Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PENGELOLAAN SAMPAH
(KELOMPOK 4B)

Disusun Oleh:
Yoga Angga T. (G2A016093)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2019
PENGELOLAAN SAMPAH

1. Pengertian Sampah
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia,
termasuk yang dilakukan industry tetapi yang bukan biologis karena human wastes tidak
termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat, karena air bekas tidak termasuk di
dalamnya. (Armando, Rochim 2008)
Sedangkan menurut widiwijoto (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah
mengalami perlakuan baik yang telah diambil bagian utamanya, telah mengalami
pengolahan, dan sudh tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta
dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam.

2. Jenis-jenis Sampah
Jenis sampah berdasarkan karakteristiknya American Public Work Association :
a. Sampah basah (garbage)
Yaitu sampah basah yang dihasilkan dalam proses pengolahan makanan
sampah jenis ini bisa dihasilkan pada tempat pemukiman penduduk, rumah makan
atau warung, rumah sakit, pasar dsb.
b. Sampah kering (rubbish)
Yaitu jenis sampah yang dapat terbakar ataupun tidak dapat terbakar yang
dihasilan oleh rumah tangga, kantor, perdagangan seperti kertas, plastik, tekstil,
karet, kulit, kayu, daun-daun kering, kaca, kaleng.
c. Sampah abu (Ashes)
Yaitu benda yang tertinggal dari pembakaran kayu, arang, dan benda-benda
lain yang terbakar.
d. Sampah jalan (Street Sweeping)
Yaitu sampah yang berasal dari jalan, biasanya berupa sampah daundaunan
dan pembungkus.
e. Sampah bangkai binatang (dead animal)
Yaitu sampah biologis berupa bangkai binatang kecil dan binatang peliharaan.
f. Rongsokan kendaraan (abandoned vehicles)
Yaitu bekas-bekas kendaraan milik umum dan pribadi, seperti bak mobil,
becak, dan lain-lain.
g. Sampah industry (industrial wastes)
Yaitu sampah padat sebagai hasil buangan industry.
h. Sampah dari bangunan (demolition wastes).
Yaitu sampah yang terjadi karena penghancuran atau pembangunan suatu
gedung. Sering kali diklasifikasikan dalam sampah kering misalnya, batu, beton,
batu merah, papan, sisa pipa-pipa dan sebagainya.
i. Sampah khusus atau berbahaya (hazardous wastes)
Yaitu sampah kimia beracun, pestisida, pupuk radioaktif biologi, dan rumah
sakit yang dapat membahayakan manusia.
j. Sampah pengolahan air minum atau air kotor (water treatment residu)
Yaitu sampah yang berupa lumpur dari perusahaan air minum atau pengolahan
air kotor, dapat diklasifikasikan dalam jenis tersendiri.

3. Jenis-Jenis Sampah Medis


No Kategori Definisi Contoh limbah yang di
Limbah hasilkan
1 Infeksius Limbah yang Kultur laboratorium, limbah
terkontaminasi organisme dari bangsal isolasi, kapas,
patogen (bakteri, virus, materi, atau peralatan yang
parasit, atau jamur) yang tersentuh pasien yang terinfeksi,
tidak secararutin ada ekskreta.
lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan
virulensi yang cukup untuk
menularkan penyakit pada
manusia rentan.
2 Patologis Limbah berasal dari Bagian tubuh manusia dan
pembiakan dan stock bahan hewan (limbah anatomis), darah
yang sangat infeksius, dan cairan tubuh yang lain,
otopsi, organ binatang janin.
percobaan dan bahan lain
yang telah diinokulasi,
terinfeksi atau kontak
dengan bahanyang sangat
infeksius.
3 Sitotoksis Terinfeksi atau kontak Dari materi yang terkontaminasi
dengan bahan yang sangat
pada saat persiapan dan
infeksius. Limbah dari
bahan yang terkontaminasi pemberian obat, misalnya spuit,
dari persiapan dan
ampul, kemasan, obat
pemberian obat sitotoksis
untuk kemoterapi kanker kadaluarsa, larutan sisa, urine,
yang mempunyai
tinja, muntahan pasien yang
kemampuan untuk
membunuh atau mengandung sitotoksis.
mengahambat pertumbuhan
sel hidup
4 Benda tajam Merupakan materi yang Jarum, jarum suntik, skalpel,
dapat menyebabkan luka
pisau bedah, peralatan infus,
iris atau luka tusuk. Semua
benda tajam ini memiliki gergaji bedah, dan pecahan
potensi bahaya dan dapat
kaca.
menyebabkan cedera
melalui sobekan atau
tusukan. Benda-benda tajam
yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah,
cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan
beracun atau radioaktif.
5 Farmasi Limbah farmasi mencakup Obat-obatan, vaksin, dan serum
produksi farmasi. Kategori yang sudah kedaluarsa, tidak
ini juga mencakup barang digunakan, tumpah, dan
yang akan di buang setelah terkontaminasi, yang tidak
digunakan untuk menangani diperlukan lagi.
produk farmasi, misalnya
botol atau kotak yang berisi
residu, sarung tangan,
masker, selang penghubung
darah atau cairan, dan
ampul obat.

4. Model pengelolaan sampah di Indonesia ada dua macam, yaitu urugan dan tumpukan
a. Urugan
Sampah dibuang dilembah/cekungan tranpa memberikan perilakuan.
Urugan/model buang dan pergi ini bisa saja dilakukan pada lokasi yang tepat, yaitu
bila tidak ada pemukiman dibawahnya, tidak menimbulkan polusi udara, polusi
pada air sungai, longsir atau estetika . model ini umumnya dilakukan untuk suatu
kota yang volume sampahnya tidak begitu besar. (Armando, Rochim 2008)
b. Tumpukan
Model ini sama dengan teknologi aerobik. Hanya saja tumpukan perlu
dilengkapi dengan unit saluran buangan., pengelolaan air buangan, dan pembakaran
ekses gas metan (flare). Model yang lengkap ini telah memenuhi prasyarat
kesehatan lingkungan (Armando, Rochim 2008)

5. Tahap pengelolaan sampah


Menurut Armando, Rochim (2008) tahap pengelolaan sampah sebagai berikut :
a. Urugan dan tumpukan
- Urugan : sampah tidak dibuang di daerah padat penduduk, tidak menimbulkan
polusi serta tidak mengganggu estetika lingkungan
- Tumpukan : sampah yang dibuang perlu dilengkapi beberapa saran pendukung
sebagai prasyarat kesehatan. Sarana yang dimaksud adalah saluran air buangan
pengelolaan air buangan dan pembakaran gas metana
b. Penghancuran
Biasanya penghancuran dilakukan ketika pengangkutan dengan menggunakan truk
sampah. Khusus alat penghancur sampah yang berasal dari bak penampung sampah
langsung dihancurkan. Jenis sampah yang dihancurkan menjadi rubbis, garbage atau
keduanya. Selanjutnya potongan sampah dimanfaatkan sebagai timbunan pada tanah
datar/dibuang kelaut
c. Pembakaran sampah
Pembakaran sampah ini menggunakan teknik incinefaton tapi pengolaan sampah
pembakaran ini kurang efektif karena menimbulkan polusi debu, asap serta partikulat
yang mengganggu kesehatan
d. Tangkap energi
Banyak diterapkan pada sampah yang memiliki nilai kellor yang tinggi. Sampah
organik bisa diaplikasikan pada upaya ini melalui gas metana yang dihasilkan pada
saat proses pembusukan.
e. Buang
Merupakan cara terakhir jika semua cara diatas telah dioptimalkan pembuangan
sampah pun harus dibuang pada lokasi yang aman

6. Sumber Daya Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit


a. Tenaga Pengelola
Proses pengelolaan limbah medis diawali oleh perawat dan petugas kebersihan
pada tahap pengangkutan. Semua perawat yang memproduksi limbah medis padat
harus bertanggungjawab di dalam pemilahannya. Agar pemilahan dapat dilakukan,
tenaga rumah sakit disetiap tingkatan harus dilibatkan serta staff pendukung dan
tenaga kebersihan harus dilatih. Semua pekerja di rumah sakit harus mendapatkan
pelatihan minimisasi limbah dan pengelolaan limbah berbahaya, terutama bagi staff
yang bekerja dibagian yang menghasilkan limbah berbahaya dalam jumlah besar
(Armando, Rochim 2008)
b. Sarana dan Prasarana Pengelolaan
`Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan, maka sebaiknya
rumah sakit harus menyediakan sarana pengelolaan limbah medis padat dimulai dari
wadah pemilahan limbah, troli untuk pengangkutan limbah medis padat dari ruangan
penghasil limbah ke tempat penampungan sementara (bak penampung), dan
menggunakan insenerator untuk pembuangan terakhir. Pengelola limbah disediakan
alat pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots. (Armando, Rochim
2008)
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) menyediakan
kantong plastik berwarna hitam yang diletakkan dalam wadah limbah non medis dan
menyediakan kantong plastik berwarna kuning dalam wadah limbah medis di setiap
ruangan. Menggunakan troli untuk mengangkut limbah medis dan non medis.
Menggunakan insenerator untuk pembuangan akhir. Pengelola limbah disediakan alat
pelindung diri seperti apron, sarung tangan dan sepatu boots (Armando, Rochim
2008)
c. Biaya Pengelolaan
Biaya diperlukan untuk membangun dan memelihara sistem pengelolaan
limbah. Biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak pengelola RSPAD Gatot
Soebroto Jakarta pada tahun 2007 sebesar Rp. 40.400.000. Biaya ini digunakan untuk
menyediakan kantong plastik dan tempat penampungan limbah selama satu tahun
(Armando, Rochim 2008)

7. Pengaruh Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan dan Lingkungan


Menurut Sudrajat . (2010) Pengelolaan limbah yang kurang baik akan memberikan
pengaruh negatif terhadap kesehatan dan lingkungan yang dapat menimbulkan berbagai
masalah anara lain :
a. Pengaruh Terhadap Kesehatan
Berbagai akibat kurangnya perhatian dalam pengelolaan limbah sejak limbah
dihasilkan sampai pembuangan akhir sangat merugikan kesehatan masyarakat
secara langsung maupun sebagai akibat menurunnya kualitas lingkungan. Akibat
dampak tersebut dapat berupa:
1) Kemerosotan mutu lingkungan yang dapat mengganggu atau menimbulkan
keluhan masyarakat dan masalah kesehatan antara lain:
- Tingginya angka kepadatan vektor penyakit (lalat, tikus, nyamuk,
kecoa dan lain-lain).
- Pencemaran terhadap udara, tanah, dan air.
- Rendahnya nilai-nilai estetika.
2) Timbulnya penyakit-penyakit menular, antara lain:
- Penyakit diare
- Penyakit kulit
- Penyakit scrub typhus (typhus bercak wabah)
- Demam berdarah dengue
- Penyakit demam typhoid (typhus perut)
- Kecacingan
b. Pengaruh Terhadap Lingkungan (Sudrajat . 2010) :
1) Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan mengjhasilkan gas-
gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
2) Adanya partikel debu yang beterbangan akan menganggu pernapasan,
menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit
mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit.
3) Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya
akan menganggu pernapasan, penglihatan, dan penurunan kualitas udara.
c. Pengaruh Terhadap Rumah Sakit (Sudrajat . 2010) :
1) Keadaan lingkungan rumah sakit yang tidak saniter akan menurunkan hasrat
pasien berobat di rumah sakit tersebut.
2) Keadaan estetika lingkungan yang lebih saniter akan menimbulkan rasa
nyaman bagi pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit.
3) Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan mutu pelayanan dalam
rumah sakit yang semakin meningkat.

Sumber :
Armando, Rochim. 2008. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Jakarta:
Swadaya
Sudrajat . 2010. Mengelola Sampah Kota. Jakarta: Swadya

Anda mungkin juga menyukai