Anda di halaman 1dari 5

2.3.

Regulasi dalam Siklus Akuntansi Sektor Publik


Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik yang
berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi
publik pasti mempunyai regulasi publik sebagai wujud kebijakan organisasi dalam menghadapi
isu dan permasalahan yang ada.
Dalam organisasi akuntansi sektor publik, tahapan organisasi selalu terjadi di semua
organisasi publik. Semua proses tersebut terangkai mulai dari perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, serta
pertanggungjawaban publik. Dalam menghadapinya, organisasi publik pun menggunakan
regulasi publik sebagai alat untuk memperlancar jalannya siklus akuntansi sektor publik agar
tujuan organisasi dapat tercapai.
Tabel Hasil Regulasi dari Siklus Akuntansi Sektor Publik
Regulasi Tahapan dalam
Siklus Akuntansi Sektor Contoh Hasil Regulasi Publik
Publik
Regulasi Perencanaan Publik Peraturan Pemerintah No. 7/2005 mengenai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Regulasi Anggaran Publik Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2007
Regulasi tentang Pelaksaan - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93
Realisasi Anggaran Publik Tahun 2006 tentang Rincian Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2007
- Otorisasi Kepala Daerah Dokumen Pelaksaan
Anggaran (DPA)
Regulasi Pengadaan Barang SK Gubernur tentang Pemenang dalam Pengadaan
dan Jasa Publik Barang dan Jasa
Regulasi Laporan Peraturan Daerah tentang Penerimaan Laporan
Pertanggungjawaban Publik Pertanggungjawaban Gubernur/Bupati/Walikota.

Sebagai contoh, berikut adalah siklus dan table regulasi publik pada masing-masing
proses akuntansi sektor publik di organisasi pemerintahan.

Tabel Contoh Regulasi Publik yang Mengatur Akuntansi Sektor Publik


Tahapan dalam Siklus
Akuntansi Sektor Contoh Regulasi Publik
Publik
Perencanaan publik - UU No 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
- Surat Edaran Bersama No
0295/M.PPN/I/2005050/166/SJ tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Tahun 2005
Penganggaran publik - UU No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Daerah
- UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat Dan Daerah
- Permendagri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
- Permendagri No 59 tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Realisasi anggaran publik UU No 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pengadaan barang dan Peraturan Presiden No 32 Tahun 2005 tentang
jasa publik Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden No 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Pelaporan keuangan PP No 8 Tahun 2005 tentang Pelaporan Keuangan dan
sektor publik Kinerja Instansi Pemerintah
Audit sektor publik - UU No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
- SK BPK No 1 Tahun 2008 tentang Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara
Pertanggungjawaban Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang
publik Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

2.4. Penyusunan Regulasi Publik


Regulasi dalam sektor publik adalah instrumen aturan yang secara sah diterapkan oleh
organisasi publik ketika menyelenggarakan perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran,
pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit, dan pertanggungjawaban publik.
Perumusan Masalah
Penyusunan regulasi publik diawali dengan merumuskan masalah yang akan diatur.
Salah satu cara untuk menggali permasalahan ini adalah melakukan penelitian. Untuk masalah
publik yang ada dalam masyarakat, observasi atas objek permasalahan itu harus dilakukan.
Perumusan masalah publik meliputi hal-hal berikut:
 Apa masalah publik yang ada!
 Siapa masyarakat yang perilakunya bermasalah!
 Siapa aparatpelaksana yang perilakunya bermasalah!
 Analisis keuntungan dan kerugian atas penerapan regulasi publik!
 Tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi masalah publik!
Terkait dengan akuntansi sektor publik, masalah-masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut :
Tabel Contoh Masalah Publik Tentang Akuntansi Sektor Publik

Tahapan Siklus ASP Permasalahan Pihak Terkait


Perencanaan Publik Ketimpangan pelayanan Bagian
publik (kesehatan, perencanaan,bagian
pendidikan) program,stakeholder
Penganggaran publik Alokasi anggaran pelayanan Bagian anggaran, bagian
publik minimal keuangan
Realisasi anggaran Jumlah pencairan dana tidak Bagian anggaran, bagian
publik sesuai dengan anggaran keuangan
Pengadaan barang dan Informasi tidak transparan Bagian pengadaan,
jasa publik organisasipenyedia
layanan barang dan jasa
Pelaporan keuangan Ketidaktepatan waktu Bagian keuangan
sektor publik pelaporan
Audit sektor bank Kurangnya bukti Audit internal, audit
eksternal
Pertanggungjawaban Keterbatasan Kepala organisasi,
publik pendistribusian informasi legislative

Hasil analisis akan menjelaskan signifikan keberhasilan atau kegagalan penerapan


regulasi publik dalam organisasi publik.

Tabel Contoh Analisis Permasalahan Publik

Permasalahan Kerugian Solusi tindakan


Ketimpangan pelayanan Masyarakat tidak dapat Penyusunan daftar skala
publik (kesehatan, dilayani kebutuhannya prioritas
pendidikan)
Alokasi anggaran Pencapaian target tidak Penambahan alokasi bagi
pelayanan publik maksimal pelayanan publik
minimal
Jumlah pencairan dana Program tidak berjalan Pendisiplinan anggaran dan
tidak sesuai dengan secara baik perbaikan sistem
anggaran perealisasian anggaran
Informasi tidak Pilihan kriteria organisasi Perluasan akses ke
transparan penyedia layanan barang informasi yang terkait
dan jasa dengan mekanisme
pengadaan baranag dan
jasa
Ketidaktepatan waktu Mengacaukan jadwal Penertiban penyusunan
pelaporan kegiatan laporan keuangan
Kurangnya bukti Ketidakpercayaan publik Perbaikan sistem akuntansi
dan pengarsipan dokumen
transaksi
Keterbatasan Respon masyarakat minim Perluasan akses informasi
pendistribusian
informasi

Perumusan Draft Regulasi Publik


Secara sederhana, draft regulasi publik harus dapat menjelaskan siapa organisasi
pelaksana aturan, kewenangan apa yang diberikan padanya, perlu tidaknya memisahkan antara
organ pelaksana peraturan dan organ yang menetapkan sanksi atas ketidakpatuhan, persyaratan
apa yang mengikat organisasi pelaksana, serta apa sanksi yang dapat dijatuhkan kepada aparat
pelaksana jika menyalahgunakan wewenang. Rumusan permasalahan dalam masyarakat
berkisar pada siapa yang berperilaku bermasalah tersebut, dan jenis sanksi yang akan
digunakan untuk memaksakan kepatuhan. Penataan jenis perilaku akan menghasilkan regulasi
publik tentang larangan atau izin dan kewajiban melakukan hal tertentu atau dispensasi.

Prosedur Pembahasan
Tiga tahap penting dalam pembahasan draft regulasi publik, yaitu dengan lingkup tim
teknis pelaksana organisasi publik (eksekutif), dengan lembaga legislatif (dewan penasehat,
dewan penyantun, dan lain-lain) dan dengan masyarakat.
Pembahasan pada lingkup tim teknis adalah yang lebih mereperensi kepentingan
ekskutif (manajemen). Setelah itu, dilakukan Public Hearing (pengumpulan pendapatan
masyarakat). Pembahasan pada lingkup legislatif dan masyarakat biasanya sangat sarat dengan
kepentingan politisi.
Pengesahan dan pengundangan
Tahap pengeshan draft regulasi publik yang dilakukan dalam bentuk penandatanganan
naskah oleh pihak organisasi publik (pimpinan organisasi). Kemudian dilakukan anjuran
tahapan sosialisasi regulasi publik, hal ini diperlukan agar terjadi komunikasi hukun antara
regulasi publik dan masyarakat yang harus dipatuhi. Perancang regulasi akuntansi sektor publik
merupakan orang yang secara substansial menguasai permasalahan publik didaerah tersebut.

2.5. Review Regulasi Akuntansi Sektor Publik


“Judicial Review” (hak uji materiil) merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk
menguji kesahihan dan daya jual produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif,
legislatif serta yudikatif dihadapan konstitusi yang berlaku. Dalam melakukan proses judicial
review, ada beberapa hal yang pelu diperhatikan. Pertama, setelah mengidentifikasi
permasalahan yang ada mengenai regulasi terkait, surat permohonan judicial review dapat
diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung/ Mahkamah Konstitusi Reepublik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai