Anda di halaman 1dari 4

HUKUM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:
Vena (113063C116036)
Warni (113063C116037)
Yohana Vetrinela (113063C116038)
Yosepha Tanono (113063C116039)
Yosua Krismon (113063C116040)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Machli Riyadi,S.H., M.H.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KISAH NYATA

Pokok masalah dari Permasalahan tersebut yaitu, pasien Agian tidak sadarkan diri
selama 56 hari setelan melahirkan secara operasi Caesar RSI Bogor. Setelah dirujuk dan
dibawa ke RS PMI Bogor berselang 2 minggu Ny. Agian masih tak sadarkan diri, kembali
dirujuk ke RS Pusat Pertamina Jakarta oleh Dokter sepesialis syaraf melalui pemeriksaan CT
scan, satu hari kemudian hasil CT scan menyatakan ada kerusakan di pusat syaraf otak yang
mengakibatkan Ny Agian tidak dapat kembali normal seperti semula atau kerusakan syaraf
otak permanen (Disconnecting).

Kondisi Ny Agian kian hari kian menurun, mendengar berita tersebut LBH Kesehatan
pun turun tangan karena adanya dugaan malpraktik, Derektur LBH Kesehatan pun
memindahkan Ny Agian ke RSCM Jakarta. Kasus dugaan malpraktik itu selanjutnya
dilaporkan ke Polsek Tanah Sareal, Kota Bogor dan terakhir dilaporkan ke Polda Jabar oleh
suami dari Ny Agian yaitu pak Hasan.

Hasan Kesuma (33) menyampaikan permohonannya di hadapan pimpinan DPRD


Bogor untuk diizinkan melakukan euthanasia atas istrinya. Hasan meminta agar dokter dan
bidan serta memberikan suntikan mati kepada istrinya. Selanjutnya dokter berdiskusi dengan
bidan atas permintaan hasan.

Karena pak Hasan atau suami dari Ny Agian tersebut adalah seorang tokoh figur
publik di kota Bogor, beberapa orang wartawan menemui bidan dan juga meminta beberapa
keterangan mengenai perkembangan dan kondisi penyakit Ny. Agian atas dasar UU Pers dan
UU Keterbukaan Informasi Publik.

1. Dalam kasus tersebut apa pokok masalahnya?


Jawab :
Dalam kasus tersebut pokok masalahnya adalah sebagai berikut :
 Operasi Caesar
 Pasien Agian tidak sadarkan diri selama 56 hari
 Kerusakan di pusat syaraf otak permanen (Disconnecting)
 Kondisi Ny. Agian kian hari kian menurun
 Adanya dugaan malpraktik
 Melakukan euthanasia atas istrinya
 Wartawan menemui bidan dan juga meminta beberapa keterangan mengenai
perkembangan dan kondisi penyakit Ny. Agian atas dasar UU Pers dan UU
Keterbukaan Informasi Publik (privasi klien/pasien)

2. Bagaimana sikap perawat terhadap permintaan Hasan (suami Ny.Agian) dalam


pandangan etik ?
Jawab :
Sikap perawat yaitu, dilandasi konsep Clinical Etics menurut ANA yang menjelaskan;
Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan pasien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan - pertimbangan status sosial atau
ekonomi, atribut personal, atau corak masalah kesehatan.

3. Bagaimana sikap perawat terhadap wartawan ?


Jawab :
Sebagai seorang perawat yang berpengetahuan, tentu kita harus bisa menerima wartawan
dengan baik dan memberi pandangan bahwa ini adalah kasus internal dan tidak semua
orang termasuk media-media yang ada boleh meliput dan tentu harus melalui izin Hasan.
Sebab sebagai perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan kepada Klien pun diatur
dalam perundang – undangan yang harus jalankan oleh setiap perawat.

4. Prinsip etik mana yang harus didahulukan ?


Jawab :
Prinsip etik yang harus didahulukan menurut pendapat kelompok kami adalah prinsip
Clinical Etich.

5. Prinsip hukum apa yang harus di dahulukan ?


Jawab :
Prinsip hukum yang harus di dahulukan menurut pendapat kelompok kami adalah agama,
moral, etika, hukum, dan adat.

6. Bagaimana sikap Hasan kalau dipandang dari prinsip otonomi ?


Jawab :
Menurut pendapat kelompok kami, Jika di pandang dari Prinsip Otonom maka dapat
diakatakan bahwa sikap yang diambil oleh Hasan adalah salah, sebab klienlah yang
harus bertanggung jawab atas putusan kesehatan terhadap dirinya sendiri. Akan tetapi
dalam kasus tersebut klien atau pasien tidak bisa memberi putusan kesehatan atas dirinya
sebab klien atau pasien koma, maka Hasanlah yang bertanggung jawab atas hidup dan
mati dari istrinya, sebab pada prinsip tersebut keluarga klien berhak memberi putusan
kesehatan terhadap istrinya.

Anda mungkin juga menyukai