Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

NKB SMK(31-32minggu) + RD e.c HMD + BBLR

Pembimbing:

dr. Hj. Rini Sulviani, Sp.A, M.Kes

Disusun oleh:

Hanifatur Rohmah (12100116293)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

RSUD SYAMSUDIN, SH SUKABUMI

2018

1
BAB I
KASUS

1.1 Identitas Pasien


Nama : By. Ny. Z
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Sukabumi, 26 Februari 2018
Anak ke : 2 dari 2 bersaudara
Alamat : Kp. Nyalindung
Tgl Masuk : 26 Februari 2018
Tgl Pemeriksaan : 27-28 Februari 2018

1.2 Identitas Orang tua Pasien


Ibu
• Nama : Ny. Z
• Usia : 39 tahun
• Pendidikan terakhir : SD
• Alamat : Kp. Nyalindung
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Ayah
• Nama : Tn. B
• Usia : 40 tahun
• Pendidikan terakhir : SMP
• Alamat : Kp. Nyalindung
• Pekerjaan : Buruh

1.3 Anamnesis
1.3.1 Keluhan Utama
Dilakukan secara alloanamnesis kepada orangtua pasien

2
Keluhan utama : Sesak nafas yang memberat sejak 5 jam SMRS
Keluhan tambahan : bayi kurang bulan, merintih, tarikan dinding dada.

1.3.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang bayi dilahirkan di puskesmas cicurug tanggal 26 Februari
2018 pukul 10.10, bayi lahir dari seorang ibu G3P2A0 yang merasa hamil
kurang bulan (31-32minggu), lahir secara spontan letak kepala. Saat lahir
ketuban berwarna jernih, bayi langsung menangis merintih, dan gerakan
ototnya terlihat lemah. Kemudian dilakukan langkah awal, bayi
dihangatkan dibawah radian warmer, isap lendir dari mulut dan hidung,
dikeringkan dan diberi rangsang taktil dan perbaiki posisi kembali. Apgar
score menit ke-1 adalah 7 nilai Apgar score menit ke-5 adalah 9.
Kemudian bayi dipasang nasal kanul dan dilakukan perawatan tali pusat.
Setelah sekitar 30 menit bayi lahir, Ibu pasien mengeluhkan bayi
terlihat merintih, bernafas cepat, terlihat tarikan dinding dada yang
semakin memberat sejak 5 jam SMRS.
Ibu pasien menyangkal bernafas lewat mulut, kaki dan tangan
anaknya dingin, dan membiru. Ibu pasien menyangkal anaknya mengalami
panas badan, muntah, diare, penurunan kesadaran, bayi terlihat kuning,
tidak mau minum. Ibu pasien juga menyangkal adanya bibir menjadi biru,
dan memiliki riwayat penyakit jantung. Ibu pasien juga menyangkal saat
hamil ibu mengalami demam tinggi, ketuban pecah dini, adanya ketuban
berwarna hijau dan berbau, dan kulit bayi yang berwarna kuning kehijauan.
Keluhan ini juga tidak disertai suhu tubuh yang tinggi ataupun suhu tubuh
yang rendah.
Selama hamil, ibu pasien tidak pernah di diagnosa memiliki darah
tinggi, asma, penyakit jantung dan kencing manis. Ibu pasien menyangkal
pernah merokok atau merokok saat hamil. Ibu pasien juga menyangkal
adanya nyeri saat berkemih atau nyeri saat senggama.Ibu pasien selalu
melakukan kontrol teratur ke bidan dan minum vitamin serta obat
penambah darah dari bidan. Ibu pasien menyangkal memiliki keluhan
perdarahan ataupun jatuh selama masa kehamilan. Ibu pasien juga tidak

3
pernah mengkonsumsi obat-obatan ataupun jamu-jamuan selama
kehamilan. Ibu pasien menyatakan sebelum ke puskesmas ibu mengalami
mulas hebat dan melahirkan spontan dibantu oleh bidan.

1.3.3 Riwayat Penyakit Keluarga


Kakak-kakak pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama
dengan pasien.

1.3.4 Riwayat Kehamilan dan Persalinan


 Riwayat Kehamilan
` Selama masa kehamilan ibu pasien rutin melakukan kontrol
kehamilan ke bidan sejumlah 9 kali, dan rutin mengkonsumsi tablet asam
folat dan zat besi. Ibu pasien tidak pernah melakukan USG. Ibu pasien
tidak mengingat jelas tanggal HPHT namun hanya ingat awal juli. Selama
masa kehamilan ibu pasien tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi
dan penyakit diabetes. Ibu pasien pernah mengalami demam saat usia
kehamilan 3 bulan. Ibu pasien menyangkal perdarahan, keputihan, ataupun
jatuh pada masa kehamilan. Ibu pasien juga menyangkal mengkonsumsi
obat-obatan, merokok dan jamu-jamuan selama masa kehamilan. ibu
pasien hanya mengalami kenaikan BB sebanyak 8 kg. Ibu pasien juga
mengatakan selama kehamilan tekanan darahnya selalu normal yaitu
110/70mmHg. Ibu pasien tidak memelihara binatang seperti kucing dan
yang lainya. Ibu pasien menikah saat usia 17 tahun. Ibu pasien hamil
pertama kali saat usia 18 tahun. Ibu pasien merasakan adanya mulas hebat
setelah mencuci pakaian, setelah itu ibu pasien langsung ke puskesmas
cicurug.

 Riwayat Persalinan
Pasien lahir dari ibu G3P2A0 yang berusia 39 tahun, dengan usia
kehamilan 31 minggu, bayi tunggal. Bayi perempuan dilahirkan pada
tanggal 26 Februari pada jam 10.10 lahir di puskesmas cicurug, ditolong
oleh bidan, secara spontan letak kepala. Ketuban jernih, tidak ada KPSW.

4
Bayi lahir langsung menangis, tidak tampak kebiruan, tonus otot lemah,
dengan berat lahir 2200 g dan panjang badan lahir 41 cm.
Anak pertama laki-laki, lahir normal spontan di bidan berat lahir
2500 gram, langsung menangis, usia kehamilan cukup bulan, saat ini
berusia 20 tahun. Anak kedua perempuan, lahir normal spontan di bidan
berat lahir 2400 gram, langsung menangis, usia kehamilan prematur, saat
ini berusia 9 tahun.

1.3.5 Anamnesis Makanan


Pasien dipuasakan terlebih dahulu.

1.3.6 Riwayat Imunisasi


Pasien belum mendapatkan imunisasi, hanya diberikan vit K saja.

1.4 Pemeriksaan Fisik (Tanggal 27 Februari 2018)

Keadaan umum : tampak sakit berat


Kesadaran : prechtl state 4
Tanda vital :
- Nadi : 136 kali / menit, reguler, equal, isi cukup
- Respirasi : 66 kali / menit, reguler, tipe thoracoabdominal
- Suhu : 37,1O C

Antropometri :
- PBL : 41 cm
- BBL : 2200 gram
- LK : 30 cm
- LD : 27 cm
- LP : 26 cm
- LLA : 8 cm

5
TOTAL SKOR PADA PASIEN = 24
perkiraan usia kehamilan yaitu antara 32-34 minggu (PRETERM) ---- BAYI
KURANG BULAN (BKB)

6
Downe’s Score

Downe Score :
skor 4 ----- Respiratory Distress

2. Dengan menggunakan Grafik Fenton didapatkan hasil

7
1. Weight for Age : 50th Percentile(Appropriate gestasional age)
2. Length for Age :90th Percentile(Apppropriaate gestasional age)
3. Head Circumference : 50th Percentile(Appropriate gestasional age)
Kesimpulan : Bayi sesuai masa kehamilan
– KULIT
Kering (-), tampak kusam (-), sianosis (-), ikterik (-)
- OTOT
Atrofi (-), hipotrofi (-), hipotonus (-)
– TULANG
Deformitas (-)
– SENDI
Edema (-), Eritema (-), ROM tidak terbatas

KEPALA
 Bentuk : normocephalic, tidak cekung, cephalhematoma (-),
Caput sucedenum (-)
8
 Wajah : dismorfik (-)
 Fontanel : belum menutup, lunak, : 2-3cm
 Rambut : hitam halus, tidak mudah rapuh
 Mata : simetris, pupil bulat isokor, sklera ikterik (-/-),
konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya (+/+),
edema palpebral (-/-)
 Hidung : bentuk normal, simetris, deviasi septum (-/-),sekret
(-/-), PCH (-/-)
 Telinga : bentuk dan letak normal, simetris (+), sekret (-/-)
 Mulut :
 Bibir : mukosa oral basah, perioral cyanosis (-)
 Gigi : (-)
 Gusi : hiperemis (-), edema (-), darah (-)
 Lidah : tidak ada kelainan, makro/mikroglossi (-)
 Palatum : tidak ada kelainan, labioschizis (-), paltoschizis
(-), labioplatoschizis (-)

LEHER
- JVP : Tidak meningkat
- Kel. Tiroid : Tidak ada pembesaran
- KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
- Retraksi suprasternal (-)

THORAX
Paru-paru

- Inspeksi : Bentuk normal, simetris, retraksi intercostal (+)


- Palpasi : Sulit dinilai
- Perkusi : Sulit dinilai
- Auskultasi : BVS Kanan=Kiri, wheezing -/-, rhonchi -/-

Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

9
- Palpasi : Sulit dinilai
- Perkusi : Sulit dinilai
- Auskultasi : S1 dan S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)

ABDOMEN
 Inspeksi : bentuk datar, distensi aabdomen (-), retraksi epigastrik
(+)
 Palpasi : lembut, teraba massa (-),
 hepar : Tidak teraba pembesaran
 spleen :Tidak teraba pembesaran
 Perkusi : sulit dinilai
 Auskultasi : bising usus (+) 8x/menit, metallic sound (-)
Anogenital :
 Anus : lubang (+), perianal rash (-), BAB (+), BAK (+)
 Genital : labia mayora (+)
Ekstremitas :
EKSTRIMITAS ATAS
 Bentuk : normal, deformitas (-)
 Jari : kuku jari lengkap, klinodaktilia (-), polidaktilia (-)
 Palmar crease : garis lipatan pada seluruh telapak tangan
 Mottling (-), Akral hangat, CRT < 3 detik
 Cyanosis perifer (-), clubbing finger (-), ptechiae (-), ikterik (-)
 Clinodactyly (-)

