Anda di halaman 1dari 64

PETUNJUK PELAKSANAAN

PRAKTIKUM

PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL WAKTU
DISKRIT
(ET 3005/EL 5155)

PROGAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
PETUNJUK PELAKSANAAN
PRAKTIKUM

PRAKTIKUM
PENGOLAHAN SINYAL WAKTU DISKRIT
(ET 3085/EL 5155)
Semester II 2015/2016

Penanggung Jawab : Dr.Effrina Yanti Hamid

Dosen Pengolahan SInyal Waktu Diskrit (ET 3005/EL


5155)

Tim Asisten Praktikum : Fitrenna Khaznasari

Riska Audina Anindyasari

M. Zaki Mubarok

Hanya untuk kalangan internal. Dilarang mereproduksi atau menggandakan


sebagian atau seluruh bagian tanpa izin.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 1


DAFTAR ISI

Aturan Umum Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro .................... 3


Kelengkapan ................................................................................................................... 3
Keterlambatan ................................................................................................................. 3
Selama Praktikum ........................................................................................................... 3
Setelah Praktikum ........................................................................................................... 4
Pergantian Jadwal ........................................................................................................... 4
Sanksi .............................................................................................................................. 4
Panduan Umum Keselamatan dan Penggunaan Peralatan Laboratorium ........................... 5
Keselamatan .................................................................................................................... 5
Bahaya Listrik ................................................................................................................. 5
Bahaya Api...................................................................................................................... 5
Lain-lain .......................................................................................................................... 5
Penggunaan Alat Praktikum............................................................................................ 6
Sanksi .............................................................................................................................. 6
Tugas Pendahuluan dan Laporan Praktikum ...................................................................... 7
Tugas Pendahuluan ......................................................................................................... 7
Laporan Praktikum.......................................................................................................... 7
Sanksi .............................................................................................................................. 8
MODUL 1 ........................................................................................................................... 9
Desain dan Implementasi Algoritma Filter Digital FIR.................................................. 9
MODUL 2 ......................................................................................................................... 22
Desain dan Implementasi Algoritma Filter Digital IIR................................................. 22
MODUL 3 ......................................................................................................................... 36
Aplikasi DSP untuk Pembangkitan Sinyal BPSK......................................................... 36
LAMPIRAN...................................................................................................................... 42
Pengenalan DSK TMS320C6713 ................................................................................. 42
Tutorial Singkat Code Composer Studio (CCS) ........................................................... 50

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 2


ATURAN UMUM LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
RADIO DAN GELOMBANG MIKRO
Kelengkapan
Setiap praktikan wajib berpakaian sopan dan formal, menggunakan celana
panjang/ rok, kemeja, dan menggunakan sepatu. Untuk memasuki laboratorium
praktikan diwajibkan membawa kelengkapan berikut:

1. Modul Praktikum
2. Log book
3. Alat tulis dan alat hitung (kalkulator)
4. Tugas Pendahuluan

Pada saat praktikum pertama praktikan diwajibkan membawa pas foto 3x4
sebanyak satu buah.

Persiapan Praktikum

Sebelum praktikum dimulai praktikan harus mempersiapkan diri dengan


melakukan hal-hal berikut:

1. Membaca dan memahami isi modul praktikum


2. Mengerjakan tugas pendahuluan
3. Mengisi kartu praktikum
4. Memastikan seluruh anggota kelompok datang tepat waktu
5. Meletakkan tas pada loker yang telah disediakan.

Keterlambatan
a) Praktikan yang terlambat datang praktikum akan mendapat nilai nol untuk
praktikum modul tersebut
b) Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum akan mendapat
nilai nol untuk laporan praktikum modul tersebut

Selama Praktikum
Setelah memasuki laboratorium dan menempati meja praktikum, praktikan
diwajibkan :

1. Mengumpulkan tugas pendahuluan pada asisten


2. Mengumpulkan kartu praktikum pada asisten
3. Mempersiapkan peralatan praktikum
4. Melakukan setiap percobaan dengan baik sesuai prosedur pada modul
praktikum
5. Mendokumentasikan hasil percobaan pada logbook yang telah disediakan
(jika diperlukan harap membawa kamera)

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 3


6. Menggunakan alat dengan baik.

Setelah Praktikum
Setelah percobaan selesai praktikan diwajibkan:

1. Mematikan dan merapikan alat praktikum


2. Memastikan log book ditandatangani asisten
3. Mencatat dan memahami instruksi pengerjaan laporan dari asisten
4. Merapikan meja dan kursi praktikum.

Pergantian Jadwal
Kasus umum

Pertukaran jadwal hanya dapat dilakukan per orang dengan modul yang sama.
Prosedur penukaran jadwal adalah sebagai berikut:
1. Menghubungi kordas praktikum mata kuliah terkait
2. Mencari praktikan lain yang bersedia bertukar jadwal
3. Mengisi form yang diberikan kordas praktikum mata kuliah terkait
4. Mengumpulkan form paling lambat tiga hari sebelum praktikum.

Kasus sakit atau urusan mendesak

Pertukaran jadwal dapat dilakukan oleh praktikan yang sakit atau memiliki
kepentingan mendesak tanpa harus mengumpulkan form pertukaran jadwal sesuai
peraturan yang berlaku. Prosedur penukaran dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Menghubungi kordas praktikum terkait mata kuliah terkait maksimal tiga


jam sebelum praktikum dimulai
2. Mencari praktikan lain yang bersedia bertukar jadwal
3. Apabila tidak ada yang bisa bertukar jadwal, praktikan diharapkan
menghubungi kordas terkait jadwal pengganti
4. Surat izin dikumpulkan kepada kordas secepatnya dengan ditandatangani
pihak ketiga.

Sanksi
Bagi praktikan yang terbukti melakukan penjiplakan laporan dan atau tugas
pendahuluan dikenakan sanksi berupa nilai E pada mata kuliah terkait.
Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi pengurangan nilai praktikum.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 4


PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN
PERALATAN LABORATORIUM
Keselamatan
Selama praktikum, praktikan dan asisten diharapkan menjaga keselamatan dan
keamanan. Dengan demikian, praktikan diharapkan mematuhi panduan
keselamatan dan penggunaan alat di laboratorium.

Bahaya Listrik
Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik pada laboratorium. Jika ada
potensi bahaya segera laporkan pada asisten.

1. Menghindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya


listrik seperti kabel yang sudah terkelupas
2. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain
3. Memastikan bagian tubuh kering pada saat menggunakan alat praktikum
4. Selalu waspada dan tidak main-main saat praktikum berlangsung.

Bahaya Api
Praktikan dan asisten diharapkan tidak membawa benda-benda yang mudah
terbakar (korek api, gas, dan lain-lain) ke dalam laboratorium.

1. Tidak melakukan sesuatu yang menimbulkan bahaya api pada diri sendiri
atau orang lain
2. Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih pada setiap
aktivitas praktikum.

Lain-lain
Praktikan dan asisten dilarang membawa makanan dan minuman ke meja
praktikum.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 5


Penggunaan Alat Praktikum
Sebelum menggunakan alat praktikum, praktikan dan asisten diharapkan sudah
memahami penggunaan alat praktikum yang ada di laboratorium.

1. Perhatikan dan patuhi peringatan yang terdapat pada badan alat praktikum
2. Memahami fungsi alat praktikum dan menggunakannya untuk aktivitas
yang sesuai dengan fungsinya. Menggunakan alat praktikum diluar
fungsinya dapat menimbulkan kerusakan alat dan bahaya keselamatan
praktikan
3. Memahami jangkauan kerja alat praktikum dan menggunakannya sesuai
dengan jangkauan kerja. Menggunakan alat praktikum diluar jangkauan
kerjanya dapat menimbulkan kerusakan alat dan bahaya keselamatan
praktikan
4. Memastikan seluruh peralatan praktikum aman dari benda tajam, api atau
panas berlebih, maupun benda lain yang dapat mengakibatkan kerusakan
alat
5. Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengotori atau merusak alat
praktikum
6. Kerusakan alat praktikum menjadi tanggung jawab bersama rombongan
praktikum tersebut. Alat yang rusak harus diganti oleh rombongan
tersebut.

Sanksi
Pengabaian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah yang
bersangkutan.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 6


TUGAS PENDAHULUAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM
Tugas Pendahuluan
1. Tugas pendahuluan wajib dibuat dan dikumpulkan oleh praktikan sebelum
praktikum dimulai
2. Praktikan tidak diperkenankan mengerjakan tugas pendahuluan saat
praktikum akan dimulai
3. Tugas pendahuluan harus dikerjakan secara individu agar praktikan
memahami materi modul yang akan diuji dalam praktikum
4. Seluruh soal tugas pendahuluan harus disertakan jawabannya. Jika soal
tugas pendahuluan ada yang tidak dikerjakan, nilai tugas pendahuluan
untuk modul tersebut adalah nol.
5. Praktikan wajib menuliskan nama lengkap, NIM, shift praktikum (hari
dan jam), nama lengkap asisten, dan judul modul yang akan diuji
dalam praktikum di pojok kanan atas tugas pendahuluan.

Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum dibuat oleh praktikan dengan menggunakan format
IEEE yang terdiri atas :
a. Abstrak dan kata kunci
b. Pendahuluan
c. Dasar teori
d. Metodologi
e. Data dan analisis
f. Kesimpulan
g. Daftar pustaka
h. Biografi penulis
2. Praktikan yang terbukti melakukan plagiarisme atas laporan praktikum
akan mendapat nilai E untuk mata kuliah PTT
3. Praktikan wajib mengumpulkan softcopy laporan praktikum ke email
asisten dan email koordinator asisten sesuai waktu yang akan ditetapkan
4. Praktikan wajib menyerahkan hardcopy laporan praktikum ke LTRGM
sesuai waktu yang akan ditetapkan dengan melakukan hal berikut :
a. Mengumpulkan laporan di tempat yang telah disediakan sesuai
dengan modulnya
b. Mengisi formulir pengumpulan laporan praktikum dengan
mencantumkan jam dan tanggal pengumpulan secara benar
c. Praktikan diharapkan memperhatikan dengan seksama tempat dan
formulir yang sesuai dengan laporan praktikum yang akan
dikumpulkan

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 7


Sanksi
Pengabaian peraturan di atas dapat dikenakan sanksi berupa pengurangan nilai
tugas pendahuluan atau laporan praktikum.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 8


MODUL 1

Desain dan Implementasi Algoritma Filter Digital FIR

1. Tujuan
1. Dapat mendesain filter FIR dengan teknik windowing menggunakan bahasa
pemrograman MATLAB.
2. Dapat mengimplementasikan filter FIR untuk pemrosesan sinyal menggunakan DSK
TMS320C6713.
3. Dapat menggambarkan respon magnituda suatu sistem linier tidak berubah terhadap
waktu dari suatu sistem linier tidak berubah terhadap waktu berdasarkan hasil data
pengukuran.
4. Dapat mendengarkan efek pemfilteran sinyal audio untuk filter FIR yang
diimplementasikan menggunakan DSK TMS320C6713.

2. Perangkat Praktikum
Perangkat – perangkat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Satu set komputer.


2. Satu paket DSK TMS320C6713 terdiri atas : DSK TMS320C6713, kabel USB, +5 V
power supply, AC Power Cord dan 1 set kabel audio.
3. Osiloskop.
4. Generator sinyal.
5. Speaker.

3. Dasar Teori
Filter FIR merupakan tipe filter dijital dengan respon impuls terbatas. Respon frekuensi
dari filter FIR dengan orde M – 1 yang kausal adalah :
M 1
H  e j    h(n)e jn (1.1)
n 0

Fungsi sistem H ( z ) filter FIR adalah

M 1
H ( z )   h(n) z  n (1.2)
n 0

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 9


Persamaan perbedaan yang menghubungkan input dan output filter FIR adalah
M 1
y(n)   h(k ) x(n  k ) (1.3)
n 0

Koefisien filter FIR pada persamaan di atas adalah h(0), h(1), h(2), dst. Terdapat M koefisien
untuk filter FIR orde M – 1 pada persamaan di atas.

Filter FIR adalah stabil dan sangat mudah didesain untuk mendapatkan respon fasa yang
linier.

3.1 Spesifikasi Filter

Spesifikasi filter dapat dinyatakan dalam domain frekuensi dengan respon magnituda dan
respon fasa. Spesifikasi magnituda dapat direpresentasikan dalam dua cara yaitu :

1. Spesifikasi absolut dengan parameter respon magnituda H (e j ) . Spesifikasi ini sering


digunakan untuk desain filter FIR. Gambar 1.1 (a) memperlihatkan diagram spesifikasi
absolut filter FIR lowpass. Band 0,  p  disebut passband dan 1 merupakan batas
toleransi (ripple) yang dapat diterima dalam respon passband ideal. Band s ,   disebut
stopband dan  2 merupakan ripple. Band  p , s  disebut sebagai transition band.
2. Spesifikasi relatif dengan parameter magnituda dalam skala decibel (dB) dengan
persamaan :
H (e j )
dBscale =  20log10 0 (1.4)
H (e j ) max

Spesifikasi relatif pada filter lowpass dapat dilihat pada gambar 1.1 (b). R p adalah ripple
passband dalam dB, sedangkan As merupakan redaman stopband dalam dB.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 10


1  1
1 Passband Ripple
1  1
H (e j )

Transition Band
Stopband Ripple

2
(a) 
0 p s 

0 
Rp
Decibels

As

(b)

Gambar 1.1 Spesifikasi filter FIR : (a) Absolut, (b) Relatif

Parameter – parameter yang diberikan dalam dua spesifikasi di atas saling berkaitan.
H (e j ) dalam spesifikasi absolut sama dengan (1  1 ) sehingga,

1  1
Rp  20log10  0 ( 0) (1.5)
1  1

2
As  20log10  0 ( 1) (1.6)
1  1

3.2 Teknik Window


Teknik window digunakan untuk memilih filter frequency selective yang ideal (yang
biasanya mempunyai karakteristik non-kausal dan respon impuls dengan durasi tak terbatas)
dan kemudian membatasi (window) respon impuls untuk mendapatkan filter FIR yang kausal
dan berfasa linier. Misal sebuah filter frequency selective H d (e j ) dengan karakteristik gain

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 11


magnituda konstan dan fasa linier pada daerah passband dan memiliki respon nol pada
daerah stopband. Ideal LPF pada bandwidth c   :

1.e
 j
  c
H d (e j )   (1.7)
 0 c    

dengan c merupakan frekuensi cutoff dan  adalah sampel delay. Respon impuls filter
pada durasi tak terbatas :

1
hd (n)  F 1  H d (e j )  
2  H

d (e j )e jn d
c
1
 1.e e jn d
 j
 (1.8)
2  c

sin c (n   )
=
 (n   )

Untuk mendapatkan filter FIR h( n) yang kausal dan berfasa linier dengan panjang M, maka :

 h ( n) 0  n  M  1 M 1
h( n)   d dan   (1.9)
 0 lainnya 2

Operasi ini disebut windowing.

Secara umum, h( n) merupakan perkalian hd (n) dengan fungsi window w(n) yaitu :

h(n)  hd (n)w(n) (1.10)

dengan :

beberapa fungsi simetrik yang tergantung pada  dengan 0  n  M  1


w(n)  
 0, lainnya

Contoh fungsi window yang dapat digunakan adalah window rectangular yang didefinisikan
oleh :

1, 0  n  M  1
w(n)    RM (n) (1.11)
0, lainnya

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 12


Respon filter FIR kausal dalam domain frekuensi H (e j ) adalah konvolusi periodik
H d (e j ) dengan respon window W (e j ) yaitu :


1
H (e j )  H d (e j ) W (e j )   W (e ) H d (e j (  ) )d 
j
(1.12)
2 

Dari Gambar 1.2 didapat :

1. Window w(n) mempunyai panjang yang terbatas yaitu M, responnya memiliki peaky
main lobe dengan lebar yang proporsional terhadap 1/ M dan memiliki side lobe dengan
tinggi terkecil.
2. Konvolusi periodik menghasilkan respon yang hampir mirip dengan respon ideal
H d (e j ) namun terdapat ripple.
3. Main lobe menghasilkan band transisi pada H (e j ) dengan lebar sesuai dengan
transition width. Lebar ini proporsional terhadap 1/ M . Semakin lebar main lobe maka
akan menyebabkan transition width semakin lebar juga.
4. Side lobe menghasilkan ripple dengan bentuk yang sama baik pada passband maupun
stopband.

H d (e j )

H (e j )

Transition
 c 0 c  width

Ripples
W (e j )

*
 c 0 c 
Circular
Convolution Minimum
stopband
attenuation
Max side-lobe height

 0 

Main lobe width

Gambar 1.2 Operasi windowing dalam domain frekuensi

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 13


Fungsi- fungsi window lainnya yang sering digunakan adalah :

1. Bartlett
 2n M 1
 M 1 , 0n
2

 2n M 1
Fungsi : w(n)  2  ,  n  M 1 (1.13)
 M 1 2
 0, lainnya

2. Hanning (Hann)
   2 n  
0.5 1  cos   , 0  n  M  1
Fungsi : w(n)     M  1  (1.14)

 0, lainnya

3. Hamming
  2 n 
0.54  0.46cos   , 0  n  M 1
Fungsi : w(n)    M 1  (1.15)

 0, lainnya

4. Blackman
Fungsi :

  2 n   4 n 
0.42  0.5cos    0.08cos   , 0  n  M 1
w(n)    M 1   M 1  (1.16)

 0, lainnya

5. Kaiser
  2n  
2

I 0   1  1   
  M  1  
Fungsi : w(n)  , 0  n  M 1 (1.17)
I0   

I 0  fungsi Bessel orde nol termodifikasi.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 14


Persamaan desain filter yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

s   p
 Transition width = f  ,   s   p (1.18)
2
As  7.95
 Orde filter M   1 (aproksimasi untuk window Kaiser) (1.19)
14.36f
 Parameter  ( untuk window Kaiser) :
 0.1102( As  8.7), As  50 dB
 = (1.20)
0.5842( As  21)  0.07886( As  21), 21  As  50 dB
0.4

Tabel 1.1 Ringkasan karakteristik fungsi window yang sering digunakan

Transition Width  Min. Redaman


No Nama Window
Aproksimasi Nilai Eksak Stopband

4 1.8
1 Rectangular 21 dB
M M

8 6.1
2 Bartlett 25 dB
M M

8 6.2
3 Hanning 44 dB
M M

8 6.6
4 Hamming 53 dB
M M

12 11
5 Blackman 74 dB
M M

3.3 Contoh Desain Filter FIR dengan MATLAB

Berikut ini merupakan contoh program MATLAB yang dapat digunakan dalam
mendesain filter FIR lowpass. Pada simulasi ini digunakan dua program yaitu ideal_lp.m dan
freqz_m.m sebagai berikut.

1. function hd = ideal_lp(wc,M);
% ideal lowpass filter

% [hd] = ideal_lp(wc,M);

% hd = respon impuls ideal antara 0 hingga M – 1

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 15


% wc = frekuensi cutoff dalam radians

% M = panjang filter ideal

alpha = (M – 1)/2;

n = [0:1:(M – 1)];

m = n – alpha + eps;

hd = sin(wc*m)./(pi*m);

2. function [db,mag,pha,grd,w] = freqz_m(b,a);


% versi modifikasi dari freqz (built in function) routine

% [db,mag,pha,grd,w] = freqz_m(b,a);

% db = magnituda relatif (dB) dihitung antara 0 s/d pi radians

% mag = magnituda absolut dihitung antara 0 hingga pi radians

% pha = respon fasa dalam radians antara 0 hingga pi radians

% grd = group delay antara 0 hingga pi radians

% w = 501 sampel frekuensi antara 0 hingga pi radians

% b = numerator polynomial H(z) (untuk FIR : b = h)

% a = denominator polynomial H(z) (untuk FIR : a = [1])

[H,w] = freqz(b,a,1000,’whole’);

H = (H(1:1:501))’ ; w = (w(1:1:501));

mag = abs(H);

db = 20*log10((mag+eps)/max(mag));

pha = angle(H);

grd = grpdelay(b,a,w);

Misal, filter FIR lowpass yang akan kita desain memiliki spesifikasi berikut.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 16


 p  0.2 , s  0.3 , Rp  0.25 dB, As  50 dB

Filter ini akan didesain dengan menggunakan teknik window. Pada tabel karakteristik fungsi
window terlihat bahwa window Hamming dan Blackman memberikan redaman lebih besar
dari 50 dB. Dengan demikian, kita dapat memilih salah satu dari kedua jenis window ini.
Dengan menggunakan window Hamming maka panjang filter M adalah :

6.6 6.6 6.6


M 1  1   1  67
 s   p 0.1

sedangkan jika menggunakan window Blackman, panjang filter M adalah 111. Pada simulasi
ini dipilih window Hamming yang memberikan band transisi yang lebih kecil dengan orde
filter yang lebih kecil pula. Dalam simulasi ini juga tidak digunakan nilai ripple passband
Rp  0.25 dB sehingga kita harus menghitung nilai ripple sebenarnya. Skrip MATLAB yang
digunakan adalah sebagai berikut.

>> wp = 0.2*pi; ws = 0.3*pi;

>> tr_width = ws – wp;

>> M =ceil(6.6*pi/tr_width) + 1;

>> n =[0:1:M – 1 ];

>> wc = (ws + wp)/2;

>> hd = ideal_lp(wc,M);

>> w_ham = (hamming(M))’;

>> h = hd.*w_ham;

>> [db,mag,pha,grd,w] = freqz_m(h,[1]);

>> delta_w = 2*pi/1000;

>> Rp = (min(db(1:1:wp/delta_w+1)));

>> As = round(max(db(ws/delta_w+1:1:501)));

%plot

>> subplot(1,1,1);

>> subplot(2,2,1); stem(n,hd); title(‘Ideal Impulse Response’);

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 17


>> axis([0 M–1 0.1 0.3]); xlabel(‘n’); ylabel(‘hd(n)’);

>> subplot(2,2,2); stem(n,w_ham); title(‘Hamming Window’);

>> axis([0 M–1 0 1.1]); xlabel(‘n’); ylabel(‘w(n)’);

>> subplot(2,2,3); stem(n,h); title(‘Actual Impulse Response’);

>> axis([0 M–1 0.1 0.3]); xlabel(‘n’); ylabel(‘h(n)’);

>> subplot(2,2,4); plot(w/pi,db);

>> title(‘Magnitude Response in dB’); grid on;

>> axis([0 1 100 10]); xlabel(‘frequency in pi units’);

>> ylabel(‘Decibels’);

Gambar 1.3 Hasil simulasi desain filter FIR lowpass dengan MATLAB

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 18


4. Prosedur Praktikum
Pada praktikum ini dilakukan implementasi filter FIR secara real-time dengan menggunakan
DSK TMS320C6713. File – file pendukung praktikum terdapat di dalam folder
C:\CCStudio_v3.1\MyProjects\Filter FIR. Berikut langkah – langkah praktikum yang
harus Anda perhatikan.

1. Percobaan I : Menentukan Tipe Filter FIR dari Respon Magnituda


a. Nyalakan komputer dan hubungkan kabel USB DSK ke konektor USB komputer.
b. Nyalakan generator sinyal dan hubungkan outputnya dengan kanal 1 osiloskop. Atur
output generator sinyal berupa sinyal sinusoidal dengan tegangan 1 Volt peak-to-peak
dan frekuensi 100 Hz kemudian amati sinyalnya pada kanal 1 osiloskop. Matikan
kembali generator sinyal dan osiloskop.

Osiloskop
Generator Sinyal

Kabel Audio
Komputer

DSK
TMS320C6713

` Kabel USB Kabel Power

Gambar 1.4 Set-up perangkat percobaan I

c. Pasang perangkat praktikum sesuai gambar 1.4 dengan generator sinyal dan osiloskop
dalam keadaan mati. Hubungkan output generator sinyal dan input kanal 2 osiloskop
masing-masing dengan konektor line-in dan line-out pada DSK dengan menggunakan
kabel audio yang tersedia.

d. Nyalakan DSK dan lakukan prosedur DSK diagnostic dengan double click icon
Klik start dan tunggu hingga proses diagnostic selesai dan keluar tulisan “PASS”.

e. Buka software Code Composer Studio (CCS) dengan double click icon

f. Klik menu Debug>connect untuk menghubungkan CCS dengan DSK.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 19


g. Buka project Filter FIR dengan mengeklik menu Project>open dan pilihlah file
Filter FIR.pjt dalam folder C:\CCStudio_v3.1\MyProjects\ Filter FIR.
h. Pada panel project bagian source terdapat 7 file yaitu coeff.c, DSK_support.c,
FIRmono_ISRs.c, main.c, StartUp.c, vectors.asm dan lnk7.cmd. Pada file coeff.c
terdapat koefisien filter FIR yang digunakan.
i. Ubah koefisien filter pada file coeff.c dengan koefisien yang diberikan oleh asisten!
Perhatikan banyaknya koefisien dan ganti nilai N pada file coeff.h dengan jumlah
koefisien yang baru dikurangi satu.
h. Nyalakan generator sinyal dan osiloskop.
j. Lakukan proses build project (F7) pada CCS dan load program ke DSK dengan
mengeklik menu File>load program. Pada folder Debug, double klik file Filter
FIR.out.
k. Jalankan program yang telah di-load ke DSK (run) dengan menekan F5 sehingga
output hasil pemrosesan DSK terlihat di osiloskop. Amati tegangan output DSK dan
catat hasilnya.
l. Ubah frekuensi generator sinyal dengan tingkat kenaikan 100 Hz hingga mencapai
frekuensi 1000 Hz. Kemudian ubah dari frekuensi 1000 Hz hingga 24000 Hz dengan
kenaikan 1000 Hz. Amati tegangan output DSK setiap frekuensinya dan catat
hasilnya.
m. Dengan hasil yang Anda dapat, perkirakan tipe filter FIR pada project ini dan plot
respon magnituda filternya.
n. Hentikan pemrosesan pada DSK (Halt) dengan mengeklik menu Debug>Halt.
Matikan generator sinyal dan osiloskop. (Jangan ubah tegangan output generator
sinyal (tetap 1 Voltpp) dan atur kembali frekuensi pada posisi 100 Hz).
o. Ulangi kembali dari langkah (i) untuk percobaan dengan koefisien yang baru.
p. Ulangi untuk 2 koefisien berbeda yang diberikan oleh asisten.

2. Percobaan II : Memfilter Sinyal Audio dengan DSK TMS320C6713


a. Pasang perangkat praktikum sesuai gambar 1.5. Hubungkan line-out komputer
dengan line-in DSK dan line-out DSK dengan speaker.
b. Pada CCS, buka project Filter FIR.
c. Lakukan build project dan load program ke DSK.
d. Buka software Winamp dan putarkan file audio (*.mp3 atau lainnya).
e. Jalankan program yang telah di-load ke DSK (run) sehingga sinyal audio keluaran
line-out DSK terdengar di speaker. Simak sinyal audio ini.
f. Hentikan pemrosesan pada DSK (halt). Ganti koefisien filter dengan koefisien yang
diberikan oleh asisten.
g. Ulangi kembali dari langkah (c) dengan koefisien yang baru dan simak outputnya.
Ulangi untuk 2 koefisien berbeda yang diberikan oleh asisten.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 20


Speaker

Kabel Audio
Komputer

DSK
TMS320C6713

` Kabel USB Kabel Power

Gambar 1.5 Set-up perangkat percobaan II

5. Tugas Pada Laporan Praktikum


1. Buatlah gambar respon magnituda dari hasil percobaan I untuk setiap koefisien filter
yang diberikan!
2. Plot respon magnituda dari tiap koefisien filter yang digunakan dalam praktikum dengan
menggunakan MATLAB!
3. Bandingkan dan analisis hasil yang Anda peroleh dari tugas No.1 dan No.2!. Identifikasi
jenis filter apa sajakah yang digunakan pada praktikum ini! Tentukan frekuensi cut off
masing-masing filternya!
4. Jelaskan alur penggunaan Code Composer Studio dalam mengeksekusi suatu program!
5. Tuliskan apa yang dapat Anda simpulkan dari praktikum ini!

6. Referensi
[1] Vinay K. Ingle, John G. Proakis. Digital Signal Processing using MATLAB. Brook
Cole/Thomson Learning. 2000.

[2] Thab B. Welch, Cameron H. G. Wright, Michael G. Morrow. Real-time Digital Signal
processing from MATLAB to C with TMS320C6x DSK. Taylor & Francis Group. 2006.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 21


MODUL 2
Desain dan Implementasi Algoritma Filter Digital IIR

1. Tujuan
1. Dapat mendesain filter IIR dengan metode transformasi impulse invariance dan bilinear
menggunakan bahasa pemrograman MATLAB.
2. Dapat mengimplementasikan filter IIR untuk pemrosesan sinyal menggunakan DSK
TMS320C6713.
3. Dapat menggambarkan respon magnituda suatu sistem linier tidak berubah terhadap
waktu dari suatu sistem linier tidak berubah terhadap waktu berdasarkan hasil data
pengukuran.

2. Perangkat Praktikum
Perangkat – perangkat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Satu set komputer.


2. Satu paket DSK TMS320C6713 terdiri atas : DSK TMS320C6713, kabel USB, +5 V
power supply, AC Power Cord dan 1 set kabel audio.
3. Osiloskop.
4. Generator sinyal.
5. Speaker.

3. Dasar Teori
Filter IIR merupakan tipe filter dijital dengan respon impuls tak terbatas. Filter IIR sesuai
dengan filter analog yang biasanya memiliki respon impuls dengan panjang tak hingga. Filter
IIR memiliki fungsi sistem dalam domain z sebagai berikut.

Y ( z ) b0  b1 z 1  b2 z 2  b3 z 3  ...
H ( z)   (2.1)
X ( z ) 1  a1 z 1  a2 z 2  a3 z 3  ...

dengan a merupakan koefisien denominator sedangkan b merupakan koefisien numerator.


Desain filter IIR dapat dilakukan dengan cara mentransformasikan filter analog ke dalam
filter dijital menggunakan complex-valued mapping. Untuk dapat mendesain filter frequency
selective yang dikehendaki diperlukan transformasi frequency-band.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 22


Transformasi
Desain filter analog Transformasi filter
Frequency-band Filter IIR
lowpass s à z z à z

Gambar 2.1 Diagram blok pendekatan desain filter IIR

Langkah – langkah yang dilakukan untuk mendesain filter IIR adalah :

1. Desain filter analog lowpass. Filter-filter analog yang biasanya digunakan sebagai
prototipe desain adalah filter Butterworth, Chebyshev dan Elliptic.
2. Mengaplikasikan transformasi filter analog lowpass untuk mendapatkan filter dijital
lowpass. Terdapat 4 metode transformasi filter yaitu :
a. Transformasi impulse invariance. Transformasi ini digunakan jika dikehendaki
bentuk respon impuls yang sama antara filter analog dan filter dijital.
b. Transformasi finite difference approximation. Teknik ini digunakan untuk mengubah
sebuah representasi persamaan perbedaan ke dalam representasi persamaan perbedaan
yang sesuai.
c. Transformasi step invariance. Transformasi ini digunakan untuk menghasilkan
respon step yang sama antara filter analog dan dijital.
d. Transformasi bilinear yaitu mengubah representasi fungsi sistem dari domain analog
ke domain dijital.
3. Mengaplikasikan transformasi frequency-band untuk menghasilkan filter dijital lainnya
dari filter dijital lowpass.

3.1 Transformasi Impulse Invariance

Pada transformasi ini, filter analog ha (t ) disampling dengan interval sampling T untuk
menghasilkan h(n) yaitu :

h(n)  ha (nT ) (2.2)

Parameter T dipilih sedemikian rupa sehingga ha (t ) dapat disampling dengan baik.


Hubungan frekuensi analog dan dijital adalah :

  T atau e j  e jT (2.3)

dengan z  e j pada unit circle dan s  j pada sumbu imajiner, maka persamaan
transformasi dari bidang s ke bidang z adalah :

z  e sT (2.4)

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 23


Fungsi sistem H (z ) dan H a (s) berelasi dalam formula aliasing domain frekuensi:

1   2 
H ( z)   Ha s  j
T k   
k
T 
(2.5)

Transformasi bidang komplek dengan pemetaan pada Persamaan 2.4 ditunjukkan oleh
Gambar 2.2.

j Im( z )

Transformasi
3 / T banyak-ke-satu Unit circle
 /T e sT
z
 Re( z )
 / T

3 / T z - plane
s - plane

Gambar 2.2 Pemetaan bidang komplek pada transformasi Impulse Invariance

Dari gambar tersebut didapat :

a. Dengan mendefinisikan   Re(s ) maka :


  0 dipetakan ke z  1 (di dalam unit circle)
  0 dipetakan ke z  1 (pada unit circle) (2.6)
  0 dipetakan ke z  1 (di luar unit circle)

b. Semua daerah semi-infinite dengan lebar 2 / T dipetakan ke z  1 . Pemetaan ini


merupakan pemetaan dari banyak-ke-satu.
c. Daerah di sebelah kiri pada bidang s dipetakan ke unit circle sehingga filter analog yang
kausal dan stabil dipetakan ke filter dijital yang kausal dan stabil pula.
d. Jika H a ( j)  H a ( j / T )  0 untuk    / T maka,
1
H a ( j )  H a ( j / T ),    (2.7)
T

sehingga tidak terjadi aliasing.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 24


3.1.1 Prosedur Desain

Jika diberikan spesifikasi filter dijital lowpass  s ,  p , R p , dan As dan diinginkan


mendapatkan H (z ) dengan terlebih dahulu mendesain filter analog ekivalen kemudian
memetakan ke filter yang diinginkan maka prosedur desain yang dapat dilakukan adalah :

1. Pilih T dan definisikan frekuensi analog :


p s
p  dan s  (2.8)
T T

2. Desain filter analog H a (s) dengan spesifikasi  p ,  s , R p , dan As . Filter analog yang
dapat dipilih adalah salah satu dari filter prototipe.
3. Gunakan ekspansi fraksi parsial dengan mengubah H a (s) menjadi :
N
Rk
H a ( s)   (2.9)
k 1 s  p k

 
4. Transformasikan pole analog pk  ke dalam pole dijital e pkT untuk menghasilkan filter
dijital :
N
Rk
H ( z)   pk T 1
(2.10)
k 1 1  e z

3.1.2 Contoh Desain Filter IIR Transformasi Impulse Invariance dengan MATLAB

Berikut ini merupakan contoh program MATLAB yang dapat digunakan untuk
mendesain filter dijital lowpass dengan menggunakan filter prototipe Butterworth. Pada
simulasi ini digunakan 6 program yaitu :

1. function [b,a] = u_buttap(N,Omegac);


% Prototipe filter analog lowpass Butterworth tidak dinormalisasi

% b = koefisien polinomial numerator dari Ha(s)

% a = koefisien polinomial denominator dari Ha(s)

% Omegac = frekuensi cutoff dalam rad/s

[z,p,k] = buttap(N);

p = p*Omegac;

k = k*Omegac^N;

B = real(poly(z));

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 25


b0 = k;

b = k*B;

a = real(poly(p));

2. function [b,a] = afd_butt(wp,ws,Rp,As);


% Desain filter analog lowpass Butterworth

% wp = frekuensi passband (rad/s); wp > 0

% ws = frekuensi stopband (rad/s); ws > wp > 0

% Rp = ripple passband (dB) (Rp > 0)

% As = redaman stopband (dB) (As > 0)

if wp <= 0 error('Passband edge harus > 0')

end

if ws <= wp error('Stopband edge harus > passband edge')

end

if (Rp <= 0) | (As < 0)

error('PB ripple dan/atau redaman SB harus > 0')

end

N = ceil((log10((10^(Rp/10)-1)/(10^(As/10)-1)))/(2*log10(wp/ws)));

Omegac = wp/((10^(Rp/10)-1)^(1/(2*N)));

[b,a] = u_buttap(N,Omegac);

3. function [b,a] = imp_invr(c,d,T);


% Transformasi impulse invariance ADC

% b = polinomial numerator z^(-1) filter dijital

% a = polinomial denominator z^(-1) filter dijital

% c = polinomial numerator s filter analog

% d = polinomial denominator s filter analog

% T = parameter sampling

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 26


[R,p,k] = residue(c,d);

p = exp(p*T);

[b,a] = residuez(R,p,k);

b = real(b'); a = real(a');

4. function I = cplxcomp(p1,p2)
I=[];

for j = 1:1:length(p2)

for i = 1:1:length(p1)

if(abs(p1(i)-p2(j)) < 0.0001)

I = [I,i];

end

end

end

I=I';

5. function [C,B,A] = dir2par(b,a)


% konversi struktur Direct-form ke struktur Parallel-form

% b dan a adalah koefisien numerator dan denominator filter dijital

M = length(b); N = length(a);

[r1,p1,C] = residuez(b,a);

p = cplxpair(p1,10000000*eps);

I = cplxcomp(p1,p);

r = r1(I);

K =floor(N/2); B =zeros(K,2); A = zeros(K,3);

if K*2 == N

for i=1:2:N-2

Brow = r(i:1:i+1,:); Arow = p(i:1:i+1,:);

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 27


[Brow,Arow] = residuez(Brow,Arow,[]);

B(fix((i+1)/2),:) = real(Brow);

A(fix((i+1)/2),:) = real(Arow);

end

[Brow,Arow] = residuez(r(N-1),p(N-1),[]);

B(K,:) = [real(Brow) 0]; A(K,:) = [real(Arow) 0];

else

for i = 1:2:N-1

Brow = r(i:1:i+1,:);

Arow = p(i:1:i+1,:);

[Brow,Arow] = residuez(Brow,Arow,[]);

B(fix((i+1)/2),:) = real(Brow);

A(fix((i+1)/2),:) = real(Arow);

end

end

6. function [b0,B,A] = dir2cas(b,a);

% konversi struktur Direct-form ke struktur Cascade-form

% b dan a adalah koefisien numerator dan denominator filter dijital

b0 = b(1); b = b/b0; a0 = a(1); a = a/a0;

b0 = b0/a0;

M = length(b); N = length(a);

if N > M

b = [b zeros(1,N-M)];

elseif M > N

a = [a zeros(1,M-N)]; N = M;

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 28


else

NM = 0;

end

K = floor(N/2); B =zeros(K,3); A = zeros(K,3);

if K*2 == N

b = [b 0];

a = [a 0]

end

broots = cplxpair(roots(b));

aroots = cplxpair(roots(a));

for i = 1:2:2*K

Brow = broots(i:1:i+1,:);

Brow = real(poly(Brow));

B(fix((i+1)/2),:) = Brow;

Arow = aroots(i:1:i+1,:);

Arow = real(poly(Arow));

A(fix((i+1)/2),:) = Arow;

end

Misal filter dijital lowpass yang akan didesain memiliki spesifikasi  p  0.2 , s  0.3 ,
Rp  1 dB, As  15 dB . Skrip MATLAB yang digunakan adalah sebagai berikut.

>> wp = 0.2*pi; ws = 0.3*pi; Rp = 1; As = 15;

>> T = 1; OmegaP = wp/T; OmegaS = ws/T;

>> [cs,ds] = afd_butt(OmegaP,OmegaS,Rp,As);

>> [b,a] = imp_invr(cs,ds,T)

b= -0.0000 0.0006 0.0101 0.0161 0.0041 0.0001

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 29


a= 1.0000 -3.3635 5.0684 -4.2759 2.1066 -0.5706 0.0661

>> [C,B,A] = dir2par(b,a) % Menghitung second-order sections

C=[]

B = 1.8557 -0.6304

-2.1428 1.1454

0.2871 -0.4466

A = 1.0000 -0.9973 0.2570

1.0000 -1.0691 0.3699

1.0000 -1.2972 0.6949

Fungsi sistem filter H ( z ) dengan orde 6 yaitu :

1.8587  0.6304z 1 2.1428  1.1454z 1 0.2871  0.4463z 1


H ( z)   
1  0.9973z 1  0.2570z 2 1 1.0691z 1  0.3699z 2 1  1.2972z 1  0.6449z 2

Gambar 2.3 Filter dijital lowpass Butterworth dengan metode Impulse Invariance

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 30


3.2 Transformasi Bilinear

Transformasi bilinear merupakan teknik pemetaan dengan memetakan fungsi :

2 1  z 1 1  sT / 2
s 1
z (2.11)
T 1 z 1  sT / 2

dengan T merupakan parameter.

j Im( z )

Transformasi
satu-ke-satu Unit circle
1  sT / 2
z
 1  sT / 2 Re( z )

z - plane
s - plane

Gambar 2.4 Pemetaan bidang komplek pada transformasi bilinear

Dari pemetaan bidang komplek pada Gambar 2.4 didapat bahwa :

a. Dengan mendefinisikan s    j pada persamaan 2.11 maka didapat :


 T T 
1  2  j 2 
z  (2.12)
 T T 
1  2  j 2 
 

T T T
sehingga jika :   0  z  1  2  j 2  1 ,   0  z  1  j 2  1
T T T
1 j 1 j
2 2 2

T T
dan   0  z  1  2  j 2  1
T T
1 j
2 2

b. Daerah di sebelah kiri pada bidang s dipetakan ke dalam unit circle. Ini merupakan
transformasi yang stabil.
c. Sumbu imajiner dipetakan ke dalam unit circle secara satu-ke-satu. Hal ini menyebabkan
tidak terjadinya aliasing pada domain frekuensi.

Dengan mengganti   0 pada Persamaan 2.12 maka didapat :

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 31


T
1 j
z 2  e j (2.13)
T
1 j
2

dengan magnituda sama dengan satu. Dengan mengasumsikan  sebagai fungsi  maka
didapat :

 T  2  
  2 tan 1   atau   tan   (2.14)
 2  T 2

3.2.1 Prosedur Desain

Prosedur desain jika diberikan spesifikasi filter  s ,  p , R p , dan As dan diinginkan


mendapatkan H (z ) adalah :

1. Pilih nilai T. Nilai standar T = 1.


2. Dengan menggunakan frekuensi cutoff  p dan s didapat nilai  p dan s dengan
2   2  
menggunakan persamaan :  p  tan  p  dan s  tan  s  .
T  2  T  2
3. Desain filter analog H a (s) yang sesuai dengan spesifikasi  p , s , Rp , As .
4. Transformasikan :
 2 1  z 1 
H ( z)  H a  1 
(2.15)
 T 1 z 

dan sederhanakan sehingga H ( z ) merupakan fungsi rasional dalam z 1 .

3.2.2 Contoh Desain Filter IIR Transformasi Bilinear dengan MATLAB

Berikut ini merupakan contoh program MATLAB yang dapat digunakan untuk
mendesain filter dijital lowpass dengan menggunakan filter prototipe Butterworth. Misal
filter dijital lowpass yang akan didesain memiliki spesifikasi  p  0.2 , s  0.3 ,
Rp  1 dB, As  15 dB . Skrip MATLAB yang digunakan adalah sebagai berikut.

>> wp = 0.2*pi; ws = 0.3*pi; Rp = 1; As = 15;

>> T = 1; Fs = 1/T;

>> OmegaP = (2/T)*tan(wp/2); OmegaS = (2/T)*tan(ws/2);

>> [cs,ds] = afd_butt(OmegaP,OmegaS,Rp,As);

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 32


>> [b,a] = bilinear(cs,ds,Fs);

>> [C,B,A] = dir2cas(b,a) % Menghitung second-order sections

C = 5.7969e-004

B = 1.0000 2.0183 1.0186

1.0000 1.9814 0.9817

1.0000 2.0004 1.0000

A = 1.0000 -0.9459 0.2342

1.0000 -1.0541 0.3753

1.0000 -1.3143 0.7149

Fungsi sistem filter H ( z ) dengan orde 6 yaitu :


0.00057969(1  2.0183z 1  1.0186z 2 ) 1  1.9814z 1  0.9817 z 2 1  2.0004z 1  z 2
H ( z) 
1  0.9459 z 1  0.2342 z 2 1 1.0541z 1  0.3753z 2 1 1.3143z 1  0.7149z 2

Gambar 2.5 Filter dijital lowpass Butterworth dengan metode transformasi bilinear

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 33


4. Prosedur Praktikum

Pada praktikum ini dilakukan implementasi filter IIR secara real-time dengan
menggunakan DSK TMS320C6713. File – file pendukung praktikum terdapat di dalam
folder C:\CCStudio_v3.1\MyProjects. Berikut langkah – langkah praktikum yang harus
Anda perhatikan.

a. Nyalakan komputer dan hubungkan kabel USB DSK ke konektor USB komputer.
b. Nyalakan generator sinyal dan hubungkan outputnya dengan kanal 1 osiloskop. Atur
output generator sinyal berupa sinyal sinusoidal dengan tegangan 1 Volt peak-to-peak
dan frekuensi 100 Hz kemudian amati sinyalnya pada kanal 1 osiloskop. Matikan
kembali generator sinyal dan osiloskop.
c. Pasang perangkat praktikum seperti pada percobaan I praktikum modul 1 Filter FIR.
d. Nyalakan DSK dan lakukan prosedur DSK diagnostic.
e. Pada CCS, koneksikan CCS dengan DSK kemudian buka project Filter IIR dalam
folder C:\CCStudio_v3.1 \MyProjects \Filter IIR.
f. Pada panel project bagian source terdapat 7 file yaitu DSK_Support.c, filtcoeff.c,
IIR_ISRs.c, main.c, StartUp.c, vectors.asm dan lnk7.cmd. Pada panel project bagian
include terdapat 5 file yaitu c6x.h, c6x11dsk.h, DSK_Config.h, DSK_Support.c, dan
filtcoeff.h. Pada file filtcoeff.h terdapat koefisien filter IIR yang digunakan.
Perhatikan koefisien filter yang ada dalam file ini.
g. Ganti koefisien filter pada file filtcoeff.h dengan cara sebagai berikut.
3. Buka MATLAB. Pastikan current directory MATLAB berada pada folder
C:\CCStudio_v3.1 \MyProjects \Filter IIR.
i. Masukkan koefisien numerator dan denominator filter IIR yang diberikan oleh
asisten masing-masing dengan variabel b dan a.
ii. Pada command window ketikkan : >> coeff = iircoeff(b,a,’filtcoeff’)
iii. Pada command window akan tampil koefisien filter IIR hasil konversi ke cascade-
form.
iv. Pada CCS, nilai koefisien pada file filtcoeff.h akan berubah sesuai nilai koefisien
yang ditampilkan pada command window MATLAB.
v. Nyalakan generator sinyal dan osiloskop.
h. Lakukan proses build project pada CCS dan load program ke DSK.
i. Jalankan program yang telah di-load ke DSK (run) sehingga output hasil pemrosesan
DSK terlihat di osiloskop. Amati tegangan output DSK dan catat hasilnya.
j. Ubah frekuensi generator sinyal dengan tingkat kenaikan 100 Hz hingga mencapai
frekuensi 1000 Hz. Kemudian ubah dari frekuensi 1000 Hz hingga 24000 Hz dengan
kenaikan 1000 Hz. Amati tegangan output DSK setiap frekuensinya dan catat
hasilnya.
k. Dengan hasil yang Anda dapat, perkirakan tipe filter IIR pada project ini dan plot
respon magnituda filternya.
l. Hentikan pemrosesan pada DSK (Halt). Matikan generator sinyal dan osiloskop.
(Jangan ubah tegangan output generator sinyal (tetap 1 Voltpp) dan atur kembali
frekuensi pada posisi 100 Hz).
m. Ulangi kembali dari langkah (g) untuk percobaan dengan koefisien filter yang baru.
n. Ulangi untuk 2 koefisien berbeda yang diberikan oleh asisten.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 34


5. Tugas Pada Laporan Praktikum
1. Buatlah gambar respon magnituda dari hasil percobaan I untuk setiap koefisien filter
yang diberikan!
2. Plot respon magnituda dari tiap koefisien filter yang digunakan dalam praktikum dengan
menggunakan MATLAB!
3. Bandingkan dan analisis hasil yang Anda peroleh dari tugas No.1 dan No.2!. Identifikasi
jenis filter apa sajakah yang digunakan pada praktikum ini! Tentukan frekuensi cut off
masing-masing filternya!
4. Jelaskan keunggulan dan kekurangan filter IIR dibandingkan dengan filter FIR!
5. Jelaskan bagaimana cara mendesain filter IIR dengan menggunakan metode transformasi
bilinear dan impulse invariance!
6. Jelaskan aplikasi dari filter IIR!
7. Tuliskan apa yang dapat Anda simpulkan dari praktikum ini!

6. Referensi
[1] Vinay K. Ingle, John G. Proakis. Digital Signal Processing using MATLAB. Brook
Cole/Thomson Learning. 2000.

[2] Thab B. Welch, Cameron H. G. Wright, Michael G. Morrow. Real-time Digital Signal
processing from MATLAB to C with TMS320C6x DSK. Taylor & Francis Group. 2006.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 35


MODUL 3
Aplikasi DSP untuk Pembangkitan Sinyal BPSK

1. Tujuan
1. Dapat memahami proses pembangkitan sinyal Binary Phase Shift Keying (BPSK) .
2. Dapat mendesain berbagai filter pembentuk pulsa (pulse shaping filter) yang digunakan
dalam proses pembangkitan sinyal Binary Phase Shift Keying (BPSK) .
3. Dapat mengimplementasikan proses pembangkitan sinyal BPSK secara real-time
menggunakan DSK TMS320C6713.

2. Perangkat Praktikum
Perangkat – perangkat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Satu set komputer.


2. Satu paket DSK TMS320C6713 terdiri atas : DSK TMS320C6713, kabel USB, +5 V
power supply, AC Power Cord dan 1 set kabel audio.
3. Osiloskop.
4. Speaker.

3. Dasar Teori
Binary Phase Shift Keying (BPSK) merupakan salah satu jenis modulasi digital yang
dapat membawa satu bit dalam satu simbolnya. Data biner (1 dan 0) akan dipetakan sesuai
dengan konstelasi sinyal BPSK yang terdiri atas 2 fasa yaitu 00 dan 1800 seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 3.1.
Q

0 1
I

Gambar 3.1 Konstelasi BPSK

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 36


Data biner 1 dan 0 direpresentasikan dengan persamaan sinyal s1 (t ) dan s2 (t ) sebagai
berikut.

2Eb
s1 (t )  cos(2 fct )
Tb
(3.1)

2Eb 2Eb
s2 (t )  cos(2 fct   )   cos(2 fct )
Tb Tb
(3.2)

dengan 0  t  Tb , Tb adalah durasi bit dan Eb adalah energi sinyal yang ditransmisikan
perbit. Pasangan persamaan sinyal 3.1 dan 3.2 merupakan sinyal yang antipodal sehingga
BPSK hanya mempunyai satu fungsi basis yaitu,

2
1 (t )  cos(2 fct ), 0  t  Tb
Tb
(3.3)

Dengan demikian setiap titik konstelasi memiliki titik energi Eb dan  Eb .

3.1 Model Pembangkitan Sinyal BPSK

Sinyal BPSK dapat dibangkitkan sesuai diagram blok pada Gambar 3.2.

Data Biner (0,1) BPSK Mapper (-1,1) FIR Filter Sinyal BPSK

Sinyal Carrier

Gambar 3.2 Diagram blok pembangkitan sinyal BPSK

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 37


Berikut penjelasan model pembangkitan sinyal BPSK. Data biner dibangkitkan secara acak.
Data biner ini kemudian akan dipetakan ke titik konstelasi BPSK. Data 0 dipetakan ke nilai –
1 sedangkan data 1 dipetakan ke titik 1. Hasil pemetaan ini kemudian akan difilter dengan
menggunakan filter FIR. Filter FIR berfungsi sebagai filter pembentuk pulsa (pulse shaping
filter). Jenis filter yang dapat digunakan diantaranya adalah filter raised cosine, root raised
cosine, gaussian dan rectangular. Hasil pemfilteran ini kemudian dikalikan dengan sinyal
carrier. Hasil pengalian ini merupakan sinyal BPSK yang siap ditransmisikan.

3.2 Simulasi Pembangkitan Sinyal BPSK dengan MATLAB

Berikut ini merupakan program MATLAB yang mensimulasikan pembangkitan sinyal


BPSK. Pada simulasi ini digunakan filter raised cosine dengan faktor roll-off 0.5.

Fs = 48000; % frekuensi sampling

dataRate = 2400; % data rate

alpha = 0.5; % factor roll-off raised cosine

symbols = 3;

time = 0.004; % durasi sinyal (sekon)

amplitude = 1; % fakor skala ampliuda

cosine = [1 0 -1 0]; % sinyal carrier

counter = 1;

dataArray = [];

outputArray = [];

outputArray2 = [];

numberOfSamples = Fs*time;

samplesPerSymbol = Fs/dataRate;

B = rcosfir(alpha, symbols, samplesPerSymbol, 1/Fs); % desain filter raised cosine

[h,w] = freqz(B);

db = 20*log10((abs(h)+eps)/max(abs(h)));

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 38


Zi = zeros(1, (length(B) - 1));

for index = 1:numberOfSamples

if (counter == 1)

data = amplitude*(2*(rand > 0.5) - 1);

else

data = 0;

end

[impulseModulatedData, Zf] = filter(B, 1, data, Zi);

Zi = Zf;

output = impulseModulatedData*cosine(mod(index,4) + 1);

if (counter == samplesPerSymbol)

counter = 0;

end

counter = counter + 1;

dataArray = [dataArray data]; %Data

outputArray = [outputArray output]; % Sinyal BPSK (setelah dikali sinyal carrier)

outputArray2 = [outputArray2 impulseModulatedData]; % Output Filter

end

subplot(1,1,1); subplot(2,2,3); plot(outputArray, 'b'); hold on

subplot(2,2,1); plot(dataArray,'r'); axis([0 numberOfSamples -1.5*amplitude 1.5*amplitude])

hold off

subplot(2,2,2); plot(outputArray2, 'b');

hold on axis([0 numberOfSamples -1.5*amplitude 1.5*amplitude]);

hold off

subplot(2,2,4); plot(w/pi,db);

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 39


Gambar 3.3 Sinyal output tiap blok pada pembangkitan sinyal BPSK

7. Prosedur Praktikum
Pada praktikum ini dilakukan implementasi pembangkitan sinyal BPSK secara real-time
dengan menggunakan DSK TMS320C6713. File – file pendukung praktikum terdapat di
dalam folder C:\CCStudio_v3.1\MyProjects\BPSK Transmitter. Berikut langkah –
langkah praktikum yang harus Anda perhatikan.

b. Nyalakan komputer dan hubungkan kabel USB DSK ke konektor USB komputer.
c. Hubungkan input kanal 1 osiloskop dengan konektor line-out pada DSK dengan
menggunakan kabel audio yang tersedia.
d. Nyalakan DSK dan lakukan prosedur DSK diagnostic.
e. Pada CCS, koneksikan CCS dengan DSK kemudian buka project BPSK Transmitter
dalam folder C:\CCStudio_v3.1 \MyProjects \BPSK Transmitter.
f. Pada panel project bagian source terdapat 7 file yaitu DSK_Support.c, coeff.c,
BPSK_ISRs.c, main.c, StartUp.c, vectors.asm dan lnk7.cmd. Pada file coeff.c terdapat
koefisien filter yang digunakan.
g. Buka MATLAB dan desain filter raised cosine dengan orde 240. Ganti koefisien pada
file coeff.c dengan koefisien filter yang baru Anda desain. Perhatikan banyaknya
koefisien dan ganti nilai N pada file coeff.h dengan jumlah koefisien yang baru dikurangi
satu.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 40


h. Pada file BPSK_ISRs.c, ganti kode pada line 80 dan 81 berturut-turut dengan kode
berikut :
CodecDataOut.Channel[LEFT] = y;

CodecDataOut.Channel[RIGHT] = y;

h. Nyalakan osiloskop.
i. Lakukan proses build project dan load program ke DSK.
j. Jalankan program yang telah di-load ke DSK (run) sehingga output hasil pemrosesan
DSK terlihat di osiloskop. Amati sinyal yang tampil di osiloskop. Sinyal keluaran blok
manakah yang tampil di osiloskop?
k. Hentikan pemrosesan pada DSK (Halt). Matikan osiloskop. Lepaskan konektor osiloskop
dengan line-out DSK. Lalu hubungkan line-out DSK dengan speaker.
l. Lakukan build, load dan run program. Simak sinyal output DSK pada speaker.
m. Hentikan pemrosesan pada DSK (Halt). Matikan speaker. Hubungkan kembali osiloskop
dengan line-out DSK.
n. Pada file BPSK_ISRs.c, ganti kode pada line 80 dan 81 berturut-turut dengan kode
berikut :
CodecDataOut.Channel[LEFT] = output;

CodecDataOut.Channel[RIGHT] = output;

o. Ulangi kembali dari langkah (h) hingga (l) untuk mengamati dan menyimak sinyal
setelah penggantian kode pada line 80 dan 81.
p. Ulangi kembali dari langkah (f) untuk percobaan dengan filter gaussian dan root raised
cosine.

8. Tugas Pada Laporan Praktikum


1. Evaluasi bentuk sinyal yang Anda amati pada osiloskop untuk setiap keluaran blok dan
penggantian filter! Adakah perbedaan bentuk sinyal keluaran filter dan bentuk sinyal
BPSK untuk setiap penggunaan jenis filter berbeda? Jelaskan jawaban Anda!
2. Evaluasi sinyal suara yang Anda dengar pada speaker untuk setiap keluaran blok dan
penggantian filter! Adakah perbedaan bunyi sinyal keluaran filter dan bunyi sinyal BPSK
untuk setiap penggunaan jenis filter berbeda? Jelaskan jawaban Anda!
3. Jelaskan algoritma pemrograman yang digunakan pada praktikum ini!
4. Tuliskan apa yang dapat Anda simpulkan dari praktikum ini!

9. Referensi
Thab B. Welch, Cameron H. G. Wright, Michael G. Morrow. Real-time Digital Signal
processing from MATLAB to C with TMS320C6x DSK. Taylor & Francis Group. 2006.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 41


LAMPIRAN
Pengenalan DSK TMS320C6713

DSK TMS320C6713 merupakan salah satu starter kit untuk pemrosesan sinyal digital
dari vendor Texas Instrument yang digunakan secara luas untuk beberapa aplikasi mulai dari
pemrosesan komunikasi dan kontrol hingga pemrosesan gambar dan suara. Dalam
implementasinya, DSP menggunakan komponen dasar seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1 Komponen dasar Sistem DSP

Sinyal analog yang akan diproses dalam sistem DSP dikonversikan ke dalam bentuk
digital menggunakan analog-to-digital converter (ADC). Data digital ini akan diproses sesuai
algoritma DSP yang dikehendaki. Hasil pemrosesan ini kemudian akan diubah kembali ke dalam
bentuk analog menggunakan digital-to-analog converter (DAC).

Keuntungan penggunaan DSP diantaranya adalah kemampuannya yang sangat besar dalam
mengolah unit logika aritmetika dan pengoptimalan multipliers, dapat bekerja dengan baik pada
pemrosesan secara kontinu atau disebut sebagai real-time processing, dapat
mengimplementasikan algoritma linier dan nonlinier yang kompleks, dapat dimodifikasi secara
mudah dengan mengubah software, mengurangi jumlah komponen sehingga mudah difabrikasi
dan memiliki reabilitas yang tinggi.

Beberapa fitur pada DSP membuatnya berbeda dengan microprocessor lain. Perbedaan tersebut
diantaranya :

1. High speed arithmetic. DSP mempunyai adder dan multiplier yang dapat digunakan
secara paralel dalam satu kali instruksi sehingga operasi pertambahan dan perkalian dapat
dilakukan dalam satu cycle. Kemampuan pengolahan aritmetika ini sangat cepat
dibandingkan dengan microprocessor lainnya.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 42


2. Dapat melakukan pemrosesan secara real-time. DSP mempunyai kemampuan yang tinggi
dalam menerima dan mentransmisikan data secara real-time tanpa menginterupsi operasi
matematis internal.

3. Mempunyai arsitektur multiple acces memory. Operasi pada DSP yang banyak dilakukan
adalah pertambahan dan perkalian. Untuk dapat mengoperasikan kedua operasi ini secara
simultan maka terdapat fitur multiple acces memory.

4. DSP memiliki keuntungan dalam hal penggunaan daya yang lebih kecil dan relatif lebih
murah.

Pada praktikum ini digunakan DSP Starter Kit tipe TMS320C6713. Paket DSK terdiri atas :

1. Code Composer Studio (CCS) yang menyediakan tool pendukung untuk software yang
dibuat sesuai dengan algoritma pemrosesan sinyal digital yang dikehendaki. CCS
menyediakan integrated development environment (IDE) yang menyatukan compiler C,
assembler, linker, debugger dan lainnya.

2. Board yang berisi digital signal processor floating point TMS320C6713 yang memiliki
frekuensi clock 225 MHz, memori internal 192 KB, dan frekuensi sampling standar
adalah 48 KHz.

3. Kabel USB yang menghubungkan board DSK dengan komputer.

4. Power supply untuk board DSK.

1. Arsitektur DSK TMS320C6713

DSK TMS320C6713 merupakan bagian dari keluarga platform DSP TMS320C6000 floating
point yang mempunyai arsitektur very-long-instruction-word (VLIW) VelociTI yang canggih
dengan kinerja tinggi sehingga menjadi pilihan yang baik untuk aplikasi multichannel dan
multifunction. DSK TMS320C6713 mempunyai frekuensi clock 225 MHz sehingga mempunyai
1
kemampuan untuk memproses 8x32 bit instruksi setiap = 4,444 𝑛𝑠 dan dapat
225 𝑀𝐻𝑧
mengeksekusi 1350 juta operasi floating point persekon (MFLOPS), 1800 juta instruksi persekon
(MIPS), serta dapat melakukan 450 juta operasi multiply-accumulate per detik (MACs). DSK
TMS320C6713 mempunyai beberapa peripheral pendukung diantaranya dua buah Multichannel
Audio Serial Ports (McASPs), dua buah Multichannel Buffered Serial Ports (McBSPs), dua buah
Inter-Integrated Circuit (I2C) buses, sebuah dedicated modul General-Purpose Input/Output
(GPIO), dua buah general-purpose timers, sebuah host-port interface (HPI), dan aglueless
external memory interface (EMIF) yang mempunyai kemampuan sebagai interface dengan
SDRAM, SBSRAM, dan asynchronous peripheral.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 43


Gambar 2 Diagram blok DSK TMS320C6713

Fitur utama yang terdapat dalam DSK TMS320C6713 adalah :

 DSP TMS320C6713 beroperasi pada 225 MHz


 AIC23 Stereo codec
 16 MB SDRAM
 512 KB non  volatile memori flash
 4 LED dan switch DIP
 Konfigurasi software board melalui register yang diimplementasikan dalam CPLD

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 44


Gambar 3 Bentuk fisik DSK TMS320C6713

 Pilihan konfigurasi boot


 Konektor ekspansi standar untuk penggunaan daughtercard
 Emulasi JTAG melalui emulator JTAG on-board menggunakan interface USB atau
emulator eksternal
 Power supply (+5V)

2. Peta Memori DSK TMS320C6713

DSP keluarga C67xx memiliki ruang pengalamatan yang besar. Kode program dan data
dapat ditempatkan dimanapun dalam unified address space. Alamat pada memori berukuran 32
bit. Peta memori menunjukkan ruang pengalamatan pada DSK TMS320C6713. Secara umum,
memori internal menempati alamat paling awal dari ruang pengalamatan yang tersedia. EMIF
memiliki 4 daerah pengalamatan yang terpisah yang disebut chip enable spaces (CE0 – CE3).
SDRAM menempati CE0 sedangkan flash dan CPLD menempati CE1. CE2 dan CE3 secara
umum dipesan untuk daughtercards.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 45


Gambar 4 Peta memori DSK TMS320C6713

3. Fitur – fitur DSK TMS320C6713

DSK TMS320C6713 mempunyai fitur – fitur penting yang terdiri atas :

a. Memori Flash

Memori flash memiliki ukuran 512 KB, namun penggunaan dalam konfigurasi standar
adalah 256 KB. Flash merupakan tipe memori yang tidak akan kehilangan isi memorinya jika
catu daya dimatikan. DSK menggunakan memori flash yang berfungsi untuk booting. Dalam
flash ini berisi sebuah program kecil yang disebut power on self test (POST). Program ini
berjalan saat DSK pertama kali dinyalakan. Program POST akan memeriksa fungsi-fungsi
dasar board seperti koneksi USB, audio codec, LED, switches, dan sebagainya. Memori flash
berada pada ruang alamat CE1 (alamat 0x90000000).

b. SDRAM

SDRAM atau Synchronous Dynamic RAM dengan ukuran 16 MB merupakan memori


utama yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan instruksi maupun data. SDRAM berada
di awal ruang pengalamatan CE0 (alamat 0x80000000). DSK menggunakan 128 megabit
SDRAM dalam 32 bit EMIF. Pengontrol SDRAM merupakan bagian dari EMIF dan harus
dikonfigurasi dalam software untuk operasi yang sesuai.

c. AIC23 Stereo Codec

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 46


AIC23 Stereo Codec berfungsi sebagai ADC bagi sinyal audio yang masuk ke board
maupun sebagai DAC bagi sinyal yang keluar dari board. Frekuensi pencuplikan untuk
AIC23 Stereo Codec ini adalah 8 KHz – 96 KHz dengan sampel 16 hingga 32 bit. Bagian
AIC23 Stereo codec terdiri atas konektor microphone, line-in, line-out dan speaker. Proses
yang dilakukan codec ini adalah dengan mencuplik sinyal analog yang masuk misalnya
melalui microphone ataupun input line-in dan mengkonversi hasil pencuplikan tersebut ke
dalam data digital sehingga dapat diproses oleh DSP. Jika proses dalam DSP sudah selesai
maka data digital yang telah diproses akan dikonversi lagi menjadi sinyal analog sehingga
melalui headphone output (speaker) atau line-out dapat diketahui sinyal outputnya.

Gambar 5 Interface codec pada DSK TMS320C6713

Codec berkomunikasi melalui 2 kanal serial audio. Kanal pertama digunakan untuk
mengontrol konfigurasi register internal codec sedangkan kanal lainnya digunakan untuk
mengirim dan menerima sampel audio digital. DSK TMS320C6713 ini juga mempunyai 2
buah Multichannel Buffered Serial Ports (McBSP) yang digunakan untuk mengontrol kanal.
McBSP0 digunakan sebagai kanal kontrol unidirectional yang diprogram untuk mengirim 16
bit control word ke AIC23. Tujuh bit control word pertama menspesifikasikan register yang
akan dimodifikasi sementara 9 bit berikutnya berisi nilai register. Kanal kontrol hanya
digunakan ketika mengkonfigurasi codec dan secara umum akan idle ketika data audio
sedang ditransmisikan. McBSP1 digunakan sebagai kanal data bidirectional. Semua data
audio mengalir ke kanal data. DSK umumnya menggunakan format data sampel selebar 16-
bit untuk kanal kiri dan kanan. Format data ini disebut format DSP yang didesain secara
spesifik untuk dapat beroperasi dengan port McBSP pada DSP. Codec mempunyai clock
sistem 12 MHz. Clock sistem 12 MHz ini berhubungan dengan sample rate USB karena
mayoritas USB menggunakan clock 12 MHz dan dapat menggunakan clock yang sama baik
untuk codec maupun pengontrol USB. Kecepatan sampel internal yang membangkitkan
pembagian clock 12 MHz ini digunakan untuk membangkitkan frekuensi yang umum seperti
48KHz, 44,1KHz, dan 8KHz.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 47


d. Daughter Card Interface

DSK menyediakan tiga konektor ekspansi yang dapat digunakan untuk menerima plug-in
daughter card. Daughter card memungkinkan user membangun platform DSK sendiri untuk
memperluas dan menyediakan kemampuan aplikasi I/O yang spesifik. Konektor ekspansi ini
digunakan untuk memori, peripheral, serta Host Port Interface (HPI). Konektor memori
menyediakan akses sinyal DSP EMIF asynchronous ke interface dengan memori dan
memory mapped devices. HPI merupakan interface berkecepatan tinggi yang dapat
memungkinkan beberapa DSP untuk saling berkomunikasi dan bekerjasama pada suatu
proyek yang dibuat.

e. Complex Programmable Logic Device (CPLD)


DSK TMS320C6713 menggunakan CPLD Altera EPM3128TC100 – 10 untuk
mengimplementasikan :

 4 memory mapped control/status register yang memungkinkan software


mengontrol beberapa fitur board,
 mengontrol interface daughtercard dan sinyal,
 berbagai macam glue logic yang dapat mengikat beberapa komponen board
secara bersamaan.

f. Voltage power supply +5 Volt


Input 5 Volt ini dibagi dengan menggunakan voltage regulator menjadi 1.26 Volt untuk
internal DSP dan 3.3 Volt untuk I/O buffer DSP dan chip lain yang berada pada board.

g. LED dan Switches


DSK memiliki 4 LED dan sebuah 4 DIP switch sebagai sarana sederhana untuk menyediakan
umpan balik interaktif ke user. Keduanya diakses melalui reading dan writing ke register-register
CPLD.

h. Code Composer Studio


Code Composer Studio (CCS) menyediakan integrated development environment (IDE)
untuk menggabungkan beberapa tool software. CCS berisi tool untuk code generation seperti
compiler C, assembler dan linker. CCS memiliki kemampuan secara grafis dan mendukung real-
time debugging. CCS menyediakan tool software yang mudah digunakan untuk build dan debug
program. Compiler C meng-compile program yang ditulis dalam bahasa C untuk menghasilkan
file assembly berekstensi *.asm. Assembler kemudian akan meng-assemble file *.asm untuk
menghasilkan file machine language object dengan ekstensi *.obj. Linker akan
mengkombinasikan file-file object dan object libraries sebagai input untuk menghasilkan file
executable berekstensi *.out. File executable ini dapat di-load dan di-run secara langsung ke
prosessor TMS320C6713. Tipe-tipe file yang akan dijumpai ketika menggunakan CCS secara
lengkap adalah sebagai berikut :

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 48


1. file *.pjt : nama file project, menyimpan keseluruhan file yang diperlukan untuk
menjalankan algoritma program DSP.

2. file *.c : program utama dengan bahasa pemrograman C.

3. file *.asm : assembly source program yang dapat dibuat oleh user ataupun oleh C
compiler.

4. file *.sa : linear assembly source program

5. file *.h : header support file

6. file *.lib : library file seperti run-time support library rts6701.lib

7. file *.cmd : linker command file yang berisi alokasi alamat memori yang
digunakan.

8. file *.obj : object file yang dibuat melalui assembler

9. file *.out : executable file yang dibuat oleh linker untuk di-load dan di-run ke
prosesor.

