Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kesehatan


Dosen Pengampu : Luluk Khusnul Dwihestie, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh:
Komsatun Naimah
1810104412

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ekonomi Kesehatan dengan judul “Studi Kelayakan Bisnis Pendirian
Praktik Mandiri Bidan (PMB)”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 6 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN ............................................. 2
BAB III ................................................................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 9
B. SARAN ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari
pemahaman manajemen ditambah dengan melihat beberapa aspek yang
terkait disana seperti aspek ekonomi, teknologi, politik-hukum dan sosial-
budaya. Dimana kesemua aspek ini saling memiliki keterkaitan satu sama
lainnya untuk mendukung kelayakan suatu bisnis baik dilihat dari segi mikro
dan makro.
Aspek-aspek ini didalam manajemen dilihat sebagai bagian yang
mampu mempengaruhi keputusan bisnis, terutama sebagaimana dikatakan
oleh Iman Soeharto (1999: 76) bahwa pengkajian yang bersifat menyeluruh
dan mencoba menyoroti segala aspek kelayakan proyek atau investasi dikenal
sebagai studi kelayakan. Sedangkan Yakob Ibrahim (1996: 92)
mendefinisikan studi kelayakan bisnis merupakan gambaran kegiatan usaha
yang direncanakan, sesuai dengan kondisi, potensi, serta peluang yang
tersedia dari berbagai aspek.
B. Tujuan Masalah
Memberikan gambaran mengenai pendirian Bidan Praktik Mandiri Pratama
Utama, sehingga investor dapat mempertimbangkan untuk menanamkan
modal dalam usaha ini.
C. Rumusan Masalah
1. Bagiamana mempersiapkan strategi pemasaran ?
2. Bagaimana penyususnan anggaran ?
3. Bagaimana pengelolaan cash flow ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha


Menurut Kasmir dan Jakfar (2003: 10) Studi kelayakan bisnis atau
usaha adalah kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut
dijalankan (Rusdiana, 2014).
Studi kelayakan usaha atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan
menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini dasarnya membahas berbagai
konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek
bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting
karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha (Suryana, 2006).
Studi kelayakan usaha juga merupakan penelitian terhadap rencana
bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya
rencana peluncuran produk baru (Husein, Umar. 2007).
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik,
mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain
sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menembah
kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin,
menambah mesin baru, memperluas cakupn usaha, dan lain sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan,
misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi
atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya (Suryana,
2006)
B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Ketika ingin mengetahui kelayakan usaha kita, tentunya kita harus
mengetahui tujuannya. Dalam hal ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20)
mengatakan “paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau
proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan”, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi pada masa yang akan
datang harus ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat
diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat diramalkan. Fungsi studi
kelayakan adalah meminimalkan resiko yang tidak diinginkan, baik
risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat meramalkan yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan perencanaan
dan hal-hal yang perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun
akan memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun secara
sistematis, menyebabkan usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran
dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang sesuai dengan
rencana yang sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan
pengawasan terhadapa jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan
agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan
pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga
dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan
pengendalian agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga
tujuan perusahaan akan tercapai (Rusdiana, 2014).
C. Pihak-pihak yang Berkepentingan
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha diantaranya:
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada barang tentu
memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar
kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan
sepanjang waktu. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman,
dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha atau
melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan
meyakinkan usaha itu sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang
Studi kelayakan usaha sangat penting untuk memilih jenis investasi yang
paling menguntungkan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau
dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukan memberi jaminan
pengembalian investasi memadai atau tidak. Oleh investor sering
digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah
usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak
lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan
sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan
fasilitas lainnya (Irham Fahmi, 2010).

3
D. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha
Secara umum suatu pengerjaan proyek/usaha yang akan dilakukan dianggap
feasible (layak) adalah apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu memberikan manfaat
yang berarti kepada publik (masyarakat).
2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah dianggap mampu
berkembang (expand) dan yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas
usaha yang tinggi.
3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya diperkirakan akan
mampu tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi (economic
fluctuation) baik karena faktor domestik maupun global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah termasuk
jika timbulnya krisis kepercayaan.
5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa menampung lapangan
pekerjaan atau secara tidak langsung telah mencoba mengurangi angka
pengangguran (unemployment).
6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut diharapkan mampu
memberikan suatu keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk
mengembalikan cicilan bunga beserta pokoknya secara tepat waktu.
7. Proyek/usaha yang sedang dilaksanakan adalah searah dengan konsep
rencana pembangunan pemerintah baik pemda dan pusat.
8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah
orang yang memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.
9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha tersebut adalah
memiliki performance yang dapat dipertanggungjawabkan secara konsep
manajemen modern, seperti kedisiplinan, loyalitas, kejujuran dan
keinginan untuk terus memperbaiki kesalahan.
10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka panjang
untuk menerapkan penggunaan teknologi modern guna mengantisipasi
perkembangan teknologi yang dinamis juga untuk mengantisipasi akan
munculnya para pesaing (Irham Fahmi, 2010).
Beberapa aspek yang tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:
1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal membangun proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu
manajer proyek dan staf proyek hendaknya dikaji secara cermat.
Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah
proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan
timnya. Membangun sebuat tim yang efektif merupakan kombinasi seni
dan ilmu pengetahuan. Dalam membangun tim efektif, pertimbangan
diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau anggota,
tapi juga pada peranan penting mereka dan keselarasan dalam bekerja.

