Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentu mengalami proses tumbuh dan berkembang. Pada saat itu, sel
– sel yang menyusun tubuh menjadi terspesialisasi untuk menjalankan berbagai fungsi hidup.
Beberapa sel di antaranya bergabung menjadi satu kesatuan membentuk jaringan.
Jaringan merupakan sekelompok sel yang memiliki bentu, susunan, dan fungsi yang
sama. Pada umumnya, dikenal dua tipe jaringan, yaitu jaringan sederhana (tersusun dari satu tipe
sel) dan jaringan kompleks (tersusun dari banyak tipe sel). Berbagai macam jaringan dapat
ditemukan pada organ tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Makalah ini akan
membahas tentang macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan dan hewan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas sebagai berikut:
1. Bagaimana jaringan yang terdapat pada tumbuhan?
2. Bagaimana organ yang terdapat pada tumbuhan?
3. Bagaimana kultur jaringan dan sifat totipotensi yang diterapkan pada tumbuhan?
4. Bagaimana jaringan yang terdapat pada hewan?
5. Bagaimana organ yang terdapat pada hewan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada tumbuhan
2. Menjelaskan jaringan yang terdapat pada hewan

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang jaringan pada tumbuhan dan
hewan.
2. Menumbuhkan minat seseorang untuk mau belajar tentang organ tumbuhan dan hewan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jaringan Tumbuhan
Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan muda
yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan dewasa yang
tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang aktif
membelah. Pembelahan sel tersebut berlangsung secara mitosis. Setiap satu sel meristematik
membelah dan menghasilkan sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel dapat meneruskan
pembelahan berikutnya.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase
pembelahan dan pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang
antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal
dengan dinding sel yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan
mengandung satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-
kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya
dan terjadinya.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.

a. Meristem ujung (apikal)

Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung – ujung batang dan ujung
akar tumbuhan. Pembelahan meristem apikal menyebabkan pemanjangan pada batang dan akar
tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan meristem apikal disebut pertumbuhan
primer dan jaringan yang dihasilkannya disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem ini,
tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang

b. Meristem antara (interkalar)

Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan
anggota suku atau famili rumput – rumputan.

c. Meristem samping (lateral)

Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar dengan keliling organ tempat
jaringan ini ditemukan. Misalnya, berupa kambium pembuluh dan kambium gabus. Pembelahan
meristem lateral menyebabkan pembesaran pda akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan yang
dihasilkan oleh pembelahan meristem laterak dikenal sebagai pertumbuhan sekunder dan
jaringan yang dibentuk disebut jaringan sekunder. Akibat aktivitasmeristem ini tumbuhan akan
mengalami penambahan besar ke samping.
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.

a. Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan sel – sel
embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkemabangan embrio. Meristem primer bertanggung
jawab terhadap pertumbuhan sekunder

b. Meristem sekunder

Meristem sekunder adalah meristem yang berasala dari perkembangan jaringan yang telah
mengalami diferensiasi. Meristem sekunder bertanggung jawab terhadapa pertumbuhan
sekunder. Contoh meristem sekunder adalah kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang
daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis terdiri atas dereta sel tunggal yang tersusun
rapat. Jaringan epidermis memiliki beberapa modifikasi, baik yang terdapat pada akar, batang,
maupun daun.
Pada umunya, jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung untuk semua bagiandalam
tumbuhan. Namun, fungsi demikian dapat menjadi berkembang dengan ditemukannya beberapa
modifikasi dari jaringan epidermis.
Sel – sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis,
misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel – sel hidup, dengan
struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dam masih melakukan proses fidiologi.
Jaringan pernkim disebut jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
Di dalam tubuh tumbuhan, sel – sel parenkim melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan
kegiatan fotosintesis, sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen), transportasi,
mengganti, menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang rusak, dan membentu generasi
baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari tumbuhan.

c. Jaringan Penguat

Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan bentuk


dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel hidup yang bagian sudut dindingnya mengalami
penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama terdapat pada organ – organ tumbuhan yang
masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Sel – sel kolenkim dapat ditemukan di
dalam jaringan primer yang berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh.
Pada tumbuhan tua, dinding sel kolenkim akan mengeras atau berliginin sehingga dapat berubah
menjadi sel sklerenkim.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan
yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah
tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi
jaringan-jaringan yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan dasar yang terdiri
atas sel – sel dengan dinding sekunder yang tebal. Dinding sekunder tersebut dapat tersusun dari
lignin sehingga lebih kuat dan keras dibandingkan kolenkim. Fungsi utama sklerenkim adalah
sebagai penyokong dan adakalanya berfungsi sebagai pelindung.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini
merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk
mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah
dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan
tumbuhan untuk hidup dan berkembang. Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan
tingkat tinggi,
sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini. Berdasarkan struktur dan
fungsinya, jaringan ini dibedakan atas xilem ( pembuluh kayu ) dan floem ( pembuluh tapis ).
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke
bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri
atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah mati dan ada pula yang
masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan membran selnya
yang tebal dan mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan
hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan
jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel dan di
antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.

B. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah, walaupun pada
beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di atas tanah, misalnya pada tumbuhan
anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer
dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada
selama tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar bisa
berdiri tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan menyimpan
makanan.
Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat permanen atau hanya
temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi. Akar liar ada yang setelah mencapai
tanah
Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang melintang akar muda,
susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam adalah epidermis, korteks, endodermis, dan stele.

a. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis sel berdinding tipis yang
berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada lapisan ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk
rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel yang memanjang yang berfungsi untuk
memperluas permukaan bagian penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada tanah. Epidermis
akar biasanya dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah
mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut
eksodermis.
b. Korteks

Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel tersebut tidak tersusun
rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral bergerak melalui korteks tanpa masuk ke
dalam sel. Sel – sel korteks mengandung butir – butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai
tempat pnyimpanan makanan.

c. Endodermis

Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele (perisikel). Endodermis
berfungsi mengatur masuknya garam – garam mineral ke dalam stele.

d. Stele ( Silinder Pusat )

Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel. Di
dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem. Pada
tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh kambium, sedangkang pada tumbuhan
monokotil tida terdapat kambium.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh serta
menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang dari luar ke dalam adalah
epidermis, korteks, dan stele.

a. Epidermis

Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan kutikula yang berfungsi untuk melindungi batang dri
kekeringan

b. Korteks

Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding tipis.

c. Stele ( Silinder Pusat )

Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele di sebut perisikel. Di
dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut berupa xilem dan floem.

3. Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut adalah jaringan dermal (
epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan jaringan pembuluh ( berkas pembuluh ).

a. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari satu lapis
sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin ( kutikula ) atau lignin. Pada bagian
bawah epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup yang mengatur membuka dan
menutupnya stomata.

b. Mesofil

Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan banyak tuang – ruang
antarsel.

c. Jaringan Pengangkut

Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas pembuluh pada bagian
tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas pembuluh pada daun ini merupakan
lanjutan dari berkas pembuluh yang tedapat pada batang.

C. Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi


Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Terknik
perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman, seperti daun dan mata
tunas, kemudian menunmbuhkannya pada medium buatan yang kayanutrisi dan zat pengatur
tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini, bagian – bagian tanaman yang berukuran kecil
tersebut akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh sebagai suatu individu.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi yang terdapat
pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang dapat tumbuh
membentuk suatu individu. Sifat totipotensi jaringan pertama kali ditemukan oleh F.C Steward
(1958). Saat itu, ia melihat sifat totipotensi pada jaringan floem dari akar tanaman wortel.

D. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi
permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitel
dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi ( misalnya,
kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka – luka mekanis, bahan – bahan kimia,
mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel lainnya berfungsi untuk absorpsi ( misalnya, lapisan
dalam usus halus ), transportasi ( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar
keringat ), sekresi ( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons rangsangan(
misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a) Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus ) untuk dilalui
molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam proses difusi 02 maupun CO2
serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b) Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c) Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti
absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d) Epitel Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan
apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernafasan, dan berfungsi
mengeluarkan debu yang terperangkat pada lendir dari paru – paru.
e) Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya
tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang
ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga
hidung.
f) Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan
tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya,
terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
g) Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada selaput lendir mata
dan saluran kelenjar air liur.

h) Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih,
panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
i) Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin
2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi tulang
keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat tersusun atas matriks dan
sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
- Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk
matriks
- Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
- Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
- Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
- Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara organ,
juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan pada jaringan-jaringan
di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas
dan
makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan ke sel-sel dan zat
buangan keluar dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut
kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak antara satu
dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis.
Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen
(jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang).
Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi, menghubungkan
otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Pada
manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring, trakea,lempeng intervertebral,permukaan
hubungan tulang, an ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki
serat kolagen dan kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun
pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat
elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat
melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk
yang melekat pada tulang dada.
- Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun
sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
- Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti
jala.
2. Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat
dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses
pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun
rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong
tubuh, alat gerak, dan mengikat otot-otot.
3. Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme
dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit
(sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
- Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
- Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit
agranuler dan leukosit granuler.
- Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar.
Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
4. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka
untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.

3. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen (benang) aktin dan
miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan
memanjang. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a) Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat
pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris
panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah
kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b) Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di
tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan
yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang
berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi
kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi
otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ
dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c) Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki
struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang tetapi miofibrilnya
bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih
membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran
(involunter), terus-menerus, dan tidak mudah lelah.
4. Jaringan Saraf

a. Struktur Sel Saraf (Neuron)

Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit.
Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi membawa rangsangan
menuju ke badan sel. Akson merupakan serabur sitoplasma tungga. Akson berfungsi membawa
rangsangan meninggalkan badan sel. Akson dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel
penyokong yang disebut sel Schwann.

b. Jenis Sel Saraf

a) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)


Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke
pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron
sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson
euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b) Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian
efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang
maka akan melakukan respon tubuh.
c) Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu
dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh
akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu
dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan
rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat
untuk empermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa jaringan yang
terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang berbeda. jaringan tumbuhan
dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup itu sendiri. Bermula dari sel sebagai unit
terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu
akan membentuk jaringan. Kemudian, jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang
nantinya akan menghasilkan organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas. Setiap penyusun
dari jaringan baik pada tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan
organel yang telah tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifetnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para pembaca

Anda mungkin juga menyukai