Oleh
Astari Wardiah
1. Latar Belakang
Permasalahan remaja yang ada saat ini sangat kompleks dan mengkhawatirkan.
Berbagai data menunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi. Remaja perempuan dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mengetahui tentang masa
subur baru mencapai 65% (SDKI, 2007). Remaja perempuan dan laki-laki yang mengetahui
resiko kehamilan jika melalukan hubungan seksual masing-masing hanya 63% (SDKI,2007).
Hasil penelitian tentang pengetahuan Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dilakukan di
DKI Jakarta oleh LD-UI tahun 2005 menunjukkan bahwa pada umumnya pengetahuan
remaja tentang PMS masih rendah, yang mengetahui Jengger ayam 0,3%,
Klamidia/Kandidiasis 2%, Herpes genitalis 3%, Penyakit kencing nanah 12%, dan Raja singa
sekitar 37%. Sedangkan yang mengetahui tentang HIV dan AIDS cukup tinggi yaitu sekitar
95%.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Life transitions
yang tepat akan menentukan masa depan remaja di kehidupan selanjutnya. Masa remaja
seperti ini, oleh Bank Dunia disebut sebagai masa transisi kehidupan remaja. Transisi
kehidupan remaja oleh Bank Dunia dibagi menjadi 5 hal (Youth Five Life Transitions).
Transisi kehidupan yang dimaksud adalah :
Kelima bidang ini saling berhubungan. Empat bidang kehidupan yang lainnya, yang
akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan
kehidupan yang sehat. Jadi, apabila remaja gagal berperilaku sehat maka kemungkinan besar
remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.
Permasalahan remaja yang terlihat saat ini, remaja cenderung belum mandiri untuk
melewati transisi kehidupannya dengan baik. Keterampilan hidup yang belum dikuasai
membuat remaja belum siap untuk menghadapi tantangan, hambatan, serta dapat
memanfaatkan peluang yang ada dihadapannya. Hal ini yang perlu diperhatikan untuk
keberlangsungan hidup remaja di masa yang akan datang. Penerapan keterampilan hidup
perlu ditekankan pada remaja, melalui upaya-upaya yang inovatif agar mudah diterima oleh
remaja itu sendiri.
2. Pembahasan
Keterampilan hidup yang sering juga disebut kecakapan hidup adalah berbagai
keterampilan atau kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan
lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan
tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. Dari definisi sederhana tersebut,
keterampilan yang dapat digolongkan ke dalam keterampilan hidup sangat beragam,
tergantung pada situasi dan kondisi maupun budaya masyarakat setempat (DEPDIKNAS,
2002).
Menurut WHO, Life Skills adalah kemampuan perilaku positif dan adaptif yang
mendukung seseorang untuk secara efektif mengatasi tuntutan dan tantangan, selama
hidupnya. Keterampilan hidup yang dimaksud oleh WHO adalah :
Perubahan yang sangat nyata dalam perkembangan intelektual terjadi selama masa
remaja. Remaja sudah mampu berpikir secara lebih abstrak dan logis. Kualitas berpikir dalam
hal cita-cita besar juga muncul selama periode tersebut. Tiga karakteristik utama dari
pemikiran remaja adalah sebagai berikut:
Remaja adalah tunas bangsa yang nantinya berperan sangat penting dalam melanjutkan
kemerdekaan. Namun apa jadinya ketika tunas itu rusak bahkan gagal untuk tumbuh
sempurna. Untuk itu perlu pendekatan yang lebih inovatif dan tetap menyisipkan nilai-nilai
pendidikan.
Pengupayaan keterampilan untuk remaja dinilai cukup efektif untuk menghindari
remaja terjebak dalam perilaku beresiko. Hal ini perlu didukung oleh berbagai pihak, baik
keluarga dan lingkungan sosial mereka, agar mampu menelaah informasi dengan baik dan
mampu menginformasikan ke teman sebayanya. Dengan terus berkesinambungan, diharapkan
tidak ada lagi remaja yang terpapar perilaku beresiko.
Daftar Pustaka