EKSTRIMITAS BAWAH
 Bentuk : normal, deformitas (-)
 Jari : kuku jari lengkap, klinodaktilia (-), polidaktilia (-)
 Plantar crease : garis lipatan pada seluruh telapak kaki
 Mottling (-), akral hangat, CRT < 3 detik
Cyanosis perifer (-), clubbing finger (-), ptechiae (-), ikterik (-)

10
Pemeriksaan Neurologis
Tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinki I,II,III : (-)
- Kernig’s sign: (-)
Nervus Kranialis
NI : Tidak diperiksa
NII, III : Pupil isokor 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), ptosis (-)
NIII, IV, VI : Gerakan bola mata ke segala arah (+/+), strabismus (-/-)
NV : Motorik dan sensorik kesan normal.
NVII : Wajah tampak simetris, gerakan wajah simetris
NVIII : Pasien dapat mendengar suara gesek dan bisik dengan intensitas
yang sama kiri dan kanan
NIX, X : Saliva (+), reflex menelan baik
NXI : Bahu tampak simetris
NXII : Lidah simetris, tidak atrofi, tidak terlihat deviasi dan fasikulasi
lidah.
Motorik
 Kekuatan lengan dan tungkai pasien simetris
 Tidak terdapat adanya spasme dan rigiditas
 Otot dalam kondisi normotonus

Sensorik
 Pasien bereaksi terhadap rangsangan sentuh dan nyeri dengan menarik
anggota geraknya menjauhi rangsangan

Refleks Fisiologis
Refleks Bisep : ++/++
Refleks Trisep : ++/++
Refleks KPR : ++/++
Refleks Achilles : ++/++

11
Refleks Primitif
 Refleks Babinski : +/+
 Refleks Moro :+
 Refleks Palmar : +/+
 Refleks Plantar : +/+
 Refleks Rooting :+
 Refleks Sucking :+

1.5 Resume
Seorang bayi perempuan baru lahir dari seorang ibu G3P2A0 yang merasa
hamil kurang bulan. Dilahirkan secara spontan letak kepala. Saat lahir ketuban
berwarna jernih, bayi langsung menangis merintih, dan gerakan ototnya terlihat
lemah. Kemudian dilakukan langkah awal resusitasi dalam waktu 30 detik.
Setelah dilakukan tindakan awal resusitasi bayi menangis lemah, frekuensi
jantung 120x/menit, sehingga diberikan O2 dan monitoring spO2. Nilai APGAR
pada menit pertama adalah 7. Nilai Apgar score menit ke-5 adalah 9. Kemudian
bayi dipasang nasal kanul dan dilakukan terlebih dahulu perawatan tali pusat.
Setelah 30 menit setelah lahir ibu pasien mengeluhkan bayinya sesak, merintih,
terlihat tarikan dinding dada yang memberat sejak 5 jam SMRS.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum prechtl state 4, tampak
sakit berat. BB 2200 gr dan PB 41 cm. Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan.
Tanda-tanda vital takipneu, tanda vital lainnya dalam batas normal. Terdapat
retraksi suprasternal, intercostal dan epigastrium dan downe score 4. Pemeriksaan
fisik lainya dalam batas normal.

1.6 Diagnosis Banding


 NKB SMK(31-32minggu) + RD e.c HMD + BBLR
 NKB SMK(31-32minggu) + RD e.c TTN + BBLR

1.7 Usulan Pemeriksaan


1. Darah Rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit dan Diff Count)
12
2. Foto toraks dada -> foto babygram
3. Analisis Gas Darah
4. GDS
5. Pulse oximetry
6. LED
7. CRP
Hasil Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN 26/2/18

Darah Rutin

Hemoglobin (g/dL) 15.2 – 23.6 17.0

Hematokrit (%) 44 – 72 51

Leukosit (/uL) 4.000 - 10.000 16.500

Eritrosit (jt/uL) 3.8 – 5.2 4.7

Trombosit (/uL) 150.000-450.000 266.000

Indeks Eritrosit

MCV 98 – 122 108

MCH 31 – 37 36

MCHC 31 – 35 33

Kimia Darah

GDS (mg/dL) 30-60 86

13
Foto Thorax/babygram

Ekspertise: thorax menyokong hyaline membrane disease grade 1 ditandai


dengan perbercakan retikulogranuler kedua lapang paru dengan batas
jantung masih normal. Tidak tampak aspirasi pneumonia. Tidak tampak
kardiomegali dengan ctr <50%, pinggang jantung normal. Diafragma
dalam batas normal. Skeletal dalam batas normal. Pleura dalam batas
normal. Kolom udara trakea masih ditengah. Bno tidaktampak
pneumonitis intestinalis ditandai tidak tampak lesi lusen pada dinding
usus. Tidak tampak gambaran ileus ditandai dengan distribusi udara
normal dengan mozaik sign baik. Kesan BNO dalam batas normal.

