A. PENGERTIAN
1. sumber air adalah air permukaan, air tanah dan air meteorik;
2. air permukaan adalah air yang terdiri dari air sungai, air danau, air waduk, air
saluran, mata air, air rawa dan air gua/air karst;
3. air tanah bebas adalah air dari akifer yang hanya sebagian terisi air dan terletak
pada suatu dasar yang kedap air serta mempunyai permukaan bebas;
4. air tanah tertekan adalah air dari akifer yang sepenuhnya jenuh air dengan bagian
atas dan bagian bawahnya dibatasi oleh lapisan yang kedap air;
5. akifer adalah suatu lapisan pembawa air;
6. epilimnion adalah lapisan atas danau atau waduk yang suhunya relatif sama;
7. termoklin/metalimnion adalah lapisan danau yang mengalami penurunan suhu
1. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam);
2. mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya;
3. contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya
4. kapasitas alat 1 – 5 liter tergantung dari maksud pemeriksaan;
5. mudah dan aman dibawa.
3. Petersen Grab, terbuat dari baja yang luasnya antara 0,06 – 0,09 m 2
dengan berat antara 13,7 – 31,8 kg, biasanya dipergunakan pada sumber air
yang mempunyai dasar keras, misalnya lempung, batu dan pasir, contoh alat
ini adalah tipe Petersen Grab (lihat gambar 10);
1. Alat Ekstraksi
Alat ini terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah
memisahkan fase pelarut dari contoh.
2. Alat Penyaring
Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat
menahan kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0,45 μm.
3. Alat Pendingin
Alat ini dapat menyimpan contoh pada 40C, dapat membekukan contoh bila
diperlukan dan mudah diangkut ke lapangan.
4. Bahan Kimia untuk Pengawet
Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan
kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang diperiksa.
5. Wadah Contoh
Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air merupakan salah satu titik kritis pada
tahapan pengukuran kualitas air. Pengambilan sampel merupakan satu langkah awal yang dapat
menentukan keakuratan data kualitas air yang akan digunakan. Sebelum mempelajari teknik
pengambilan sampel sebaiknya anda mengetahui macam-macam sampel/ contoh air terlebih
dahulu.
Sampel air permukaan berasal dari air sungai, air danau, air waduk, mata air, air rawa, dan air
gua. Pengujian air permukaan bertujuan untuk:
Maksud pengambilan sampel kualitas air adalah mengumpulkan volume sampel kualitas air
yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi masih mewakili (representatif), yaitu
masih mempunyai sifat–sifat yang sama dengan sumber sampel kualitas air tersebut (misal
badan air/sungai, danau/waduk, mata air, sumur dll.).
Karakteristik dari perairan mungkin tidak banyak berubah selama beberapa waktu, tetapi banyak
juga aliran air yang selalu berubah di dalam waktu singkat. Contohnya karakteristik air di hulu
umumnya hanya berubah karena pengaruh hujan sehingga perubahan dapat bersifat harian
bahkan jam. Untuk memperoleh contoh yang mewakili keadaan yang sesungguhnya dapat dipilih
tiga metode:
1. Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum atau masih sedikit mengalami
pencemaran;
2. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau di
hilir sumber pencemaran;
3. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemanfaatan
sumber air.
Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi yang belum tercemar. Lokasi ini
berperan untuk identifikasi kondisi asal atau base line sistemtata air
Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi di mana air sungai dimanfaatkan untuk
bahan baku air minum, air untuk rekreasi, industry, perikanan, pertanian, dan lain-lain.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kualitas air sebelum dipengaruhi oleh suatu aktifitas
Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi yang mengalami perubahan kualitas
air oleh aktivitas industrI, pertanian, domestik, dan sebagainya. Lokasi ini dipilih untuk
mengetahui hubungan antara pengaruh aktivitas tersebut dan penurunan kualitas air
sungai
Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai. Lokasi ini dipilih
apabila terdapat aktivitas yang mempunyai pengaruh terhadap penurunan kualitas air
sungai
Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang surut yang merupakan pertemuan antara air
sungai dan air laut. tujuannya untuk mengetahui kualitas air sungai secara keseluruhan.
Apabila data hasil pengujian di daerah hilir dibandingkan dengan data untuk daerah hulu,
evaluasi tersebut dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan air sungai secara terpadu.
Penentuan titik pengambilan sampel air bertujuan agar pada saat pengambilan sampel, benda
yang terapung di permukaan air dan endapan yang mungkin tergerus dari dasar sungai tidak ikut
terambil. Titik pengambilan sampel air yang berupa air permukaan ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Pada sungai dengan debit kurang dari 5 m3 /detik, sampel air diambil pada satu titik
ditengah sungai pada 0,5 x kedalaman sungai.
b. Pada sungai dengan debit antara 5 – 150 m3/detik, sampel air diambil dari 2 titik, masing-
masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada 0,5 x kedalaman sungai.
c. Pada sungai dengan debit lebih dari 150 m3/detik, sampel air diambil minimum dari 6
titik, masing-masing pada jarak ¼, ½, dan ¾ lebar sungai, pada 0,2 x kedalaman sungai
dan 0,8 x kedalaman sungai.
