Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teknik sampling dalam penelitian berdasarkan statistikian dan pakar akan dijelaskan pada kesempatan
ini. Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel. Jadi, sebuah penelitian
yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang
akan diambil sebagai subjek penelitian.
Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono (2001) adalah: Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel (Sugiyono, 2001: 56). Pengertian teknik sampling menurut Margono (2004) adalah:
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel
yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
populasi agar diperoleh sampel yang representatif.
Menurut Dalen (1981), beberapa langkah yang harus diperhatikan peneliti dalam menentukan sampel,
yaitu:
1. Menentukan populasi,
Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik
sampling berdasarkan adanya randomisasi, yakni pengambilan subyek secara acak dari kumpulannya,
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu sampling nonprobabilitas dan sampling probabilitas. Teknik-teknik
sampling tersebut dapat dilihat pada skema berikut.
Menurut Sugiyono (2001), untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis ditunjukkan pada diagram berikut ini:
Teknik Sampling
Teknik Sampling
Dari diagram di atas menjelaskan pada kita bahwasanya teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: Probability Sampling dan Nonprobability Sampling.
Yang termasuk ke dalam kelompok probability sampling antara lain: simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area
(cluster) sampling (disebut juga dengan sampling menurut daerah).
Sedangkan yang termasuk ke dalam jenis nonprobability sampling antara lain: sampling sistematis,
sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel probability sampling meliputi:
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit
sampling. Maka setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang
sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya. Cara tersebut dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen. Teknik tersebut dapat dipergunakan bila jumlah unit sampling dalam suatu
populasi tidak terlalu besar. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dapat dilakukan
dengan metode undian, ordinal, maupun tabel bilangan random.
Untuk penentuan sample dengan cara ini cukup sederhana, tetapi dalamprakteknya akan menyita waktu.
Apalagi jika jumlahnya besar, sampelnya besar
Proportionate Stratified Random Sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan
bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
Kelemahan dari cara ini jika tidak ada investigasi mengenai daftar subjek maka tidak dapat membuat
strata.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
Cluster Sampling (Area Sampling) juga cluster random sampling. Teknik ini digunakan bilamana populasi
tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas.
Kelemahan teknik ini dapat dilihat dari tingkat error samplingnya. Jika lebih banyak di bandingkan
dengan pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh cluster yang benar-
benar sama tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain di dalam populasi.
2. Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling ini antara lain:
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum
tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah jatah
terpenuhi, maka pengumpulan data dihentikan.
Teknik ini biasanya digunakan dan didesain untuk penelitian yang menginginkan sedikit sampel dimana
setiap kasus dipelajari secara mendalam. Dan bahayanya, jika sampel terlalu sedikit, maka tidak akan
dapat mewakili populasi.
c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
Dalam teknik sampling aksidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung
saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pemilihan
sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka
dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Sampel jenuh
disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang awal mula jumlahnya kecil, kemudian sampel
ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Dan begitu seterusnya, sehingga jumlah
sampel makin lama makin banyak. Ibaratkan sebuah bola salju yang menggelinding, makin lama semakin
besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball.
Pemilahan jenis teknik sampling probabilitas dan nonprobabilitas didasarkan adanya randomisasi atau
keacakan, yakni pengambilan subjek secara acak dari kumpulannya. Dalam hal randomisasi berlaku,
setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel sejalan dengan
anggapan bahwa pada dasarnya probabilitas distribusi kejadian ada pada seluruh bagian.
Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan 2 hal penting yaitu, reliabilitas dan efisiensi. Sampel yang
reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin kecil
kesalahan sampling, reliabilitas sampling semakin rendah. Jika dikaitkan dengan varian nilai statistiknya
berlaku kriteria bahwa semakin rendah varian, maka reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi
pula.
Demikian statistikian telah membahas dan menguraikan secara singkat perihal teknik sampling
berdasarkan para ahli. Semoga dapat bermanfaat.
PEMBAHASAN
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris population yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu,
apabila disebutkan kata populasi orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah
kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, Karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya.
Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat popular, dan digunakan
diberbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan
keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian.
a. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara
kuantitatif. Misalnya, jumlah murid SLTA di Surabaya pada tahun 2004 sebanyak 150.000 siswa terdiri
dari 78.000 murid putra dan 72.000 murid putri.
b. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-
batasnya secara kuantitatif. Oleh karenya, luas populasi bersifat tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan
secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah
gelandangan di Indonesia dari tahun ke tahun, dan tiap kota. Tidak saja perhitungan terhadap
jumlah gelandangan yang ada sekarang, tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah gelandangan di waktu
yang akan datang.
a. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat
yang relative sama satu sama lainnya. Sifat populasi seperti ini banyak dijumpai pada medan eksata,
misalnya air. Ciri yang menonjol dari populasi homogen, tidak ada perbedaan hasil tes dari jumlah tes
populasi yang berbeda. Maksudnya adalah gejala yang timbul pada satu kali percobaan atau tes
merupakan gejala yang timbul pada seratus kali atau lebih tes terhadap populasi yang sama.
b. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relative memiliki sifat-sifat
individual, dimana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu dengan yang lainnya.
Dengan kata lain bahwa individu anggota populasi memiliki sifat yang bervariasi sehingga memerlukan
penjelasan terhadap sifat-sifat tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian sosial,
populasi heterogen menjadi tidak asing lagi dalam setiap penelitian. Hal ini disebabkan semua penelitian
sosial berobjekkan manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unik dan
kompleks.
Selain pembedaan-pembedaan diatas, populasi juga dapat dibedakan antara populasi sampling dan
populasi sasaran. Misalnya, apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampel sedangkan yang diteliti
hanyalah rumah tangga yang bekerja sebagai petan, maka keseluruhan rumah tangga dalam wilayah
penelitian disebut populasi sampling, sedangkan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut
populasi.
2. Pengertian sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti. Oleh karena itu , sampel harus dilihat sebagai
pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. Sebuah sampel haruslah dipilih sedemikian
rupa sehingga setiap satuan elementer mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih
dan besarnya peluang tersebut tidak boleh sama dengan 0. Disamping itu pengambilan sampel yang
secara acak (random) haruslah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan cirri-ciri populasi dan
tujuan penelitian. Meskipun sebuah sampel terdiri dari sebagian populasi, tetapi sebagian dari populasi
itu tidak selalu dapat disebut sebuah sampel apabila cara-cara pengambilannya tidak benar.
Unit Analisis
Yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian. Masih banyak peneliti, khususnya peneliti pemula yang masih bingung
membedakan antara pengertian objek penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Untuk
menerangkan hal-hal tersebut perhatikanlah contoh-contoh berikut.
Dalam penelitian pendidikan,seorang peneliti ingin mengetahui metode mengajar yang banyak
digunakan oleh guru-guru di SMA. Berdasarkan atas contoh penelitian ini maka yang dimaksud dengan
objek penelitian atau variable penelitian adalah ,metode mengajar(yang digunakan guru),yang dimaksud
dengan subjek penelitian adalah guru,dan sebagai sumber data peneliti adalah guru itu sendiri
(diwawancarai,diberi angket atau diamati waktu mengajar) serta kepala sekolah yang sekiranya
mengetahui tentang jenis metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Sebagai contoh berikutnya misalnya,seorang peneliti akan menyelidiki harga satuan produksi kaos
singlet. Untuk penelitian kedua ini yang dimaksud dengan objek penelitian atau variable penelitian
adalah harga satuan produksi (kaos singlet),sebagai subjek penelitian adalah kaos singlet dan sebagai
data adalah direktur pabrik kaos.
Dari kedua contoh penelitian di atas dapat diketahui bahwa yang dapat diklasifikasikan sebagai
subjek penelitian dapat berupa benda atau manusia. Dalam penelitian lain,mungkin subjek penelitian
tersebut berupa sekolah,desa bahkan mungkin Negara. Untuk mengambil kesimpulan sekolah-sekolah
mana yang termasuk disiplin,mana kurang disiplin yang menjadi objek penelitian adalah sekolah.
Sehubungan dengan pengertian unit analisis ini peneliti harus mengarah pikirannya ke sana pada
waktu menentukan sampel penelitiannya. Mungkin sekali seorang peneliti berkeinginan untuk
menentukan sebuah kantor pemasaran,yaitu ingin meneliti bagaimana kepemimpinan sang direktur
pemasaran. Waktu akan mulai mencari data,peneliti tersebut menjumpai beberapa karyawan,katakana
sebanyak 30 orang. Pada waktu ditanya, dia mengatakan bahwa subjek penelitiannya adalah 30 orang.
Benarkah bahwa banyaknya subjek penelitian adalah 30 orang?Apakah bukan hanya satu orang
saja yaitu sang direktur pemasaran? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu membedakan antara
subjek penelitian,responden dan informan.
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang ditujun untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita berbicara tentang
subjek penelitian,sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis,yaitu subjek yang menjadi pusat
perhatian atau sasaran peneliti.
2. Responden
Responden berasal dari asal “Respon” atau penanggap,yaitu orang yang menanggapi. Dalam
penelitian,responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau
pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan,yaitu ketika mengisi angket,
atau lisan ketika menjawab wawancara.
3. Informan
Informan adalah orang yang memberikan informasi. Dengan pengertian ini maka informan dapat
dikatakan sama dengan reponden,apabila pemberian keterangannya karena dipancing oleh pihak
peneliti. Istilah “informan” ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif.
N +u+1
Dengan keterangan:
N = Ukuran Sampel
f2 = Effect Size
S=
Di mana:
S = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = ketelitian (error)
6
Di mana:
N = ukuran sampel
e = Sampling error
Pembicaraan mengenai sampel ini akan lebih terpahami setelah pembaca mempelajari berjenis-jenis
sample dari populasi yang tidak homogen.
Presisi adalah tingkat ketetapan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari sampel
dibandingkan hasil yang diperoleh dari catatan lengkap, dengan syarat bahwa keadaan-keadaan di mana
kedua metode dilakukan, seperti daftar pertanyaan, teknik wawancara, kualitas pencacah, dan
sebagainya adalah sama. Secara kuantitatif, presisi disebut kesalahan baku (standard error). Misalnya
nilai rata-rata suatu populasi diberi simbol U dan nilai rata-rata sampel diberi simbol X, maka perbedaan
U-X disebut presisi.
Ada dua jenis teknik pengambilan sampel, yaitu teknik pengambilan sampel probabilita dan teknik
pengambilan sampel nonprobabilita. Teknik pengambilan sampel probabilita adalah suatu teknik
pengambilan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk dipilih
sebagai sampel. Dengan kesempatan yang sama ini, hasil dari suatu penelitian dapat digunakan untuk
memprediksi populasi.
Sementara itu, teknik pengambilan sampel nonprobabilita adalah suatu teknik penarikan sampel
yang mendasarkan pada setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama. Anggota yang
satu memiliki kesempatan lebih besar dibandingkan dengan anggota yang lain sehingga hasil dari suatu
penelitian yang menggunakan teknik ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi populasi.
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang paling mudah dilakukan. Dikatakan
sederhana (simple) karena pengambilan anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Teknik ini dapat dipakai jika populasi dari suatu penelitian homogen
dan tidak terlalu banyak jumlahnya.
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata,
maka populasi pegawai itu berstrata.
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.
d. Cluster Sampling
Teknik cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misal penduduk dari suatu
negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomer urut.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Incidental
Sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
Teknik ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian
yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan
dapat melengkapi data yang diberikan olehdua orang sebelumnya. Begitu seterusnya,sehingga jumlah
sampel semakin banyak.