PERCOBAAN I
(PENETAPAN KADAR AIR)
LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2009
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Kandungan air dari suatu bahan pangan perlu diketahui terutama untuk
menentukan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Jumlah kadar air yang
terdapat di dalam suatu bahan pangan sangat berpengaruh atas seluruh susunan
persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Kalau kita ingin menentukan
kandungan vitamin dari suatu bahan pangan misalnya, maka akan sukar
menentukan berapa persentasenya dalam bahan tersebut bila kandungan airnya
tidak diketahui. Dengan diketahuinya kandungan airnya, maka dapat diketahui
berat kering dari bahan tersebut yang biasanya konstan1.
Selain itu, kita juga dapat menentukan kandungan zat gizi lainnya dalam
berat basah atau berat kering serta total padatan dalam bahan pangan1.
Penetapan kadar air yang ideal hendaknya memenuhi syarat seperti cepat,
prosedur sederhana, penerapannya luas, dapat dilakukan oleh setiap orang hanya
dengan training singkat, biaya relatif rendah, cukup teliti dan tepat dan tidak
berbahaya. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk penentuan
kadar air. Pemilihan terhadap metode tertentu ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain : bentuk air yang terdapat (terikat, bebas); sifat bahan pangan yang
dianalisis (apakah mudah terhidrolisis atau teroksidasi); jumlah relatif air yang
terdapat dalam bahan pangan; kecepatan analisis; ketepatan yang diinginkan; dan
ketersediaan peralatan dan biaya yang diperlukan1.
Berdasarkan hal yang disebutkan di atas maka dilakukan percobaan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PERCOBAAN
III. 1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain cawan metal atau
porselen beserta tutupnya, desikator, penjepit cawan, oven vakum, oven biasa, dan
neraca analitik.
III. 2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain beras, kacang
tanah, dan kacang kedelai.
IV. 1. 2 Perhitungan
2. Faktor yang berhubungan dengan sifat bahan. Yang termasuk golongan ini
adalah:
o Ukuran bahan: makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin
cepat
o Kadar air: Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin
cepat.
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas
dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat
menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air
dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme.
Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang
lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada5.
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan
mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (Volatile) seperti sayuran
dan susu, menggunakan destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluena, xilol,
dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Contoh (sample)
dimasukkan dalam tabung bola (Flask), kemudian dipanaskan. Air dan pelarut
menguap, diembunkan, dan jatuh pada tabung Aufhauser yang berskala.air yang
mempunyai berat jenis lebih besar ada dibagian bawah, sehingga jumlah air yang
diuapkan dapat dilihat pada skala tabung Aufhouser tersebut5.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini yaitu :
1. Penentuan kadar dalam bahan pangan dengan metode oven dilakukan untuk
bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi.
2. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dengan metode oven vakum
dilakukan untuk bahan-bahan yang tidak stabil terhadap pemanasan yang
agak tinggi.
V. 2 Saran
Adapun saran untuk percobaan ini yaitu :
1. Untuk laboratorium : sebaiknya alat yang akan digunakan untuk praktikum
jumlahnya diperbanyak. Seperti timbangan, karena jumlahnya yang sedikit
maka praktikan harus antri untuk dapat menggunakan timbangan. Selain itu,
bahan yang akan dipergunakan juga dilengkapi agar kegiatan praktikum
dapat berjalan lancar dan hasilnya akurat.
2. Untuk asisten : asisten sudah memberikan perhatian dan bimbingan kepada
praktikan. Mohon dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirajuddin, Saifuddin dan Zakaria. 2009. Pedoman Praktikum Analisis Bahan
Makanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
2. Syarief, Rizal & Anies Irawati. 1986. Pengetahuan Bahan Untuk Industri
Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa .Jakarta.
3. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
4. Wiryadi, Rizky. 2007. Pengaruh Waktu Fermentasi Dan Lama Pengeringan
Terhadap Mutu Tepung Cokelat. www.rizkyunsyah.blogspot.com. 7
November 2009.
5. Sudarmadji, Slamet dkk. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Penerbit Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. Metode Oven Biasa