Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Home Care


Menurut Depkes, R.I tahun (2002), home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu, keluarga, di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari
penyakit ini.
Menurut Ewen and Nies, M.A, 2001 home care adalah sistem dimana pelayanan
kesehatan dan pelayanan sosial di berikan di rumah kepada orang-orang cacat atau orang-
orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.

B. Tujuan Home Care


1. Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperwatan kesehatan di rumah.

C. Sejarah Perkembangan Home Care


Perawatan dirumah merupakan aspek keperawatan komunitas yang berkembang
paling pesat. Atara tahun 1988-1992, jumlah perawat yang melakukan perawatan dirumah
meningkat menjadi 50%. Pada awalnya, keperawatan komunitas di mulai dengan
pelayanan yang di berikan bagi orang-orang tidak mampu di rumah mereka
William Rathbone memulai program perawat yang berkunjung di kerumah
(visiting nurse) pada tahun 1859, setelah istrinya meninggal dan di rawat oleh seorang
perawat di rumahnya. Selanjutnya di akhir tahun 1800-an, amerika serikat mendirikan
perkumpulan perawat yang datang kerumah karena tingginya imigrasi di amerika yang
menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit menular sampai dengan awal abad ke-19,
perawatan bagi orang sakit dan orang cacat di rumah-rumah mereka menjadi bentuk
tradisional dan pelayanan kesehatan bagi kebanyakan orang (SPIEGEL, 1987).
Di tahun 1940-an, rumah sakit mulai menunjukan keberhasilannya pada perawatan
dirumah karena meningkatnya jumlah orang yang sakit kronis. Perkumpulan-perkumpulan
visiting nurse semakin menjamur di berbagai kota besar dan kecil, sampai akhirnya di
awal tahun 1980-an digunakan sistem Diagnostic ± Related Groups (DRGs) untuk
menurunkan lama rawat inap dari seorang pasien. Pelayanan perawatan dirumah
selanjutnya dipandang bukan hanya sebagai cara terpilih untuk memberikan perawatan
pada klien, tetapi juga merupakan cara yang paling murah.
Dalam kegiatan kongres ICN 13 July 2009 di afrika selatan di bahas sharing
experience tentang Home Carre dan Primary Health Care dimasing-masing negara.
Permasalahan di negara berkembang hampir sama yaitu communicate disease dan
kurangnya sumber daya baik tenaga perawat maupun fasilitas, termasuk teknologi serta
pentingnya kompetensi perawat dalam melaksanakan Home Based Care dengan aspek
legal yang kuat dalam praktek.

D. Sejarah Home Care Di Indonesia


Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang
baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang
dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan,
adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam
perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS
pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah
melakukan program Home Care yang di sebut dengan “Partus Luar”. Dalam layanan
partus luar, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan
normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa
bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa
bidan yang melaksanakan tugas partus luar dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan
tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan.
Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan
organisasi pendidikan dengan pelayanan.

F. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Home Care


1. Kesiapan tenaga dan partisipasi masyarakat
2. Upaya promotif atau preventif
3. SDM perawat
4. Kebutuhan pasien
5. Kependudukan
6. Dana

G. Manfaat Home Care


1. Bagi Klien dan Keluarga :
a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang
makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan
konsumsi keluarga
b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa
keluarga ada yang sakit
c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang
sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat
untuk menggantikannya
2. Bagi Perawat :
a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang
tetap sama
b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan
begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c. Data dan minat pasien
3. Bagi Rumah Sakit :
a. Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya pelayanan
home care yang dilakukannya.
b. Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c. Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat

H. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
a. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
b. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
c. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
d. Pelayanan informasi dan rujukan
e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
f. Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.

I. Prinsip Home Care


Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
diperhatikan beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care. Prinsip – prinsip
terssebut diantaranya :
a. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
b. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan,
perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
c. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
d. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
e. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam menetapkan diagnosa.
f. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan.
g. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan
rehabilitaif.
h. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan, medik dan
lainnya.
i. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
j. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
k. Mengembankan kemampuan profesional.
l. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
m. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care .

J. Perkembangan Pelayanan Kesehatan Dirumah


Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal masyarakat dalam
system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain
banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa
di rawat di rumah dan tidak di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor
yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
1. Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apa bila di
rawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus
penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative lama. Dengan demikian
berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative
lama.
3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan
klien yang sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi
beban manajemen.
4. Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan
secara optimal karena terikat aturan-aturan yang ditetapkan.
5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan (DEPKES, 2002).

