Pembimbing:
Disusun oleh:
2018
1
BAB I
KASUS
Ayah
• Nama : Tn. B
• Usia : 40 tahun
• Pendidikan terakhir : SMP
• Alamat : Kp. Nyalindung
• Pekerjaan : Buruh
1.3 Anamnesis
1.3.1 Keluhan Utama
Dilakukan secara alloanamnesis kepada orangtua pasien
2
Keluhan utama : Sesak nafas yang memberat sejak 5 jam SMRS
Keluhan tambahan : bayi kurang bulan, merintih, tarikan dinding dada.
3
pernah mengkonsumsi obat-obatan ataupun jamu-jamuan selama
kehamilan. Ibu pasien menyatakan sebelum ke puskesmas ibu mengalami
mulas hebat dan melahirkan spontan dibantu oleh bidan.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir dari ibu G3P2A0 yang berusia 39 tahun, dengan usia
kehamilan 31 minggu, bayi tunggal. Bayi perempuan dilahirkan pada
tanggal 26 Februari pada jam 10.10 lahir di puskesmas cicurug, ditolong
oleh bidan, secara spontan letak kepala. Ketuban jernih, tidak ada KPSW.
4
Bayi lahir langsung menangis, tidak tampak kebiruan, tonus otot lemah,
dengan berat lahir 2200 g dan panjang badan lahir 41 cm.
Anak pertama laki-laki, lahir normal spontan di bidan berat lahir
2500 gram, langsung menangis, usia kehamilan cukup bulan, saat ini
berusia 20 tahun. Anak kedua perempuan, lahir normal spontan di bidan
berat lahir 2400 gram, langsung menangis, usia kehamilan prematur, saat
ini berusia 9 tahun.
Antropometri :
- PBL : 41 cm
- BBL : 2200 gram
- LK : 30 cm
- LD : 27 cm
- LP : 26 cm
- LLA : 8 cm
5
TOTAL SKOR PADA PASIEN = 24
perkiraan usia kehamilan yaitu antara 32-34 minggu (PRETERM) ---- BAYI
KURANG BULAN (BKB)
6
Downe’s Score
Downe Score :
skor 4 ----- Respiratory Distress
7
1. Weight for Age : 50th Percentile(Appropriate gestasional age)
2. Length for Age :90th Percentile(Apppropriaate gestasional age)
3. Head Circumference : 50th Percentile(Appropriate gestasional age)
Kesimpulan : Bayi sesuai masa kehamilan
– KULIT
Kering (-), tampak kusam (-), sianosis (-), ikterik (-)
- OTOT
Atrofi (-), hipotrofi (-), hipotonus (-)
– TULANG
Deformitas (-)
– SENDI
Edema (-), Eritema (-), ROM tidak terbatas
KEPALA
Bentuk : normocephalic, tidak cekung, cephalhematoma (-),
Caput sucedenum (-)
8
Wajah : dismorfik (-)
Fontanel : belum menutup, lunak, : 2-3cm
Rambut : hitam halus, tidak mudah rapuh
Mata : simetris, pupil bulat isokor, sklera ikterik (-/-),
konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya (+/+),
edema palpebral (-/-)
Hidung : bentuk normal, simetris, deviasi septum (-/-),sekret
(-/-), PCH (-/-)
Telinga : bentuk dan letak normal, simetris (+), sekret (-/-)
Mulut :
Bibir : mukosa oral basah, perioral cyanosis (-)
Gigi : (-)
Gusi : hiperemis (-), edema (-), darah (-)
Lidah : tidak ada kelainan, makro/mikroglossi (-)
Palatum : tidak ada kelainan, labioschizis (-), paltoschizis
(-), labioplatoschizis (-)
LEHER
- JVP : Tidak meningkat
- Kel. Tiroid : Tidak ada pembesaran
- KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
- Retraksi suprasternal (-)
THORAX
Paru-paru
Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
9
- Palpasi : Sulit dinilai
- Perkusi : Sulit dinilai
- Auskultasi : S1 dan S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : bentuk datar, distensi aabdomen (-), retraksi epigastrik
(+)
Palpasi : lembut, teraba massa (-),
hepar : Tidak teraba pembesaran
spleen :Tidak teraba pembesaran
Perkusi : sulit dinilai
Auskultasi : bising usus (+) 8x/menit, metallic sound (-)
Anogenital :
Anus : lubang (+), perianal rash (-), BAB (+), BAK (+)
Genital : labia mayora (+)
Ekstremitas :
EKSTRIMITAS ATAS
Bentuk : normal, deformitas (-)
Jari : kuku jari lengkap, klinodaktilia (-), polidaktilia (-)
Palmar crease : garis lipatan pada seluruh telapak tangan
Mottling (-), Akral hangat, CRT < 3 detik
Cyanosis perifer (-), clubbing finger (-), ptechiae (-), ikterik (-)
Clinodactyly (-)
EKSTRIMITAS BAWAH
Bentuk : normal, deformitas (-)
Jari : kuku jari lengkap, klinodaktilia (-), polidaktilia (-)
Plantar crease : garis lipatan pada seluruh telapak kaki
Mottling (-), akral hangat, CRT < 3 detik
Cyanosis perifer (-), clubbing finger (-), ptechiae (-), ikterik (-)
10
Pemeriksaan Neurologis
Tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinki I,II,III : (-)
- Kernig’s sign: (-)
Nervus Kranialis
NI : Tidak diperiksa
NII, III : Pupil isokor 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), ptosis (-)
NIII, IV, VI : Gerakan bola mata ke segala arah (+/+), strabismus (-/-)
NV : Motorik dan sensorik kesan normal.
NVII : Wajah tampak simetris, gerakan wajah simetris
NVIII : Pasien dapat mendengar suara gesek dan bisik dengan intensitas
yang sama kiri dan kanan
NIX, X : Saliva (+), reflex menelan baik
NXI : Bahu tampak simetris
NXII : Lidah simetris, tidak atrofi, tidak terlihat deviasi dan fasikulasi
lidah.
Motorik
Kekuatan lengan dan tungkai pasien simetris
Tidak terdapat adanya spasme dan rigiditas
Otot dalam kondisi normotonus
Sensorik
Pasien bereaksi terhadap rangsangan sentuh dan nyeri dengan menarik
anggota geraknya menjauhi rangsangan
Refleks Fisiologis
Refleks Bisep : ++/++
Refleks Trisep : ++/++
Refleks KPR : ++/++
Refleks Achilles : ++/++
11
Refleks Primitif
Refleks Babinski : +/+
Refleks Moro :+
Refleks Palmar : +/+
Refleks Plantar : +/+
Refleks Rooting :+
Refleks Sucking :+
1.5 Resume
Seorang bayi perempuan baru lahir dari seorang ibu G3P2A0 yang merasa
hamil kurang bulan. Dilahirkan secara spontan letak kepala. Saat lahir ketuban
berwarna jernih, bayi langsung menangis merintih, dan gerakan ototnya terlihat
lemah. Kemudian dilakukan langkah awal resusitasi dalam waktu 30 detik.
Setelah dilakukan tindakan awal resusitasi bayi menangis lemah, frekuensi
jantung 120x/menit, sehingga diberikan O2 dan monitoring spO2. Nilai APGAR
pada menit pertama adalah 7. Nilai Apgar score menit ke-5 adalah 9. Kemudian
bayi dipasang nasal kanul dan dilakukan terlebih dahulu perawatan tali pusat.
Setelah 30 menit setelah lahir ibu pasien mengeluhkan bayinya sesak, merintih,
terlihat tarikan dinding dada yang memberat sejak 5 jam SMRS.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum prechtl state 4, tampak
sakit berat. BB 2200 gr dan PB 41 cm. Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan.
Tanda-tanda vital takipneu, tanda vital lainnya dalam batas normal. Terdapat
retraksi suprasternal, intercostal dan epigastrium dan downe score 4. Pemeriksaan
fisik lainya dalam batas normal.
Darah Rutin
Hematokrit (%) 44 – 72 51
Indeks Eritrosit
MCH 31 – 37 36
MCHC 31 – 35 33
Kimia Darah
13
Foto Thorax/babygram
14
1.8 Diagnosis Kerja
NKB SMK(31-32minggu) + RD e.c HMD + BBLR
1.9 Penatalaksanaan
Umum
Manajemen Umum
- Jaga jalan nafas agar tetap bersih dan terbuka
- Terapi oksigen
Penggunaan NCPAP sedini mungkin untuk stabilisasi BBLSR
- Jaga kehangatan
- Pemberian infus cairan intravena (D10%) dengan dosis awal:
60ml/kgBB/hari = 60x2,2=132cc/kgBB/24jam (pada hari pertama)
Hari ke2,…
Ditingkatkan menjadi 198-> 200ml/24jam (Kaen + ca glukonas)
- Puasa
Tatalaksana Khusus
Pemasangan CPAP :
- Dimulai dengan PEEP 7 cmH2O dan FiO2 30%.
Pemasangan OGT :
- Untuk dekompresi dan mengurangi distensi abdomen sebagai salah satu
komplikasi dari pemasangan CPAP. Dan juga untuk melihat cairan dari
lambung, apakah terdapat meconium atau tidak, banyak atau tidak.
Pemasangan pulse oksimeter :
- Untuk memantau saturasi oksigen.
1.10 Prognosis
Quo ad Vitam : Ad bonam
Quo ad Functionam : Ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam
15
Hasil Follow Up:
Tanggal S O A P
28 Bayi nafas T: 37, N: 157, R: NKB RD e.c HMD+ PemasanganCPAP:
Februari cepat, 58, SpO2: 94%, BBLR 1. PEEP: 7
2018 tarikan dada DS: 2, BB: 2. FiO2 diturunkan dari 30-
(+), gerakan 2200g >28->25->21
otot lemah, Produk: (+) -Pertahankan suhu 36,5-
BAB (+), coklat 37,5
BAK (+), - Kebutuhan Cairan:
OGT (+) 90x2.2=198-> 200ml/24jam
(Kaen + ca glukonas)
Bilas lambung 8x2cc
- Bilas lambung
-Pemasangan pulse
oksimeter dan monitor
- Pemasangan infus pump
- Pemasangan OGT untuk
dekompresi dan pemberian
makanan
-Ranitidin 2x2mg
16
BAB II
ANALISIS KASUS
1. Pada kasus ini ibu 2. Very preterm (28 hingga <32 minggu)
G3P2A0 hamil merasa 3. Moderate to late preterm (32 hingga
kurang bulan <37 minggu)
2. Pada NEW BALARD • Usia kehamilan dan berat badan
SCORE didapatkan skor lahir
24 maka sesuai kehamilan Masa kehamilan kurang dari 38
32-34 minggu sehingga minggu dengan berat yang sesuai
dapat di diagnosis dengan berat badan untuk usia
kehamilan (sesuai untuk masa
neonatus kurang bulan kehamilan=SMK), dimana masa
(moderate late preterm) kehamilan dihitung mulai hari pertama
haid terakhir dari haid yang teratur.
17
18 tahun. Multipara G3P2A0. • Preeklamsia/Eklamsi
• Penyakit Kardiovaskular
• Anemia
• Hipotirioid
• Paritas
18
2. Dasar diagnosis berat badan lahir rendah :
- Respiratory Distress
Syndrome
- Periventricullar
leucomalasia (PVL)
19
- Infeksi bakteri
- Kesulitan minum
- Necrotizing enterocolitis
(NEC)
- AOP(apneu of prematurity)
Penyebab RD
- Pneumonia
20
Ibu melahirkan kurang Anamnesis
bulan ( pada 32-33 minggu
) - Riwayat kelahiran kurang bulan, ibu
DM
21
Terapi Medikamentosa
- Pada kasus Manajemen Umum
digunakan CPAP
dengan PEEP 7 Jaga jalan nafas agar tetap bersih dan
dan FiO2 30% terbuka
Terapi oksigen
- Jaga kehangatan
22
ASI belum biasanya 4X
23
BAB IIi
KAJIAN PUSTAKA
Definisi
Adalah bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari
pertama menstruasi terakhir (WHO).
Faktor Risiko
• Usia Ibu
Persalinan premature meningkat pada usia <20 tahun dan >35 tahun.
2)Primipara, yaitu seorang wanita yang pernah satu kali melahirkan bayi yang
lahir hidup atau meninggal dengan perkiraan lama gestasi 20 minggu atau lebih.
3) Multipara, adalah seorang wanita yang pernah menyelesaikan dua atau lebih
kehamilan hingga 20 minggu atau lebih
24
• Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
25
B. Berat Bayi Lahir Rendah
Definisi
Menurut WHO bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat
badanlahirnya pada saat kelahiran kurang dari atau sama dengan 2500 gram.
Klasifikasi
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLSR), dengan berat lahir <1500 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat badan 1501-2499 gram .
-Tingkat pendidikan
- Hipotermi
- Hipoglikemia
- Hiperbilirubinemia
- Infeksi bakteri
- Kesulitan minum
- AOP(apneu of prematurity)
26
C. Penyakit Membran Hialin
Definisi
- Sindroma yang terdiri dari satu atau lebih gejala, sebagai berikut:
pernafasan cepat > 60x/menit, retraksi dinding dada, merintih dengan atau
tanpa siansosis pada suhu kamar, yang memburuk dalam 48-96 jam
pertama kehidupan
Epidemiologi
RDS terjadi pada 44% bayi dengan berat lahir 501-1500g.
Patofisiologi
- Defisiensi surfaktan-> atelectasis yang progresif-> functional residual
capacity (FRC) tidak efektif -> ekspansi alveolus menurun -> tegangan
permukaan paru-paru meningkat
- Eksudat yang kaya akan protein dan debris yang berasal dari kerusakan
epitel paru terkumpul dalam jalan napas -> kapasitas paru-paru menurun
- Komplians paru menurun -> diperlukan tekanan (-) yang lebih besar untuk
membuka jalan napas yang kolaps -> retraksi dinding dada, tekanan
intratorakal menurun
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
- Tanda premature
27
Penyakit menetap dan progresif dalam 48-96 jam pertama
Pemeriksaan Penunjang
Terdapat 4 stadium:
- Laboratorium
Shake test: pengocokan aspirat lambung, jika tak ada gelembung, risiko
tinggi untuk terjadinya PMH (60%)
Manajemen
Medikamentosa
Manajemen Umum
Terapi oksigen
- Nasal kanul atau head box dengan kelembaban dan konsentrasi yang
cukup untuk mempertahankan arteri Antara 50-70 mmHg
28
- Ventilator mekanik digunakan pada bayi dengan HMD berat atau
komplikasi yang menimbulkan apneu persisten. Indikasi rasional untuk
penggunaan ventilator:
pO2 darah arteri 50mmHg atau kurang pada konsentrasi oksigen 70-100%
dan tekanan CPAP 6-10cmH2O atau
Apneu persistent
- Jaga kehangatan
Manajemen khusus
Pemberian sufaktan dilakukan bila memenuhi persyaratan, obat tersedia, dan lebih
disukai bila tersedia fasilitas NICU.
Bedah
Suportif
Lain-lain (rujukan subspesialis, sepsialis lainnya. Bila terjadi apneu berulang atau
perlu bantuan ventilator maka harus dirujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas
Pelayanan Neonatal Level III yang tersedia fasilitas NICU.
Pemantauan
Terapi
30
Tumbuh Kembang
- Bayi yang menderita gangguan napas dan berhasil hidup tanpa komplikasi
maka proses tumbuh kembang anak selanjutnya tidak mengalami
gangguan
- Apabila timbul komplikasi (hipoksia serebri, gagal ginjal, keracunan O2,
epilepsi, komplikasi palsi serebral, dll) maka tumbuh kembang anak
tersebut akan mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang berat
termasuk gangguan penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala
pada masa balita.
Prognosis
Sepuluh sampai 20% menyebabkan kematian pada tahun pertama akibat RDS.
31
DAFTAR PUSTAKA
32