Anda di halaman 1dari 9

Abstract: The purpose of this quasy experiment study is to examine the

effec of listening Al-Qur’an (murottal) on anxiety score in elderly. Thirty


seven elderly in shelter Dongkelsari, Wukirsari, Cangkringan, Sleman,
Yogyakarta were recruited as sample. They were divided into two groups
including intervention group consist of 19 elderly and control group consist
of 18 elderly. The instrument of this study is Hamilton Rating Scale for
Anxiety. Data analysis using paired t test and independent t test showed
that listening Al-Qur’an (murottal) is effective to decrease anxiety score
on elderly (p<0,05).

Keywords: listening Al-Qur’an (murottal), anxiety, elderly.

Abstrak: Penelitian quasi eksperimen ini bertujuan untuk melihat


efektivitas mendengarkan bacaan Al-Qur’an (murottal) terhadap skor
kecemasan pada lansia di shelter Dongkelsari, Wukirsari, Cangkringan,
Sleman Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini adalah 37 orang
lansia yang telah memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian yang dibagi
menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 19 orang dan kelompok kontrol
18 orang. instrumen penelitian ini menggunakan Hamilton Rating Scale
for Anxiety. Analisis data menggunakan uji paired t-test dan independent
t-test menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan Al-Qur’an efektif
untuk menurunkan skor kecemasan pada lansia (p>0,05).

Kata kunci: mendengarkan bacaan Al-Qur’an (murottal), kecemasan,


lansia
Novianti, Mamnu’ah, Puji Sutarjo, Efektivitas Mendengarkan Bacaan al-Qur’an... 73

PENDAHULUAN bahwa masalah psikis yang sering dijumpai


Keberhasilan pemerintah dalam pem- pada lansia adalah kecemasan dengan pre-
bangunan nasional diwujudkan dalam valensi berkisar 10,2% sampai 15%. Kece-
berbagai hasil positif seperti kemajuan di masan merupakan fenomena umum yang
bidang ekonomi, perbaikan lingkungan sering terjadi pada lansia yang sifatnya
hidup, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan menetap, tidak menyenangkan dan sering
teknologi (IPTEK) khususnya di bidang tersamarkan yang dimanifestasikan dengan
medis dan keperawatan. Keberhasilan ini perubahan perilaku seperti gelisah, kelela-
secara tidak langsung meningkatkan kualitas han, sulit berkonsentrasi, mudah marah,
kesehatan penduduk dan meningkatkan usia ketegangan otot meningkat dan mengalami
harapan hidup (Mubarak dkk., 2009). gangguan tidur (Melillo & Houde, 2005).
Berdasarkan data WHO populasi lansia Kecemasan dapat diakibatkan adanya suatu
dalam skala dunia mencapai 600 juta jiwa peristiwa traumatik seperti bencana letusan
pada tahun 2000, 1,2 miliar pada tahun Gunung Merapi 2010 yang merupakan salah
2025 dan 2 miliar pada tahun 2050. Indo- satu faktor predisposisi kecemasan. Dam-
nesia merupakan salah satu negara dengan pak dari kecemasan jika tidak ditangani akan
populasi lansia terbanyak. Data dari Biro berakibat pada penurunan imunitas, dehi-
Sensus Amerika Serikat memperkirakan drasi berat, bahkan jika sampai pada tahap
Indonesia akan mengalami pertambahan kelelahan bisa menyebabkan gagal ginjal dan
warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia gagal jantung yang akhirnya berujung pada
pada tahun 1990-2025 yaitu sebesar 414%. kematian (Sholeh, 2006).
(Kinsela,1993 dalam Maryam dkk., 2008). Penanganan masalah kecemasan saat
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meru- ini telah banyak dikembangkan melalui
pakan penyumbang nomor satu tingginya berbagai penelitian salah satunya berupa
jumlah lansia di Indonesia. Hal ini dikare- pendekatan aspek spiritual atau yang sering
nakan provinsi D.I Yogyakarta memiliki disebut dengan psikoreligius. Psikoreligius
angka harapan hidup tertinggi dibandingkan merupakan psikoterapi spiritual yang lebih
dengan provinsi lain di Indonesia yaitu 75 tinggi dari psikoterapi psikologi lainnya hal
tahun untuk perempuan dan 71 untuk laki- ini disebabkan karena dalam psikoreligius
laki (Kompas, 2011). Tahun 2009 jumlah terkandung unsur religi yang dapat mem-
lanjut usia 60 tahun keatas adalah 477.430 bangkitkan harapan, percaya diri, serta ke-
jiwa dari 3.410.215 jiwa, kemudian imanan yang pada gilirannya akan mening-
meningkat pada tahun 2010 dengan jumlah katkan sistem kekebalan tubuh pada orang
penduduk lanjut usia 492.367 jiwa dari sakit sehingga mempercepat terjadinya
3.457.491 jumlah seluruh penduduk provinsi proses penyembuhan Jenis dari psikoreligius
D.I Yogyakarta (BPS, 2011). yang dimaksud diantaranya adalah sholat,
Meningkatnya populasi lansia doa’ dzikir dan ayat Al-Qur’an baik yang
merupakan tantangan besar bagi pihak yang didengarkan ataupun yang dibaca. (Hawari,
terkait dalam upaya peningkatan kualitas 2008). Berdasarkan gambaran tentang
hidup lansia khususnya di bidang kesehatan masalah kecemasan yang sering dialami
karena tidak sedikit masalah yang oleh lansia pada umumnya peneliti tertarik
ditimbulkan akibat proses menua baik untuk melakukan penelitian dengan tujuan
masalah fisik maupun psikis (Mubarak dkk., mengetahui keefektifan mendengarkan
2009). Launder dan Sheikh (2003 dalam bacaan Al-Qur’an terhadap penurunan skor
Matteson & Connels, 2007) menyebutkan kecemasan pada lansia di shelter
74 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 8 No. 1, Juni 2012: 72-80

Dongkelsari, Wukirsari, Cangkringan, berupa mendengarkan bacaan Al-Qur’an


Sleman, Yogyakarta. satu kali setiap hari selama 8 hari berturut-
turut dengan durasi waktu selama 12 menit
METODE PENELITIAN sedangkan pada kelompok kontrol tidak
Penelitian ini menggunakan desain diberi perlakuan.
Quasy Eksperiment dengan pendekatan Pengukuran skor kecemasan pada
pre post test with control group. Ranca- kedua kelompok menggunakan kuesioner
ngan ini berupaya untuk mengungkapkan HRS-A yang merupakan kuesioner standar
hubungan sebab akibat dengan cara dan dapat diterima secara internasional.
melibatkan kelompok kontrol di samping Analisis data penelitian ini menggunakan
kelompok eksperimen tapi pemilihan kedua komputerisasi dengan program SPSS 17,0
kelompok ini tidak menggunakan teknik yang diawali dengan uji normalitas meng-
acak (Nursalam,2008). gunakan Shapiro Wilk. Data dari penelitian
Populasi pada penelitian adalah seluruh ini terdistribusi normal dengan nilai sigmifi-
lansia di shelter Dongkelsari, Wukirsari, kansi > 0,05 sehingga uji statistik yang
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang ber- digunakan menggunakan uji parametrik yaitu
jumlah 61 orang. Sampel dalam penelitian Paired sample t test untuk mengetahui skor
ini adalah lansia yang memenuhi kriteria kecemasan sebelum dan setelah perlakuan
inklusi yang kemudian dibagi menjadi dua dari masing-masing kelompok dan Inde-
kelompok yaitu 19 orang kelompok eks- pendent t test untuk mengetahui perbedaan
perimen dan 18 orang kelompok kontrol. selisih skor kecemasan antara kedua
Kelompok ekperimen diberi perlakuan kelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.


Novianti, Mamnu’ah, Puji Sutarjo, Efektivitas Mendengarkan Bacaan al-Qur’an... 75

Tabel 1. Distribusi Karakteritik Responden di Shelter Dongkelsari, Wukisari,


Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

Sumber : data primer 2012

Tabel 1 menggambarkan karakteristik dan alternatifnya untuk mengetahui kesera-


responden yang meliputi usia, jenis kelamin, gaman antara kedua kelompok. Hasil uji
pendidikan, status pernikahan, tinggal ber- homogenitas dari semua data karakteristik
sama dan kunjungan keluarga. Karakteristik responden menunjukkan nilai signifikansi >
responden dalam penelitian ini dilakukan uji 0,05 yang artinya data karakteristik res-
homogenitas menggunakan uji chi square ponden antara kedua kelompok homogen.
76 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 8 No. 1, Juni 2012: 72-80

Distribusi Skor Kecemasan Lansia

Tabel 2. Perbedaan Rerata Skor Kecemasan Pre Test Pada Lansia Di Shelter
Dongkelsari, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta (n=37,
Februari 2012)

Sumber : data primer 2012

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bah- menunjukkan nilai 0,280 (nilai p > 0,05)
wa meskipun terdapat perbedaan rerata yang artinya tidak terdapat perbedaan yang
skor kecemasan antara kelompok intervensi signifikan antara kedua kelompok pada saat
dan kontrol namun hasil uji signifikansi pretest atau kondisi keduanya homogen.

Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an Terhadap Skor Kecemasan Pada


Lansia Kelompok Intervensi dan Kontrol

Tabel 3. Perbedaan Rerata Skor Kecemasan Pre Test-Post Test pada Lansia di
Shelter Dongkelsari, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta (n=37,
Februari 2012)

Sumber : data primer 2012

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat kelompok intervensi. Hal berbeda terjadi


bahwa pada kelompok intervensi rerata pada kelompok kontrol yang tidak men-
skor kecemasan saat pre test 20,1053 dapat perlakuan dimana terlihat rerata skor
kemudian saat post test menurun menjadi kecemasan pre test 16,3333 kemudian saat
15.5263 dengan nilai signifikansi 0,005 post test meningkat menjadi 18,2222 de-
(p<0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha ngan nilai signifikansi 0,185 yang artinya
diterima. Kesimpulannya adalah mendengar- tidak terdapat perbedaan yang bermakna
kan bacaan Al-Qur’an (murottal) efektif antara skor kecemasan pre test dan post
tehadap penurunan skor kecemasan pada test pada kelompok kontrol.
Novianti, Mamnu’ah, Puji Sutarjo, Efektivitas Mendengarkan Bacaan al-Qur’an... 77

Tabel 4. Perbedaan Rerata Selisih Penurunan Skor Kece-


masan di Shelter Dongkelsari, Wukirsari, Cang-
kringan, Sleman, Yogyakarta (n=37, Februari 2012)

Sumber : data primer 2012

Tabel 4 menunjukkan rerata selisih pe- mengemukakan bahwa semakin bertambah


nurunan skor kecemasan antara kelompok usia seseorang, semakin siap pula dalam
intervensi dan kontrol dengan uji inde- menerima cobaan sehingga permasalahan
pendent t test. Hasil tersebut menunjukkan yang menimpa mereka dianggap sebagai
terjadi penurunan skor kecemasan pada suatu hal yang biasa. Hal ini juga didasarkan
kelompok intevensi dengan rerata sebesar oleh teori aktivitas yang dikemukakan Cox
4,5789 sedangkan pada kelompok kontrol (1984 dalam Noorkasiani & Tamher 2009)
terjadi hal sebaliknya yaitu terdapat pening- yang menyatakan bahwa kestabilan sistem
katan skor kecemasan dengan rerata - kepribadian sebagai individu bergerak ke
1,8889 dan diperoleh nilai signifikansi per- arah usia tua sehingga pada tahap ini keada-
bedaan penurunan skor kecemasan antara an emosional seseorang cenderung stabil.
kelompok intervensi dan kontrol yaitu 0,002 Berdasarkan hasil penelitian juga
(p<0,05) artinya bahwa terdapat perbedaan ditemukan bahwa sebagian besar responden
rerata penurunan skor kecemasan yang masih memiliki pekerjaan yaitu bertani
signifikan antara kelompok intervensi yang dimana pada kelompok intervensi sebanyak
mendapat perlakuan berupa mendengarkan 11 responden (57,90%) dan kelompok
bacaan Al-Qur’an (murottal) dan kontrol kontrol sebanyak 13 responden (72,20%).
yang tidak mendapat perlakuan. Hawari (2011) mengatakan bahwa individu
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat yang tidak memiliki pekerjaan cenderung
bahwa rata-rata skor kecemasan baik pada rentan terhadap gangguan kesehatan baik
kelompok intervensi maupun kontrol semua- fisik maupun psikologis. Pernyataan ini
nya berada dalam rentang kecemasan ringan didukung oleh penelitian yang dilakukan
dimana pada kelompok kontrol diperoleh Brenner (1979 dalam Hawari 2011) ditemu-
nilai sebesar 20,1053 sebelum intervensi dan kan bahwa di Amerika Serikat kehilangan
setelah intervensi menjadi 15,5263 sedang- pekerjaan berdampak pada menurunnya
kan pada kelompok kontrol diperoleh rata- kualitas hidup seseorang diantaranya kema-
rata skor kecemasan sebesar 16,33333 dan tian akibat penyakit jantung dan pembuluh
saat post test menjadi 18,2222. darah naik 1,9%, kematian akibat bunuh diri
Salah satu hal yang menyebabkan skor naik 4,1%, jumlah pasien laki-laki baru yang
kecemasan responden berada dalam :dirawat di rumah sakit jiwa meningkat 4,3%
kategori tingkat kecemasan ringan adalah dan jumlah pasien baru perempuan mening-
faktor usia. Pernyataan ini didukung oleh kat 2,3%. Hal inilah yang juga menyebabkan
Noorkasiani dan Tamher (2009) yang skor kecemasan responden masih berada
78 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 8 No. 1, Juni 2012: 72-80

