Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan

asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi

penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan

yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh

kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan

di sistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh

dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang

mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah

penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag. (Sulastri, 2012)

Penyakiut Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita

kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri

ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya.

Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan

yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat

mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak

berlebihan yaitu dengan menghilangkan stres dan makan teratur. (Wijoyo,

2009).

Penyakit Gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan

gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas,

sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam

meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga


2

itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam

keluarga untuk untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat

Gastritis, merawat anggota keluarga dengan Gastritis, memodifikasi

lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

(Wijoyo. 2010)

Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan

pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

angka kejadian Gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi

mencapai 91,6 % yaitu di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya seperti

Surabaya 31, 2 %, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %,

Palembang 35,3 %, Aceh 31,7 % dan Pontianak 31,2 %. Hal tersebut

disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin, 2011).

Di Kabupaten Kolaka penyakit Gastritis menempati urutan ke 2 dari 10

penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas

Kesehatan Kolaka 2016) dan hasil studi pendahuluan di Puskesmas

Kecamatan Wundulako didapatkan kasus penyakit Gastritis sebanyak 1061

orang tahun 2016 dan meningkat tahun 2017 sebanyak 1382 orang dan

menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar dan di Kelurahan Ngapa

penyakit Gastritis sebanyak 173 orang pada tahun 2017. (Puskesmas

Wundulako, 2017)

Berdasarkan data dan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul:

“Asuhan Keperawatan keluarga Pada Ny.N Dengan Gastritis di Dusun

Mutun Desa Sukajaya Lempasing


3

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini agar penulis mampu

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Ny.N dengan Gastritis di

dusun mutun kelurahan sukajaya lempasing

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat:

a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota

keluarga Ny.N menderita Gastritis.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga

Tn. H dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gasatritis.

c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu

anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.

d. Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah disusun pada keluarga Tn. H dengan salah satu anggota keluarga

Ny.N menderita Gastritis.

e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu

anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.


4

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan informasi tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn. H

dengan salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn. H dengan salah satu

anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.

b. Bagi Penulis

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan

pengalaman khususnya dalam perawatan keluarga dengan salah satu

anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah

metode deskriptif dalam bentuk studi kasus pada keluargaTn. H dengan salah

satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis.

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara

Mengadakan tanya jawab dengan keluarga mengenai klien dengan

gangguan sistem pencernaan: Gastritis. Wawancara dilakukan selama

proses keperawatan berlangsung.


5

2. Observasi

Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan

secara langsung pada keluarga Tn. H khususnya pada Pada Ny.N yang

menderita Gastritis.

3. Studi Kepustakaan

Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan

yang menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan

perencanaan keperawatan.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah

kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah

kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing

mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,

kakak dan nenek.

2. Tujuan Pembentukan Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :

a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap

perkembangan individu

b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota

keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi

dan kebutuhan seksual.

d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan

identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo,

2012)
7

3. Sasaran Asuhan Keperawatan

Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko

tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak

lanjut.

a. Keluarga sehat

Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan

antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan

tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama

pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan

Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan

untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota

keluarga, keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan

dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan

misalnya: klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit

degeneratif, tindakan pembedahan, penyakit terminal.(Muslihin,2012 )

4. Struktur keluarga

Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana

keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa

struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam -

macam, diantaranya adalah :


8

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn

melalui jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn

melalui jalur ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pimpinan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

5. Fungsi keluarga

Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar

keluarga:

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang

dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar

berperan dalam lingkungan sosial.


9

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program

keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan

(gakin atau pra keluarga sejahtera).

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun

merawat anggota yang sakit.

6. Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing–masing.

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson,

2010).
10

7. Ciri-ciri keluarga

Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga

adalah:

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah

tangga.

Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut:

1) Suami sebagai pengambil keputusan.

2) Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

3) Berbentuk monogram.

4) Bertanggung jawab.

5) Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

6) Ikatan keluarga sangat erat.

7) Mempunyai semangat gotong-royong,

8. Tipe keluarga

Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).

a. Keluarga tradisional
11

1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan

orangtua tiri.

2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak

ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan

karier keduanya.

3) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi

dari perceraian.

4) Bujangan dewasa sendiri

5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang

berhubungan.

6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua

anak-anaknya sudah terpisah.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.

4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu

pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama

menggunakan fasilitas, sumber yang sama.


12

9. Tahap perkembangan keluarga

Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun

setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun

secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap

perkembangan keluarga yaitu:

a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-

masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-

masing:

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang

menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak

pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual dan kegiatan keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran

anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi


13

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun

diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang

paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:

1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga

e. Keluaraga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah

orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:


14

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang

belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:

1) Mempertahankan kesehatan
15

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai

keduanya meninggal:

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan

keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan

keluarga, perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan

keperawatan. (Abi Muslihin, 2012)


16

Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.

(Andarmoyo, 2012)

Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian

keluarga adalah:

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kepala Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di

identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk

komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota

keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota

keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari

yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubungan

setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal lahir/umur,

pekerjaan dan pendidikan.

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang

menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga)


17

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga

7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang

yang dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,

namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga inti.
18

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan

sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi

dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau


19

kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan

keluarga berpindah tempat

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis

atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau

dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

orang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal


20

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga

yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi Efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada

anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghargai

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh

mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta

perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh

mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak ?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota

keluarga ?
21

c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga ?

5) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan ?

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga ?

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji

sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor

2) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan/stress

3) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan/stress


22

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

h. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi, 2008).

Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :

a. Analisa data

Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep

teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa

data yaitu: validasi data, mengelompokkan data, membandingkan

dengan standart dan membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang

diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang diperlukan

diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :

1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang

meliputi :

a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.

b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.


23

c) Keadaan gizi anggota keluarga.

d) Status imunisasi anggota keluarga.

e) Kehamilan dan KB.

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi,

luas rumah dan sebagainya.

b) Sumber air minum.

c) Jamban keluarga.

d) Tempat pembuangan air limbah.

e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.

3) Karakteristik keluarga, yang meliputi :

a) Sifat-sifat keluarga.

b) Dinamika dalam keluarga.

c) Komunikasi dalam keluarga.

d) Interaksi antara anggota keluarga.

e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota

keluarga.

f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, (Setiadi,

2008)

b. Perumusan masalah

Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga

mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi

problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).


24

1) Masalah (Problem)

suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga)

yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan

penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan

secara jelas dan sesingkat mungkin, (Setiadi, 2008).

Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA

(North American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi

(2008) adalah sebagai berikut :

a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan

(1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis

lingkungan)

(2) Resiko terhadap cidera

(3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur

komunikasi

(1) Komunikasi keluarga disfungsional

c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

(1) Berduka dan antisipasi

(2) Berduka disfungsional

(3) Isolasi sosial

(4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang

yang sakit terhadap keluarga)


25

(5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi

orang tua)

(6) Perubahan penampilan peran

(7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah

(8) Gangguan citra tubuh

d) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perubahan menjadi orang tua

(3) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(4) Berduka dan diantisipasi

(5) Koping keluarga tidak efektif, menurun

(6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

(7) Resiko terhadap tindakan kekerasan

e) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi sosial

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perilaku mencari bantuan kesehatan

(3) Konflik peran orang tua

(4) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(5) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(6) Kurang pengetahuan

(7) Isolasi sosial

(8) Kerusakan interaksi sosial

(9) Resiko terhadap tindakan kekerasan

(10) Ketidakpatuhan
26

f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

kesehatan

(1) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

(4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

(5) Resiko terhadap penularan penyakit

g) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

(1) Potensial peningkatan koping keluarga

(2) Koping keluarga tidak efektif, menurun

(3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

(4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

2) Penyebab (etiologi)

Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan

mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu sebagai berikut :

(a) Mengenal masalah keluarga

(b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

(c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

(d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari

diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya :

(1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan

kesalahan persepsi).

(2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).


27

Sedangkan menurut Komang (2010) mengacu pada 5 tugas

keluarga yaitu:

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit

4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

keluarga

3) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan

Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2015 adalah:

a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan

cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan

karena muntah

c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan

diit dan proses penyakit.

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang

mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan etiologi

(Komang, 2010) adalah:

(1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah.
28

(2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga

yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala

Baylon dan Maglaya).

Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat di
ubah 2
a. Mudah 1 2
b. Sebagian 0
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani
1
b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Setiadi (2008)Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skor
X Bobot
Angka Tertinggi

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot


29

Menurut Padila (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor

yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah,

skor yang lebih besar 3, diberikan pada tidak/kurang sehat karena

kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman

kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah,

perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :

a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk

menangani masalah.

b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun

tenaga.

c. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan

waktu.

d. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi

masyarakat dan dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat

perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :

a. Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah.

b. Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

masalah itu ada.

c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang

tepat dalam memperbaiki masalah.


30

d. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka

menambah masalah.

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu

menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan

tersebut.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka

panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008).

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi

dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Selanjutnya

intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang

mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku). Semua

intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas ataupun

terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.

Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan

spesifik tentang hasil yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan

tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap

atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita

tentukan berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan


31

standar antara klien satu dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya

sama, standarnya bisa jadi berbeda, (Padila, 2012)

4. Implementasi

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada

tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja

sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan

yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. (Setiadi,2008)

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan

terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan klien dan

tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan, ( Setiadi, 2008 )

C. Konsep Dasar Teori Gastritis

1. Pengertian.

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi

jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal

dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau

lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan

berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang

kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. (Refelina Widja,

2009).
32

Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.

Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan

yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa

bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal

sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut

atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis

bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi

yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung (Admin,

2012).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-

sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam

pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa

macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah

inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau

maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman,

2001).

2. Etiologi.

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang

amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang

dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi

H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada

masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan


33

tendensi menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada

anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih

tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara

berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan, 2006).

Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di

komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun

presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan

menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering

diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).

Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran

asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah,

Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak

sehingga pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran

cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly 2009 ).

Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin,

Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan

luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus –

lambung, Endotoksin. ( Inayah 2004 ).

Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol,

merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,

trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan

syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).

Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu

banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu


34

berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan

alkohol, aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut

disebabkan oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat

menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan

parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk 2001).

3. Patofisiologi.

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan

gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat-

obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung

merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan

perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat,

Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat, Perfusi

mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling

berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa

lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam

lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ).

Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung

melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas

siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting

untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding

merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung yang amat penting.

Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti

inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal.

Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut


35

bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat

menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan

factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).

4. Manifestasi klinis.

Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,

merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula

perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul

dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan

anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan

kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai

keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea,

dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ).

5. Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan

melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan

SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan

hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi

Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada

tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

( Mansjoer dkk., 1999 ).

6. Patogenesis.

Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung

adalah sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion

H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam


36

lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-

daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu.

Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat

kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah, 2004.).

7. Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi

makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas

dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi

antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009)

Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi

kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab

apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasid atau obat-

obat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman

H. pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004 ).

Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk melakukan

eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan

tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin,

metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2006).

8. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan

melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan

perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka


37

penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk

hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung

mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena.

Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin

diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2001)


38

BAB III

LAPORAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan mengenai asuhan keperawatan keluarga Pada

Ny.N dengan Gastritis di Dusun mutun kelurahan sukajaya lempasing, mulai

tanggal, 8 sampai dengan 10 Maret 2019, menggunakan pendekatan proses

keperawatan sebagai berikut:

A. PENGKAJIAN

1. DATA UMUM

a. Nama KK : Tn. H

b. Umur : 50 tahun

c. Agama : Islam

d. Suku : Sunda

e. Pendidikan : Tidak Sekolah

f. Pekerjaan : Pedagang

g. Alamat : Dusun Mutun Kelurahan Sukajaya Lempasing

h. Komposisi Anggota Keluarga:

Tabel. 3.1 Komposisi Anggota Keluarga

Hub. Status
No Nama J.K Umur Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Imubnisasi
1 Ny.N P Istri 45 thn - IRT -
2 An.R L Anak 15 thn, SMP - -
39

i. Genogram

Keterangan :

= laki-laki
= perempuan
= menikah
---------- = tinggal serumah
= Klien

j. Tipe keluarga

Tipe keluarga Ny.N adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga

terdiri dari ayah, ibu dan anak

k. Suku bangsa

Keluarga Ny.N berasal dari suku Sunda . Dalam kehidupan sehari-hari

keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Sunda, adat

kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan

sehari-hari adalah bahasa Indonesia

l. Agama

Seluruh anggota Keluarg Ny.N menganut agama Islam dan taat

menjalankan sholat lima waktu. Ny. N sering mengikuti pengajian

yang
40

ada di lingkungannya serta berdoa agar dapat sembuh dari penyakit

yang dideritanya.

m. Status sosial ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang

lebih 1.200.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu:

Makan Rp. 1.000.000

Bayar Listrik Rp. 100.000

Lain-lain Rp. 100.000

Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada

ruang tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah

dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas.

n. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan

menonton TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah

kadang-kadang menonton pasar malam yang dilaksanakan di lapangan

kecamatan.

2. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini

Pada saat ini keluarga Ny.N sedang berada pada tahap perkembangan

keluarga dengan anak sekolah

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan

keluarga anak usia sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan


41

sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan lagi

adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik

c. Riwayat Keluarga Inti

Tn.H

Tn.H mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname

di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan.

d. Ny.N

Ny.N mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan

muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. setiap pagi minum kopi

dan makan sehari 2x. Ny.N tampak meringis menahan sakit, skala nyeri 6

An. R

Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek,

kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai di opname di rumah sakit.

e. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua

orang tua Tn. H dan Ny. N, tetapi kedua orang tua pernah menderita

hipertensi
42

3. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali keluarga Ny.N adalah rumah milik sendiri dengan

luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak rapih. Di

dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan

1 ruang dapur. Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela

berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu, jendela kamar jarang di

buka sehingga siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan

keadaan kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari Sumur Bor yang

tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan

memakai lampu listrik.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah

penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah, umumnya

tetangga adalah suku Bugis, Jawa, dan lampung tidak ada kesulitan dalam

kehidupan sehari- hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut

aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan anak-anak

juga bersosialisasi dengan teman-teman di sekitar rumah. Sebagian besar

tetangga masih ada hubungan saudara Ny.N.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Ny.N paling

sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat ke

kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak keluar rumah jika

bermain dengan teman sebayanya.


43

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Ny.N termasuk

masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif

berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul Fitri.

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan

dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan, dimana

keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.

4. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Ny.N

berbicara lembut dengan Suami maupun dengan anaknya dan begitupun

sebaliknya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Tn. H yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap

keputusan yang diambil oleh Tn. H sebagai kepala keluarga selalu

dimusyawarakan dengan Ny. N dan anggota keluarga yang lain.

3. Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing

Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. N mendidik

anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah

(berjualan).

4. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus

melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang


44

sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat. Bila

belum sembuh di bawa ke puskesmas

5. Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan

anak-anak lebih diutamakan.

2. Fungsi sosialisasi

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak

nya.

3. Fungsi Reproduksi

Saat ini Ny. N mengatakan sudah lama tidak menstruasi lagi.

4. Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai Nelayan dan pariwisata dalam memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari Tn.H menjual baju dan perlengkapan mincing

serta jasa penyeberangan.

5. Fungsi perawatan keluarga

Ny.N saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual,

muntah dan pusing.Ny.N jarang sarapan pagi, dan makan siang biasanya

jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita . Ny.N mengatakan bila sudah

minum kopi perut terasa kenyang.

a. Kemampuian mengenal masalah kesehatan

Ny. N mengatakan bahwa sering kambuh maagnya, dan bila

kambuh maagnya Ny. N membeli obat di warung.


45

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang

tepat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Ny.N tidak langsung

di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di

bawa ke puskesmas

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Dalam merawat Ny.N anggota keluarga hanya memberikan obat yang

di beli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui

kenapa Ny.N sering sakit ulu hati

d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan jarang

di buka, pakaian digantung di dinding rumah.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat

Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas

ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan

rumah tidak terlalu jauh.

6. Stress dan koping keluarga

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Ny.N mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.

b. Stresor jangka panjang

Ny.N merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut opname

di rumah sakit, karena membutuhkan biaya yang banyak

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping


46

a. Respon keluarga terhadap stresor

Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang

sakit.

b. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.

3. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada masalah

dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga

7. Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

DATA Tn. H Ny. N An.R

Tand a-tanda T:110/70 mmHg, T:120/80 mmHg, T:010/60 mmHg


Vital N: 78 x/m, S: 370 C, N: 80 x/m, S: 370 C, S:370C, P: 20x/m
P: 20 x/m P: 20 x/m
Kepala Kulit kepala bersih Kulit kepala bersih Kulit kepala bersih
dan rambut tidak dan rambut tidak dan rambut tidak
berketombe berketombe berketombe

Leher Tidak ada kaku Tidak ada kaku Tidak ada kaku kuduk,
kuduk, pembesaran kuduk, pembesaran pembesaran kelenjar
kelenjar tidak ada, kelenjar tidak ada, tidak ada, pembesaran
pembesaran vena pembesaran vena vena jugularis tidak
jugularis tidak jugularis tidak ditemukan
ditemukan ditemukan

Aksila Suhu badan: Suhu badan: Suhu badan:


370C 370C 370C

Dada Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri dan
kanan, suara nafas kanan, suara nafas kanan, suara nafas
vesikuler vesikuler vesikuler

Abdomen Tidak Nyeri tekan di Tidak ada


adapembengkakan, daerah epigastrium, pembengkakan,
hepar, ginjal tidak skala nyeri 6 hepar, ginjal tidak
teraba, bising usus Tidak ada teraba, bising usus
47

(+) pembengkakan, (+)


hepar, ginjal tidak
teraba, bising usus(+)

Ekstr emitas Kuku bersih dan Kuku bersih dan Kuku bersih dan
atas pendek, tidak ada pendek, pergerakan pendek, tidak
kelainan tampak lemah, adakelainan
pergerakan, kekuatan otot 4 pergerakan, kekuatan
kekuatan otot 5 otot 5
Ekstr emitas Kuku bersih dan Kuku bersih dan Kuku bersih dan
bawah pendek, tidak ada pendek, pergerakan pendek, tidak
kelainan tampak lemah adakelainanpergeraka
pergerakan, kekuatan otot n, kekuatan
kekuatan otot 5 4 otot 5

8. Harapan keluarga

Harapan keluarga kiranya Ny.N cepat sembuh, dan bila berobat di

puskesmas selalu dilayani dengan baik

Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Data subjektif ketidakmampuan Nyeri akut


Ny.N mengatakan nyeri ulu keluarga dalam
hati bila terlambat makan, mengenal masala
pusing, mual dan muntah. h

Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar promag
-
2 Data subjektif ketidakmampuan Resiko
Ny.N mengatakan jarang keluarga merawat Ketidakseimbanga
sarapan pagi, cukup kopi dan anggota keluarga n nutrisi kurang
rokok sudah terasa kenyang yang sakit dari kebutuhan
tubuh
Data objektif
a. sakit ulu hati, mual dan
muntah
b. tampak lemah
48

B. Diagnosa Keperawatan

(1) Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

(2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H

khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Skoring Prioritas Masalah

a. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1

No Kriteria Skor Pembenaran


1 Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Ny.N sakit maag dan
Aktual memerlukan tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan Fasilitas kesehatan
masalah diubah : 2/2 X 1 = 2 (puskesmas) dapat dijangkau
Mudah dengan mudah sehingga
keluarga dapat memanfaatkan
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
untuk dicegah : 2/3 diobati dan dicegah bila
Cukup keluarga mengetahui.

4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun keluarga


masalah : menganggap tidak perlu
Ada, tetapi tidak segera ditangani
harus segera
diatasi
Total 4 1/6
49

b. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel 3.5 Skoring prioritas diagnosa 2

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman karena


ancaman belum terjadi

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah dengan


masalah diubah : 2/2 X 1 = 1 mudah dengan cara memberikan
Mudah penyuluhan tentang penyakit yang
dialami Ny.N
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi bila
untuk dicegah dibiarkan dapat menjadi aktual.
: Cukup
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
masalah : menganggap tidak perlu segera
Ada, tetapi tidak ditangani
harus segera diatasi
Total 2 5/6
50

C. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.6 Intervensi keperawatan pada keluarga Tn. H

Diagnosa Tujuan Evaluasi


no Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standar Rencana keperawatan

Nyeri akut pada Setelah dilakukan 1. Setelah dilakukan a. Keluarga Gastritis a. Kaji pengetahuan
keluarga Tn. H Kunjungan kunjungan 1x 4 Mampu adalah proses tentang Gastritis
khususnya Tn.H sebanyak 3 x45 menit keluarga menyebutkan inflamasi pada b. Diskusikan dengan
berhubungan menit mampu mengenal defenisi Gastritis lapisan mukosa keluarga tentang
dengan keluargamampu masalah Gastritis atau maag dan submukosa pengertian Gastritis
ketidakmampu- mengenal masalah lambung.. dengan menggunakan
an keluarga kesehatan tentang leafleat/lembar balik
dalam mengenal Gastritis c. Evaluasi kembali
masalah. pengertian Gastritis
pada keluarga
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar

b. Keluarga mamp Penyebab a. Mengakaji pengetahuan


u menyebutkan nya adalah obat Tentang penyebab Gastritis
penyebab dari analgetik anti
51

Gastritis inflamasi,meroko b. Diskusikan dengan


k, Alkohol, Stres keluarga tentang penyebab
fisik , luka bakar, c. GastritisEvaluasi kembali
sepsis tentang penyebab Gastritis
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
c. Keluarga mau Tanda dan gejala a. Kaji pengetahuan
menyebutkan nyeri ulu hati, Tentang tanda dan gejala
tanda dan gejala mual, kembung, Gastritis
Gastritis muntah, anemia. b. Diskusikan dengan
keluarga tentang tanda
dan gejala Gastritis
dengan menggunakan
leafleat/lembar balik
c. Evaluasi kembali tanda
dan gejala Gastritis
pada keluarga
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar
2. Setelah Keluarga mampu Keluarga membe a. Kaji keputusan yang
dilakukan memutuskan ri keputusan diambil oleh keluarga
kunjungan 1x 4 merawat keluarg untuk merawat b. Diskusikan dengan
menit keluarga yang sakit keluarga yang keluarga tentang
mampu sakit yaitu keputusan yang telah
mengambil dengan tehnik dibuat
keputusan untuk distraksi dan c. Evaluasi kembalitentang
52

merawat klien relaksasi, keputusan yang telah


mengompres dibuat
dengan air d. Berikan pujian pada
hangat yang diisi keluarga atas jawaban
di botol yang benar
3. Setelah Keluarga mampu a. Keluarga a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan memberikan dapat cara membuat ramuan
kunjungan 1x 4 ramuan obat menjelaskan obat untuk anggota
menit keluarga tradisional untuk tentang cara keluarga yang sakit
mampu merawat anggota keluarga membuat b. Demonstrasikan
anggota keluarga yang sakit ramuan obat bersama keluarga cara
yang sakit dengan kunyit membuat ramuan obat
dengan b. Keluarga c. Beri kesempatan pada
mendemonstrasi dapat keluarga untuk
kan cara mendemontra mendemonstrasikan
membuat sikan kembali kembali
ramuan obat dengan d. Beri pujian atas
tradisional benar cara keberhasilan keluarga
dengan kunyit membuat
ramuan
obat dengan
kunyit
4. Setelah Keluarga mampu Keluarga a. Jelaskan pentingnya
dilakukan memodifikasi memperlihatkan lingkungan dalam
kunjungan 1x45 lingkungan lingkungan Mencegah terjadinya
menit keluarga sekitar Gastritis
mampu rumah yang b. Mendiskusikan dengan
memodifikasi telah di keluarga cara
53

lingkungan untuk modifikasi memodifikasi lingkungan


mencegah c. Motivasi keluarga untuk
terjadinya memodifikasi lingkungan
Gastritis d. Beri pujian atas penataan
yang telah dilakukan
5. Setelah Keluarga mampu Keluarga memba a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan membawa balita wa Ny.N tentang kondisi Ny.N
kunjungan 1x 20 kefasilitas kesehat kepelayanan b. Motivasi keluarga untuk
menit keluarga an kesehatan untuk membawa Ny.N ke
mampu diperiksakan pelayanan kesehatan
memanfaatkan kondisi dan c. Beri pujian atas tindakan
fasilitas mendapatkan yang dilakukan keluarga
kesehatan pengobatan
Resiko Setelah dilakukan 1. Setelah Keluarga mampu a. Makan secara a. Gali pengetahuan
perubahan Kunjungan dilakukan Menjelaskan teratur keluarga tentang diet
nutrisi kurang sebanyak 3 x45 kunjungan 1x 45 tentang penting - b. Makanan makanan gastritits
dari kebutuhan menit keluarga menit keluarga nya diet makanan cukup b. Diskusikan bersama
tubuh pada mampu mengenal, mampu Gastritis mengandung keluarga tentang
keluarga Tn.H memu tuskan, dan mengenal, TKTP pengertian diet
khususnya merawat anggota memutuskan dan c. Makanan tidak c. Jelaskan kepada
Ny.N keluarga dengan merawat anggota boleh keluarga penyebab kurang
berhubungan ketidakseimbanga keluarga dengan mengandung nafsu makan
dengan n nutrisi : ketidakseimbang gas, asam atau d. Jelaskan dampak yang
ketidak kurang dari an nutrisi : pedes ditimbulkan akibat salah
mampuan kebutuhan tubuh kurang dari d. Porsi makan diet
keluarga mera kebutuhan tubuh sedikit demi e. Beri kesempatan pada
wat anggota sedikit keluarga untuk bertanya
keluarga f. Bantu keluarga untuk
54

yang sakit mengulangi apa yang


telah dijelaskan
g. Beri pujian atas
prilaku yang benar
2. Setelah Keluarga mamp Keluarga menyat a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan Memutuskan akan keputusan mengenai tindakan
kunjungan 1x 45 masalah kurang dalam mengatasi yang harus dilakukan
menit keluarga nafsu makan kurang nafsu saat Tn. H kurang nafsu
mampu makan makan
mengambil b. Bimbing dan motivasi
keputusan untuk keluarga untuk
mengatasi mengambil keputusan
kondisi dalam menangani
ketidakseimbang masalah diet gastritis
an nutrisi : c. Beri pujian atas
kurang dari keputusan yang
kebutuhan tubuh diambil untuk
mengatasi masalah makan
an pada Tn. H
3. Setelah Keluarga mampu a. Keluarga dapat a. Jelaskan pada keluarga
dilakukan memberikan diet menjelaskan cara meningkatkan
kunjungan 1x 45 sesuai anjuran tentang cara nafsu makan pada Tn.H
menit keluarga pemberian diit dengan menyajikan
mampu merawat tinggi makanan yang menarik
anggota keluarga energi tinggi p b. Demontasikan
yang sakit rotein.(TKTP) bersama keluarga cara
dengan b. Keluarga dapat membuat makanan
mendemontrasik mendemon yang menarik
55

an cara membuat trasikan c. Beri kesempatan pada


makanan kembali keluarga untuk
menarik dengan benar : mendemontrasikan
cara menyusun kembali
menu d. Beri pujian atas
makanan dan keberhasilan keluarga
menyajikan
makanan
56

D. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi pada keluarga Tn. H

1. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan

8 Maret 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau S: Ny. N mampu menjelaskan kembali tentang
2019 maag pengertian, penyebab, tanda dan gejala Gastritits
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu Ny.N mengatakan dapat membuat pengobatan
gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan tradisional
gejalanya Ny. N mengatakan akan memberitahu suaminya
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk untuk tidak merokok di dalam rumah
menanyakan kembali hal-hal yang belum
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang O: Ny.N menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi
pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan pada lambung dan penyebabnya adalah bakteri
gejalanya. dan makanan asam serta rokok. Tanda dan
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah
menyebutkan kembali tentang pengertian, dan kurang nafsu makan.
penyebab, tanda dan gejala gastritis Ny. N dapat mendemonstrasikan pembuatan obat
6. Memperagakan tehnik distraksi dan relaksasi tradisional kunyit.
dengan cara menarik napas dalam dan membuang Ny.N dapat memperagakan tehnik relaksasi
udara melalui mulut secara pelan-pelan.
7. Menganjurkan Ny.N untuk santai dan tidak stres A: Masalah Teratasi
8. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal
kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian P: -
57

diparut campurkan air secukupnya kemudian


disaring. Minum 2 kali sehari.
9. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah
10. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memanfaatkan puskesmas bila keluarga
mengalami sakit
11. Mengevaluasi kembali pemahaman keluarga
mengenai pelayanan puskesmas
58

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan

09 maret 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S: Tn. H dan Ny. N mampu menjelaskan kembali
2019 penyakit maag tentang diet untuk penyakit maag
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet
untuk sakit maag O: Tn. H dan Ny. N menjelaskan bahwa diet untuk
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk makanan yang di konsumsi yaitu TKTP,
menanyakan kembali hal-hal yang belum menghindari yang asam, pedas dan rokok
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang A: Masalah Teratasi
pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh
diberikan pada penyakit maag dan makanan apa P: -
yang harus dihindari.
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh dimakan.
59

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. H dengan

Salah satu anggota keluarga Ny.N menderita Gastritis di Dusun Mutun Kelurahan

Sukajaya Lempasing pada tanggal 8 sampai dengan 10 Maret 2019 selama 2 kali

kunjungan sehari, maka pada bab pembahasan penulis akan menjabarkan adanya

kesesuaian dan kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan

sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Penyakit Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal

dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri uluhati,

mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag

sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak

tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur

agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan,

yaitu dengan menghilangkan stres dan makan dengan teratur. (Wijoyo, 2009).

Terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur

yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang

tidak sehat dapat menyebabkan Gastritis. Pada kasus Gastritis akut, faktor

penyimpangan makan merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya

perubahan pada dinding lambung. Peningkatan produksi cairan lambung cepat

dirangsang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol

serta makanan lain bersifat korosif merangsang juga dapat mendorong


60

timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi

semakin parah. Tak jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada

dinding lambung (Urip, 2002).

Berdasarkan teori tersebut di atas dan sesuai dengan hasil pengkajian yang

dilakukan pada Ny.N, Ny.N mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan,

pusing, mual dan muntah. Ny.N jarang sarapan pagi, dan makan siang

biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita, sehari 2 kali makan

dengan porsi sepiring. Ny.N mengatakan bila sudah minum kopi perut terasa

kenyang. Ny.N saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6,

mual, muntah dan pusing.

Gejala penyakit Gastritis yang dirasakan oleh Ny.N menurut asumsi

peneliti hal ini mungkin diakibatkan karena Ny.N jarang sarapan pagi, hanya

minum kopi. Kerja di pantai berjualan dan banak pengunjung membuat Ny.N

lupa untuk makan sehingga meningkatkan asam lambung, yang

mengakibatkan Ny.N selalu merasakan nyeri ulu hati, mual, pusing, kadang

muntah. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan di atas.

Pada saat pengkajian Ny.N. Mengeluh nyeri, dan individu yang

mengalami nyeri yang dialami harus dikaji untuk menggambarkan nyeri

seseorang antara lain: yakni pertama intensitas nyeri, minta individu untuk

membuat tingkatan nyeri pada skala verbal. Misal: tidak nyeri, sedikit nyeri,

nyeri sedang, nyeri hebat, hebat atau sangat nyeri atau membuat skala nyeri

yang sebelumnya bersifat kualitatif menjadi kuantitatif dengan menggunakan

skala 0 sampai 10. Nyeri yang diarasakan oleh Tn H adalah 6 (nyeri sedang).

Nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan skala nyeri, durasi nyeri.
61
Karakteristik nyeri dapat juga dibuat berdasarkan metode PQRST (P=

Provocatif, Q= Qualitas, R=

Region, S= Scala, T= Time ). ( Judha, 2012)

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien mengenal seseorang,

keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan

proses kehidupan yang aktual atau beresiko (Mura, 2011). Berdasarkan

pengkajian peneliti mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut pada

keluarga Tn. H khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H

khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (P) problem

yang berkenan pada individu dalam keluarga yang sakit berhubungan dengan

etiologi (E) berkenan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatran atau

keperawatan (Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini problem (P) atau masalahnya

adalah klien merasakan nyeri ulu hati dimana skala nyeri 6, dan dirasakan

ketika perut kosong atau belum makan karena sibuk bekerja berjualan

Etiologinya ketidakmampuan keluarga Ny.N dalam mengenal masalah

penyakit Gastritis. Data subjektifnya Ny.N mengatakan belum tahu tentang

pengertian Gastritis, penyebabnya, gejala dan tanda, dan untuk mengatasi

nyeri dengan menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi belum dimengerti.


62

C. Rencana tindakan keperawatan

Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap

yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan

keputusan dan pemecahan masalah (Mura, 2011). Intervensi dalam kasus

Gastritis menurut Ardiansyah adalah yang pertama kaji dan catat keluhan

nyeri, dengan rasional untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek

terapi, yang kedua berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering dengan

rasional untuk menetralisasi asam lambung, yang ketiga anjurkan pasien

untuk melakukan teknik relaksasi, seperti tarik napas dalam, mendengarkan

musik, menonton televisi dengan rasional tehnik relaksasi dapat mengalihkan

pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri, intervensi yang terakhir berikan

obat antasida dengan rasional untuk menghilangkan nyeri lambung

(Ardiansyah, 2012). Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah antara lain yang pertama jelaskan kepada keluarga mengenai

penyakit yang diderita dan yang terakhir jelaskan tanda dan gejala

penyakitnya (Muhlisin, 2012).

Berdasarkan teori di atas intervensi peneliti merencanakan antara lain

yang pertama menjelaskan pengertian Gastritis atau maag, penyebabnya,

gejala dan tanda gastritis, dengan rasional agar Ny.N memahami penyakitnya.

Kedua mengkaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui tingkat nyeri dan

menentukan implementasi yang valid. Ketiga ajarkan tehnik relaksasi nafas

dalam dengan rasional banyak oksigen masuk jaringan memperlancar

peredaran darah, dan yang keempat mengajarkan cara membuat obat

tradisional yaitu kunyit 2 siun kemudian diparut dan


63

campurkan air secukupnya kemudian diminum 2 kali dalam sehari. Selain itu

menggali pengetahuan klien tentang diet yang harus dikonsumsi pasien

gastritis, makanan yang harus dihindari, jelaskan penyebab pasien kurang

nafsu makan, menjelaskan dampak dari penyaki gastritis bila tidak diobati,

dan menjelaskan manfaat bila sakit ke puskesmas dari pada beli obat di

warung.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan

yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan

kriteria hasil yang diharapkan (Mura, 2011).

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan

keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama

mengajarkan tentang apa itu Gastritis, kemudian mengajarkan etiologi serta

tanda dan gejala Gastritis. Saat peneliti menerangkan Ny.N beserta keluarga

memperhatikan dengan cermat. Kemudian peneliti melakukan evaluasi

tentang materi yang telah diberikan dengan cara menanyakan kembali pada

keluarga tentang apa itu Gastritis, apa penyebabnya dan bagaiamana gejala

atau tand-tandanya. Keluarga menjawab dengan baik dan benar.

Untuk mengurangi nyeri peneliti mengajarkan tehnik relaksasi dengan

cara klien menarik napas dalam kemudian menahan 1 sampai 2 detik lalu

hembuskan udara secara perlahan-lahan melalui mulut, ulangi 4-5 kali, dan

untuk tehnik distraksi cara mengalihkan pikiran Ny.N dengan menonton TV


64

dengan acara hiburan. Ny.N memperagakan sesuai yang diajarkan oleh

peneliti.

Selain itu peneliti mengajarkan tentang diet Gastritis yaitu makanan

terdiri dari nasi, ikan atau daging atau tahu, sayur, dan buah-buahan, makan

sedikit demi sedikit. Peneliti menerangkan tentang makanan yang perlu

dihindari seperti makan yang asam, pedis, sayur kol, sayur nangka, durian, ubi

kayu (singkong) atau makanan yang mengandung gas. Ny.N menyimak

penjelasan yang diberikan. Kemudian pasien dianjurkan untuk mengurangi

rokok dan kopi karena dapat meningkatkan asam lambung, serta sarapan pagi.

Selama proses implementasi tanggapan keluarga Ny.N sangat positip terhadap

peneliti dan meminta kiranya keluarganya sering dikunjungi oleh petugas

kesehatan.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan

dengan respon prilaku klien yang tampil (Mura, 2011). Evaluasi disusun

dengan metode SOAP dengan keterangan antara lain yang pertama subjektif

(S) adalah hal-hal yang ditemukan keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Kedua objektif (O) adalah hal-hal yang ditemukan oleh

perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, ketiga

analisa (A) adalah hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada kepada

tujuan terkait dengan diagnosa keperawatan, yang terakhir adalah perencanaan

(P) adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga

pada tahap evaluasi (Muhlisin, 2012). Dari hasil evaluasi tanggal 10 Maret

2019
65

yang penulis lakukan didapatkan data subjektif Ny.N mengatakan nyeri pada

ulu hati, di daerah perut sudah berkurang. Ny.N mengatakan mengerti dengan

penyakit gastritis, gejala dan tandanya. Objektif: Ny.N tampak ceria, tidak ada

nyeri tekan, masalah pertama teratasi. Masalah kedua tidak menjadi aktual

karena Ny.N mengikuti anjuran dari peneliti dengan berjanji akan mengurangi

rokok dan akan sarapan pagi. Ny.N berjanji bila nyerinya kambuh akan ke

puskesmas untuk memeriksakan diri dengan dokter atau petugas kesehatan

lainnya.

.
66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga

Tn. H dengan Salah satu Anggota Keluarga Ny.N Menderita Gastritis di dusun

mutun kecamatan sukajaya lempasing Tahun 2019, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dari kasus yang diangkat

dengan teori yang ada, dimana keluarga Tn. H khususnya Ny.N sedang

mengalami nyeri uluhati, mual dan muntah, skala nyeri 6, dan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah adalah bahwa belum

mengetahui tentang pengertian Gastritis, etiologi dan tanda atau gejala

Gastritis.

2. Diagnosa yang muncul pada kasus sebanyak 2 diagnosa keperawatan

dengan diagnosa utamanya adalah Nyeri akut pada keluarga Tn. H

khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah. Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu Resiko

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.H

khususnya Ny.N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.

3. Intervensi keperawatan yang direncanakan tergantung pada masalah

keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumuskan

berdasarkan diagnosa yang telah ditetapkan dan berdasarkan 5 tugas

khusus keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat


67

anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan.

4. Implementasi dilakukan pada tanggal 8 sampai dengan 10 Maret 2019.

Implementasi yang telah dilaksanakan pada diagnosa pertama yaitu

memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda

dan gejala dari Gastritis serta memberikan demonstrasi tentang tehnik

relaksasi dan distraksi serta pembuatan obat tradisional.

5. Pada tahap akhir peneliti melakukkan evaluasi pada tanggal 10 Maret 2019

mengenai tindakan keperawatan yang dilakukan berdasarkan catatan

perkembangan. Evaluasi didapatkan dari dua diagnosa keperawatan yang

muncul masalahnya dapat teratasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis, memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi petugas Puskesmas Kecamatan Sukajaya lempasing khususnya yang

menangani program keperawatan keluarga dapat memberikan bimbingan

kepada keluarga secara optimal dan meningkatkan mutu pelayanan

dikomunitas lapangan.

2. Bagi seorang petugas kesehatan di lapangan kiranya lebih banyak ke

lapangan untuk melihat keadaan masyarakat, sehingga masyarakat tetap

sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo (2012).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis


pada pasien yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit Tinggi tahun
2011.

Hirlan (2009), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI Inayah
(2004). Asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan
jilid I edisi I, Jakarta, Salemaba Medika

Jhonson, (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep


Keluarga.
Yogyakarta : Nuha Medika

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.


Misnadiarly (2009). Mengenal penyakit organ cerna gastritis, dispepsia atau maag,
Jakarta, Pustaka Populer OBDA

Muslihin, (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing


Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Puskesmas Wundulako (2017), Profil Puskesmas Hanura,

Setiadi, (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Graha Ilmu

Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI : Jakarta

Sudiharto (2007) Asuhan Keperawtan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural, Jakarta: EGC

Smeltzer, S, Bare (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 jilid II,
Jakarta: EGC.

Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas
kampar kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau: Skripsi: Sumatra
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

Uripi, (2002). Menu untuk penderita Hepatitis dan gangguan saluran pencernaan,
Jakarta, Puspa Swara

Anda mungkin juga menyukai