Anda di halaman 1dari 25

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan nikmat kesempatan serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal dengan judul “Galeri Fotografi di Palu Dengan
Pendekatan Arsitektur Dekonstruksi ”.
Dalam kesempatan ini penulis tidak kurangnya mendapatkan kendala
dalam penyelesaian penulisan laporan ini, namun berkat dorongan dan semangat
yang diberikan penulis mengucapkan terimah kasih serta penghargaan tertinggi
kepada dosen pengampuh Mata kuliah, kedua Orang tua, Teman-teman
seangkatan 2013, serta teman-teman di lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Tadulako, dalam hal ini penulis menyadari banyak kekurangan dalam proposal
ini, Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima
dengan baik, sehingga menjadi pembelajaran yang ke depannya.

Palu,.... Februari 2017

Andi Wirawan Rikardiawan

F221 13 128

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii
I. Pendahuluan ..................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan dan Sasaran ...................................................................................... 4
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
2. Sasaran Penelitian ..................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................ 5
II. Tijauan Pustaka ................................................................................................ 6
A. Pengertian Judul ........................................................................................... 6
B. Fungsi Galeri ................................................................................................ 6
C. Macam-macam Galeri .................................................................................. 7
D. Lingkup kegiatan Galeri ............................................................................... 9
E. Kriteria Ruang Galeri ................................................................................. 10
F. Jenis-Jenis Fotografi .................................................................................. 12
G. Arsitektur Dekonstruksi ......................................................................... 20
H. Penerapan Konsep Arsitektr Dekonstruksi ............................................. 20
III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 22
A. Sifat Penelitian ........................................................................................... 22
B. Kategori, Jenis dan sumber Data ................................................................ 22
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 23
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 24

ii
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang

Fotografi yang merupakan cabang dari seni rupa, membentuk karya


seni dengan media yang ditangkap mata, dirasakan dan diraba. Konsep ini
tercipta dari pengolahan titik, garis, bidang, bentuk volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan, dengan acuan estetika.
Seiring dengan kemajuan jaman peminat fotografi semakin banyak di
dukung dengan teknologi kamera yang semakin membaik hasil yang
diperolehpun berkualitas, untuk itu agar hasil fotografi dapat dilihat
masyarakat luar perlu didukung fasilitas yang disediakan berupa sebuah
bangunan galeri fotografi yang menjadi tempat para fotografer
mengapresiasikan segala bentuk aktifitas mereka. Serta tempat untuk
memajang karya mereka, kegiatan pameran fotografi yang biasanya di adakan
di lapangan maupun gedung yang sewakan seperti lobby hotel dan ruang-
ruang yang sempit relatif tidak menarik minat para masyarakat di kota palu
sehingga membuat kota palu kehilangan keragaman dalam keseniannya.
Maka dari itu diperlukannya sebuah bangunan galeri yang merupakan wadah
bagi para seniman khususnya seniman fotografi.
Sebagai seni, arsitektur mempunyai arti yang lebih dalam dari sekedar
usaha pemenuhan persyaratan fungsional semata-mata dalam sebuah program
bangunan. Lebih mendasar lagi, merupakan perwujudan fisik dari arsitektur
sebagai wadah kegiatan manusia. (Francis D.K.Ching,1979).Sebuah
bangunan galeri yang menjadi wadah para fotografer perlu memiliki sebuah
desain bangunan yang terlihat lebih menarik bukan hanya dari segi interior
bangunannya melainkan juga eksterior bangunannya yang mewakili sebuah
galeri fotografi sehingga penikmat (pengunjung) lebih tertarik lagi untuk
mengunjungi galeri, pendekatan Arsitektur yang lebih mengekspresikan
sebuah fantasi dengan moto „bentuk mengikuti fantasi‟ dan dihasilkan dalam
karya nyata yaitu Arsitektur Dekonstruksi merupakan gaya Arsitektur yang
lahir pada era Arsitektur post-modern sekitar tahun 1990, gaya Arsitektur

3
yang menyukai gaya baru dan meninggalkan gaya yang monoton pada
Arsitektur Modern.
Adanya bangunan “Desain Galeri Fotografi Di Palu Dengan
Pendekatan Arsitektur Dekonstruksi” merupakan wujud dari pengharapan
dari para fotografer guna meningkatkan minat dan menarik perhatian
masyarakat kota Palu ke bidang seni fotografi itu sendiri. Selain itu galeri ini
bisa menjadi wujud dari kemajuan di bidang seni rupa di kota palu khususnya
bagi fotografer, menjadi tempat komersil untuk penyelenggaraan kegiatan
penting, dari segi Ekonomi dapat menarik minat wisatawan untuk membeli
karya-karya yang dihasilkan dan menjadi tempat edukasi bagi generasi yang
ingin berkecimpung di dunia seni fotografi, untuk itu pentingnya bangunan
galeri fotografi di Palu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan
masalah “ Bagaimana desain galeri fotografi yang dibutuhkan fotografer dan
masyarakat dengan pendekatan Arsitektur dekonstruksi di Kota Palu ? .”

C. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh Desain
Galeri Fotografi dengan pendekatan bentuk Arsitektur Dekonstruksi pada
bangunan.

4
2. Sasaran Penelitian
Merumuskan konsep perancangan galeri fotografi yang mewadahi
pameran hasil karya fotografer khususnya pada penataan alur sirkulasi
dan bentukan bangunan, sehingga perancangan bangunan ini dapat
menjadi :
 Wadah untuk menampung kegiatan pameran yang
berhubungan dengan fotografi.
 Sebagai pusat edukasi bagi pengunjung yang ingin
mengetahui fotografi.
 Memberikan kelengkapan dalam sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan fotografer.
 Menciptakan desain galeri fotografi dengan pendekatan
bentuk arsitektur dekonstruksi.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai konstribusi perkembangan ilmu keteknikan khususnya di
bidang Arsitektur yang dapat berguna bagi penelitian kedepannya.
2. Penyusunan proposal dan sebagai rekomendasi bagi pemerintah
untuk memajukan bidang seni khususnya di bidang kesenian
fotografi di kota palu.
3. Sebagai konstribusi untuk fotografer yang memerlukan wadah
memajang ataupun memamerkan hasil karya mereka.

E. Ruang Lingkup Pembahasan


Pembahasan ditinjau dari disiplin ilmu keteknikan di bidang arsitektur
sehingga dapat menunjang penelitian ini, dengan batasan-batasan pendekatan
Arsitektur Dekonstruksi sehingga desain galeri yang dihasilkan dapat lebih
menarik.

5
II. Tijauan Pustaka
A. Pengertian Judul
1. Pengertian Galeri
Galeri berasal dari bahasa latin (Galeria) yaitu ruang beratap dengan
satu sisi terbuka. Di Indonesia Galeri sering diartikan sebagai ruang atau
bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni. (Sumber
: KKBI).
2. Pengertian Fotografi
Fotografi adalah(dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari
kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis) adalah
proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah
umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau
foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek
tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap
cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
(Ensiklopedia Nasional Indonesia).
B. Fungsi Galeri
Perkembangan galeri dapat dilihat bahwa fungsi awalnya adalah
memamerkan hasil-hasil seni agar dapat dikenal oleh masyarakat. Dengan
demikian terlihat adanya usaha :
1. Mengumpulkan hasil-hasil karya seni sebagai koleksi.
2. Memamerkan hasil karya seni agar dikenal masyarakat.
3. Memelihara hasil-hasil karya seni agar tidak rusak (bersifat
memelihara/konservasi)
Terjemahan dan fungsi baru yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai tempat mengumpulkan karya seni, yaitu dengan melakukan
penyimpanan karya seni pada ruang penyimpanan yang pada akhirnya
dapat dipamerkan kembali.
2. Sebagai tempat memamerkan hasil karya seni agar dikenal
masyarakat, ini merupakan fungsi utama sebuah galeri, sehingga pada
umumnya ruang yang digunakan sebagai tempat memamerkan karya

6
seni memiliki bentuk-bentuk ruang yang menarik, baik dari segi
pencahayaan yang membuat karya seni itu hidup.
3. Sebagai tempat memelihara hasil karya seni agar tidak rusak. Ruang
yang digunakan untuk memelihara karya seni ini biasa disebut dengan
ruang restorasi-konservasi.
4. Sebagai tempat mengajak, mendorong, meningkatkan apresiasi
masyarakat. Dimana pada umumnya karya-karya seni yang
dipamerkan tersebut memiliki arti yang ingin disampaikan oleh
seniman kepada masyarakat, sehingga dengan itu masyarakat dapat
mengapresiasi karya-karya yang dipamerkan tersebut apakah
berlebihan atau tidak. Ruang-ruang yang digunakan sudah tentu
merupakan ruang pameran itu sendiri dimana karya seniman
dipamerkan untuk masyarakat.
5. Sebagai tempat transaksi jual beli untuk merangsang kelangsungan
hidup seni.
C. Macam-macam Galeri
Belum ada klasifikasi yang jelas mengenai macam-macam galeri seni
terlebih akan materi khusus yang dipublikasikan, akan tetapi dengan
pendekatan bentuk, sifat, dan isinya yang menonjol, dapat digolongkan
sebagai berikut :

1. Galeri seni berdasarkan bentuk


a. Tradisional art gallery yaitu suatu galeri yang aktifitasnya
diselenggarakan pada selasar-selasar atau lorong-lorong panjang.
Walaupun bentuk galeri ini yang tradisional tetapi belum tentu
juga karya seni yang dipamerkan berupa karya-karya yang dinilai
sebagai karya seni yang lama atau kuno sehingga berkesan
tradisional.
b. Modern art gallery yaitu suatu galeri dengan perencanaan ruang
secara modern atau merupakan kompleks bangunan. Kompleks
bangunan ini biasanya terdiri dari beberapa ruang pameran.

7
Karya-karya yang dipamerkan pada modern art gallery biasanya
adalah sebuah karya seni yang modern atau kontemporer.
2. Galeri seni berdasarkan sifat kepemilikan
a. Private art gallery merupakan suatu galeri yang merupakan milik
perseorangan atau sekelompok orang. Pada galeri ini biasanya
karya-karya yang dipamerkan berasal dari pemilik galeri itu
sendiri yang merupakan seniman. Seniman ini sudah tentu adalah
seorang seniman yang sudah terkenal, sehingga mereka berani
untuk membuka galeri sendiri yang karyanya juga hasil karya
mereka sendiri tanpa takut galeri tersebut akan dikunjungi banyak
orang atau tidak, karena setiap orang memiliki pandangan
masing-masing terhadap karya mereka. Pemilik lain privat galeri
ini biasanya merupakan sebuah institusi dimana karya-karya yang
dipamerkan berasal dari institusi itu sendiri, baik dari siswa
maupun staf-staf pengajarnya.
b. Public art gallery yaitu suatu galeri yang merupakan milik
pemerintah dan terbuka untuk umum. Untuk galeri ini karya-
karya yang dipamerkan bermacam-macam sesuai sesuai dengan
keinginan seniman untuk membuat suatu karya seni. Sehingga
karya yang dipamerkan biasanya sesuai dengan kondisi atau trend
yang pada waktu itu sedang muncul. Pengguna dari galeri berasal
dari bermacam-macam seniman baik yang sudah terkenal maupun
yang belum terkenal, tua atau muda dan dengan berbagai macam
bentuk aliran yang dianutnya.
3. Galeri seni berdasarkan isi atau materi seni
a. Gallery of primitive yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan
aktifitas di bidang seni primitive. Hal ini biasanya digunakan
untuk mempertahankan budaya suatu bangsa yang muncul pada
saat jaman prasejarah hingga dikenal sampai luar negeri. Yang
mana kebudayaan ini mungkin menjadi Sesuatu yang menarik
dikalangan pecinta seni dari luar dan dalam negeri tersebut.

8
Karena bentuk kesenian ini masih natural dan belum terjamah
dari luar pada saat budaya tersebut ada.
b. Gallery of classical artyaitu suatu galeri yang menyelenggarakan
aktifitas di bidang seni klasik. Seni ini menggambarkan bentuk-
bentuk budaya tradisional di suatu bangsa. Untuk Indonesia
sendiri memiliki banyak sekali suku sehingga ragam budaya yang
muncul juga semakin banyak.
c. Gallery of modern art yaitu suatu galeri yang menyelenggarakan
aktifitas di bidang seni modern. Dalam seni modern bentuk karya
seni yang dipamerkan biasanya mengandung maksud atau arti
yang mengkritik sesuatu baik itu budaya, sosial, atupun politik
suatu bangsa dan dengan itu maka karya seni tersebut pasti
sejalan beriringan dengan perkembangan jaman. Sehingga dengan
adanya karya ini seseorang dapat mengerti tujuan dari karya itu
dibuat.
Berdasarkan macam seni yang disajikan beberapa galeri (yang sudah
umum) biasanya merupakan galeri seni terwujud (2 dimensi atau 3 dimensi)
dengan macam karya seni rupa, berupa seni lukis (galeri seni lukis), fotografi
(galeri fotografi), batik (galeri/museum batik), instalasi-instalasi dan
sebagainya.
D. Lingkup kegiatan Galeri
Ada beberapa penggolongan kegiatan yang biasa dijumpai di galeri,
antara lain :
1. Kegiatan Rekreasional
Pameran sebagai alternatif tujuan rekreasi yang mendidik bagi
masyarakat, diadakan secara rutin dan menjadi kegiatan utama yang
bertujuan untuk memperkenalkan dan menjual hasil karya seni lukis
kontemporer.
2. Kegiatan pendidikan
a. Di ikuti oleh masyarakat umum peminat seni atau para seniman
muda lewat kursus pendalaman seni.

9
b. Para pengamat seni yang ingin melakukan studi baik secara teori
maupun praktek.
c. Pengadaan seminar acara diskusi, studi literatur lewat
perpustakaan maupun melalui dunia maya yang menunjang
perkembangan seni lukis kontemporer
d. Eksperimen-eksperimen yang dapat dilakukan di workshop atau
studio yang disediakan setelah menambah wawasan melalui studi
demi memantapkan ide-ide baru bagi seniman.
3. Kegiatan pendukung
Adanya sebuah pagelaran seni yang dapat dijadikan sebagai
pembukaan pameran dan juga menarik peminat pengunjung untuk
datang. Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan
bahwa Galeri adalah bangunan untuk memamerkan benda-benda seni
dan dapat dijadikan juga sebagai tempat kegiatan pertunjukkan seni.

E. Kriteria Ruang Galeri

Untuk memamerkan karya hasil fotografi yang baik diperlukan


fasilitas yang menunjuang setiap kegiatan yang dilakukan fotografer maka itu
diperlukan sebuah ruang untuk mekomunikasikan hasil karya fotografer
tersebut. Permasalahan Perancangan pada galeri biasanya adalah bagaimana
menentukan aktivitas dan alur kegiatan, bagaimana merencanakan kebutuhan
ruang yang mewadahi aktivitas tersebut serta menyusun hubungan fungsional
antar aktivitas, bagaimana menetapkan standar dan syarat-syarat pokok
perancangan ruang interior galeri agar memenuhi kriteria standar ruang pamer
galeri fotografi.

10
1. Sirkulasi

Gambar 1. Konfigurasi Alur gerak


( Sumber : D.k. Ching Francis 1984)

2. Tinggi rata-rata manusia (indonesia) dan jarak pandang

Gambar 2. Gerak Anatomi


( Sumber : Ernst and Peter Neufert, Architects’ Data,
Third Edition)
Gambar II-1

11
3. Kemampuan gerak anatomi

Gambar 3. Gerak Anatomi


( Sumber : Ernst and Peter Neufert, Architects’ Data,
Third Edition)
4. Pencahayaan Gambar II-2

Gambar 4. Gerak Anatomi


( Sumber : Ernst and Peter Neufert, Architects’ Data,
Third Edition)
Gambar II-3
F. Jenis-Jenis Fotografi
Dalam dunia fotografi pengelompokan untuk mengetahui jenis-jenis
fotografi dapat diketahui berdasarkan pemilihan tema karena sangat penting
untuk menghasilkan gambar yang memiliki estetika dan makna yang dapat
diapresiasikan oleh orang lain.

1. Jenis Fotografi - Human Interest


Sama dengan portrait photography, subjek utama dalam human
interest photography adalah manusia. Namun ada hal mendasar yang

12
membedakan keduanya. Human interest (HI) lebih menonjolkan sisi
kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya dalam
kesehariannya. Selain itu, lewat moment-moment yang dibidik,
fotografer diharapkan mampu membangkitkan perasaan empati
maupun simpati si penikmat foto.
2. Jenis Fotografi - Portrait Photography

Gambar 5.Jenis Fotografi - Portrait Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-4

Setiap orang memiliki karakteristik dan kepribadian yang unik. Itulah


yang menjadi kekuatan utama portrait photography. Bukan semata
menampilkan foto orang semata, portrait photography yang baik
mampu menangkap ekspresi, mimik, kepribadian, suasana hati
seseorang agar foto yang dihasilkan lebih berkesan. Untuk itu, wajah
seseorang menjadi fokus utama agar kesan emosional dapat
dimunculkan. Meski demikian, hal-hal lain seperti latar belakang,
pencahayaan maupun gesture juga tak bisa dilupakan.
3. Jenis Fotografi - Aerial Photography
Jika kamu melihat suatu subjek yang seolah-olah kamu melihatnya
dari atas, itulah yang disebut dengan aerial photography. Foto-foto
aerial membuat kamu layaknya seekor burung yang sedang terbang di
angkasa. Jenis fotografi ini mempunyai ciri khusus yang sangat unik,
yaitu teknik pengambilan gambar (angle) yang dilakukan dari atas.

13
Untuk bisa melakukannya, sang fotografer membutuhkan alat bantu
khusus seperti drone misalnya. Cara lain yaitu dengan naik kendaraan
seperti helikopter atau pesawat.
4. Jenis Fotografi - Stage Photography
Buat kamu penggemar musik, suka dengan pertunjukan budaya atau
teater, jenis fotografi ini pasti sangat menarik. Kamu bisa memotret
secara langsung artis atau penyanyi idola kamu saat mereka tampil di
atas panggung. Jenis fotografi ini sering disebut dengan stage
photography. Gerakan orang yang tampil di atas panggung sulit untuk
diprediksi. Ditambah lagi dengan tata cahaya (lighting) yang sering
berubah-ubah. Oleh karena itu, kecepatan dalam mengambil moment
yang tepat menjadi hal penting dalam stage photography
5. Jenis Fotografi - Landscape Photography

Gambar 6. Jenis Fotografi - Landscape Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-5
Keindahan alam merupakan anugerah dari Tuhan yang sangat sayang
untuk dilewatkan. Kamu bisa mempraktikkan landscape photography
dengan memotret pemandangan alam seperti pantai atau gunung. Agar
hasil landscape photography bagus, kamu perlu mempertimbangkan
moment yang tepat untuk memotret. Misalnya ketika saat matahari
terbit atau tenggelam jika cuaca sedang cerah.

14
6. Jenis Fotografi - Wildlife Photography

Gambar 7. Jenis Fotografi - Wildlife Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-6
Memotret kehidupan alam liar di habitat aslinya sungguh menantang
bagi siapa saja. Di alam liar, kamu akan bertemu secara langsung
dengan aneka jenis hewan yang bebas berkeliaran. Tentu saja itu
memberikan sensasi tersendiri dan bisa memicu adrenalin. Apalagi
jika hewan yang kamu temui adalah satwa buas seperti si raja hutan
misalnya. Jenis fotografi ini umumnya hanya dilakukan oleh para
fotografer profesional yang menjadi kontributor sebuah media.

7. Jenis Fotografi - Macro Photography

Gambar 8. Jenis Fotografi - Macro Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-7
Objek-objek berukuran kecil seperti hewan serangga, tumbuhan atau
bunga yang berada di sekitar kita seringkali luput dari perhatian dan
pandangan mata. Namun tidak bagi para pecinta macro photography.
Macro photography yaitu membuat subjek berukuran kecil terlihat
sangat dekat dan menampilkan detail yang tinggi. Untuk
melakukannya, kamu perlu kamera DSLR maupun kamera hape yang
dilengkapi dengan fitur zoom agar bisa menangkap detail subjek yang
difoto.

15
8. Jenis Fotografi - Fashion Photography

Gambar 9. Jenis Fotografi - Fashion Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Keindahan desain pakaian seperti
Gambar II-8 baju dengan aneka motif, celana
maupun aksesoris fashion lainnya menjadi titik fokus utama dalam
fashion photography. Memang tak bisa dipungkiri, peran model
menjadi signifikan dalam fashion photography yang membuatnya
sering dicampuradukkan dengan portrait photography. Keduanya bisa
saja hadir dalam waktu yang bersamaan karena sama-sama
menampilkan orang. Namun, dalam fashion photography yang
menjadi penekanan adalah desain pakaian agar orang yang melihatnya
tertarik untuk membeli.

9. Jenis Fotografi - Street Photography

Gambar 10. Jenis Fotografi - Street Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-9
Realitas yang terjadi di jalanan merupakan prinsip utama dalam aliran
street photography. Mungkin terlihat sama dengan human interest

16
maupun photojournalism. Beberapa genre fotografi tersebut memang
saling bertautan. Namun ada ciri khusus yang membedakan street
photography dengan jenis fotografi lainnya. Street photography
merupakan suatu pendekatan yang berusaha menampilkan realitas
sesungguhnya yang terjadi di ruang publik secara spontan.

10. Jenis Fotografi - Photojournalism/Journalism Photography

Gambar 11. Jenis Fotografi - Photojournalism/Journalism Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-10
Jenis fotografi ini umumnya dilakukan oleh fotografer yang menjadi
kontributor sebuah media. Tujuan utama journalism photography
yaitu menyajikan foto yang memiliki cerita atau nilai berita.
Kemudian, foto tersebut digunakan untuk keperluan penayangan
berita atau publikasi di media massa. Subjek-subjek yang diambil
untuk photojournalism merupakan hal-hal atau kejadian yang terjadi
di sekitar kita. Prinsip utama dalam photojournalism yaitu foto yang
dihasilkan merupakan kejadian sesungguhnya yang tanpa rekayasa
dan tanpa memihak.

11. Jenis Fotografi - Architectural Photography

Gambar 12. Jenis Fotografi -Architectural Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-11

17
Sesuai namanya, architectural photography menampilkan keindahan
bentuk bangunan atau gedung sebagai subjek utamanya. Sang
fotografer harus jeli memperhatikan setiap sudut dan celah bangunan
agar memperoleh komposisi yang ritmis. Selain itu angle pemotretan
juga menjadi faktor penting agar foto yang dihasilkan tidak terlihat
statis. Architectural photography, sering dipakai untuk keperluan
komersial, misalnya untuk promosi hotel, apartment, maupun real
estate.

12. Jenis Fotografi - Sport Photography


Olahraga tak hanya mempertunjukkan kebolehan sang atlet di arena
pertandingan. Dalam olahraga, ada banyak moment dramatis dan
menegangkan yang sangat menarik untuk direkam dalam kamera.
Lalu, muncullah istilah sport photography yang berusaha
mengabadikan setiap kejadian menarik di tengah lapangan atau
lintasan. Untuk menangkap subjek secara lebih dekat, sang fotografer
biasanya menggunakan kamera dengan lensa tele.
13. Jenis Fotografi - Still Life Photography

Gambar 13. Jenis Fotografi - Still Life Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Tantangan terbesar yangGambar II-12 sang fotografer dalam menerapkan
dihadapi
still life photography yaitu bagaimana membuat objek atau benda mati
terlihat lebih hidup. Dengan kata lain, subjek yang difoto tidak hanya
menampilkan benda mati semata. Lebih dari itu, still life photography
mampu bercerita kepada penikmat foto lewat komposisi, properti, dan

18
pencahayaan yang bagus. Layaknya lukisan, still life photography
terlihat abstrak namun mempunyai makna atau maksud tertentu di
baliknya. Jenis fotografi ini sering digunakan untuk keperluan
komersial seperti iklan dengan menonjolkan bentuk atau tampilan
produk.

14. Jenis Fotografi - Wedding/Event Photography

Gambar 14. Jenis Fotografi - Wedding/Event Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Gambar II-13
Event pernikahan merupakan moment langka yang mungkin terjadi
satu kali seumur hidup. Untuk itulah, moment tersebut menjadi sangat
spesial bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya dan perlu
diabadikan. Lalu muncullah istilah wedding / preweddingphotography
yang mengabadikan pengantin saat berada di pelaminan maupun
kejadian-kejadian sesudah maupun setelahnya. Dalam ruang lingkup
yang lebih luas, wedding photography bisa dikategorikan sebagai
event photography. Contoh lain event photography yaitu
mengabadikan acara wisuda yang menjadi moment spesial tak
terlupakan bagi yang menjalaninya.

15. Jenis Fotografi - Commercial/Advertising Photography

Kehadiran foto yang menarik dalam sebuah iklan sangat membantu


dalam menciptakan image positif di benak audiens. Dan, peran
fotografer dalam pembuatan sebuah iklan cetak sangat signifikan.
Commercial atau advertising photography sangat luas cakupannya,
dan bisa meliputi fashion, still life, food maupun architectural
photography. Yang menjadi ciri khusus commercial photography

19
yaitu ia ditujukan untuk kepentingan komersial seperti pembuatan
iklan misalnya.

16. Jenis Fotografi - Food Photography

Gambar 15. Jenis Fotografi - Food Photography


( Sumber : www.bitebrands.com)
Food photography lebihGambar
dari II-14
sekadar menampilkan makanan dalam
piring agar orang merasa lapar atau timbul selera untuk makan. Sang
fotografer harus mampu menciptakan komposisi yang bagus dan
memperlihatkan detail atau tekstur makanan. Untuk menampilkan
tekstur makanan secara detail, faktor pencahayaan yang bagus
menjadi hal yang mutlak diperlukan.

G. Arsitektur Dekonstruksi

Sekitar tahun 1990 arsitektur Post Modern kemudian digantikan


dengan „Deconstructivism‟ istilah tersebut mulai dipakai setelah diadakan
pameran yang berjudul „Deconstructivist Architecture‟ di New york, yang
diselenggarakan olhe Philip Jhonson tokoh arsitektur modern yang menyukai
gaya baru. Gaya baru pada masanya ini merupakan “bahasa” ekstrim di dalam
prinsip sesuatau yang di ekspresikan secara berlebihan melalui motif-motif
yang sudah familiar sebelumnya. Deconstructivist selanjutnya mendapatkan
inspirasi bersumber dari pelopor garis depan “(avant- Garde)” seniman-
seniman rusia dari abad awal XX seperti misalnya „Constructivist‟ dan
Supremists‟.

H. Penerapan Konsep Arsitektr Dekonstruksi

Aliran ini mengekspresikan konsep dan norma struktur dan dekorasi


dalam persyaratan-persyaratan fungsional moto dari „Decontructive‟ adalah „
bentuk adalah bentuk mengikuti fantasi ‟, yang dimana menyerupai konsep

20
Bernard Tschumi berupa peribahasa „Form follows Function‟ diturunkan dari
sullivan yang terkenal dijamannya.

I. Prinsip-prinsip Dekonstruksi
1. Tidak ada suatu yang absolute dari suatu karya arsitektur
2. Suatu pandangan yang didominasi dan bersifat absolute harus diakhiri,
adanya pemanfaatan panca indra yang lain secara optimal dan
seimbang dalam menikmati suatu dekonstruksi.
3. Arsitektur tidak hanya identik dengan produk bangunan tapi lebih
sekedar itu.
4. Dekonstruksi memiliki suatu semanngat untuk mematahkan suatu
kekakuan.
5. Dekonstruksi keluar dari aturan-aturan dan tradisi arsitektur modern
yang (perfection).
6. Dekonstruksi bukan membangun sesuatu yang aneh-aneh serta sia-sia
tanpa bisa difungsikan kegunaannya.
J. Ciri-ciri Arsitektur Dekonstruksi
1. Geometri masih tetap dominan dalam tampilannya yang digunakan
adalah geometri 3 dimensi bukan dari hasil proyeksi 2 dimensi
sehingga muncul kesan acak-acak.
2. Menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan
tekstur kurang berperan.
3. Tidak mengikatkan diri dalam salah satu dimensi.
4. Di dalam dekonstruksi tidak ada yang dominan, bentuk dan ruang
memiliki kakuatan yang sama.

Gambar 16. Desain Arsitektur Dekostruksi


( Sumber : Google.com)
Gambar II-15

Gambar II-16

21
III. METODE PENELITIAN
A. Sifat Penelitian
Dalam hal ini metode yang digunakan adalah metode perancangan
arsitektur dalam prosesnya dilakukan dengan menghasilkan data analisis
makro dan mikro untuk mendisain Galeri Fotografi.

B. Kategori, Jenis dan sumber Data


1. Untuk mencapai hasil pembahasan yang maksimal dan melengkapi
konsep dasar perancangan galeri fotografi, maka data yang di
kumpulkan dibagi dalam dua kategori.
a. Data kuantitatif, meiputi data-data yang berhubungan dengan
aspek fisik, diantaranya :
1. Jumlah Komunitas fotografi
2. Seniman Fotografi
b. Data kualitatif, meliputi data-data yang berhubungan denga
aspek fungsi, harmoni, diantaranya :
Kondisi eksisting, penataan exterior dan interior untuk wadah
pameran fotografi yang ada dikota palu dan orientasi bangunan
terhadap lingkungan sekitar.
2. Jenis Data, terdiri dari :
a. Data primer : data yang diperoleh dari subjek pembahasan. Data
ini berupa jawaban lisan melalui wawancara dan hasil
pengamatan.
b. Data sekunder : data yang berasal dari literatur yang menunjang
penulisan ini, serta dari instansi atau pihak-pihak yang
berkompeten berupa dokumen-dokumen.
3. Sumber Data, terdiri dari :
a. Person (orang) : Komunitas fotografi, Seniman fotografi, dan
semua pihak yang berkompetensi memberikan informasi seputar
perkembangan seni fotografi di kota palu.

22
b. Place (tempat) : tempat yang sering dijadikan wadah seni fotografi
palu, studio-studio percetakan, studio fotografer.
c. Dokumen Data tertulis dari instansi yang terkait di bidang
fotografer.

C. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pembahasan ini cara pengumpulan data yang akan dilakukan
meliputi :
a. Observasi/survei lapangan, merupakan pengamatan langsung
lokasi dan objek pembahasan melalui rekaman, gambar,dan suara.
Observasi ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh proses
perkembangan seni fotografi kota Palu, mengenal karakteristik dari
masing-masing tempat yang sering dijadikan wadah seni fotografi
yang ada di kota Palu, dan lingkungan sekitarnya.
b. Interview/wawancara, terdiri dari interview bebas, terpimpin, dan
bebas terpimpin yang dilakukan sejumlah narasumber.
c. Studi pustaka, merupakan pengumpulan data yang sifatnya
mengkaji literatur yang mendukung proses penelitian.
d. Dokumentasi, dengan merekam gambar yang dibutuhkan dalam
penelitian dan pengumpulan data hasil publikasi.

23
Daftar Pustaka

Arief, I. (2012). Galeri Fotografi dengan Pendekatan Bentuk Arsitektur Futuristik


di Kota Palu. Palu.

article, H. G. (2016, 11 01). WWW. Wikipedia bahasa indonesia bebas.com.


Diambil kembali dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm

ching, F. D. (1979). Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya. USA: Van


Nostrand Reinhold Company inc.

Geraldine, A. (2016). www.bitebrands.com. Dipetik 11 1, 2016, dari


http://www.bitebrands.co/2016/06/jenis-jenis-macam-fotografi.html

Mahfud, E. (2014, 10 31). arsitektur, besaran ruang, galeri seni, kriteria galeri
seni, teori arsitektur. Diambil kembali dari e-architecture and design.htm.

Sumalyo, Y. (2005). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan XX edisi ke -2,
Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

24
PROPOSAL TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK ARSITEKTUR

Desain Galeri Fotografi di Palu

(Dengan Pendekatan Arsitektur Dekonstruksi)

Disusun Oleh :

ANDI WIRAWAN RIKARDIAWAN

F221 13 128

PROGRAM STUDI SI TEKNIK ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2017

Anda mungkin juga menyukai