14
1.8 Diagnosis Kerja
NKB SMK(31-32minggu) + RD e.c HMD + BBLR

1.9 Penatalaksanaan
Umum
Manajemen Umum
- Jaga jalan nafas agar tetap bersih dan terbuka
- Terapi oksigen
Penggunaan NCPAP sedini mungkin untuk stabilisasi BBLSR
- Jaga kehangatan
- Pemberian infus cairan intravena (D10%) dengan dosis awal:
60ml/kgBB/hari = 60x2,2=132cc/kgBB/24jam (pada hari pertama)
Hari ke2,…
Ditingkatkan menjadi 198-> 200ml/24jam (Kaen + ca glukonas)
- Puasa
Tatalaksana Khusus
Pemasangan CPAP :
- Dimulai dengan PEEP 7 cmH2O dan FiO2 30%.
Pemasangan OGT :
- Untuk dekompresi dan mengurangi distensi abdomen sebagai salah satu
komplikasi dari pemasangan CPAP. Dan juga untuk melihat cairan dari
lambung, apakah terdapat meconium atau tidak, banyak atau tidak.
Pemasangan pulse oksimeter :
- Untuk memantau saturasi oksigen.

1.10 Prognosis
Quo ad Vitam : Ad bonam
Quo ad Functionam : Ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

15
Hasil Follow Up:
Tanggal S O A P
28 Bayi nafas T: 37, N: 157, R: NKB RD e.c HMD+ PemasanganCPAP:
Februari cepat, 58, SpO2: 94%, BBLR 1. PEEP: 7
2018 tarikan dada DS: 2, BB: 2. FiO2 diturunkan dari 30-
(+), gerakan 2200g >28->25->21
otot lemah, Produk: (+) -Pertahankan suhu 36,5-
BAB (+), coklat 37,5
BAK (+), - Kebutuhan Cairan:
OGT (+) 90x2.2=198-> 200ml/24jam
(Kaen + ca glukonas)
Bilas lambung 8x2cc
- Bilas lambung
-Pemasangan pulse
oksimeter dan monitor
- Pemasangan infus pump
- Pemasangan OGT untuk
dekompresi dan pemberian
makanan
-Ranitidin 2x2mg

Diagnosis akhir pasien ini adalah NKB SMK(31-32minggu) + RD e.c HMD +


BBLR

16
BAB II

ANALISIS KASUS

1. Mengapa pada pasien didiagnosis bayi kurang bulan?

Aspek Kasus Teori

Anamnesis Pada pasien : • Bayi kurang bulan


dan
Pemeriksaan Bayi perempuan baru lahir di Bayi lahir hidup yang dilahirkan
Fisik puskesmas cicurug dibantu oleh sebelum 37 minggu dari hari pertama
bidan dengan BB 2200gr dan PB menstruasi terakhir (WHO).
41 cm lahir dari ibu P3A0 yang
merasa hamil kurang bulan (31-32 Terdapat 3 subkategori usia kelahiran
minggu), lahir spontan, letak prematur berdasarkan kategori World
kepala. Health Organization(WHO), yaitu:

1. Extremely preterm (<28 minggu)

1. Pada kasus ini ibu 2. Very preterm (28 hingga <32 minggu)
G3P2A0 hamil merasa 3. Moderate to late preterm (32 hingga
kurang bulan <37 minggu)
2. Pada NEW BALARD • Usia kehamilan dan berat badan
SCORE didapatkan skor lahir
24 maka sesuai kehamilan Masa kehamilan kurang dari 38
32-34 minggu sehingga minggu dengan berat yang sesuai
dapat di diagnosis dengan berat badan untuk usia
kehamilan (sesuai untuk masa
neonatus kurang bulan kehamilan=SMK), dimana masa
(moderate late preterm) kehamilan dihitung mulai hari pertama
haid terakhir dari haid yang teratur.

Riwayat Kurva pertumbuhan Bayi yang beratnya sesuai berat


Fenton: semestinya menurut masa kehamilannya
(sesuai untuk masa kehamilan=SMK)
Pasien preterm tetapi sesuai untuk
masa kehamilan (Weight for Age: • Faktor Resiko Bayi Kurang
10-90 th
Percentile(Appropriate Bulan
gestasional age)
• Usia Ibu

Persalinan premature meningkat pada


Pada pasien: usia <20 tahun dan >35 tahun.

Menikah usia 17 tahun, hamil usia Penyakit Dalam Kehamilan:

17
18 tahun. Multipara G3P2A0. • Preeklamsia/Eklamsi

• Penyakit Kardiovaskular

• Anemia

• Hipotirioid

• Paritas

Riwayat partus premature anak Riwayat Partus Prematur


kedua dengan berat 2400g
• Penyakit Dalam Kehamilan
Pasien:
Masalah – masalah yang dapat
Masalah respiratori, risiko ditemukan pada bayi premature
hipotermi, risiko tinggi terkena
infeksi • Respiratori : apnea,
pmh, depresi napas, dll
• Neurologi :
pendarahan intrakranial, hie, dll
• Kardiovaskular : hipotensi, dll
• Hematologi : anemia,
hiperbilirubinemia, dll
• Gastrointestinal : nec,
def.enzim laktase, dll
• Metabolik : gang.
Metabolisme glukosa dan kalsium
• Renal : penurunan gfr,
ketidakseimbangan elektrolit
• Regulasi temperatur : hipotermia,
hipertermia
• Imunologi : berisiko
tinggi terkena infeksi
• Optalmologi : retinopati
premature

18
2. Dasar diagnosis berat badan lahir rendah :

Aspek Kasus Teori

Anamnesis dan Pada pasien :  BBLR


Pemeriksaan Fisi
Pada anamnesis didapatkan : berat Menurut WHO bayi berat lahir
lahir 2200 g dan panjang badan lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan
41 cm. berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari atau sama
Antropometri : dengan 2500 gram.
- PBL : 41 cm  Klasifikasi
- BBL : 2200 gram Bayi dengan berat lahir rendah
sering diklasifikasikan berdasarkan :

 Berat badan lahir

Bayi berat lahir amat sangat rendah


(BBLSR), dengan berat lahir <1500
gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR),


dengan berat badan 1501-2499 gram
.

Pada pasien didapatkan bahwa ibu Faktor-faktor yang mempengaruhi


pasien menikah usia 17 tahun dan BBLR:
pertama hamil pada usia 18 tahun. Ibu
hamil anak ke 3 yaitu pasien usia 38 -Usia ibu: <20tahun dan >35 tahun
tahun. -Usia kehamilan saat melahirkan:
Pasien dilahirkan usia 32-33minggu <37minggu
berdasarkan NBS. -Tingkat pendidikan
Pendidikan terakhir ibu pasien yaitu -Jenis kelamin: Laki-laki lebih
SD. banyak

Komplikasi Pada pasien ditemukan diagnosis - Hipotermi


tambahan berupa :
- Hipoglikemia
- RDS
- Hiperbilirubinemia

- Respiratory Distress
Syndrome

- Periventricullar
leucomalasia (PVL)

19
- Infeksi bakteri

- Kesulitan minum

- Penyakit paru kronis

- Necrotizing enterocolitis
(NEC)

- AOP(apneu of prematurity)

- Patent Ductus Arteriosus


(PDA)

- Disabilitas mental dan fisik:


CP, Gangguan pendengaran,
ROP

3. Respiratory Distresss ec Hyaline Membrane Disease

Aspek Kasus Teori

Anamnesis Setelah 30 menit setelah  RD


lahir ibu pasien
mengeluhkan bayinya RDS adalah kesulitan bernafas yang yang
sesak, merintih, terlihat ditandai dengan takipnea >60x/menit, retraksi
tarikan dinding dada yang dinding dada, dan sianosis yang menetap
memberat sejak 5 jam atau menjadi progresif dalam 48-96 jam
SMRS. kehidupan.

 Penyebab RD

Pada pasien ditemukan - Transient tachypnea of the newborn


adanya respirasi 66x/menit (TTN)
dan menetap dalam 48 jam
- Penyakit Membran Hialin (HMD)

- Sindrom Aspirasi Mekonium (MAS)

- Pneumonia

- Penyakit jantung bawaan

 HYALINE MEMBRANE DISEASE


Pada Pasien:
Sindroma yang terdiri dari satu atau lebih gejala,
- Retraksi sebagai berikut: pernafasan cepat > 60x/menit,
retraksi dinding dada, merintih dengan atau
- Merintih tanpa siansosis pada suhu kamar, yang
memburuk dalam 48-96 jam pertama
- Pasien terdapat kehidupan
nafas cepat
>60x/menit yaitu  Diagnosis
66

20
Ibu melahirkan kurang Anamnesis
bulan ( pada 32-33 minggu
) - Riwayat kelahiran kurang bulan, ibu
DM

- Riwayat persalinan yang mengalami


asfiksia perinatal(gawat janin)

- Riwayat kelahiran saudara kandung


dengan penyakit membrane hialin

Pemeriksaan Pada pasien :  Pemeriksaan Fisik


Fisik
- Gejala grunting - Gejala dijumpai dalam 24 jam
(+) retraksi kehidupan
dinding dada (+)
- Dijumpai sindroma klinis yang terdiri
- Pemeriksaan dari : takipnea, grunting, retraksi
NBS: usia dinding dada, sianosis
gkestasi 32-33
minggu - Tanda premature

