Anda di halaman 1dari 7

Jenjang Karir Profesional Perawat

Perawat, sebagai salah satu profesi yang mana banyak kalangan menganggap bahwa profesi ini
akan masuk kedalam daftar profesi paling menjanjikan di masa depan (Forbes), dewasa kini
telah semakin menunjukan eksistensinya sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan.

Berbagai perbaikan dan kemajuan baik internal maupun eksternal telah ditorehkan. Dimulai
dari ;
1. Munculnya Professor Keperawatan laki-laki pertama di Indonesia pada Januari
2014 - Prof. Nursalam MNurs (Hons) -.
2. Terbentuknya Undang Undang Keperawatan (UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan) 17 Oktober tahun 2014 lalu.
3. Terpilihnya Bapak Harif Fadilah, S.Kp, M.H sebagai Ketua Umum PPNI
pada Munas - 9 PPNI yang berlangsung di Palembang 7 - 10 Mei 2015.
4. Dibentuk dan dilantiknya 8 Kolegium Keperawatan Indonesia periode 2015-2020
di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Sabtu (22/07/2017) oleh DPP PPNI.
5. Bertambahnya jumlah Professor Keperawatan Indonesia yang sebelumnya
berjumlah 6 orang, kini menjadi 8 orang sejak Juli 2017, mereka adalah Prof. Dr. Paul
Sirait, MM, M.Kes dari STIKEP Sumatera Utara dan Prof. Dr. Yati Afiyanti, MN dari
Universitas Indonesia.
6. Terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.
7. Terbentuknya Peraturan Presiden (Perpres) No. 90 tahun 2017 tentang Konsil
Tenaga Kesehatan Indonesia dimana didalamnya terdapat 3 Konsil yaitu Konsil
Keperawatan, Konsil Kefarmasian dan Konsil tenaga Kesehatan Lainnya.
Tentunya masih banyak kemajuan-kemajuan lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Namun yang pasti, semua itu menunjukan bahwa perawat harus dan akan terus berbenah
dalam memperbaiki dan meningkatkan citra serta kualitas pelayanan demi kesehatan Indonesia
lebih baik.

Oleh karenanya, demi mendukung dan ikut berkontribusi dalam kemajuan tersebut, setiap
individu perawat harus ikut serta berperan aktif dalam mendukung majunya profesi perawat di
negeri ini. Salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan jenjang karir yang lebih baik
dan profesional sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat di Rumah
Sakit yang tertuang dalam Permenkes No. 40 tahun 2017.

Lantas, apa yang dimaksud dengan Jenjang Karir Profesional Perawat?

Jenjang Karir Profesional merupakan sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme,
sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi. Dimana kompetensi tersebut
diperoleh dari pendidikan formal berjenjang (DIII - S1 - S2 - S3), pendidikan informal yang
sesuai/relevan maupun pengalaman praktik yang diakui.

Menurut Permenkes tentang jenjang karir perawat- yaitu Permenkes No. 40 tahun 2017 -,
pengembangan jenjang karir profesional perawat di Indonesia mencakup 4 peran utama
perawat yaitu, Perawat Klinis (PK), Perawat Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP), dan Perawat
Peneliti/Riset (PR).

Mari kita fahami satu persatu perbedaan ke 4 peran tersebut.

1. Perawat Klinis
Perawat klinis merupakan perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung
kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Dalam arti lain,
perawat klinis merupakan perawat yang terjun langsung ke lapangan, semisal perawat
pelaksana yang bekerja di Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, dan lain sebagainya yang erat
kaitannya dengan pelayanan.
2. Perawat Manajer
Berbeda dengan perawat klinis, perawat manajer yaitu perawat yang mengelola
pelayanan keperawatan di sarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah
(front line manager), tingkat menengah (middle management), maupun tingkat atas
(top manager). Dalam arti lain, perawat manajer dapat berupa Kepala Ruangan, Kepala
Bidang, Owner Homecare, Owner Praktik Mandiri Keperawatan dan lain sebagainya.
3. Perawat Pendidik
Yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada peserta didik di institusi pendidikan
keperawatan (Dosen Keperawatan).
4. Perawat Peneliti/Riset
Yaitu perawat yang bekerja di bidang penelitian keperawatan atau kesehatan.
Masing masing pengembangan karir tersebut memiliki 5 level atau tingkatan, baik yang di
Rumah Sakit maupun di Pelayanan Primer. Ke 5 level tersebut dimulai dari level I sampai
dengan level 5, seperti yang ditunjukan gambar bagan dibawah ini ;

Setiap level tersebut dimulai dari level generalis (level I), dasar kekhususan (level II), lanjut
kekhususan (level III), spesialis (level IV) dan subspesialis/konsultan (level V).

Mari kita fahami gambar bagan Pengembangan Karir Profesional Perawat tersebut diatas;

Seperti yang ditunjukan tanda panah, bahwa ketika seorang perawat ingin menjadi seorang
Perawat Manajer level I, maka ia harus sudah memiliki kompetensi sebagai Perawat Klinis level
II.
Pun ketika ingin menjadi seorang Perawat Pendidik level I, maka harus terlebih dahulu memiliki
kompetensi sebagai Perawat Klinis level III.

Atau mungkin ingin menjadi Perawat Riset level I, maka disyaratkan harus memiliki kompetensi
sebagai Perawat Klinis IV terlebih dahulu.

Intinya, setiap perawat yang ingin beralih peran (meningkatkan peran ke jenjang yang lebih
tinggi), harus dimulai dari peran sebagai Perawat Klinis terlebih dahulu. Untuk menjadi PM I,
syaratnya harus PK II terlebih dahulu. Untuk PP I, maka harus PK III terlebih dahulu. Dan untuk
menjadi PR I, maka harus menjadi PK IV terlebih dahulu.

Lantas, bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan status PK I dan naik ke level selanjutnya atau
bahkan berpindah peran?

Dalam Panduan Jenjang Karir Perawat menurut Permenkes No. 40 tahun 2017, mekanisme
jenjang karir profesional perawat ditentukan sesuai dengan perkembangan karir perawat yang
bersangkutan. Apakah ia merupakan perawat baru, perawat lama, atau perawat yang pindah
tugas.

Untuk perawat baru - perawat yang baru lulus pendidikan atau baru pertama kali bekerja
dengan masa kerja 0 - 1 tahun - tahapan untuk masuk dan diakui sebagai Perawat Klinis, harus
melalui beberapa tahapan proses yang dimulai dari ;

Proses Kredensialing Perawat Baru


1. Proses Rekruitmen dan Seleksi
Proses ini dimulai dari penerimaan perawat baru (lowongan kerja) yang meliputi seleksi
administrasi, kesehatan, dan kredensial edukasi yang meliputi keaslian ijazah, transkrip
nilai, dan juga STR.
2. Orientasi
Orientasi biasanya dilakukan oleh setiap pegawai baru untuk memberikan informasi,
pengenalan dan indoktrinisasi pegawai baru.
3. Internship/Magang
Yaitu proses melaksanakan asuhan di unit kerja bersama preceptor atau perawat yang
ditunjuk untuk menjadi role model bagi perawat baru yang akan mengarahkan dan
mengevaluasi pencapaian kompetensi serta melaksanakan asuhan bersama dengan
perawat baru.
4. Kredensial
Yaitu proses penetapan jenjang karir yang mempunyai 2 tahapan yaitu Assesmen
Kompetensi dan Penetapan Kewenangan Klinik sesuai dengan hasil dari Assesmen
Kompetensi yang telah dilakukan sebelumnya.
Bagaimana dengan Perawat Lama atau Perawat Pindah Tugas?

Implementasi jenjang karir bagi perawat klinis lama (yang telah mempunyai pengalaman
kerja) pada awal pengembangan karir di suatu institusi dimulai dengan tahapan pemetaan (
mapping) kompetensi. Setelah pemetaan, diperoleh profil perawat di rumah sakit.
Selanjutnya akan dilakukan kredensial asesmen kompetensi dan penetapan kewenangan klinik
serta penugasan kerja di area praktik yang sesuai penjenjangannya. Untuk lebih jelasnya, lihat
gambar bagan dibawah ini ;
Proses Kredensialing Perawat Lama
Intinya bahwa, untuk setiap peningkatan level, maka perawat yang bersangkutan akan selalu
melalui tahapan kredensialing sebelum akhirnya jika dinyatakan lulus - di Rumah Sakit,
kredensialing dilakukan oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit - maka akan mempunyai
penetapan peran dan level yang baru.

Adapun tahapan Kredensialing tersebut adalah :

Asessmen Kompetensi
1. Self evaluasi, verifikasi log book dan porto folio
2. Mengajukan permohonan assesmen diketahui dan disetujui oleh preceptor dan
kepala ruangan
3. Melaksanakan proses pra konsultasi untuk validasi kesiapan asesmen dan
kontrak pelaksanaan asesmen
4. Pelaksanaan asesmen untuk kompetensi oleh asesor
5. Melaksanakan usulan banding (jika diperlukan)
6. Pengambilan keputusan hasil asesmen kompetensi
7. Pemberian Setifikat Kompetensi bagi perawat yang kompeten
Penetapan Kewenangan Klinik atau Kredensialing
1. Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinik kepada Ketua
Komite Keperawatan sesuai Rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih (White Paper)
2. Mengikuti proses kresendial dengan cara review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode yang dilakukan oleh panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang ditentukan
3. Memperoleh hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi perawat
selanjutnya direkomendasikan oleh Komite Keperawatan untuk mendapatkan surat
penugasan klinis dari pimpinan/direktur rumah sakit
4. Pemberian Penugasan Klinis (Clinical Appointment) sesuai hasil kredensialing.
Itulah sedikit informasi mengenai Jejang Karir Profesional Perawat Indonesia yang dikutip dan
disadur dari Permenkes No. 40 Tahun 2017. Klik Disini untuk mendownload permenkes
tersebut, dan Klik Disini untuk melihat versi slide Panduan Jenjang Karir
Perawat dari @Panduanperawat.id.

Pengalaman penulis (Nugraha Fauzi) saat melakukan proses tersebut di RS Paru Dr. H. A
Rotinsulu pertengahan tahun 2016 lalu, prosesnya memang seperti itu. Ketika orientasi, kita
dikasih tahu untuk membuat log book yang memuat setiap tindakan yang kita lakukan kepada
pasien, mirip dengan implementasi pada askep.

Selain itu, kita juga diberi buku kompetensi dimana disana memuat daftar kompetensi yang
mana ketika kita melakukan kompetensi tersebut maka akan ada kotak ceklis yang harus di
ceklis ketika kita melakukan tindakan kompetensi tersebut dan diketahui (tanda tangan) oleh
preceptor - dalam kasus saya preceptornya kepala ruangan-.

Ketika melakukan asesmen kompetensi, maka ke dua buku tersebut (log book dan buku
kompetensi) di cross check oleh asesor dari tim asesor Komite Keperawatan dengan kepala
ruangan.

Proses selanjutnya yaitu tes praktik atau asesmen klinis dan juga tes lisan. Jika lulus, kita akan
mendapatkan sertifikat kompetensi. Jika dinyatakan tidak lulus, maka kita akan mengulangi
proses tersebut diatas.

Singkatnya seperti itu, semoga panduan dan pengalaman ini dapat bermanfaat. Nah bagaimana
pendapat teman-teman mengenai jenjang karir ini? Juga bagaimana pengalaman teman-teman
yang sudah mengikuti proses penjenjangan ini? Share di kolom komentar dibawah ini ya.

Anda mungkin juga menyukai