Oleh:
Miftahul Jannah 02111540000010
Tiara Mayangsari 02111540000058
Tamara Indah P. 02111540000065
Disusun oleh:
Nama : Miftahul Jannah (02111540000010)
Tiara Mayangsari (02111540000058)
Tamara Indah P. (02111540000065)
Jurusan : Teknik Mesin
Menyutujui,
Manager Pemeliharaaan I Pembimbing Lapangan
Tjaturtjitra Suhitarini,SE.MM.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktik yang dilaksanakan pada tanggal 2 Januari – 31 Januari
2019 di PT Petrokimia Gresik. Kerja praktik ini merupakan bagian dari kurikulum Departemen
Teknik Mesin Industri ITS, yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Tujuan dari kerja praktik ini
adalah untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah.
Penulisan laporan ini didasarkan pada pengamatan dan tanya jawab di lapangan serta didukung
oleh teori dan literatur yang tersedia.
Pada kesempatan kali ini, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
atas terselesaikannya laporan kerja praktik ini, khusunya kepada:
1. Bapak Ir. Nugroho Christijianto, selaku Direktur Utama PT. Petrokimia Gresik.
2. Ibu Tjaturtjitra Suhitarini,SE. MM., selaku Manager Pengembangan SDM.
3. Bapak Solikan, ST.,MT, selaku kadep departemen pemeliharaan I.
4. Bapak M. Aulia Nur Rahman, ST, selaku pembimbing kami selama Kerja praktek di
bagian mekanik I – Pabrik Amoniak PT Petrokimia Gresik.
5. Bapak Ir. Bambang Pramujati, M.Sc.Eng., Ph.D., selaku ketua jurusan Teknik Mesin FTI-
ITS.
6. Bapak Bambang Sudarmanta, M.Eng.Sc., selaku dosen pembimbing kami di departemen
Teknik Mesin FTI-ITS.
7. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan banyak membantu hingga
terselesaikannya laporan KP ini.
Kami selaku penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Kami
berharap laporan kerja praktik ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi
pihak PT. Petrokimia Gresik dan rekan-rekan mahasiswa.
Penulis
DAFTAR GAMBAR
1.5.3 Manfaat bagi Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3
2.2.2 Methanasi.................................................................................................................................... 8
2.4 Refrigerasi.......................................................................................................................................... 9
BAB I PENDAHULUAN
menerus sehingga rentan mengalami kerusakan dan dapat menurunkan kinerja dari turbin
101 JT. Salah satu komponen yang vital dan sering rusak/panas adalah thrust bearing. Ketika
thrust bearingmengalami peningkatan termperatur yang lebih tinggi, hal ini menyebabkan
thrust bearing mengalami melting sehingga tidak dapat menahan gaya aksial yang diberikan
oleh shaft. Berdasarkan desain dari produk, life time dari thrust bearingpada turbin 101
JTsekitar 10tahun. Namun dari histori pemeliharaan, thrust bearingpada turbin 101 JT
maksimal akan rusak setelah 2 tahun pemakaian. Berdasarkan masalah tersebut, penyusun
tertarik untuk menyusun laporan kerja praktik tentang analisis kegagalan pada thrust
bearingturbin 101 JT.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1.Mengetahui proses produksi NH3 di PT.Petrokimia Gresik.
2.Mengetahui proses maintenance pada peralatan produksi NH3 di PT.Petrokimia Gresik.
3.Mengidentifikasi penyebab kegagalan yang terjadi pada thrust bearing turbin 101 JT.
4.Mengetahui solusi untuk menghindari kegagalan tersebut sehingga meningkatkan life time
dari thrust bearing turbin 101 JT.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat bagi mahasiswa
1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang dunia industri dan proses -proses yang
terjadi di dalamnya.
2. Mengetahui penerapan dari teori-teori yang didapat pada bangku perkuliahan.
3. Menumbuh sikap profesional mahasiswa sesuai dengan yang dibutuhkan di
industri.
4. Sebagai usaha memantapkan profesi yang akan ditekuni mahasiswa.
5. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktik yang didapatkan mahasiswa di
bangku perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya di lapangan (dunia kerja).
6. Membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja secara nyata dalam
lingkup pekerjaan kantor dan lapangan.
7. Dapat mengukur kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki serta mendapatkan
pengalaman atau ketrampilan baru.
8. Menambah kepekaan mahasiswa dalam memecahkan segala masalah melalui
penerapan ilmu yang telah didapatkannya.
1.5.2 Manfaat bagi Perusahaan
1. Sebagai sarana pengabdian masyarakat serta negara, khususnya di bidang
pendidikan dan industri.
2. Sebagai sarana memperkenalkan perusahaan terkait kepada pihak luar dalam
rangka pengembangan perusahaanya.
3. Memperoleh sumber daya manusia sementara dengan kualifikasi yang sesuai
dengan tuntutan di bidangnya.
4. Mengetahui ukuran yang tepat tentang kompetensi dari seorang mahasiswa
terhadap pekerja yang ada dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.
5. Menambah solusi baru atas permasalahan yang ada pada perusahaan.
1.5.3 Manfaat bagi Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
1. Merupakan salah satu evaluasi dari pencapaian materi yang telah dikuasai oleh
mahasiswa.
Tuntutan yang tinggi akan hasil produksi terkadang membuat perusahaan mengesampingkan
faktor keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Yang sering kali terjadi ialah kegagalan pada aset
peralatan suatu perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, maka setiap perusahaan harus
melaksanakan kegiatan maintenance atau pemeliharaan terhadap aset perusahaan.
Prosesmaintenance atau pemeliharaan bertujuan agar kegiatan produksi dapat terkendalikan dan
berjalan dengan optimal.
Sebagai pembangkit daya, turbin gas memiliki keunggulan penting dibanding dengan
pembangkit daya lainnya, yaitu tingginya daya yang dibangkitkan untuk berat mesin yang
sama. Hal ini membuat turbin gas bisa dikatakan satu-satunya pilihan pembangkit daya
yang digunakan pada pesawat udara, kecuali roket yang memang digunakan dalam
keantariksaan.
Disamping itu dapat dianggap bebas getaran, turbin gas juga dapat beroperasi dengan
berbagai bahan bakar, seperti: gas alam, minyak diesel, nafta, metana, minyak mentah,
gas dengan nilai kalor rendah, minyak bakar yang divoporisasi, bahkan gas biomassa. Hal
ini membuat turbin gas menjadi pilihan untuk pembangkit daya pada anjungan lepas
pantai. Dengan teknologi material yang semakin maju, turbin gas dapat beroperasi pada
temperatur yang lebih tinggi.
Kekurangan turbin gas adalah tidak dapat menggunakan bahan bakar padat, serta
efisiensinya yang rendah terutama pada daya rendah.
lebih rendah. Oleh karena itu, desainnya tidak terlalu rumituntuk alasan keandalan dan
biaya.
disebut permukaan condenser), yang mana kondensasi steam buang dari stages tekanan
rendah oleh turbin utama (menurunkan temperature dan tekanan exhaust steam).
Keluaran steam terkondensasi dengan disalurkan menuju tabung yang berisi air dari
sistem pendingin.
turbine, sehingga mengurangi banyaknya bahan bakar yang digunakan pada boiler.
Penurunan panas yang ditambahkan dapat dilakukan dengan memindahkan panas dari
beberapa bagian steam turbin tertentu. Sebagai catatan, sebagian besar energi
mengandung uap dalam bentuk latent heat of vaporization. Aliran ekstraksi dikontrol
dengan valve atau dibiarkan saja.
sulit dikarenakan casting yang cukup besar. Atau masalah lain dapat terjadi padategangan
internal yang tidak semestinya atau distorsi pada casing tebal dapat timbul. Untuk
mengatasi ini, tekanan tinggi dan aplikasi suhu casing ganda digunakan. Dalam casing
ganda, casing bagian dalam adalah untuk tekanan tinggi dan casing bagian luar untuk
menahan tekanan rendah.
.
Gambar 4.5 Blade Fastening
Setelah bilah turbin dikerjakan melalui proses penggilingan. Kemudian bilah
dimasukkan ke dalam alur rotor. Bergantung pada pengaplikasiannya, bagian root blade
bervariasi. Akar bilah dapat mengalami empat jenis tekanan, yaitu :
Tensile stress karena gaya sentrifugal
Bending stress karena gaya fluida bekerja pada blade dengan arah tangensial
Tegangan karena kekuatan getaran..
Tegangan termal juga disebabkan oleh pemanasan yang tidak rata pada akar pisau
dan pelek.
4.3.4.4 Bilah Twisted
Jenis bilah ini digunakan pada tahap terakhir dari turbin uap bertingkat besar. Jenis
ini adalah bilah terbesar dalam turbin dan berkontribusi sekitar 10% dari total output
turbin. Karena ukurannya yang lebih besar, jenis bilah ini mengalami gaya sentrifugal dan
bending yang tinggi. Untuk mengatasi gaya ini digunakan konstruksi bialah memutar.
4.3.5 Selubung
Selubung digunakan untuk memperkuat ujung bilah bebas turbin untuk mengurangi
getaran dan kebocoran. Hal ini dilakukan dengan mengembalikan acuan angka pada bilah
ujung datar. Dalam beberapa kasus terutama pada awalstage, selubung mungkin tidak
terpisahkan dengan bilah. Ketika bilah sangat panjang seperti dalam kasus tahap terakhir
turbin LP. Baling-baling rotor semakin diperkuat dengan menggunakan kawat pengait
(caulking wire) yang secara melingkar menghubungkan semua bilah pada radius yang
diinginkan dan selubung dihilangkan.
4.3.6 Peralatan Bearing Turbin
Ketika turbin dibiarkan dingin dan berhenti, berat rotor akan cenderung sedikit
menekuk rotor. Jika dibiarkan berhenti saat turbin masih panas, bagian bawah rotor akan
mendingin lebih cepat daripada bagian atas dan rotor akan menekuk ke atas "hog". Dalam
kedua kasus, turbin akan sulit untuk memulai. Untuk mengatasi masalah tersebut,
pabrikan memasok turbin yang lebih besar dari gigi berputar atau pembatas yang terdiri
atas motor listrik yang melalui beberapa set roda pereduksi yang memutar poros turbin
pada kecepatan rendah.
Roda gigi blok pertama membelokkan poros pada sekitar 20 rev/mm, kemudian
meningkat menjadi 40 dan hingga 60 rev/mm karena pelumasan yang tepat sulit diperoleh
pada kecepatan rendah, hal yang sama berlaku untuk segel hidrogen generator. Beberapa
roda gigi pemutar, listrik atau hidrolik, memutar poros 1800 kali pada waktu yang
ditentukan selama 24 jam.
Sebelum turbin dingin dinyalakan, ia harus berada di roda pembatas selama sekitar
tiga jam. Ketika turbin dimatikan, rotor harus diberhentikan untuk 24 jam ke depan. Jika
melibatkan generator yang didinginkan dengan hidrogen, turbin harus disimpan pada
roda pembatas untuk mencegah kehilangan hidrogen yang berlebihan. Semua roda
pembatas bertautan dengan saklar tekanan oli pelumas dan saklar batas pengaktifan yang
dioperasikan oleh gagang ikatan.
Salah satu bagian dasar steam turbin adalah bearing. Bearingmemiliki dua jenis
bantalan yang digunakan berdasarkan jenis bebannya, yaitu :
Radial Bearing
Thrust Bearing
4.3.6.1 Radial Bearings
Untuk turbin kecil kebanyakan dilengkapi dengan bearing tipe anti-gesekan. Bearing
anti gesekan yang banyak digunakan adalah bola bulat self-aligning atau rolbearing
dengan macam berisi pelumas yang digunakan.
Seal poros digunakan untuk mencegah kebocoran uap di mana poros memanjang
melalui casing. Dalam kasus turbin kecil (sesuai API 611) cincin karbon digunakan
sebagai seal poros hingga kecepatan permukaan poros adalah 50 m/s. Cincin karbon
terdiri dari tiga segmen yang bersatu rapat di bawah tekanan pegas garter. Cincin karbon
mengambang bebas di rumahan dan pin anti-rotasi digunakan untuk mencegah rotasi seal
cincin karbon.
Karena sifat pelumasan diri dari cincin karbon, mereka mempertahankan jarak dekat
dengan poros. Lihat pada gambar 4.8
Untuk turbin uap yang lebih besar (sesuai API 612) labirinsealdigunakan sebagai
seal poros. Dalam kasus kondensasi turbin uap untuk mencegah masuknya udara pada
seal poros oleh glandkondensor dan pengaturan ejector (sesuai API 612).
jika poros yang sedikit eksentrik. Beberapa segel labirin sangat sederhana, yang lain
rumit.
Dalam kasus gubernur turbin kecil tipe Oil relay (Hydro-mechanical) NEMA kelas
"A" digunakan. Untuk turbin yang lebih besar, digunakan gubernur elektronik kelas
NEMA "D".
4.3.10 Lubrication System
Pelumasan oli digunakan untuk turbin kecil dan pelumas bertekanan digunakan untuk
turbin yang lebih besar. Sistem pelumasan bertekanan terdiri dari tangki oli pelumas,
pompa oli, filter, pendingin, katup pengatur tekanan, dll. Sistem pelumasan turbin
bertekanan harus sesuai dengan API 614.
Tujuan dari thrust bearing turbin adalah untuk memberikan lokasi aksial positif untuk
rotor turbin relatif terhadap silinder. Untuk mencapai hal ini, ia harus mampu menahan
tekanan yang tidak seimbang karena reaksi sudu dan tekanan uap yang bekerja pada area
yang tidak seimbang. Bila menggunakan kopling solid antara rotor, hanya satu bantalan
dorong diperlukan di setiap shaft. Biasanya terletak dekat dengan area di mana jarak
blade atau silinder minimum dan suhu pengoperasian tertinggi dan terbagi pada garis
tengah horizontal untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.
Karena fungsi bantalan dorong sangat penting dalam mengendalikan jarak aksial
antara komponen turbin stasioner dan berputar, tindakan pencegahan khusus dilakukan
untuk melindungi integritasnya. Toleransi yang dekat antara bantalan dan collar shaft,
pasokan minyak ke bantalan dorong secara individual disaring. Sebagian oli diumpankan
langsung ke antarmuka thrust collar atau poros untuk menjaga oli pada bantalan beban.
Keseimbangan pasokan minyak dialihkan di sekitar dan di belakang bantalan dorong
untuk memberikan pendinginan; karena sebagai akibatnya bantalan dorong mengalir,
kerugian akibat pengadukan juga harus dihilangkan dan karena itu porsi pasokan minyak
ini adalah proporsi yang signifikan dari keseluruhan.Pengukuran keausan thrust bearing
difasilitasi oleh penyediaan nosel tekanan oli antara bantalan logam putih dan dipasang
pada sisi dorong dan lonjakan collar shaft.
Pada hydrodinamic bearing, celah dihasilkan secara dinamis oleh gerakan bearing.
Bearing hidrodinamis digunakan dalam aplikasi putar, dan mungkin memerlukan tekanan
eksternal pada salah satu bantalan untuk menghindari gesekan berlebih saat memulai
rotasi. Bearing hidrodinamis dirancang untuk beban radial atau dorong.
Hydrodinamic bearing biasanya merupakan jenis dengan pemasangan kelonggaran
yang rendah, dimana hanya mengandalkan lapisan oli( terkadang udara) yang
mengembangkan ruang saat gelendong berputar. Bearing mentransmisikan beban pada
film pelumas yang dapat di perbarui sendiri.
Pada turbin 101JT milik PT. Petrokimia Gresik ini mengalami kegagalan pada salah
satu komponen, yaitu sisi active thrust bearing dimana leveling dan base plate tidak dapat
bekerja secara maksimal sehingga temperatur thrust bearing tersebut melebihi batas
normalnya. Temperatur normal pada thrust bearing maksimal 120 oC. Pada kenyataanya
suhu thrust bearing tersebut tercatat sebesar 132 oC. Hal ini terjadi karena kegagalan pada
leveling plates dari thrust bearing yang sudah terlalu lama menerima pembebanan
sehingga tidak bisa memiringkan posisi tilting pad secara sempurna, hal ini menyebabkan
pembagian beban tidak merata dan terbentuknya oil film semakin berkurang. Hal inilah
yang menyebabkan temperatur thrust bearing melebihi batas normalnya. Untuk
menyelesaikan masalah ini PT. Petrokimia Gresik melakukan penggantian beberapa
komponen dari thrust bearing yaitu leveling plate, base plate, dan base ring.
Gambar 5.12 trust bearing sisi active bagian atas yang terkena pembebanan
Gambar 5.13 distribusi temperatur yang terjadi pada trust bearing 101 JT
5.3.2 Langkah Kerja Mengganti Bearing pada Turbin 101JT
Berikut ini merupakan langkah kerja penggantian thrus bearing:
2 3
4
10
1
11
14
1
10
1
12
13
Tarik rotor ke arah governor sampai thrust disc menyentuh permukaan thrust ring
Pasang dial indicator pada pinggiran dari alat dan baca indikasi, rekam sebagai R1
Putar baut untuk menarik rotor ke arah exhaust sampai kontak dengan disk dan thrust
pad, baca dan rekam sebagai R2
Kemuadian total thrust clearance yaitu R=R1-R2
5.3.2.2 Hasil Pengukuran
Sebagai thrust standar antara thrust bearing dan thrust disc adalah 0,5±0.05 mm,
clearance akan disesuaikan dengan prosedur berikut setalah penyelesaian masalah saat
pengukuran kelonggaran keluar dari range
Periksa sisi aktif kondisi logam bearing dan kelayakannya.(untuk megukur ketebalan
bantalan pada setiap pengecekan, pada pemakaian sesuaikan kelonggaran dengan
menyesuaikan kembali ketebalan dari liner.
Kelonggaran sisi inaktif harus disesuaikan dengan mengukur kembali ketebalan dari
liner sisi governor pada jalur yang sama.
Ketika pengunaan pada logam perlu ada penggantian thrust bearing yang harus
sesuai dengan pertiimbangan. Ketika pemakaian mencapai nilai standart, logam harus
diganti. Pada kasus ini, sisi aktif dan inaktif thrust bearing mecapai 0.7 mm .
Setelah diganti periksa kelonggaran aksial antara thrust bearing dan thrust disk untuk
memastikan bahwa standar kelonggaran 0,5 plus atau minus 0,05.
Kesimpulan yang didapat dalam analisa keruskan pada thrust bearing turbin 101 JT yaitu :
1. Proses pembuatan NH3 terjadi dalam tiga tahapan. Tahapan pertama yaitu penyedia gas
sintesa, terjadi dengan cara tiga urutan yaitu
2. Proses maintenance yang diterapkan pada peralatan produksi NH3 di PT.Petrokimia
Gresik meliputi Corrective maintenance, Predictive maintenance, Preventive
maintenance, dan Proactive maintenance.
3. Pada turbin 101JT milik PT. Petrokimia Gresik ini mengalami kegagalan pada salah satu
komponen, yaitu sisi active thrust bearing dimana leveling dan base plate tidak dapat
bekerja secara maksimal sehingga temperatur thrust bearing tersebut melebihi batas
normalnya. Hal ini terjadi karena kegagalan pada leveling plates dari thrust bearing yang
sudah terlalu lama menerima pembebanan sehingga tidak bisa memiringkan posisi tilting
pad secara sempurna, hal ini menyebabkan pembagian beban tidak merata dan
terbentuknya oil film semakin berkurang.
4. Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada thrust bearing ini PT. Petrokimia
Gresik melakukan penggantian beberapa komponen dari thrust bearing yaitu leveling
plate, base plate, dan base ring.