I. Identitas Pasien
Nama :Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 Tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal masuk RS : 22 Januari 2019
II. Autoanamnesis
Keluhan Utama : Lemah sisi tubuh sebelah kanan
Keluhan Tambahan : Bicara pelo, pusing berputar, kebas pada tubuh sebelah kanan
Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Pasar
Minggu, diantar oleh keluarga pasien dengan keluhan lemah sisi tubuh sebelah
kanan sejak 1 hari SMRS. Keluhan muncul mendadak secara tiba-tiba pada saat
pasein sedang mencuci piring. Menurut pasien, awalnya passien merasa pusing
berputar dan kebas pada bagian tubuh sebelah kanan dan kemudian pasien
merasa lemah dan berbicara pelo. Aktivitas pasien sekarang hanya dirumah.
Pasien mengaku jarang berolahraga dan konsumsi makanan tidak teratur. Riwayat
merokok dan minum alkohol disangkal. Sakit jantung disangkal. Demam disangkal,
mual dan muntah disangkal, kesadaran menurun saat muncul keluhan disangkal,
riwayat kejang disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat tekanan darah tinggi (+) tidak terkontrol,
trauma sebelumnya disangkal, sakit kencing manis disangkal, stroke sebelumnya
disangkal
Riwayat penyakit dalam keluarga
Keluarga pasien belum pernah ada yang mengalami keluhan seperti ini.
Riwayat Kebiasaan Pribadi : Pasien mengaku jarang berolahraga dan konsumsi
makanan tidak di atur. Merokok dan minum alkohol disangkal.
Siriraj Stroke Score
= (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) + (0,1 x tekanan darah diastolik) –
(3 x petanda atheroma) – 12.
Kesadaran : Sadar = 0
Muntah : Tidak = 0
Sakit kepala : Tidak = 1
Petanda atheroma : Hipertensi > 5 tahun : 1
= (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0,1 x 100) – (3 x 1) – 12 = -3
Total skor :
Skor > 1 : perdarahan otak
Skor -1 sampai 1 : ragu-ragu
Skor < -1: infark otak
Skor stroke Gadjah Mada
Skor Stroke Gadjah Mada
Penurunan Kesadaran Nyeri kepala Babinski Jenis Stroke
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik
N. II (Optikus)
• Ptosis : -/-
• Strabismus : -/-
• Nistagmus : -/-
• Eksoftalmus : -/-
• Enoftalmus : -/-
• Diplopia : -/-
• Deviasi Konjugee : -
N. V (Trigeminus)
Motorik
• Gerakan membuka dan menutup mulut : +
• Menggigit (palpasi) :
• M. maseter +/+
• M. temporalis +/+
Sensorik
• Rasa raba : +/+
• Refleks
N. VII (Fasialis)
• Mimik : normal
• Lagoftalmus : -/-
• Menyeringai : sulcus nasolabialis dextra agak mendatar
N. VIII (Vestibulo-kokhlearis)
Vestibularis
• Vertigo : tidak dilakukan
Kokhlearis
• Suara berbisik : tidak dilakukan
• Uvula : Ditengah
• Disartria :-
• Disfagia :-
• Disfonia :-
N. XII (Hypoglossal)
Motorik
• Kejang : -/-
• Tetani : -/-
• Tremor: -/-
• Diskineais : -/-
• Mioklonik: -/-
Statis
• Duduk : tidak dilakukan
Dinamis
• Telunjuk-hidung : tidak dilakukan
• Disdiadokinesis : -
• Rebound phenomenon : -
Refleks Fisiologis
• Biseps : ++/++
• Triceps : ++/++
• Brachioradialis : ++/++
• Ulna : ++/++
• KPR : ++/++
• APR : ++/++
Refleks Patologis
• Babinski : -/-
• Chaddok : -/-
• Oppenheim : -/-
• Gordon : -/-
• Schaeffer : -/-
• Rossolimo : -/-
• Mendel Bechterew : -/-
• Hoffman Tromner : -/-
• Gonda : -/-
• Klonus lutut : -/-
• Klonus kaki : -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif
• Rasa raba : tidak dilakukan
• Rasa nyeri : tidak dilakukan
• Rasa suhu : tidak dilakukan
Propioseptif :
• Rasa sikap : tidak dilakukan
• Rasa getar : tidak dilakukan
Vegetatif
Miksi : normal, tidak ada retensi, tidak ada inkontinensia urine
Defekasi : Normal, tidak ada inkontinensia alvi, konstipasi (-)
• Salivasi : normosalivasi
• Sekresi keringat : normohidrosis
• Fungsi seks : tidak dilakukan
Fungsi luhur
• Memori : tidak dilakukan
• Bahasa : tidak dilakukan
• Afek dan emosi : tidak dilakukan
IV. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Elektrolit :
o Natrium 147 mEq/L 135-147
o Kalium 3,10 mEq/L L 3,50-5,00
o Clorida 106 mEq/L 95-105
Darah :
o Hemoglobin 12,9 g/dL 11.7 - 15.5 |
o Hematokrit 37% 35-47 |
o Leukosit 4,8 10^3/uL 3.6 - 11.0 |
o Trombosit 230 10^3/uL 150 - 440 |
o Eritrosit 4,39 10^6/uL 3.80 - 5.20 |
Nilai eritrosit rata rata
o MCH 29 pg 26-34 |
o MCHC 35 g/dl 32-36 |
o MCV 84 fl 80-100
Gula Darah Sewaktu : 102 mg/dL
b. Radiologi
Hasil CT-Scan non kontras: perdarahan intra parenkimal cerebri kapsula interna kiri. Total
volume 5,7 cc.
V. Resume :
Pasien Ny. R usia 53 tahun datang dengan keluhan lemah sisi tubuh sebelah kanan
sejak 1 hari SMRS. Pasien mengatakan keluhan muncul secara tiba-tiba pada saat
pasien sedang mencuci piring, disertai dengan bicara pelo pusing berputar, kebas
pada tubuh sebelah kanan. Riwayat hipertensi (+) tidak terkontrol.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan dalam batas normal.
• Pemeriksaan Neurologis :
Parese N. Fasialis dextra sentral
Parese N. Hipoglosus dextra sentral
• Pemeriksaan motorik :
4444/5555
4444/5555
Hasil CT-Scan non kontras: perdarahan intra parenkimal cerebri kapsula interna kiri. Total
volume 5,7 cc.
VI. Diagnosis Kerja :
Diagnosa Klinis: Hemiparese dextra
Diagnosa Topis: Hemisfer Sinistra
Diagnosa Etiologi : Stroke Hemoragik
Diagnosa Banding : Stroke Iskemik
VII.Tatalaksana
IGD
IVFD : Asering 20 tpm
Mm/
Inj Citicolin 1gr IV Kapsul nyeri 3x1 (pct 300 mg,
Inj Ranitidin 2X50mg IV ibuprofen 200 mg, diazepam 1
Inj Asam tranexamat 3x500mg IV mg)
Inj Ondancentron 3x4mg IV Vit B 12 3x1
Drips manitol 4x125 cc Captopril 2x25 mg
Citicolin 2x500mg Tab amlodipin 1x10 mg
Asam folat 2x1
Betahistine 3x12mg
FOLLOW UP
23/01/2019
S Badan sisi kanan masih lemah
FOLLOW UP
24/01/2019
S Badan sisi kanan masih lemah
Gejala klinis dari stroke hemoragik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Gejala perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral umumnya terjadi pada usia 50-75 tahun. Perdarahan
intraserebral umunya akan menunjukkan gejala klinis berupa:
a. Terjadi pada waktu aktif
b. Nyeri kepala , yang diikuti dengan muntah dan penurunan kesadaran
c. Adanya riwayat hipertensi kronis
d. Nyeri telinga homolaterlal (lesi pada bagian temporal), afasia (lesi pada
thalamus)
e. Hemiparese kontralateral
Gejala perdarahan subarachnoid
Pada perdarahan subarachnoid akan menimbulakan tanda dan gejala klinis berupa:
a. Nyeri kepala yang hebat dan mendadak
b. Hilangnya kesdaran
c. Fotofobia
d. Meningismus
e. Mual dan muntah
f. Tanda-tanda perangsangan meningeal, seperti kaku kuduk.
Gejala atau Infark otak Perdarahan intra
pemeriksaan serebral
Terapi khusus
Stadium Subakut
Tindakan medis dapat berupa terapi kognitif, tingkah laku, menelan, terapi wicara,
dan bladder training (termasuk terapi fisik). Mengingat perjalanan penyakit yang
panjang, dibutuhkan penatalaksanaan khusus intensif pasca stroke di rumah sakit
dengan tujuan kemandirian pasien, mengerti, memahami dan melaksanakan
program preventif primer dan sekunder.
Terapi fase subakut:
a. Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya,
b. Penatalaksanaan komplikasi,
c. Restorasi/rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien), yaitu fisioterapi, terapi
wicara, terapi kognitif, dan terapi okupasi,
d. Prevensi sekunder
e. Edukasi keluarga dan Discharge Planning
8. Prognosis
a. Perdarahan Intraserebral
Prediktor terpenting untuk menilai outcome perdarahan intra serebri (PIS)
adalah volume PIS, tingkat kesadaran penderita (menggunakan skor Glasgow
Coma Scale (GCS), dan adanya darah intraventrikel. Volume PIS dan skor
GCS dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kematian dalam 30 hari
dengan sensitivitas sebesar 96% dan spesifitas 98%. Prognosis buruk biasanya
terjadi pada pasien dengan volume perdarahan (>30mL), lokasi perdarahan di
fossa posterior, usia lanjut dan MAP >130 mmHg pada saat serangan. GCS <4
saat serangan juga bisa memberi prognosis buruk.
Suatu PIS dengan volume >60 mL dan skor GCS ≤ 8 memiliki tingkat
mortalitas sebesar 91% dalam 30 hari, dibanding dengan tingkat kematian
19% pada PIS dengan volume <30 mL dan GCS skor ≥ 9. Perluasan PIS ke
intraventrikel meningkatkan mortalitas secara umum menjadi 45% hingga
75%, tanpa memperhatikan lokasi PIS, sebagai bagian dari adanya
hidrosefalus obstruktif akibat gangguan sirkulasi liquor cerebrospinal (LCS).
Pengukuran volume hematom dapat dilakukan secara akurat dengan CT scan.
Secara klinis, edema berperan dalam efek massa dari hematom, meningkatkan
tekanan intrakranial dan pergeseran otak intrakranial. Secara paradoks, volume
relatif edema yang tinggi berhubungan dengan outcome fungsional yang lebih
baik, yang menimbulkan suatu kerancuan apakah edema harus dijadikan target
terapi atau hanya merupakan variabel prognostik.
b. Perdarahan Subarachnoid
Tingkat mortalitas pada tahun pertama dari serangan stroke hemoragik
perdarahan subarachnoid sangat tinggi, yaitu 60%. Sekitar 10% penderita
perdarahan subarachnoid meninggal sebelum tiba di RS dan 40% meninggal
tanpa sempat membaik sejak awitan. Perdarahan ulang juga sangat mungkin
terjadi. Rata-rata waktu antara perdarahan pertama dan perdarahan ulang
adalah sekitar 5 tahun.