Budidaya Patin
Budidaya Patin
PENDAHULUAN
1) Pengelolaan Kolam
a. pengeringan kolam
Kolam dikeringkan dan biarkan selama 5 – 7 hari tergantung pada
cuaca. Pengeringan telah selesai dilakukan ditandai dengan
terlihatnya retak – retak pada tanah dasar kolam.
b. Pengapuran
Setelah tanah dasar kolam selesai diolah lakukan pengapuran.
Pengapuran berfungsi untuk membunuh bakteri dan biobit penyakit
yang terdapat pada dasar dan dinding kolam. Kapur yang digunakan
untuk pengapuran yaitu Kapur Dolomit atau kapur pertanian
(Kaptan). Dosis pemberian pupuk yaitu 20 – 50 gram per meter
persegi, Tergantung pada kondisi kolam.
c. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan dan produktivitas
kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami
sebanyak banyaknya. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk
kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50‐700 gram/m2
2. Pengisian Air Kolam
3. Tebar Benih
4. Pemberian Pakan
Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan
yang diberikan per hari sebanyak 3‐5% dari jumlah berat badan ikan
peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan
kenaikan berat badan ikan dalam kolam. Hal ini dapat diketahui dengan cara
menimbangnya 5‐10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara
(sampel), atau dapat dilakukan secara konvensional dengan melakukan
pemberian pakan hingga ikan sudah kelihatan kenyang. Dalam hal ini
sebaiknya pemberian pakan terhadap ikan tidak buru-buru tetapi dengan cara
berangsur - angsur. Selain Pakan pabrikan ikan patin juga dapat diberi pakan
tambahan seperti, Usus ayam, sisa dapur, roti yang terbuang maupun Pellet
buatan.
5.1. Hama
Pada pembesaran ikan patin di kolam hama yang sering menyerang antara
lain lingsang, kura‐kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga
terdapat Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang
(Rasbora). Ikan‐ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi
pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
5.2. Penyakit
Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non‐infeksi. Penyakit
noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang
bukan patogen. Penyakit non‐infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit
akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
6) PANEN
6.1. Penangkapan
4.2. Pembersihan
Ikan patin yang dipelihara dalam hampang dapat dipanen setelah 6 bulan.
Untuk melihat hasil yang diperoleh, dari benih yang ditebarkan pada waktu
awal dengan berat 8‐12 gram/ekor, setelah 6 bulan dapat mencapai 600‐700
gram/ekor. Pemungutan hasil dapat dilakukan dengan menggunakan jala
sebanyak 2‐3 buah dan tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 2‐3 orang.
Ikan yang ditangkap dimasukkan kedalam wadah yang telah disiapkan.