pangeran manja"
itu merusa citra keilmuan lebih jauh.

Anda mungkin juga menyukai