Anda di halaman 1dari 2

Terapi ketawa untuk penderita hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu permasalahan utama di dunia karena menyebabkan


kematian yang tinggi dan beberapa komplikasi kardiovaskuler. Pengobatan alternatif
hipertensi seperti terapi tertawa mulai populer di Indonesia, karena terhindar dari efek
samping obat konvensional dan mudah dilaksanakan. Hipertensi adalah penyakit yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg atau
tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg. Hipertensi menjadi faktor risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular dan menjadi masalah kesehatan dunia. Hal ini terjadi
karena prevalensi penyakit hipertensi yang cukup tinggi, yaitu mendekati 26% pada orang
dewasa (Widyatmoko, 2016).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut-sebut sebagai sillent killer karena
sesorang yang mengidap hipertensi yang bahkan sudah bertahun-tahun seringkali tidak
menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti kerusakan organ vital yang cukup berat yang
bisa mengakibatkan kematian. Sebanyak 70 % penderita hipertensi tidak menyadari bahwa
dirinya mengidap hipertensi hingga ia memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan
kesehatan. Sebagian lagi mengalami tanda dan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk, dan
sering berdebar-debar (Adib, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012
hipertensi adalah salah satu yang memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan
stroke yang dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu. Hipertensi
berkonstribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahunnya.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan satu milyar orang
di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat tajam dan
diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena Hipertensi.
Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta
kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita Hipertensi sehingga dapat
menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan.

Terapi tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap demi tahap. Sehingga
efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar-benar bermanfaat. Terapi tertawa untuk
mengurangi stress sudah banyak dilakukan orang. Tertawa 5-10 menit bisa merangsang
pengeluaran endhorphin dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga melatonin.
Ketiga zat ini merupakan zat baik untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih tenang. Terapi
tertawa merupakan teknik yang mudah dilakuakan, tetapi efeknya sangat luar biasa, bahkan
dapat menyembuhkan pasien dengan gangguan mental akibat stres berat (Padila, 2013).
Tertawa dapat dihasilkan dari humor atau dari terapi tertawa yang dilakukan dalam kelompok
dan tertawa ini bisa berlangsung 15 detik (Setyoadi, 2011). Beberapa penelitian mengatakan
tentang manfaat terapi tertawa seperti yang dilakukan di India, tertawa dapat menangani
kecemasan dan perasaan depresi, yaitu sebanyak 19,5% (Kataria, 2004). Penelitian yang
dilakukan oleh Anggun (2011) mengatakan bahwa terapi tertawa dapat menurunkan stress
pekerja. Penelitian lain Katona (2012) tertawa menyebabkan menurunnya tekanan darah
dalam diri individu, meningkatkan energi dalam merespon stress, memberi perasaan rileks,
mempertahankan kesehatan mental dan emosi lebih positif. Penelitian yang diterbitkan dalam
jurnal Geriatrics and gerontology international para peneliti menemukan terapi tawa bisa
mengatasi depresi pada individu. (Kataria, 2004). Tertawa terbukti memperbaiki suasana hati
dalam konteks sosial, membantu membentuk pola pikir yang lebih positif. (Dumbre, 2012).

Anda mungkin juga menyukai