- Kadang ditemukan: hipotensi,


hipotermia, edema perifer, edema paru

- Penyakit menetap dan progresif


dalam 48-96 jam pertama

Pemeriksaan Pada pasien: thorax  Pemeriksaan Penunjang


penunjang menyokong hyaline
membrane disease grade 1 - Foto toraks posisi AP dan lateral
ditandai dengan
perbercakan Memberikan gambaran ground glass
retikulogranuler kedua appearance(pola retikuloglandular) dan air
lapang paru dengan batas bronchogram (bronkus pada perifer paru)
jantung masih normal. Terdapat 4 stadium:
Lab yang dilakukan: darah - Stadium 1: pola retikulogranular
tepi lengkap - Stadium 2: stadium 1+air bronchogram
Pada pasien tidak - Stadium 3: stadium 2+batas jantung-
paru kabur
dilakukan ketiga
- Stadium 4: stadium 3+white lung
penunjang diatas, tetapi
dilakukan pemeriksaan - Laboratorium
darah rutin dan didapatkan
1. Darah tepi lengkap dan kultur darah
hasil leukosit meningkat
sehingga pneumonia 2. AGD
belum bisa disingkirkan.
3. Rasio lesitin/sfingomielin pada cairan
Namun, dengan adanya
paru (L/S ratio) <2:1
hasil babygram pneumonia
dapat disingkirkan. 4. Shake test

21
Terapi  Medikamentosa
- Pada kasus Manajemen Umum
digunakan CPAP
dengan PEEP 7  Jaga jalan nafas agar tetap bersih dan
dan FiO2 30% terbuka

Terapi oksigen

Pada pasien ini juga - Jika PaO2 tidak dapat dipertahankan


dipasang OGT untuk diatas 50mmHg pada konsentrasi
dekompresi (pengurangan oksigen inspirasi 60%, penggunaan
NCPAP sedini mungkin untuk
tekanan udara di
stabilisasi BBLSR sejak diruang
lambung). Salah satu persalinan untuk mencegah kolaps
komplikasi dari alveoli.
pemasangan CPAP adalah
distensi abdomen, - Ventilator mekanik digunakan pada bayi
dengan HMD berat atau komplikasi
sehingga dipasang OGT.
yang menimbulkan apneu persisten.
Selain itu juga OGT Indikasi rasional untuk penggunaan
berfungsi untuk melihat ventilator:
adanya mekonium atau
tidak dalam lambung,  pH darah arteri <7,2
adanya darah atau tidak.
 pCO2 darah arteri 60mmHg atau lebih
Jika tidak terdapat
produksi tersebut, maka  pO2 darah arteri 50mmHg atau kurang
pasien sudah mulai bisa pada konsentrasi oksigen 70-100% dan
diberikan sedikit demi tekanan CPAP 6-10cmH2O atau
sedikit asi atau pasi.  Apneu persistent

- Jaga kehangatan

- Pemberian infus cairan intravena dengan


dosis rumatan
Pada Pasien:
- Pemberian nutrisi bertahap, diutamakan ASI
1. Infus Cairan:
- Antibiotik: diberikan antibiotic dengan
Kebutuhan Cairan: spectrum luas, biasanya dimulai dengan
ampisillin 50mg/kgBB IV tiap 12 jam dan
Hari pertama, 60 gentamisin, untuk BB <2kg dosis
ml/kgBB/hari= 60x2,2= 3mg/kgBB/hari
132cc/kgBB/24jam
 Manajemen khusus
Pada pasien disesuaikan
kebutuhan neonates pada Pemberian sufaktan dilakukan bila memenuhi
hari ke 2, yaitu 70 persyaratan, obat tersedia, dan lebih disukai bila
ml/kgBB/hari -> 198-> tersedia fasilitas NICU.
200ml/24jam,
Dosis total: 4mL/kgBB intratrakea masing-
2. Nutrisi: masing 1mL/kgBB untuk lapang paru kiri dan
kanan, terbagi dalam beberapa kali pemberian,

22
ASI belum biasanya 4X

Pada kasus tidak


diberikan antibiotic
karna berat badan lebih
dari 2 kg dan surfaktan
tidak diberikan karna
masalah social.

23
BAB IIi

KAJIAN PUSTAKA

A. Neonatus Kurang Bulan

 Definisi

Adalah bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari
pertama menstruasi terakhir (WHO).

Terdapat 3 subkategori usia kelahiran prematur berdasarkan kategori World


Health Organization(WHO), yaitu:

1. Extremely preterm (<28 minggu)

2. Very preterm (28 hingga <32 minggu)

3. Moderate to late preterm (32 hingga <37 minggu)

 Faktor Risiko

• Faktor Resiko Bayi Kurang Bulan

• Usia Ibu

Persalinan premature meningkat pada usia <20 tahun dan >35 tahun.

1)Nulipara, adalah seorang wanita yang belum pernah menyelesaikan kehamilan


melewati gestasi 20 minggu.

2)Primipara, yaitu seorang wanita yang pernah satu kali melahirkan bayi yang
lahir hidup atau meninggal dengan perkiraan lama gestasi 20 minggu atau lebih.

3) Multipara, adalah seorang wanita yang pernah menyelesaikan dua atau lebih
kehamilan hingga 20 minggu atau lebih

• Riwayat Partus Prematur

• Umur kehamilan kurang dari 38 minggu

• Berat badan lahir kurang dari 2500 gram

• Panjang badan lahir kurang dari 46 cm

24
• Kuku panjangnya belum melewati ujung jari

• Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas

• Lingkar kepala lahir kurang dari 33 cm

• Lingkar dada lahir kurang dari 30 cm

- Penyakit Dalam Kehamilan:


• Preeklamsia/Eklamsi
• Penyakit Kardiovaskular
• Anemia
• Hipotiroid

Masalah – masalah yang dapat ditemukan pada bayi premature


• Respiratori : apnea, pmh, depresi napas, dll
• Neurologi : pendarahan intrakranial, hie, dll
• Kardiovaskular : hipotensi, dll
• Hematologi : anemia, hiperbilirubinemia, dll
• Gastrointestinal : nec, def.enzim laktase, dll
• Metabolik : gang. Metabolisme glukosa dan kalsium
• Renal : penurunan gfr, ketidakseimbangan elektrolit
• Regulasi temperatur : hipotermia, hipertermia
• Imunologi : berisiko tinggi terkena infeksi
• Optalmologi : retinopati premature

25
B. Berat Bayi Lahir Rendah

 Definisi

Menurut WHO bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat
badanlahirnya pada saat kelahiran kurang dari atau sama dengan 2500 gram.

 Klasifikasi

Bayi dengan berat lahir rendah sering diklasifikasikan berdasarkan :

 Berat badan lahir

Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLSR), dengan berat lahir <1500 gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat badan 1501-2499 gram .

Faktor-faktor yang mempengaruhi BBLR:

-Usia ibu: <20tahun dan >35 tahun

-Usia kehamilan saat melahirkan: <37minggu

-Tingkat pendidikan

 -Jenis kelamin: Laki-laki lebih banyak

- Hipotermi

- Hipoglikemia

- Hiperbilirubinemia

- Respiratory Distress Syndrome

- Periventricullar leucomalasia (PVL)

- Infeksi bakteri

- Kesulitan minum

- Penyakit paru kronis

- Necrotizing enterocolitis (NEC)

- AOP(apneu of prematurity)

- Patent Ductus Arteriosus (PDA)

- Disabilitas mental dan fisik: CP, Gangguan pendengaran, ROP

26
C. Penyakit Membran Hialin

 Definisi
- Sindroma yang terdiri dari satu atau lebih gejala, sebagai berikut:
pernafasan cepat > 60x/menit, retraksi dinding dada, merintih dengan atau
tanpa siansosis pada suhu kamar, yang memburuk dalam 48-96 jam
pertama kehidupan

 Epidemiologi
RDS terjadi pada 44% bayi dengan berat lahir 501-1500g.

 Patofisiologi
- Defisiensi surfaktan-> atelectasis yang progresif-> functional residual
capacity (FRC) tidak efektif -> ekspansi alveolus menurun -> tegangan
permukaan paru-paru meningkat
- Eksudat yang kaya akan protein dan debris yang berasal dari kerusakan
epitel paru terkumpul dalam jalan napas -> kapasitas paru-paru menurun
- Komplians paru menurun -> diperlukan tekanan (-) yang lebih besar untuk
membuka jalan napas yang kolaps -> retraksi dinding dada, tekanan
intratorakal menurun

 Diagnosis

Anamnesis

- Riwayat kelahiran kurang bulan, ibu DM

- Riwayat persalinan yang mengalami asfiksia perinatal(gawat janin)

- Riwayat kelahiran saudara kandung dengan penyakit membrane hialin

Pemeriksaan Fisik

- Gejala dijumpai dalam 24 jam kehidupan

- Dijumpai sindroma klinis yang terdiri dari : takipnea, grunting, retraksi


dinding dada, sianosis

- Tanda premature

- Kadang ditemukan: hipotensi, hipotermia, edema perifer, edema paru

27
Penyakit menetap dan progresif dalam 48-96 jam pertama

Pemeriksaan Penunjang

- Foto toraks posisi AP dan lateral

Memberikan gambaran ground glass appearance(pola retikuloglandular) dan air


bronchogram (bronkus pada perifer paru)

Terdapat 4 stadium:

- Stadium 1: pola retikulogranular


- Stadium 2: stadium 1+air bronchogram
- Stadium 3: stadium 2+batas jantung-paru kabur
- Stadium 4: stadium 3+white lung

- Laboratorium

Darah tepi lengkap dan kultur darah

AGD: hipoksia, asidosis metabolik, respiratorik atau kombinasi, dan


saturasi oksigen yang tidak normal

Rasio lesitin/sfingomielin pada cairan paru (L/S ratio) <2:1

Shake test: pengocokan aspirat lambung, jika tak ada gelembung, risiko
tinggi untuk terjadinya PMH (60%)

 Manajemen

 Medikamentosa

Manajemen Umum

 Jaga jalan nafas agar tetap bersih dan terbuka

Terapi oksigen

- Nasal kanul atau head box dengan kelembaban dan konsentrasi yang
cukup untuk mempertahankan arteri Antara 50-70 mmHg

- Jika PaO2 tidak dapat dipertahankan diatas 50mmHg pada konsentrasi


oksigen inspirasi 60%, penggunaan NCPAP sedini mungkin untuk
stabilisasi BBLR sejak diruang persalinan untuk mencegah kolaps alveoli.

28
- Ventilator mekanik digunakan pada bayi dengan HMD berat atau
komplikasi yang menimbulkan apneu persisten. Indikasi rasional untuk
penggunaan ventilator:

 pH darah arteri <7,2

 pCO2 darah arteri 60mmHg atau lebih

 pO2 darah arteri 50mmHg atau kurang pada konsentrasi oksigen 70-100%
dan tekanan CPAP 6-10cmH2O atau

 Apneu persistent

- Jaga kehangatan

- Pemberian infus cairan intravena dengan dosis rumatan

- Pemberian nutrisi bertahap, diutamakan ASI

- Antibiotik: diberikan antibiotic dengan spectrum luas, biasanya dimulai


dengan ampisillin 50mg/kgBB IV tiap 12 jam dan gentamisin, untuk BB <2kg
dosis 3mg/kgBB/hari

 Manajemen khusus

Pemberian sufaktan dilakukan bila memenuhi persyaratan, obat tersedia, dan lebih
disukai bila tersedia fasilitas NICU.

Syarat pemberian surfaktan adalah:

- Diberikan oleh dokter yang memiliki kualifikasi resusitasi neonatal dan


tatalaksana respiratorik serta mampu memberi perawatan pada bayi hingga
setelah satu jam pertama stabilisasi
- Tersedia staf (perawat atau terapis respiratorik) yang berpengalaman pada
bayi bayi berat lahir rendah.
- Peralatan memantau (radiologi, analisis gas darah, dan pulse oximetry)
harus tersedia.
- Terdapat protokol pemberian surfaktan yang disetujui oleh institusi
bersangkutan

Surfaktan diberikan dalam 24 jam pertama bayi terbukti menderita HMD


diberikan lewat pipa endiotrakea setiap 6-12 jam untuk total 2-4 dosis.

Survanta (bovine survactant) dengan dosis total 4mL/kgBB intratrakea


(masing-masing iml/kgBB untuk lapang paru depan kiri dan kanan serta paru
belakang kiri dan kanan) diberikan dalam jangka waktu 48 jam pertama
kehidupan dengan interval minimal 6 jam antar pemberian. Bayi tidak perlu
29
dimiringkan ke kanan atau kekiri setelah pemberian surfaktan, karena surfaktan
akan menyebar sendiri melalui pipa endotrakeal. Selama pemberian surfaktan
dapat terjadi obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh viskositas obat. Efek
samping dapat berupa perdarahan dan infeksi paru.

Bedah

Tindakan bedah dilakukan jika timbul komplikasi yang bersifat fatal


seperti penumothoraks, pneumomediastinum, dan empisiema subkutan. Tindakan
yang segera dilaksanakan adalah mengurangi tekanan rongga dada dengan pungsi
thoraks, bila gagal dilakukan drainase.

Suportif

Lain-lain (rujukan subspesialis, sepsialis lainnya. Bila terjadi apneu berulang atau
perlu bantuan ventilator maka harus dirujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas
Pelayanan Neonatal Level III yang tersedia fasilitas NICU.

Langkah Preventif PMH

- Mencegah persalinan prematur


- Pemberian terapi kortikosteroid antenal pada ibu dengan ancaman
persalinan prematur
- Mengelola ibu DM dengan baik

Pemantauan

Terapi

- Efektifitas terapi dipantau dengan memperhatikan perubahan gejala klinis


yang terjadi.
- Setelah BKB/BBLR melewati masa krisis yaitu kebutuhan oksigen sudah
terpenuhi dengan oksigem ruangan/atmosfer, suhu tubuh bayi sudah stabil
diluar inkubator, bayi dapat minum sendiri atau menetek, ibu dapat
merawat dan mengenali tanda-tanda sakit
- Pada BBLR, ibu diajarkan untuk melakukan perawatan metode kanguru
(PMK)
- Rekomendasi pemeriksaan Retinopathy of Prematurity (ROP)
- Bayi dengan berat lahir ≤1500 g atau usia gestasi ≤34 minggu
- Pemeriksaan pada usia 4 minggu atau pada usia koreksi 32-33minggu

30
Tumbuh Kembang

- Bayi yang menderita gangguan napas dan berhasil hidup tanpa komplikasi
maka proses tumbuh kembang anak selanjutnya tidak mengalami
gangguan
- Apabila timbul komplikasi (hipoksia serebri, gagal ginjal, keracunan O2,
epilepsi, komplikasi palsi serebral, dll) maka tumbuh kembang anak
tersebut akan mengalami gangguan dari yang ringan sampai yang berat
termasuk gangguan penglihatan, sehingga diperlukan pemantauan berkala
pada masa balita.
 Prognosis

Sepuluh sampai 20% menyebabkan kematian pada tahun pertama akibat RDS.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Kliegman, Jenson. Nelson’s Textbook of Pediatrics 20th ed.


Saunders. Philadelphia, Pennsylvania;
2. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5 Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RS Dr.
Hasan Sadikin Bandung. 2014
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak
Edisi I 2004. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2004
4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Neonatologi. 2010. Pengurus
Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia: Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai