Anda di halaman 1dari 5

B.

Penggunaan Diri Secara Efektif Dalam Komunikasi Terapeutik


Perawat perlu menyadari bahwa semua tindakan keperawatan dilaksanakan dalam
bentuk komunikasi (nonverbal/verbal). Oleh karena itu, perawat mengetahui fungsi
komunikasi dan sikap serta keterampilan yang perlu dikembangkan dalam komuikasi dengan
klien. Hal-hal yang harus kita lakukan saan berhadapan dengan pasien adalah :

Kehadiran diri secara fisik :

Perawat tidak cukup mengetahui teknik komunikasi dan isi komunikasi, tetapi yang
sangat penting adalah sikap dan penampilan komunikasi.
Kehadiran fisik, menurut Evans mengidentifikasi 4 sikap dan cara untuk
menghadirkan diri secara fisik, yaitu :
· Berhadapan : arti dari posisi ini yaitu "saya siap utnuk anda"
· Mempertahankan kontak mata : berarti mengahargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
· Membungkuk ke arah klien : posisi ini menunjukkan keinginan atau
mendengar sesuatu
· Tetap rileks : dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam merespon klien

Sikap fisik dapat pula disebut sebagai perilaku non verbal yang perlu di pelajari pada setiap

Tindakan keperawatan. Beberapa perilaku non verbal yang di kemukakan oleh Clunn

(1991;168-173) yang perlu diketahui dalam merawat pasien adalah :

1. Gerakan mata

2. Ekspresi muka

3. Sentuhan

Kehadiran diri secara psikologis

Kehadiran diri secara psikologis dapat dibagi dalam dua dimensi yaitu dimensi repson dan dimensi

tindakan .

1. Dimensi Respon
Dimensi respon merupakan sikap perawat secara psikologis dalam berkomunikasi kepada

klien.

a. Keikhlasan
Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan
dan berperan aktif dalam hubungan dengan klien
b. Menghargai
Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama klien
yang menangis, minta maaf atas hal yang tidak disukai klien.
c. Empati
Perawat memandang dalam pandangan klien, merasakan melalui perasaan
klien dan kemudian mengidentifikasi masalah klien serta membantu klien
mengatasi masalah tersebut
d. Konkrit
perawat menggunakan terminologi yang spesifik, bukan abstrak.
Fungsinya yaitu, mempertahankan respon perawat terhadap perasaan
klien, memberikan penjelasan yang akurat dan mendorong klien
memikirkan masalah yang spesifik.

2. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan terdiri dari konfrontasi, kesegeraan, keterbukaan, emosional
katarsis, dan bermain peran (Stuart da Sundeen, 1987 : 131)
a. Konfrontasi
 Konfrontasi adalah perasaan perawat tentang perilaku klien yang
tidak sesuai. Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran
klien akan kesesuaian perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku.
 Tujuan dari konfrontasi : agar orang lain sadar adanya
ketidaksesuaian pada dirinya
 Dua bagian konfrontasi
- Membuat orang lain sadar terhadap perilaku yang tidak
produktif/merusak
- Membuat pertimbangan tentang bagaimana dia bertingkah
laku yang lebih produktif dengan jelas dan konstruktif
 Waktu yang tepat dilakukkannya konfrontasi
- Tingkah lakunya tidak produktif
- Tingkah lakunya merusak
- Ketika mereka melanggar hak kita atau hak orang lain
 Cara melakukan konfrontasi
- Clarify : membuat sesuatu lebih jelas untuk dimengerti
- Articulate : dapat mengekspresikan opini diri sendiri dengan
kata – kata yang jelas
- Request : permintaan
- Encourage : memberikan support, harapan dan kepercayaan
 Tiga kategori konfrontasi yaitu:
- Ketidak sesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien
tentang dirinya) dan ideal diri (cita-cita/keinginan klien)
- Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku
klien
- Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan perawat

b. Kesegeraan
Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu
dengan segera. Kesegeraan terjadi jika interaksi perawat klien difokuskan
dan digunakan untuk mempelajari fungsi klien dalam hubungan
interpersonal lainnya. Perawat harus sensitive terhadap perasaan klien dan
berkeinginan untuk membantu dengan segera

c. Keterbukaan perawat
 Membuka diri adalah membuat orang lain tahu tentang pikiran,
perasaan, pengalaman pribadi kita. Membuka diri diperlukan saat
perawat ingin meningkatkan pemahaman, kekuatan dan kepercayaan
klien. Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan
pengalaman klien. Tukar pengalaman inim memberi keuntungan
pada klien untuk mendukung kerjasama dan memberikan sokongan.
 Cara membuka diri :
- Mendengar
- Empati
- Membuka diri
- Mengecek

d. "Emosional Catharsis"
Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang
menganggu dirinya. Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk
mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesukaran dalam
mengekspresika perasaannya, perawat dapat membantu dengan
mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien. Jika klien
menyadari bahwa ia mengekspresikan perasaan dalam suasan menerima
dan aman maka klien akan memperluas kesadaran dan penerimaan pada
dirinya. Klien didorong untuk membicarakan hal – hal yang sangat
mengganggunya untuk mendapatkan efek terapeutik. Disini perlu
pengkajian dan kesiapan klien untuk mendikusikan masalahnya. Jika klien
sulit mengungkapkan perasaannya perawat perlu membantu
mengekspresikan perasaannya jika ia berada pada situasi klein

e.Bermain Peran
Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna
untuk meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan
melihat situasi dari pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani
antara pikirandan perilaku serta klien merasa bebas mempraktekan
perilaku baru pada lingkungan yang nyaman. Tindakan untuk
membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien
kedalam hubungan manusia dan memperdalam kemampuannya untuk
melihat situasi dari sudut pandang lain dan juga memperkenalkan klien
untuk mencobakan situasi baru dalam lingkungan yang aman.
4. Mendengarkan Secara aktif ( Active Listening )
M e n j a d i p e n d e n g a r ya n g b a i k m e r u p a k a n k e t e r a m p i l a n d a s a r
d a l a m melakukan hubungan perawat-klien. Ellis Gates, and
Konworthy menjelaskan bahwa mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian
akanmenunjukkan pada orang tersebut bahwa apa yang dikatakannya merupakanhal
yang penting dan dia adalah orang yang berarti. Mendengarkan
jugamenunjukkan pesan “Anda bernilai untuk saya” dan “Saya tertarik
untuk mendengarkan anda”S e l a m a mendengarkan secara aktif,
perawat mengikuti apa y a n g dibicarakan klien dan
memperhatikannya.
Mendengarkan secara aktif ini terdiri dari empat tahap, membuka diri,
mendefinisikan masalah, menentukan tujuan,dan mengevaluasi tujuan. Ada saat perawat
berada dalam kondisi pseudolistening. Kondisi pseudolistening tersebut antara lain:
a. Diam untuk mempersiapkan apa yang akan dikatakan pada
pembicara selanjutnya.
b. Mendengarkan orang lain agar didengarkan
c. Mendengarkan hanya informasi tertentu saja
d. Memperlihatkan seolah-olah tertarik padahal tidak
e. Mendengarkan hanya agar klien tidak merasa kecewa
f. Mendengarkan agar tidak ditolak
g. Mendengarkan untuk mencari kelemahan lawan bicara supaya
bisamempunyai respons yang kuat
.
5. Terapeutik Impasses
Therapeutic impasses atau kebuntuan terapeutikmerupakan hambatan kemajuan
hubungan perawatdan klien yang terdiri dari:
a. Resistensi
Konsep resistensi meliputi menarik diri, bermusuhan,agresif, manipulasi,
sikap yang tak terpengaruh,sangat tergantung dan transference
sertacountertransference
b. Transference
Pemindahan pikiran, perasaan dan tingkah lakuyang berhubungan dengan
significat others darimasa kanak-kanak seseorang kedalam hubungansaat ini
Contoh :
 Bermusuhan
(15tahun adalah klien dirawat di RS karena demam berdarah. Tanpa
sebab yang jelas klien ini marah-marah kepada perawat Gengki. Setelah
dikaji ternyata Gengki ini mirip dengan pacar si Bungkusyang pernah
menyakiti hatinya. Hal ini dikarenakanklien mengalami perasaan dan
sikap terhadapperawat yang pada dasarnya terkait dengan tokohkehidupan
yang lalu.
 Tergantung
seorang klienSinchan (18 th) dirawat oleh perawat Bidadari.Perawat
itu mempunyai wajah dan suara yang miripdengan ibu Sinchan,
sehingga klien tersebut dalamsetiap tindakan keperawatan yang
harus dilakukanselalu meminta perawat Bidadari yang melakukannya
c. Countertransference
Reaksi perawat terhadap klien yang berdasaripada kebutuhan, konflik,
masalah dan pandanganmengenai dunia yang tidak disadari perawat
d. BoundaryViolations(Pelanggaran Batas)
Jika perawat berusaha memenuhi kebutuhanpribadi melalui hubungan
dengan klien, makabatasan profesional berarti telah dilanggar, jikahal ini
terjadi maka hubungan menjadi tidak terapeutik. Pelanggaran batas terjadi
jika perawatmelampaui batas hubungan yang terapeutik danmembina
hubungan sosial ekonomi, atau personaldengan klien

Kesimpulan :
1. Kesadaran diri perawat merupaka dasar utama dalam membina hubungan terapeutik
dengan klien.
2. Sikap fisik dan psikologis yang diuraikan melalui nonverbal, dimensi respon dan dimensi
tindakan perlu dipelajari dan dipakai dalam prkatek keperawatan. Kepuasan klien akan
asuhan keperawatan banyak dpengaruhi oleh sikap perawat dalam berkomunikasi.
3. Integrasi sikap yang terapeutik dalam berkomunikasi dalam setiap tindakan keperawatan
merupakan keharusan untuk asuhan yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai