BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada tumbuhan dan
hewan.
2. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jaringan Tumbuhan
Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan muda
yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan dewasa yang
tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif
membelah. Pembelahan sel tersebut berlangsung secara mitosis. Setiap satu sel meristematik
membelah dan menghasilkan sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan
pembelahan berikutnya.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase
pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal
dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan
mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-
kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya
dan terjadinya.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung – ujung batang dan ujung
akar tumbuhan. Pembelahan meristem apikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar
tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan meristem apikal disebut pertumbuhan
primer dan jaringan yang dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem ini,
tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan
anggota suku atau famili rumput – rumputan.
Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar dengan keliling organ tempat
jaringan ini ditemukan. Misalnya, berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan
meristem lateral menyebabkan pembesaran pda akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan yang
dihasilkan oleh pembelahan meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan sekunder dan
jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat aktivitasmeristem ini tumbuhan akan
mengalami penambahan besar ke samping.
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a. Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan sel – sel
embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkemabangan embrio. Meristem primer bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan sekunder
b. Meristem sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berasala dari perkembangan jaringan yang telah
mengalami diferensiasi. Meristem sekunder bertanggung jawab terhadapa pertumbuhan
sekunder. Contoh meristem sekunder adalah kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang
daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis terdiri atas dereta sel tunggal yang tersusun
rapat. Jaringan epidermis memiliki beberapa modifikasi, baik yang terdapat pada akar, batang,
maupun daun.
Pada umunya, jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung untuk semua bagiandalam
tumbuhan. Namun, fungsi demikian dapat menjadi berkembang dengan ditemukannya beberapa
modifikasi dari jaringan epidermis.
Sel – sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis,
misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel – sel hidup, dengan
struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dam masih melakukan proses fidiologi.
Jaringan pernkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
Di dalam tubuh tumbuhan, sel – sel parenkim melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan
kegiatan fotosintesis, sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen), transportasi,
mengganti, menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang rusak, dan membentu generasi
baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari tumbuhan.
c. Jaringan Penguat
B. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah, walaupun pada
beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan
anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer
dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada
selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar bisa
berdiri tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan menyimpan
makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat permanen atau hanya
temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi. Akar liar ada yang setelah mencapai
tanah
Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang melintang akar muda,
susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis sel berdinding tipis yang
berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk
rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi untuk
memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada tanah. Epidermis
akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah
mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut
eksodermis.
b. Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel tersebut tidak tersusun
rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral bergerak melalui korteks tanpa masuk ke
dalam sel. Sel – sel korteks mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai
tempat pnyimpanan makanan.
c. Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele (perisikel). Endodermis
berfungsi mengatur masuknya garam – garam mineral ke dalam stele.
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel. Di
dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Pada
tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan
monokotil tida terdapat kambium.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh serta
menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang dari luar ke dalam adalah
epidermis, korteks, dan stele.
a. Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dri
kekeringan
b. Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding tipis.
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele di sebut perisikel. Di
dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem.
3. Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut adalah jaringan dermal (
epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan jaringan pembuluh ( berkas pembuluh ).
a. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari satu lapis
sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian
bawah epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur membuka dan
menutupnya stomata.
b. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan banyak tuang – ruang
antarsel.
c. Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas pembuluh pada bagian
tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas pembuluh pada daun ini merupakan
lanjutan dari berkas pembuluh yang tedapat pada batang.
D. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel
dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi ( misalnya,
kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka – luka mekanis, bahan – bahan kimia,
mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel lainnya berfungsi untuk absorpsi ( misalnya, lapisan
dalam usus halus ), transportasi ( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar
keringat ), sekresi ( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons rangsangan(
misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a) Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus ) untuk dilalui
molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam proses difusi 02 maupun CO2
serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b) Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c) Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti
absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d) Epitel Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan
apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernafasan, dan berfungsi
mengeluarkan debu yang terperangkat pada lendir dari paru – paru.
e) Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya
tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang
ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga
hidung.
f) Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan
tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya,
terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
g) Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada selaput lendir mata
dan saluran kelenjar air liur.
h) Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih,
panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
i) Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang
keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan
sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
- Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk
matriks
- Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
- Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
- Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
- Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara organ,
juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan pada jaringan-jaringan
di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas
dan
makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan ke sel-sel dan zat
buangan keluar dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut
kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak antara satu
dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis.
Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen
(jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi, menghubungkan
otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Pada
manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring, trakea,lempeng intervertebral,permukaan
hubungan tulang, an ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki
serat kolagen dan kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun
pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat
elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat
melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk
yang melekat pada tulang dada.
- Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun
sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
- Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti
jala.
2. Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat
dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses
pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun
rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong
tubuh, alat gerak, dan mengikat otot-otot.
3. Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme
dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
- Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
- Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit
agranuler dan leukosit granuler.
- Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar.
Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
4. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka
untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.
3. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen (benang) aktin dan
miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan
memanjang. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a) Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat
pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah
kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b) Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di
tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan
yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang
berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi
kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi
otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ
dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c) Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki
struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya
bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih
membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran
(involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4. Jaringan Saraf
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit.
Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi membawa rangsangan
menuju ke badan sel. Akson merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa
rangsangan meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel
penyokong yang disebut sel Schwann.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan yang
terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang berbeda. jaringan tumbuhan
dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit
terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu
akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang
nantinya akan menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas. Setiap penyusun
dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan
organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifetnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca