Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyah Ayu Gia Soebarjo

NIM : E1A215016
AGROEKOTEKNOLOGI
Diambil dari Jurnal :
“Kompatibilitas Fungi Mikoriza Arbuskular dengan Tanaman Kedelai pada Budi Daya
Jenuh Air oleh Ridwan Muis, Munif Ghulamahdi, Maya Melati, Purwono2, dan Irdika
Mansur”

Dapat disimpulkan bahwa kolonisasi FMA pada akar tanaman kedelai budidaya

lahan kering lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan budidaya jenuh air. Inokulan

FMA dari jagung, sorgum, dan P. Javanica lebih responsif pada perlakuan budi daya lahan

kering dibandingkan dengan budi daya jenuh air. Ini dikarenakan kandungan P dan K di

lahan jenuh air yang miskin hal ini diperkuat oleh Yenni (2012) yang mengungkapkan

bahwa kendala yang dialami oleh lahan pasang surut adalah kelarutan Fe, Al dan Mn serta
rendahnya kandungan unsur hara termasuk P dan K sehingga membuka peluang

pemanfaatan FMA dalam budidaya kedelai.

Dengan memanfaatkan FMA maka akan dapat meningkatkan P yang tersedia

dalam tanah (Trisilawati dan Yusron, 2008). Sehingga FMA dapat meningkatkan P

terlarut melalui asam organik dan enzim fosfatase yang dihasilkan. FMA juga dapat

memperbaiki P terlarut sehingga dapat masuk ke dalam hifa eksternal FMA. Bagian yang

penting dari sistem mikoriza adalah miselium yang terdapat di luar akar yang berperan

dalam penyerapan unsur hara bagi tanaman hal ini diperkuat oleh Hanafiah (2001) yang

berpendapat bahwa FMA dapat berfungsi untuk memperluas area serapam akar dengan

membentuk miselium di sekeliling akar sehingga memperbesar volume jelajah sehingga

lebih baik dalam menyerap unsur hara

Pada tanaman kedelai dengan budidaya jenuh air mempunyai jumlah kolonisasi

FMA yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan budidaya konvensional.

Begitu pula pada tanaman jagung, sorgum dam P. Javanica. Ini dikarenakan pada lahan

yang jenuh air suhu rendah sehingga aktivitas FMA rendah, kadar air yang tinggi pada

lahan jenuh air juga menyebabkan FMA tidak dapat berkembang ini sesuai dengan Anas

(1997) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

Fungi Mikoriza yaitu suhu, kadar air tanah, pH tanah, bahan organik, residu akar serta

cahaya dan ketersediaan hara.


DAFTAR PUSTAKA

Anas. I., 1997. Bioteknologi Tanah. Laboratorium Biologi Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas
Pertanian. IPB

Hanafiah, K.A. 2001. Pengaruh inokulasi fungi mikoriza arbuskular dan Azospirillum
brasiliense dalam peningkatan efisiensi pemupukan P dan N pada padi sawah
tadah hujan. Disertasi.Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor: 158

Trisilawati, O. dan E. Yusron. 2008. Pengaruh pemupukan P terhadap produksi dan


serapan P tanaman nilam (Pogostemon cablinBenth). Buletin Littro 1: 39-46.

Yenni. 2012. Ameliorasi tanah sulfat masam potensial untuk budidaya tanaman bawang
merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Lahan Sub-optimal 1(1) :40-49

Anda mungkin juga menyukai