Dalam prakteknya, jumlah titik tersebut sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi air
sungai. Untuk gambaran yang lebih detail, Tabel dibawah menunjukkan jumlah titik
pengambilan sampel air sungai berdasarkan klasifikasi dan debit rata-rata tahunan.
Jumlah titik pengambilan sampel air sungai berdasarkan
klasifikasi
dan debit rata-rata tahunan
Pada danau atau waduk dengan kedalaman kurang dari 10 m, sampel air diambil dari dua
titik, yaitu di permukaan dan di dasar danau/waduk.
Pada danau atau waduk dengan kedalaman antara 10 m – 30 m, sampel diambil pada tiga
titik, yaitu dipermukaan, lapisan termoklin, dan di dasar danau.
Pada danau atau waduk dengan kedalaman antara 30 m – 100 m, sampel diambil pada
titik, yaitu permukaan, lapisan termoklin (metalimnion), di atas lapisan hipolimnion, dan
dasar danau/waduk.
Pada danau atau waduk dengan kedalaman lebih dari 100 m, titik pengambilan sampel air
dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan.
e. Teknik Pengambilan Sampel Air
Teknik pengambilan sampel air permukaan harus disesuaikan dengan keperluannya,
karena masing-masing teknik berbeda dalam pengambilan sampel dan penanganannya. Berikut
dibawah ini teknik pengambilan sampel untuk berbagai keperluan :
Untuk pemeriksaan sifat fisika dan kimia air
1. Siapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air;
2. Bilas alat dengan sampel yang akan diambil;
3. Ambil sampel sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung sementara
hingga merata;
4. Apabila sampel diambil dari beberapa titik, maka volume sampel yang diambil dari setiap
titik harus sama.
http://www.malalea.com/2017/05/pengambilan-sampel-kualitas-air.html
1. Faktor Fisika
Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat langsung melalui fisik
air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut. Faktor-faktor fisika
pada air meliputi:
a. Kekeruhan
Kekeruhan pada air ini disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
b. Temperatur
Temperatur ini ada hubungannya dengan kualitas air, dimana apabila temperatur
naik maka akan menyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut dalam air. Perlu diketahui
bahwa kadar oksigen terlarut dalam air yang terlalu rendah ini akan menimbulkan bau
yang tidak sedap.
c. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi
yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
d. Solid (zat padat )
Kandungan zat padat menimbulkan bau, juga dapat meyebabkan turunnya kadar
oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
e. bau dan rasa
Organisme dalam air seperti alga dan senyawa-senyawa organik tertentu dapat
menimbulkan bau dan rasa yang mempengaruhi kualitas air.
2. Faktor Kimia
Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air,
sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian lagi sebagai kontribusi
aktivitas makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa
dengan beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut :
a) PH
PH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga mempengaruhi faktor kualitas air.
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi
klorinasi.
b) DO(dissolved oxygent)
DO merupakan jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO dalam air tersebut maka secara
otomatis kualitas air disitu semakin baik.
c) BOD(biological oxygent demand)
BOD, DO, COD saling berhubungan dimana BOD adalah banyaknya oksigen
yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik yang
berada dalam air secara biologi.
e) Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi ini juga turut menyumbang dan mempengaruhi kualitas
air bersih. Penyebab kesadahan dalam air ini karena adanya kadar residu yang terlampau
tinggi.
Senyawa-senyawa kimia dalam air ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh
manusia. Contohnya, unsur arsen (As) dalam air dapat menyebabkan racun. Dosis
maksimalnya (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan
timbulnya rasa dan bau ligan, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi
oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia (Farida, 2002).
3. Faktor Biologi
Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak
terdapat pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme yang paling
dikenal adalah bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam air dapat di bagi sebagai
berikut :
1. Bakteri
Sesuatu yang tidak tampak secara kasat mata ini mempengaruhi kulitas air dan dapat
menimbulkan penyakit, bakteri ini disebut juga patogen. Ukuran bakteri ini biasanya 1-4
mikron yang hanya bisa dilihat oleh alat bantu yaitu mikroskop.
2. Organisme Colliform
Jika patogen ini dapat menimbulkan penyakir, organisme colliform ini merupakan
organisme yang tidak berbahaya dari kelompok colliform yang akan hidup lebih lama
didalam air daripada organisme patogen. Dengan batasan tidak boleh lebih dari 1 didalam
100ml air.
Organisme mikro lainya ini yaitu ganggang dan jamur. Ganggang ini
merupakan tumbuhan satu sel yang memberi rasa dan bau pada air. Pertumbuhan ganggang
yang berlebihan dapat dicegah dengan pemakaian sulfat tembaga atau klorin. Sedangkan
jamur merupakan tanaman yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan pada waktu tertentu
dapat merajalela pada pipa–pipa air, sehingga menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak
(Linsley, 1991)
https://www.mallardsgroups.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kualitas-air/