Kel 3 Ilpend Fix
Kel 3 Ilpend Fix
PENANGGULANGANNYA
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3/ Kelas A
PENDIDIKAN BIOLOGI
SURAKARTA
2018
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Permasalahan Pokok Pendidikan
dan Penanggulangannya ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi
pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya
dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguana sistem pendidikan tidak mempunyai
arti apa-apa jika tidak singkron dengan pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara
bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem
tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian
rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks.
Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada kaitan dengan
masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil
belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi
masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih
banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu
hasil belajar tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja jenis permasalahan pokok pendidikan?
2. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan pendidikan yang terjadi?
3. Bagaimana keterkaitan antara masalah umum di sekitar terhadap pendidikan?
4. Faktor apa sajakah yang dapat memengaruhi berkembangnya masalah pendidikan.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan.
2. Dapat menjelaskan cara yang ditempuh untuk menyelesaikan suatu masalah
pendidikan
4
3. Dapat mengetahui keterkaitan suatu masalah umum dalah kehidupan terhadap
keberlangsungan suatu pendidikan
4. Dapat mengetahui factor penentu berkembangnya suatu system pendidikan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
Sipenmaru, UMPTN (yang biasa disebut instructional effect), karena ini yang mudah
diukur. Hasil EBTA dan lain-lain tersebut itu dipandang sebagai gambaran tentang
hasil pendidikan
Masalah mutu pendidikan juga menyangkut masalah pemerataan mutu. Di
dalam Tap MPR RI 1988 tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan
pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan,
dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan
ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika (BP-7 Pusat. 1968:
68). Umumnya kondisi mutu pendidikan diseluruh tanah air menunjukkan bahwa di
daerah terpencil lebih rendah daripada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan
mutu pendidikan bermaksud agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan
dengan segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota dan desa)
mengalami peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya
masing-masing.
Terkait dengan mutu pendidikan, indicator dari kualitas pendidikan adalah
kompetensi lulusan, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lulusan suatu tingkatan
pendidikan. Kompetensi lulusan dapat berupa kemampuan yang dimiliki lulusan
dicirikan dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dapat ditampilkan.
Usaha memperbaiki kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
pengajaran dan kualitas evaluasinya. Dengan begitu setiap usaha memperbaiki
kualitas pendidikan harus mencakup usaha untuk semakin menyempurnakan system
evaluasi yang digunakan. Ada tiga hal yang harus dievaluasi untuk meningkatkan
mutu pendidikan, yaitu masukan, lingkungan sekolah dan keluarannya atau
lulusannya (Idrus, 2012)
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi
hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai
berikut:
a. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA
dan PT.
b. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut,
misalnya berupa pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok
studi seperti PKG dan lain-lain.
8
c. Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih
esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan
mengarahkan belajar, dan melaksanakan evalusai yang beracuan PAP
(Panduan Acuan Patokan).
d. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk
belajar.
e. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan
peralatan laboratorium.
f. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g. Kegitan pengendalian mutu yang berupa kegiatan-kegiatan:
1) Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
2) Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
3) Sistem ujian nasional/negara seperti UN/UAN/Ebtanas,
Sipenmaru/UMPTN.
4) Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu
lembaga.
9
Semua hal tersebut merupakan pengindikasian pemborosan yang sulit
dihindari karena adanya pembaharuan kurikulum, yang menuntut agar ilmu yang
didapatkan dapat berguna sesuia dengan kebutuhan pekerjaan yang dibutuhkan.
10
b. Sistem pendidikan yang kurang baik
c. Proses pendidikan yang kurang kreatif dan menarik/kaku
d. Hasil pendidikan yang kurang inovatif
Contoh dari masalaah relevansi pendidikan ini adalah perusahaan masih
melakukan pelatihan sebelum bekerja untuk membekali para pegawai baru karena
kemampuannya yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Solusi dari permasalahan relevansi pendidikan yaitu:
a. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik.
b. Saran dan prasarana pendidikan yang cukup
c. Sistem pendidikan yang cepat
d. Tujuan yang tepat
Ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai
berikut.
11
kerusakan sarana prasarana, kurangnya tenaga pengajar, proses pembelajaran yang
konvensional dan keterbatasan anggaran. Keterbatasan daya tampung sangat
berpengaruh dalam proses pemerataan pendidikan. Banyak sekolah yang memiliki daya
tampung tak seimbang dengan jumlah murid yang diterima saat penerimaan murid
baru. Akibatnya, proses belajar mengajar pun menjadi kurang maksimal. Untuk itu
pendidikan yang baik perlu adanya pemerataan sekolah baik di daerah pedesaan
maupun di perkotaan.
3. Rendahnya pemahaman IPTEK, sehingga anak-anak tidak dapat bersaing dengan
negara lain untuk memajukan bangsa Indonesia yang sekarang ini sudah tertinggal jauh
oleh negara-negara lain.
4. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart
yang sudah ditentukan. Terlalu lama menempuh pendidikan yang seharusnya sudah
selesai.
5. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi
pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang
cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya
pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih
di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan
efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan
akan tenaga kerja jauh lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga
pendidikan.
6. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan lunturnya
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya tawuran pelajar dan
kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi
landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta
didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi
kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat
kaitanya dengan kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi
besarnya jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup
luas.
7. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan
masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya
disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga
pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti
12
rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan tata
kehidupan masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem
pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik
dan lulusannya.
3. Aspirasi Masyarakat
14
dengan lebih baik, khususnya bagaimana sistem pendidikan dapat menjangkau dan
melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari keterbelakangan tersebut.
Keterbelakangan budaya itu adalah sebutan yang diberikan oleh sekelompok
masysrakat (yang mengatakan dirinya suda maju) kepada masyarakat lain pendukung
suatu budaya. Bagi pendudkung budaya, kebudayaan pasti dinilai sebagai suatu yang
bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaan itu tradisional atau
sudah ketinggalan jaman. Oleh karena itu penilaian dari masyarakat luar dinilai
subjektif. Dan seharusnya masyarakat bukan menilainya melainkan hanya melihat
kesesuaian kebudayaan tersebut terhadap perubahan jaman. Jika sesuai dengan
perubahan jaman makan dapat dikatakan maju, dan jika tidak sesuai maka dikatakan
belum maju.
Sebenarnya tidak ada kebudayaan yang mutlak statis atau mengalami
kemandegan. Dan tidak ada kebudayaan yang tidak berubah, sekurang-kurangnya ada
bagian tertentu yang berubah walaupun tidak secara utuh berubah. Terjadinya
perubahan tidak ernah berhenti sepanjang masa, bahkan perubahan kearah yang
negative. Apalagi dijaman sekarang perubahan besar terjadi di dunia perkembangan
iptek dan merambah ke seluruh bidang kehidupan.
Khususnya dengan munculnya penemuan-penemuan baru mengenai iptek,
telekomunikasi, dan transportasi yang membuat bumi terasa lebih kecil karena
telekomunikasi seakan- akan menembus batasan Negara yang dikenal dengan era
globalisasi. Maka mudah terajadi pertukaran budaya antar bangsa. Jika terjadi
pertautan antar budaya baru dari luar dengan unsur kebudayaan lama yang lambat
barubah maka akan terjadilah apa yang disebut dengan kesenjangan kebudayaan
(cultural lag).
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan kebudayaan baru baik
dari luar atau dari dalam masyarakat itu sendiri. Kebudayaan baru baik bersifat
materil seperti peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan
yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang budaya menabung,
keluarga berencana, penghargaan terhadap waktu dan lain-lain. Keterbelakangan
budaya terjadi karena letak gaeografis tempat tinggal masyarakat (terpencil) dan
penolakan masyarakt terhadap datangnya unsur budaya baru karena dianggap dapat
merusak sendi masyarakat.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULANs
Pendidikan tentu saja mempunyai suatu permasalahan dalam proses pelaksanaan, baik
dari komponen, sistem, maupun tujuan yang dihasilkan. Jenis permasalahan pokok
pendidikan ada empat yaitu masalah pemerataan pendidikan, masalah mutupendidikan,
masalah efisiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan yang saling terkait
dalam pemecahannya. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut
dapat terjadi yaitu perkembangan iptek yang mengharuskan seseorang untuk
mengikutinya, laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat sehingga kewalahan dalam
penanganannya, aspirasi masyarakat, dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
yang menghambat kelancaran proses pendidikan. Seluruh permasalahan ini perlu untuk
segerqa ditangani oleh pemerintah yang tentunya juga harus berkolaborasi dengan
masyarakat.
B. SARAN
Dalam karya tulis ini masih perlu dikaji tentang permasalahan pokok pendidikan yang
mucul dalam perkembangan saat ini. Dengan berbagai penyebab yang ada, perlu
penanganan oleh pemerintah dengan solusi yang dapat diterapkan sesegera mungkin.
Namun penanganan tersebut tetap harus memperhatikan efek yang berdampak pada
masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/deded94/faktor-yang-mempengaruhi-masalah-pendidikan
17