net/publication/326325396
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca
sapientum) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)
CITATIONS READS
0 2,224
4 authors, including:
Mus Ifaya
STIKES Mandala Waluya Kendari
5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Mus Ifaya on 11 July 2018.
ABSTRAK
Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang kulit pisang raja dilakukan pada konsentrasi 2,5
mengandung satu atau lebih elektron tidak ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, dan 10 ppm dan vitamin C
berpasangan dan sangat reaktif sehingga untuk digunakan sebagai kontrol positif. Absorbansi
menjadi stabil ia cenderung akan mengambil diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis
elektron dari molekul lain yang menimbulkan pada panjang gelombang maksimum yaitu 517
ketidaknormalan molekul lain dan memulai reaksi nm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
berantai yang dapat merusak jaringan. Radikal ekstrak kulit pisang Raja memiliki aktivitas
bebas ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50
degeneratif seperti kanker, diabetes melitus dan sebesar 46,82 ppm.
alzheimer. Oleh karena itu, diperlukan senyawa
yang dapat meredam efek negatif dari radikal
bebas yaitu antioksidan. Pisang Raja mengandung Kata kunci: Antioksidan, Ekstrak kulit pisang Raja
memiliki aktivitas antioksidan. Kulit pisang (Musa paradisiaca sapientum), DPPH
mengandung antioksidan yang tinggi
dibandingkan dengan dagingnya. Tujuan Penulis korespondensi :
penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas Mus Ifaya
antioksidan ekstrak kulit pisang raja dengan Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya
menggunakan metode uji DPPH (1,1-diphenyl-2- Kendari
picrylhydrazil). Uji aktivitas antioksidan ekstrak E-mail: ifhifhifayah@gmail.com
PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan atom atau Fessenden, 1986). Radikal bebas secara
molekul yang mengandung satu atau terus-menerus terbentuk di dalam tubuh.
lebih elektron tidak berpasangan dan Sebagian besar diperkirakan terlibat
sangat reaktif sehingga untuk menjadi dalam berbagai proses penyakit
stabil ia cenderung akan mengambil degeneratif (Halliwell, 2012). Senyawa
elektron dari molekul lain yang radikal akan merusak sel sehingga
menimbulkan ketidaknormalan molekul menyebabkan suatu penyakit seperti liver,
lain dan memulai reaksi berantai yang kanker, dan kondisi yang berhubungan
dapat merusak jaringan (Fessenden dan dengan umur seperti alzheimer (Hernani
34
dan Raharjo, 2006). Oleh karena itu, yang lebih tinggi bila dibandingkan
diperlukan senyawa yang dapat meredam dengan ekstrak metanol dan fraksi n-
efek negatif dari radikal bebas yaitu heksan.
antioksidan (Karyadi, 1997). Penelitian yang dilakukan oleh
Salah satu tanaman yang Singhal dan Purnima tahun 2013 terhadap
mengandung antioksidan adalah pisang aktivitas antioksidan, total flavonoid dan
Raja. Kulit pisang Raja mengandung total senyawa fenolik pada ekstrak kulit
antioksidan lebih tinggi dibandingkan pisang dengan membadingkan pelarut
daging buahnya. metanol dan pelarut hexan menyatakan
Pisang Raja umumnya buahnya bahwa total flavonoid dan total fenolik
yang dimanfaatkan dan kulitnya dibuang. ekstrak metanol kulit pisang lebih tinggi
Pemanfaatan kulit pisang (Musa spp.) di dibandingkan ekstrak hexan kulit pisang.
Indonesia terbatas, sebagai campuran Penelitian ini dilakukan untuk
pakan ternak (20-30%), serta pupuk menentukan aktivitas antioksidan dari
kandang dan kompos (60-70%) (Husni, kulit pisang Raja (Musa paradisiaca
2009). Sapientum). Kulit pisang Raja memiliki
Kulit pisang merupakan sumber kulit yang lebih tebal dengan kandungan
senyawa fenol yang merupakan salah karoten yang tinggi, dimana karoten
satu antioksidan pada kanker dan merupakan senyawa antioksidan yang
penyakit hati (Someya et al., 2002). memberikan warna kuning pada kulit
Penelitian yang dilakukan oleh Rose pisang (Diennazola, 2008).
5 ppm, 7,5 ppm dan 10 ppm) dan kulit pisang raja dilakukan dengan
menit dengan suhu 370C. Selanjutnya, interaksi antioksidan dengan DPPH baik
gelombang 517 nm. Apabila masing- hidrogen pada DPPH akan menetralkan
karakter radikal bebas dari DPPH, jika
masing konsentrasi yang diuji memiliki
semua elektron pada radikal bebas DPPH
aktivitas antioksidan maka radikal DPPH
yang berwarna ungu gelap akan menjadi berpasangan maka warna larutan
tereduksi menjadi bentuk non radikal berubah dari ungu tua menjadi kuning
=
serapan blanko−serapan sampel
x 100 senyawa antioksidan yang menyebabkan
serapan blanko
hilangnya 50% aktivitas DPPH. Hasil
pengukuran antioksidan ekstrak kulit
pisang raja dan vitamin C berdasarkan DPPH dapat dilihat pada Tabel 1.
hambatan yang diberikan pada radikal
Tabel 1. Persen Penghambat Ekstrak Kulit Pisang Raja dan Vitamin C
10 0,134 15,18
Ekstrak
7,5 0,143 9,49
Kulit 0,158
Pisang 5 0,146 7,59
Raja
2,5 0,146 7,59
10 0,128 18,98
7,5 0,158 0,13 17,72
Vitamin C
5 0,146 7,59
2,5 0,15 5,06
15
10
5 y = 0.9868x + 3.795
R² = 0.7863
0
0 2 4 6 8 10 12
konsentrasi (ppm)
% Inhibisi Vitamin C
20
15
10 y = 2.0652x - 0.595
R² = 0.9047
5
0
0 2 4 6 8 10 12
Konsentrasi (ppm)
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai nilai IC50 100-150 mg/L, lemah apabila
IC50 dari ekstrak kulit pisang raja sebesar nilai IC50 antara 150-200 mg/L, dan sangat
46,82 ppm sedangakan nilai IC50 vitamin lemah bila nilai IC50 lebih dari 200 mg/L.
C jauh berbeda dengan ekstrak kulit Aktivitas antioksidan yang sangat
pisang raja yaitu sebesar 24,49 ppm. kuat karena kulit pisang raja banyak
Aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang mengandung senyawa bioaktif seperti
raja dan vitamin C sama-sama tergolong flavonoid. Senyawa flavonoid merupakan
sebagai antioksidan sangat kuat. Menurut metabolit sekunder yang tersebar pada
Molyneux (2004), suatu senyawa tumbuhan dan termasuk senyawa fenolik
antioksidan dikatakan sebagai sehingga cenderung mudah larut dalam
antioksidan yang sangat kuat apabila nilai pelarut polar (Nabavi et al., 2011).
IC50kurang dari 50 mg/L, kuat apabila Flavonoid bersifat antioksidan sehingga
nilai IC50 50-100 mg/L, sedang apabila