K. Lingkup Keperawatan Di Rumah


Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal,
asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa,
dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan
lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :


1. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psiko-
sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan
wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan
melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan
keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan
penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien,
dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk
perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara
berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan
keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan
memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan
terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan,
mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

L. Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
a. Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu
di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di
rawat di rumah sakit.
b. Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan
lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.

c. Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit


terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hpertensi,
masalah-masalah kejiwaan dan asuhan paa anak.
M. Peran dan Fungi Perawat Home Care
1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c. Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

N. Faktor Penghambat Dalam Pelayanan Home Care


1. Adanya rasa kurang atau belum percayanya masyarakat atau keluarga terhadap
pelayanan Home Care.
2. Situasi dan keadaan lingkungan atau wilayah serta kurangnya akses transportasi Jarak
wilayah yang terlalu jauh sehingga kurang mendapat pelayanan Home Care dari pihak
rumah sakit serta keadaan yang kurang mendukung, misalnya pada lingkungan rumah
susun yang berkaitan dengan ketenangan, kebersihan, kerapian yang kurang
mendukung untk proses penyembuhan dalam pelayanan home care. Hal ini
menyebabkan persepsi masyarakat kurang baik terhadap keberadaan home care.
3. Tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melaksanakan pelayanan home care
4. Banyak masyarakat yang belum tahu tentang pelayanan home care.
5. Terbatasnya tenaga kesehatan
6. Adanya panggilan kunjungan yang tidak diperlukan, hal ini akan membuang waktu,
tenaga dan biaya,
7. Hambatan yang datang dari pasien dan keluarga
8. Ketergantungan penderita dan atau keluarga,
9. Untuk kolaborasi dengan tim profesional lain membutuhkan waktu yang cukup lama,
10. Letak geografis yang jauh dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan dan cost yang
diperlukan.

O. Kelebihan Pelayanan Home Care


1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan
kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
3. Pembiayaan yang lebih murah 1 minggu di rumah sakit untuk kelas 3 kurang lebih
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.000.000,00 kalau memakai pelayanan home care
dalam 1 minggu yang dilakukan visit 3 kali kurang lebih biaya yang dikeluarkan Rp.
425.000,00.

P. Kekurangan Pelayanan Home Care


1. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif
2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis
3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

Q. Prosedur Tetap Home Care


1. Protap Umum
Prosedur tetap (Protap) umum Home Care adalah pedoman tatalaksana
perawatan secara umum, berlaku bagi segenap komponen pelaksana home care, baik
bagi dokter maupun bidan dan perawat. Dalam hal yang bersifat khusus semisal :
tatalaksana biaya perawatan, pengelolaan obat dan bahan habis pakai atau yang lain,
diatur dalam pedoman tersendiri.
Pelakasana home care menerima pasien dari dokter penanggung jawab, dokter
praktek, institusi pelayanan medis atau atas kemauan pasien (keluarganya) dengan
indikasi rawat inap maupun pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan perawatan
penunjang (paliatif) karena berbagai alasan.

Langkah awal adalah :


a. Pelaksana home care mencatat identitas pasien di buku register dan kartu status home
care
b. Memeriksa tanda-tanda vital (tensi, suhu, nadi, respirasi) dan mencatat di kartu status
pasien
Melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Bila ada instruksi tertulis, lakukan sesuai instruksi/tindakan
2. Bila belum ada instruksi, konsultasi dokter
3. Bila dokter sulit dihubungi, berikan pertolongan pertama sesuai keadaan pasien pada
saat itu, misalnya pasang infus, perawatan luka, pasang kateter dan lain-lain
4. Setelah diberikan terapi/tindakan, berikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya
tentang cara-cara mengawasi infus dan tindakan medis lainnya
5. Mencatat setiap tindakan/terapi/konsultasi dalam lembar status pasien
6. Memberitahu keluarga pasien tentang cara menghubungi pelaksana bila sewaktu-waktu
diperlukan terkait dengan keluhan pasien
7. Awasi keadaan pasien secara berkala, termasuk pengamatan tanda vital. Tulis dan catat
di lembar catatan perawat setiap melakukan pengukuran tanda-tanda vital.
8. Melaksanakan petunjuk/perintah pengobatan selanjutnya dari dokter
9. Pemberian obat oral di atur sesuai jadwal pengobatan dan kenyamanan pasien.
10. Apabila kondisi pasien menurun atau mengalami perubahan mendadak, segera
konsultasi ke dokter konsultan (dokter penanggung jawab) atau langsung di rujuk ke
rumah sakit dengan pendampingan
11. Jika terjadi anafilaksis shock, tangani sesuai protap anafilaksis, kemudian baru
konsultasi.
12. Pelaksana home care hendaknya memberikan tindakan atas rekomendasi dokter,
kecuali dikter tidak bisa dihubungi atau pasien memerlukan tindakan cepat.
13. Penggunaan obat dan BHP (bahan habis pakai) di catat di buku stok masing-masing
pelaksana home care.
14. Pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium disiapkan oleh petugas pelaksana
home care, kemudian di kirim ke bagian laboratorium rumah sakit RK Charitas
Palembang. Selanjutnya hasil laboratorium dikonsultasikan ke dokter.
15. Konsultasi pasien dapat dilaksanakan melalui telepon atau SMS
16. Jika diperlukan follow up, pasien dapat diperiksakan ke dokter konsultan (praktek).
17. Rujukan ke rumah sakit RK Charitas Palembang didampingi oleh petugas jaga.
18. Pasien yang tidak dapat ditangani di rumah atau memerlukan tindakan lebih lanjut atau
tindakan operatif, di rujuk ke rumah sakit disertai rujukan dan tindakan sementara yang
sudah dilakukan.
19. Penggunaan mobil ambulance hendaknya bekerjasama dengan pihak rumah sakit dan
dikenai tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sesuai daftar tarif ambulance di
rumah sakit
20. Dokter dan pelaksana home care tidak diperkenankan menerima sesuatu dan
melakukan perjanjian-perjanjian dengan pihak manapun yang berujung pada
pembengkakan biaya home care.
21. Dikter bersama pelaksana home care hendaknya membuat standarisasi obat sesuai
keperluan berdasarkan indikasi medis dan bekerjasama denga apotek rumah sakit dalam
pengadaan obat. Dalam menetukan jenis obat tentunya mempertimbangkan daya
jangkau pasien tanpa mengurangi kualiatas obat.
22. Penggantian petugas pelaksana, oleh berbagai sebab, hendaknya melakukan serah
terima, meliputi : kondisi pasien, obat dan tindakan meis, sesuai jadwal yang telah
ditetapkan.
23. Semua komponen home care hendaknya bersikap ramah dengan pasien dan
keluarganya, memberikan support serta mendidik pasien berkenaan dengan
penyakitnya.

2. Alur Pelayanan
Secara garis besar alur pelayanan yang diberikan adalah :
1. Setiap pasien, mendapatkan pelayanan home care melalui dokter penanggung jawab,
dokter konsultan atau langsung melalui petugas pelaksana home care
2. Petugas pelaksana home care melaksanakan pelayanan meds sesuai dengan instruksi
dokter atau prosedur tetap home care
3. Petugas pelaksana home care membuat registrasi dan mencatat di lembar status
pasien
4. Petugas pelaksana mengunjungi rumah pasien secara berkala
5. Petugas pelaksana yang berhalangan dalam perawatan home care dapat digantikan
oleh petugas lain dengan melakukan serah terima
6. Pasien di rawat hingga sembuh atau hingga akhir perawatan pada perawatan paliatif
7. Apabila perlu di rujuk, maka pasien di rujuk setelah mendapatkan tindakan
stabilisasi
8. Apabila penderita meninggal dunia, petugas pelaksana membuat laporan keatian
sejak masa perawatan.
3. Mekanisme Pelayanan Home Care
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan
rujukan dan klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
klien dapat langsung menghubungi agens pelayanan keperawatan di rumah atau praktek
keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan.
Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pasien pasca rawat inap atau rawat jalan harus terlihat terlebih dahulu olehdokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat dirumah,
maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola
atau agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama-sama klien dan kelurga
akan menentukan masalahnya dan membuat perencanaan, membuat keputusan,
membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien,
kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem
pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang
direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan
oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana
pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan (Ode,
2012)
Persyaratan klien yang menerima pelayanan perawatan di rumah adalah :
1. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
2. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (informed
consent).
3. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan di
rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan haknya dalam menerima
pelayanan (Bukit, 2008).

Proses Penerimaan Kasus


a. Home care menerima pasie dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
b. Pimpinan home care menunjuk koordinator kasus untuk mengelola kasus
c. Koordinator kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.

Proses Pelayanan Home Care


a. Persiapan
1) Pastikan identitas pasien
2) Bawa denah/penunjuk tempat tinggal pasien
3) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
5) Siapkan file asuhan keperawatan
6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

b. Pelaksanaan
1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4) Membuat rencana pelayanan
5) Lakukan perawatan langsung
6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dan lain-lain
7) Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
8) Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan Evaluasi


1) Keakuratan data kelengkapan pengkajian awal
2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana

d. Proses Penghentian Pelayanan Home Care, Dengan Kriteria :


1) Tercapai sesuai tujuan
2) Kondisi pasien stabil
3) Program rehabilitasi tercapai secara maksimal
4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5) Pasien di rujuk
6) Pasien menolak pelayanan lanjutan
7) Pasien meninggal dunia

4. Tata Laksana Home Care


Berikut ini adalah panduan singkat tatalaksana home care, mulai pra perawatan di rumah
pasien hingga pasca perawatan.

Pra Home Care :


1. Dokter dan tim home care merencanakan jadwal perawatan pasien sesuai jenis
perawatan, jenis penyakit, gradasi penyakit dan kondisi klinis pasien berdasarkan
prosedur perawatan. Jenis perawatan, meliputi : perawatan kuratif, perawatan suportif,
perawatan rehabilitatif, perawatan emergency.
2. Dokter dan tim home care merencanakan pemeriksaan penunjang diagnostik dan
follow up jika diperlukan, seperti : laboratorium, rontgen dan lain-lain
3. Pelaksana home care mempersiapkan saran dan prasarana perawatan, meliputi :
tensimeter, infus set, intravena cath, cairan infus, spuit, needle, nebulizer dan lain-lain
sesuai keperluan perawatan masing-masing kasus.

Pelaksanaan Home Care :


1. Pelaksana perawatan mengunjungi rumah pasien secara berkala sesuai jadwal
perawatan untuk melaksanakan perawatan dan tindakan medis berdasarkan jadwal
perawatan
2. Pelaksana home care melaporkan kondisi klinis setiap pasien dan keluhan serta
tindakan medis yang sudah dilakukan, meliputi : kondisi umum terkini setiap pasien.
Hasil laboratorium dan obat atau tindakan medis yang telah diberikan dan respon hasil
pengobatan
3. Dokter memonitor pelaksanaan home care oleh pelaksana perawatan melalui
sarana komunikasi untuk menilai hasil perawat dan menetukan langkah selanjutnya
4. Dokter dan tim home care mendiskusikan setiap kasus selama masa home care
dan pasca home care untuk evaluasi dan perbaikan kualitas perawatan penderita,

Kontrol dan Pemeriksaan :


1. Dokter memberikan terapi dan instruksi tindakan medis atau laboratorium serta advis
sesuai kondisi klinis pasien pemeriksaan saat pasien kontrol
2. Dokter memberikan support dan berdialog denganpasien dan atau keluarganya secara
santun dan bersahabat ketika pasien menjalani konrol.

Pasca Home Care :


1. Dokter bersama-sama pelaksana home care melakukan evaluasi klinis setiap
pasie pasca pelaksanaan home care untuk perbaikan kualitas perawatan di masa yang
akan datang
2. Dokter dan pelaksana home care membuat jadwal perawatan jangka panjang
bagi pasien yang memerlukan perawatan rehabilitatif, seperti : pasca stroke,
decompensasi cordis dan lain-lain
3. Dokter memberikan bombingan teknis medis kepada pelaksana home care
secara berkala untuk meningkatkan kualitas perawatan
4. Dokter dan pelaksana home care mengadakan review kasus-kasus khusus dan
kasus-kasus yang sering memerlukn home care.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Guna mewujudkan visi dan misi Depkes RI maka RS swasta mencoba mengembangkan
program home care yang sebelumnya hanya ada di RS pemerintah. Home care merupakan
suatu program yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kuaklitas hidup
baik dari kebutuhan boi-psiko social dan spiritual

3.2 Saran
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat maka hendaknya rumah sakit swasta juga ikut
mendukung visi dan misi Depkes RI untuk mengembangkan pelayanan home care
dimasyarakat selain di rumah sakit pemerintah. Dan kepada masyarakat diharapkan
partisipasinya dan untuk perawat harus meningkatkan kualitas, wawasan dan
keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1990.Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Jakarta: Depkes


RI
Dr.M.N Bustan.2000.Epidemiologi Pasien Tidak Menular.Jakarta: PT Rineka Cipta
Notoatmodjo,Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: PT Rineka Cipta
Potter dan Ferry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta: EGC
Pujawayan. 2011. Home Care.http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/13/home-
care/ di akses tanggal 08 Mei 2016
http://www.facebook.com/note.php?note_id=133675939370.Diaksestanggal 08 Mei
2016

Anda mungkin juga menyukai