Analisis secara real-time dapat dilakukan dengan menggunakan real-time data exchange
(RTDX) yang tergabung dengan DSP/BIOS. RTDX memungkinkan pertukaran data antara host
dengan target DSP dan menganalisis secara real-time tanpa menghentikan proses yang dilakukan
DSP. Statistik kunci dan kinerjanya dapat dimonitor secara real-time.

4.Referensi
Thab B. Welch, Cameron H. G. Wright, Michael G. Morrow. Real-time Digital Signal
processing from MATLAB to C with TMS320C6x DSK. Taylor & Francis Group. 2006.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 49


Tutorial Singkat Code Composer Studio (CCS)

1. Pendahuluan

CCS merupakan integrated development environment (IDE) yang dikembangkan oleh Texas
Instruments untuk mengembangkan beragam rutin-rutin DSP. Pada CCS, tool-tool untuk
pengeditan, pembangkitan kode, dan pen-debug-an diintegrasikan ke dalam satu lingkungan
yang seragam. Anda dapat memilih DSP target, mengubah parameter optimisasi, dan mengeset
user preferences yang dinginkan.

Suatu aplikasi dikembangkan berdasarkan pada konsep project , dimana informasi pada file
project (*.pjt) menentukan source code yang digunakan dan bagaimana source code tersebut
diproses. Mempelajari Code Composer Studio merupakan langkah penting dalam menjembatani
teori DSP dengan real-time DSP.

2. Memulai Code Composer Studio

Tutorial ini mengasumsikan bahwa CCS telah diinstal secara benar pada komputer berbasis
Windows 98SE, 200, ME, atau XP. Petunjuk berikut ini mengasumsikan anda sedang
menggunakan DSK C6713.

1. Nyalakan DSK C6713. Pastikan DSK “menyala” dengan sesuai dengan memeriksa
power on self test (POST) yang membutuhkan waktu 15 detik. Setelah POST selesai,
pastikan LED +5V, semua LED user (D7, D8, D9, dan D10), dan LED ”USB IN
USE” menyala dengan lampu berwarna hijau.

2. Pasang kabel USB ke DSK dan ke PC.

3. Buka CCS dengan mengklik ganda ikon CCS di desktop.

4. Ketika CCS “start-up”, muncul “splash screen” seperti berikut.

Gambar 1 icon
CCStudio

Gambar 1 Tampilan awal CCStudio

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 50


Kemudian akan muncul dialog box “Waiting for USB Enumeration”

Gambar 2 Mengkoneksikan DSK dengan CCStudio

Terakhir, akan muncul interface seperti berikut

Gambar 3 Interface CCStudio

Jika CCS menampilkan “No target connected”, seperti ditunjukan berikut, pada sudut kiri layer
CCS,

Gambar 4 CCS tidak terhubung dengan DSP

anda perlu menghubungkan DSP ke CCS dengan memilih menu “Debug” kemudian pilih
“Connect” seperti ditunjukan berikut.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 51


Gambar 5 Menghubungkan CCS dengan DSP

Jika DSP tidak terhubung ke CCS, hal ini juga akan ditampilkan pada title bar jendela CCS.

Ketika DSP terhubung ke CCS, bagian pojok kiri CCS akan ter-update seperti ditunjukan
berikut. Perhatikan bahwa akan muncul balon “The target is now connected” untuk beberapa
saat.

Gambar 6 CCS terhubung dengan DSP

3. Membuat Project Baru

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 52


1. Pada saat CCS diinstal, CCS akan dibuat direktori C:\CCStudio_3.1\MyProjects.

2. Selanjutnya kita akan membuat sebuah project dan direktori-direktori yang terkait
dengannya. Untuk membuat project CCS baru, klik menu “Project” seperti yang
ditunjukan di bawah.

Gambar 7 Tampilan window project baru

3. Dengan mengklik “New…” akan muncul dialog box seperti berikut.

Gambar 8 Memulai project pada CCS

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 53


Arahkan boks “Location:” menunjuk ke direktori project yang akan dibuat dengan
menggunakan tombol . Pastikan juga target TMS320C67xx terpilih.

4. Perhatikan bahwa CCS akan melihat ke direktori yang digunakan terakhir kali. Pada
boks “Project Name:”, (misalnya) ketik ModulFilter. Ketika anda mengklik “Finish”,
proses ini akan menciptakan direktori baru bernama ModulFilter.

4. Membuka Project

1. Klik menu “Project”, kemudian “Open…”.

Gambar 10 Membuka project pada CCS

2. Temukan direktori project dan buka file ”ModulFilter.pjt” atau nama project yang lain
yang diinginkan. Perhatikan bahwa CCS akan selalu menampilkan direktori terakhir yang
dibuka atau digunakan.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 54


Gambar 11 Membuka project yang akan digunakan

3. Jendela CCS akan tampil seperti berikut

Gambar 12 Tampilan project yang telah dibuka

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 55


5. Menambahkan File ke Project

1. Struktur direktori pada sisi kiri jendela CCS kini memiliki tanda ”+”. Dengan
mengklik ”+” akan tampil file-file project. Saat ini tidak ada file di dalam project ini.

2. Untuk menambah file-file ke sebuah project, file-file tersebut harus terdapat di suatu
tempat di dalam komputer. Menambahkan file ke dalam project tidak akan
memindahkan lokasi file tetapi hanya akan me-link project ke file tersebut. Semua
file-file yang terkait pada suatu project harus disimpan di dalam direktori
C:\CD\myprojects\ccs. Menambahkan semua file-file yang diperlukan ke dalam
project merupakan proses yang bertahap.

Pada setiap modul praktikum akan terdapat beberapa file yang sudah dipersiapkan
sebelumnya dimana file-file ini harus disalin ke folder praktikum anda. File-file ini diperlukan
untuk setiap project yang anda buat yang terkait dengan praktikum ini.

Gambar 13 file – file yang diperlukan pada praktikum

3. File-file ini sekarang dapat ditambahkan ke project dengan mengklik ”Add Files to
Project...” seperti yang ditampilkan pada gambar berikut.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 56


Gambar 14 Menambahkan file ke project

Gambar 15 Tampilan interface setelah file ditambahkan pada project

6. Project Options

Sejumlah default options secara otomatis ditambahkan ke project baru anda. Opsi-opsi ini
dapat dilihat dengan mengklik “Project” , “Options…,” seperti yang ditunjukan berikut. Untuk
project pertama kita, setingan default akan bekerja dengan baik, kecuali satu hal. Pilihan “Target
version” pada setingan Basic Compiler merujuk pada compiler untuk prosesor C670x. Anda
harus menggantinya ke tarsget “C671x” seperti yang ditunjukan di bawah.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 57


Gambar 16 Tampilan Project Options

7. em-Build Project

Tombol yang terletak dekat atas sebelah kiri jendela CCS merupakan shortcut untuk
sejumlah fitur-fitur umum CCS. Proses “Rebuild All” melakukan proses compliling dan linking
dan hasilnya dapat anda load ke DSK. Mendekatkan pointer untuk beberapa saat akan
menampilkan tujuan dari tombol yang didekati pointer. Perhatikan pula bahwa file source code
dapat dilihat dan diedit dengan mengklik ganda nama file pada struktur direktori.

Gambar 17 Proses Rebuild All

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 58


Ketika anda mengklik tombol “Rebuild All”, sebuah panel akan terbuka di bawah jendela CCS;
panel ini menampilkan status dari proses compiling dan linking.

Gambar 18 Tampilan status dari proses compiling dan linking

Sebelah kiri tombol “Rebuild All” adalah jendela yang tertarik ke bawah yang sekarang ini diset
ke “Debug”. Pilihan lain untuk menu ini adalaha “Release”. Seperti namanya, “Debug” dan
“Release” merupakan dua versi kode yang dapat dibuat oleh compiler. Dua versi kode ini
disimpan dalam direktori “Debug” atau “Release”. Panel, tombol, dan menu tertarik ke bawah
dapat dilihat pada gambar diatas.

8. Me-Load Program ke DSK

1. Ketika build telah selesai, file keluaran harus di-load ke DSP. Hal ini dilakuakan
dengan mengklik “File” dan “Load Program” seperti yang ditunjukan di bawah

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 59


Gambar 19 Load file pada DSP

2. Selanjutnya boks dialog “Load Program” terbuka seperti gambar di bawah. Anda
perlu menavigasikan ke direktori “Debug” atau “Release” tergantung pada pilhan
versi kode anda. Perhatikan bahwa CCS akan membuka folder terakhir yang terbuka.
Jadi harus diperhatikan apakah file yang akan di-load sesuai.

Gambar 20 Tampilan menavigasikan ke direktori pada CCS

3. Anda perlu menvigasikan melalui struktur direktori atau map untuk menemukan file
keluaran pada project sekarang. Pada contoh ini file keluaran dinamakan

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 60


myFirstProject.out. Memilih dan membuka file ini akan mengakibatkan sebuah load
program melalui kabel USB. Proses ini hanya membutuhkan beberapa detik.

4. Setelah program di-load ke DSK, jendela CCS akan tampil seperti berikut. Panel
sebelah kanan akan menampilkan versi disassambly dari kode program.

Gambar 21 Hasil load program

9. Me-Run Program

1. Untuk mengeksekusi atau menjalankan program, klik “Run Target” yang terletak pada
sisi kiri jendela CCS.

Gambar 22 Tampilan untuk menjalankan program

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 61


2. Untuk menghentikan atau meng-halt program, klik ikon halt yang terletak di bawah ikon
run.

3. Anda dapat memodifikasi atau membangun kembali kode anda meskipun DSK sedang
berjalan.

4. Ketika anda telah selesai menggunakan CCS dan DSK, halt DSK dan tutup project. Hal
ini dilakukan dengan mengklik “Project” dan “Close” seperti pada gambar di bawah.

Gambar 23 Tampilan untuk mengakhiri project

5. Keluar dari CCS dan matikan DSK

10. Referensi
Thab B. Welch, Cameron H. G. Wright, Michael G. Morrow. Real-time Digital Signal
processing from MATLAB to C with TMS320C6x DSK. Taylor & Francis Group. 2006.

Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 62


Praktikum Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit (ET – 3005/EL-5155) 63

Anda mungkin juga menyukai