dalam tingkatan ringan karena pada satu dengan lainnya.


umumnya mereka masih memiliki pekerjaan. Faktor lain yang menyebabkan skor
Skor kecemasan dalam penelitian ini kecemasan dalam kategori tingkat kecema-
dalam kategori tingkat kecemasan ringan san ringan adalah agama. Semua responden
karena berdasarkan hasil penelitian pada dalam penelitian ini memiliki agama yaitu
tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar 100% responden beragama Islam. Agama
responden tinggal bersama keluarga dimana memiliki peranan yang sangat penting
pada kelompok intervensi 12 responden terhadap masalah kesehatan mental lansia.
(63,20%) dan pada kelompok 15 respon- Hal ini didukung oleh pernyataan Ramadhani
den (83,30%). Seorang lansia yang masih (2009) yang mengemukakan bahwa agama
tinggal bersama keluarganya ketika ada mempunyai makna yang penting bagi
suatu masalah ataupun stressor masih dapat manusia karena di dalamnya terdapat unsur
meminta bantuan kepada anggota keluar- keimanan yang berfungsi sebagai penghibur
ganya sehingga akan lebih mudah mengatasi dikala duka serta sumber kekuatan batin
masalah tersebut. Pernyataan ini juga saat manusia menghadapi kesulitan.
didukung oleh Stuart dan Sundeen (1995 Soewadi (2005 dalam Hendarsih & Suyadi
dalam Noorkasiani & Tamher 2009) yang 2008) mengemukakan bahwa dengan
menyatakan bahwa dukungan keluarga agama hidup menjadi lebih pasrah sehingga
merupakan unsur terpenting dalam mem- tercipta kondisi homeostasis yang
bantu individu menyelesaikan masalah. implikasinya berdampak pada terciptanya
Hasil penelitian ini juga menunjukkan keseimbangan neurotransmitter dalam otak
bahwa sebagian besar lansia mendapat yang dapat mencegah timbulnya gangguan
kunjungan dari keluarganya di mana pada jiwa seperti kecemasan.
kelompok intervensi sebanyak 18 responden Erikson (1963 dalam Noorkasiani &
(94,70%) dan kelompok kontrol 18 Tamher 2009) menyatakan bahwa timbulnya
responden (100%) mendapat kunjungan kecemasan pada seseorang tergantung
dari keluarganya. Hal inilah yang juga meru- bagaimana mereka beradaptasi terhadap
pakan salah satu penyebab skor kecemasan stressor psikososial tersebut. Adaptasi
responden dalam kategori tingkat kecema- merupakan suatu proses di mana individu
san ringan. Pernyataan ini didukung oleh berusaha menyesuaikan diri terhadap suatu
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu perubahan. Coolidge dkk. (2000) menge-
(2010) tentang hubungan antara frekuensi mukakan bahwa apabila seseorang melaku-
kunjungan keluarga dengan tingkat stres kan adaptasi dengan coping yang positif
pada lansia di PSTW Budi Luhur Bangun- maka hal ini bisa membuat seseorang
jiwo Kasihan Bantul Yogyakarta yang terlindungi dari faktor kognitif, lingkungan
menunjukkan bahwa sebagian besar lansia serta biologis yang kemungkinan besar
yang tidak pernah mendapat kunjungan dari menimbulkan gejala-gejala kecemasan.
keluarganya yaitu 17 responden (56,57%) Pernyataan ini juga didukung oleh Smith dkk.
mengalami stres berat (53,33%). Meskipun (2003) yang menyatakan bahwa penilaian
penelitian ini hanya melihat salah satu yang positif akan membantu seseorang
masalah psikologis berupa stres namun tidak dalam mengatasi permasalahan hidup
menutup kemungkinan masalah lainnya dengan cara mempersepsikan hal yang
seperti cemas dan depresi dapat timbul pada negatif tersebut sebagai stressor yang kecil.
kondisi ini karena menurut Hawari (2011) Penurunanan skor kecemasan pada
ketiga masalah tesebut saling tumpang tindih kelompok intervensi setelah diberi perlakuan
Novianti, Mamnu’ah, Puji Sutarjo, Efektivitas Mendengarkan Bacaan al-Qur’an... 79

mendengarkan bacaan Al-Qur’an (murottal) Artinya: “ (yaitu) orang-orang yang ber-


dapat dijelaskan berdasarkan teori psiko- iman dan hati mereka manjadi tenteram
neuroendokrinologi yang menjelaskan dengan mengingat Allah. Ingatlah, ha-
bahwa mendengarkan bacaan Al-Qur’an nya dengan mengingati Allah-lah hati
(murottal) merupakan suatu kegiatan yang menjadi tenteram”. (QS Ar Ra’du ayat
dapat memberikan efek ketenangan karena 28).
adanya unsur meditasi, autosugesti dan
relaksasi yang terkandung di dalamnya. Rasa Hawari (2008) mengemukakan bahwa
tenang ini selanjutnya akan memberikan psikoreligius merupakan psikoterapi spiritual
respon emosi positif yang sangat berpe- yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ngaruh dalam mendatangkan persepsi po- psikoterapi psikologi lainnya. Hal ini dise-
sitif. Persepsi positif selanjutnya ditrans- babkan karena dalam psikoreligius terdapat
misikan dalam sisitem limbik dan korteks unsur religi yang dapat membangkitkan
serebral dengan tingkat konektifitas yang harapan, percaya diri serta keimanan yang
kompleks antara batang otak-hipotalamus- pada gilirannya akan meningkatkan sistem
prefrontal kiri dan kanan-hipokampus- kekebalan tubuh sehingga seseorang tidak
amigdala. Transmisi ini menyebabkan mudah mengalami masalah fisik maupun
keseimbangan antara sintesis dan sekresi psikologis seperti kecemasan. Hal yang sama
neurotransmitter seperti GABA (Gamma juga dikemukakan oleh George, dkk (2000
Amino Butiric Acid) dan antagonis GABA dalam Smith dkk., 2003) yang menyatakan
oleh hipokampus dan amigdala. Persepsi bahwa aspek spiritual mengandung elemen
positif yang diterima dalam sistem limbik harapan dan support sosial yang berkontri-
akan menyebabkan amigdala mengirimkan busi secara adaptif dalam melewati setiap
informasi kepada LC (locus coeruleus) stressor dalam kehidupan sehingga perma-
untuk mengaktifkan reaksi saraf otonom. LC salahan seperti kecemasan jarang terjadi.
akan mengendalikan kinerja saraf otonom
ke dalam tahapan homeostasis. Ransangan SIMPULAN DAN SARAN
saraf otonom yang terkendali menyebabkan Simpulan
sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh Berdasarkan hasil penelitian dapat
medulla adrenal menjadi terkendali. Ke- disimpulkan bahwa mendengarkan bacaan
adaan ini akan mengurangi semua manifestasi Al-Qur’an efektif terhadap penurunan skor
gangguan kecemasan (Arif, 2007). kecemasan pada lansia di shelter Dong-
Intervensi berupa aspek psikoreligius kelsari, Wukirsari, Cangkringan, Sleman,
seperti mendengarkan bacaan Al-Qur’an Yogyakarta.
memiliki efek yang positif dalam mendatang-
kan ketenangan sehingga bisa mengatasi Saran
kecemasan. Hal ini sesuai dengan firman Bagi lansia diharapkan dapat khu-
Allah SWT berikut: susnya di shelter Dongkelasari diharapkan
dapat melakukan kegiatan mendengarkan
bacaan Al-Qur’an (murottal) ini secara
mandiri untuk memenuhi kebutuhan spiritual
mereka yang implikasinya secara tidak
langsung bisa mengurangi gejala-gejala
kecemasan sehingga kondisi jiwa menjadi
lebih tenang.
80 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 8 No. 1, Juni 2012: 72-80

DAFTAR RUJUKAN Melillo, K. D., & Houde, S. C. 2005.


Arif, Y. P. 2007. Penerapan Dzikir Sebagai Geropsychiaric and Mental
Psikoterapi Gangguan Anxietas Health Nursing. Jones and Bartleet
. Lomba Karya Tulis Kedokteran Publisher: USA.
Islam. FK Universitas Andalas: Mubarak, I. M., Chayatin, N., & Santoso,
Medan B. A. 2009. Konsep dan Aplikasi
Badan Pusat Statistik. 2011. Penduduk Ilmu Keperawatan Komunitas.
Menurut Umur dan Jenis Kela- Salemba Medika: Jakarta.
min Dalam Angka Yogyakarta. Nursalam. 2008. Konsep Penerapan
BPS: Yogyakarta. Metodologi Penelitian Ilmu
Coolidge, F. L., Segal, D. L., Hook, J. N., Keperawatan: Pedoman Skripsi,
& Stewart, S. 2000. Personality Tesis dan Instrumen Penelitian
Disorders And Coping Anxious Keperawatan. Salemba
Older Adults. Journal Of Anxiety Medika: Jakarta.
Disorders, 14 (2): 157-172. Rahayu. 2010. Hubungan Frekuensi Kun-
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an jungan Keluarga Dengan Tingkat
Dan Terjemahan. CV J-ART: Stres Pada Lansia Di PSTW Budi
Jakarta. Luhur Bangunjiwo Kasihan
Hawari, D. 2008. Integrasi Agama Dalam Bantul Yogyakarta. Skripsi Tidak
Pelayanan Medik. Balai Pustaka Diterbitkan. Yogyakarta: Univer-
FKUI: Jakarta. sitas Muhammadiyah Yogyakarta.
__________2011. Manajemen Stres, Ramadhani, E. Z. 2009. Sehat Berpahala.
Cemas dan Depresi. Balai Pustaka Pro –U Media: Yogyakarta.
FKUI: Jakarta. Smith, T, B., Poll, J., & McCullough, M. E.
Hendarsih, S., & Suyadi. 2008. Pengaruh 2003. Religiousness And Depres-
Terapi Psikospiritual Terhadap sion: Evidence For a Main Effect
Tingkat Kecemasan Klien Reha- And The Moderating Influence Of
bilitasi Gangguan Jiwa Di RS Grha- Stressfull Life Events. Journal Of
sia Provinsi DIY. Journal Kebi- Psychological American, 129 (4):
danan Dan Keperawatan, 4 (1): 614-636.
24-31. Soleh, M. 2006. Terapi Sholat Tahajjud.
Maryam, R. S., Ekasari, F. M., Rosidawati., PT Mizan Publika: Jakarta.
Jubaedi, A., & Batubara, I. 2008.
Mengenal Usia Lanjut Dan pera-
watannya. Salemba Medika:
Jakarta.
Matteson., & Connel’s, Mc. 2007. Geron-
tological Nursing Consept and
Practice Third Edition. Elsevier:
Philippines.

Anda mungkin juga menyukai