4
2. Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti
penentuan kapasitas produk, jenis teknologi yang digunakan, penggunaan
peralatan, dan mesin serta lokasi usaha yang paling menguntungkan.
Setiap gagasan kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan
jasa- mempunyai aspek teknis yang hatus dianalisis seblum usaha
implementasi gagasan dilaksanakan. Ada dua langkah penting dalam
proses ini, yaitu:
a. Identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura baru hendaknya dimulai dengan
identifikasi persyaratan teknis yang kritis terhadapa pasar sehingga
mampu memenuhi harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan
teknis yang paling penting adalah:
1) Desain fungsional produk dan daya tarik penampilannya
2) Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi cirri luar dari
produk untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan
teknologi dan persaingan.
3) Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan, kinerja produk
seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal
4) Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi
operasional daya guna yang bisa diterima
5) Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
6) Standarisasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak
perlu
7) Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan kemudian untuk
ditangani
b. Pengembangan dan uji coba produk
Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji
laboratorium, evaluasi bahan baku alternatif, serta fabrikasi model
dan prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian,
hasil negatif dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyesuaian
yang perlu (Rusdiana, 2014).
3. Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu
harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem
informasi pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi
apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang
pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis pasar, biasanya terdapat
beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya:

5
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan dan keinginan
konsumen terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan
layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi,
misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan
jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga
konsumen akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa hidup produk dan
jasa bertahan lama atau tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan
dipasarkan termasuk persaingan tidak sempurna atau sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis apakah tingkat
persaingan tinggi/rendah, jika pesaing tinggi peluang pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari
pertumbuhan volume penjualan.
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah.
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang
dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa ditawarkan.
4. Aspek Produksi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya pilih lokasi yang strategis
dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan dengan potensi pasar
dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus sesuai dengan
perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong
yang diperlukan harus cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan
dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan.
f. Tata letak (tata ruang) berbagai fasilitas operasi harus tepat dan
prosesnya praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.
5. Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur
yang harus dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan hendaknya dipilih
yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan

6
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya
dibentuk tim manajemen yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan
kualifikasi yang diperlukan.
6. Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional
perusahaan.
b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui kekayaan
perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atua rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.
7. Aspek Kemanfaatan
Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut diharapkan akan bermanfaat bagi
masyarakat dan juga telah turut membantu menyukseskan program
pemerintah dalam pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk meyakini
apakah secara yuridis rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak.
Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis
berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau oleh
masyarakat. Dalam aspek ini menyangkut siapa pelaksana bisnis, bisnis
apa yang dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis
dilaksanakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Aspek Kesempatan Kerja
Diharapkan proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu membuka
lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat yang otomatis itu adalah
membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah angka pengangguran.
Misalnya pada usaha yang sifatnya padat karya, jelas untuk usaha seperti
ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa sangat signifikan terjadi.
9. Aspek Lingkungan
Berbagai hal berhubungan dengan lingkungan dan dampak yang timbul
oleh keberadaan suatu perusahaan seperti pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu dijaga
pada saat kerusakan lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan
kembali kepada keseimbangan semula adalah sangat sulit karena proses
stabilitas lingkungan itu adalah memakan waktu yang sangat lama (Irham
Fahmi, 2010).
10. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik

7
a. Aspek Ekonomi, meliputi :
1) Rencana Pembangunan Nasional
2) Distribusi Nilai Tambah
3) Keuntungan Ekonomi Nasional
4) Hambatan di bidang ekonomi, dan
5) Dukungan Pemerintah
b. Aspek Sosial, meliputi:
1) Perusahaan sebagai lembaga sosial
2) Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3) Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
c. Aspek Politik, diutamakan pada good news dan bad news dari situasi
poitik bagi suasana bisnis, khususnya terhadap nilai kurs (Husein
Umar, 2007).

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Studi kelayakan usaha merupakan cara untuk mengetahui hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam memulai suatu bisnis atau usaha. Dalam memulai
usaha banyak yang harus diperhatikan, mulai dari lokasi, barang yang akan di
gunakan untuk usaha, sasaran atau objek yang akan menerima barang, dana
yang yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha tersebut. Sehingga perlunya
studi kelayakan usaha.
Didalam melakukan usaha atau bisnis harus diperhatikan hal-hal yang
yang penting, antara lain: tujuan kelayakan usaha, pihak yang berkepentingan
seperti pemilik perusahaan, invester atau pemberi dana, masyarakat dan
pemerintah, serta perlunya mengetahui aspek-aspek mengenai kelayakan
usaha, yaitu : Aspek Sumber daya manusia, produksi, pemasaran, teknis,
keuangan, kemanfaatan barang, kesempatan kerja, manajamen, lingkungan,
social, ekonomi, dan politik. Agar nantinya dalam berwirausaha berjalan
lancer dan sesuai dengan target atau tujuan yang kita inginkan sehingga
menjadi wirausaha yang sukses.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, A. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV


Pustaka Setia.
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Umar. Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Fahmi, Irham. Dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Teori Dan Aplikasi. Cet-
2. Bandung: Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai