Anda di halaman 1dari 5

PERAWATAN PENGHISAPAN SEKRET ENDOTRAKHEAL PADA PENDERITA

PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA PADA KLIEN DENGAN


VENTILATOR MEKANIK DI RUANG ICU RSUP DR WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

Jamila Kasim

Stikes Nani Hasanuddin Makassar

Alamat Korespondensi: Nersmila@ymail.com /085255805512

ABSTRAK

Melihat dampak yang bisa terjadi pada pemasangan Ventilator Mekanik sangat kompleks,
serta kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret ke percabangan trakea bronkhial terbatas, maka
perlu sekali membantu klien untuk menjaga agar saluran napasnya tetap bersih, sehingga proses
transportasi oksigen berjalan lancar serta mencegah terjadinya pneumonia dan bronkopneumonia.
Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan yaitu melakukan penghisapan sekret endotrakeal dengan
tehnik aseptis dan sesuai prosedur. Adapun frekwensi penghisapan merupakan keputusan mandiri
dari tindakan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui tentang tindakan
perawatan penghisapan sekret endotrakheal pada penderita pneumonia dan bronkopneumonia pada
klien dengan ventilator mekanik di ruang ICU RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Penelitian
ini menggunakan desain deskriptif Kuantitatif dengan mengidentifikasi melalui data sekunder
kemudian dianalasisis apakah Tindakan perawatan sekret endotrakheal pada pneumonia dan
bronkopneumonia dapat memperberat atau memperingan. Penelitian dilakukan pada tanggal 10
Desember – 7 Januari 2011. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mendapat
perawatan penghisapan sekret endotrakheal pada penderita pneumonia dan bronkopneumonia di
Ruang ICU Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Pengumpilan data dengan menggunakan
kuesioner. Pengolahan data pada Microsof excel. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagai
berikut : tindakan penghisapan sekret endotrakheal pada penderita bronkopneumonia dapat
meringankan dimana jumlah responden tertinggi pada penderita bronkopneumonia yang
pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 10 responden (66,7%) dari 15 responden,tindakan penghisapan
sekret endotrakheal pada penderita Pneumonia dapat meringankan dimana jumlah responden
tertinggi pada penderita pneumonia yang pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 8 responden (53,3%)
dari 15 responden. Saran penelitian ini adalah Diharapkan pihak Rumah Sakit khususya petugas
kesehatan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada pasien yang terdiagnosa
pneumonia dan bronkopneumonia agar tingkat kematian akibat penyakit tersebut menurun.

Kata Kunci : Penghisapan Endotrakheal, Pneumonia, Bronkopneumonia

PENDAHULUAN masih lumayan tinggi yaitu masih mencapai 2,2


Pneumonia merupakan masalah % dan 23,8 % dari yang ada, sedangkan
kesehatan didunia karena angka kematiannya tingkat morbiditas dan mortalitas di tanah air
tinggi,tidak saja di Negara berkembang,tapi mencapai rata-rata 3 % dan 15,5 %
juga di Negara maju seperti Amerika Penghisapan sekret endotrakeal
Serikat,kanada,dan Negara-negara Eropa.di adalah tindakan membersihkan jalan napas
AS misalnya,terdapat dua juta sampai tiga juta melalui jalan napas buatan dengan
kasus pneumonia pertahun dengan jumlah mempergunakan kateter suction dan alat
kematian rata-rata 45.000 orang dan angka penghisap. (Anonim,2010)
kematian akibat pneumonia mencapai 25 % di Berdasarkan data yang di peroleh dari
spanyol dan 12 % atau 30 per 100.000 Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo tahun
penduudk di Inggris. ( Setiawan , 2009 ). 2008 tercatat 560 pasien yang masuk di ruang
Menurut Menteri Kesehatan Endang R. ICU dan 188 pasien meninggal serta 325 yang
Sedyaningsih, di indonesia berdasarkan hasil terpasang ventilator dan rata-rata 33,6 %
Riset Kesehatan dasar (Rinkesdas) tahun mengalami pnemonia dan 10 % diantaranya
2007, angka kesakitan (morbiditas) pnemonia mengalami bronkopneumonia, 2009 tercatat
dan kematian karena pneumonia (mortalitas) 990 pasien yang masuk ruang ICU dan 239

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
306
pasien yang meninggal, pada tahun 2010 menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai
terhitung bulan oktober tercatat 73 pasien yang dengan tujuan penelitian, tabel mudah
masuk ruang ICU, 37 pasien yang terpasang dianalisis, tabel tersebut dapat berupa tabel
ventilator dan rata-rata 30 % pasien dengan sederhana maupun tabel silang.
ventilator mengalami pneumonia 15 %
diantaranya meninggal Keadaan ini akan Analisis data
memperburuk kondisi klien yang sedang 1. Analisa Univariat
dirawat dengan Ventilator Mekanik, hal inilah Dilakukan untuk mengetahui dan
yang membuat peneliti ingin mengetahui memperlihatkan distribusi frekuensi serta
perawatan penghisapan endotrakheal pada persentase dari tiap variabel yang diteliti.
penderita pneumonia dan bronkpneumonia 2. Analisa Bivariat
pada klien dengan pemasangan ventilator Dilakukan untuk mengetahui hubungan tiap
mekanik ( Rekam Medik RS.Dr.Wahidin variabel independen dan variabel dependen
Sudirohusodo , 2010) yang diuji dengan uji statistik chi square
dengan tingkat kemaknaan p< α (0,05)
BAHAN DAN METODE dengan menggunakan uji statistik Chi-
Lokasi, populasi, dan sampel Square SPSS.
Penelitian ini di lakukan di Ruang
Perawatan ICU Rumah Sakit Wahidin HASIL PENELITIAN
Sudirohusodo Makassar, penelitian Karakteristik pasien bronkopneumonia
dilaksanakan tanggal 10 Desember - 07 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
Januari 2011. bronkopneumoni Di RS dr. Wahidin
Populasi penelitian ini adalah semua Sudirohusodo Makassar (n=15)
pasien yang terpasang mekanik ventilator Karakteristik Frekuensi Persen
Sampel dalam penelitian ini adalah Umur
keseluruhan objek yang diteliti atau dianggap 1-10 tahun 6 40,0
mewakili seluruh populasi, dengan kriteria 11-20 tahun 1 6,7
inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat 21-40 tahun 1 6,7
dimasukkan atau layak untuk diteliti, sampel > 40 tahun 7 46,6
diambil menggunakan teknik accidental Jenis Kelamin
sampling yaitu cara pengambilan sampel Laki-laki 11 73,3
dengan berdasarkan secara kebetulan bertemu Perempuan 4 26,7
(Nursalam, 2003). Dimana sampel dalam Hasil Sputum
penelitian ini adalah pasien yang mendapat
Kental 6 40,0
perawatan penghisapan sekret endotrkheal
Encer 9 60,0
penderita Pneumonia dan bronkopneumonia
Saturasi Oksigen
sebanyak 30 orang di Ruang ICU
RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Buruk 6 40,0
Baik 9 60,0
Pengolahan data Suhu Tubuh
1. Editing Demam 6 40,0
Editing adalah upaya untuk memeriksa Normal 9 60,0
kembali kebenaran data yang diperolehatau Kontraindikasi Penghisapan Endotrakheal
dikumpuulkan.Editing dapat dilakukan pada Tidak Ada 11 73,3
tahap pengumpulan data atau setelah dat Ada 4 26,7
terkumpul. Hasil Tindakan Keperawatan
2. Koding Berat 5 33,3
Coding merupakan kegiatan pemberian Ringan 10 66,7
kode numeric (angka) terhadap data yang Sumber : Data Sekunder,2010
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian
kode ini sangat penting bila pengolahan dan Berdasarkan tabel diatas dapat
analisis data menggunakan computer. diketahui jumlah responden tertinggi berada
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga pada umur > 40 tahun yaitu sebanyak 7
daftar kode dan artinya dalam satu buku responden (46,6%) dan terendah berada pada
(code book) untuk memudahkan kembali umur 11-20 tahun dan 21-40 tahun yaitu
melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu masing-masing 1 responden (6,7%).
variabel. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
3. Tabulasi data jumlah responden tertinggi pada jenis kelamin
Dilakukan untuk memudahkan dalam laki-laki yaitu sebanyak 11 responden (73,3%)
pengolahan data kedalam suatu tabel dan jumlah responden terendah pada jenis

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
307
kelamin perempuan yaitu sebanyak 4 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
responden (26,7%). Berdasarkan tabel diatas jumlah responden tertinggi berada pada umur
dapat diketahui jumlah responden tertinggi 21-40 tahun yaitu sebanyak 8 responden
pada hasil sputum yang encer yaitu sebanyak 9 (53,3%) dan terendah berada pada umur 1-10
responden (60,0%) dan jumlah responden tahun yaitu sebanyak 1 responden (6,7%).
terendah pada hasil sputum yang kental yaitu Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
sebanyak 6 responden (40,0%). Berdasarkan jumlah responden tertinggi pada jenis kelamin
tabel diatas dapat diketahui jumlah responden laki-laki yaitu sebanyak 9 responden (60,0%)
tertinggi pada suhu tubuh normal yaitu dan jumlah responden terendah pada jenis
sebanyak 9 responden (60,0%) dan jumlah kelamin perempuan yaitu sebanyak 6
responden terendah pada suhu tubuh demam responden (40,0%). Berdasarkan tabel diatas
yaitu sebanyak 6 responden (40,0%). dapat diketahui jumlah responden tertinggi
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada hasil sputum yang kental yaitu sebanyak
jumlah responden tertinggi pada saturasi 8 responden (53,3%) dan jumlah responden
oksigen baik yaitu sebanyak 9 responden terendah pada hasil sputum yang encer yaitu
(60,0%) dan jumlah responden terendah pada sebanyak 7 responden (46,7%).
saturasi oksigen buruk yaitu sebanyak 6 Berdasarkan tabel diatas dapat
responden (40,0%) diketahui jumlah responden tertinggi pada
Berdasarkan tabel diatas dapat saturasi oksigen buruk yaitu sebanyak 9
diketahui jumlah responden yang penghisapan responden (60,0%) dan jumlah responden
Endotrakheal baik yaitu sebanyak 11 terendah pada saturasi oksigen baik yaitu
responden (73,3%) dan jumlah responden yang sebanyak 6 responden (40,0%).
Penghisapan Endotrakheal Kurang baik yaitu Berdasarkan tabel diatas dapat
sebanyak 4 responden (26,7%). Berdasarkan diketahui jumlah responden tertinggi pada suhu
tabel diatas dapat diketahui jumlah responden tubuh demam yaitu sebanyak 10 responden
tertinggi pada responden yang pengaruhnya (66,7%) dan jumlah responden terendah pada
ringan yaitu sebanyak 10 responden (66,7%) suhu tubuh normal yaitu sebanyak 5 responden
dan jumlah responden terendah pada (33,3%). Berdasarkan tabel diatas dapat
responden yang pengaruhnya berat yaitu diketahui jumlah responden yang penghisapan
sebanyak 5 responden (33,3%). Endotrakheal baik yaitu sebanyak 9 responden
(60,0%) dan jumlah responden terendah pada
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden responden yang penghisapan endotrakheal
pneumonia Di RS dr. Wahidin Sudirohusodo Kurang baik yaitu sebanyak 6 responden
Makassar (n=15) (40,0%)
Karakteristik Frekuensi Persen Berdasarkan tabel diatas dapat
Umur diketahui jumlah responden tertinggi pada
1-10 tahun 1 6,7 responden yang pengaruhnya berat yaitu
11-20 tahun 2 13,3 sebanyak 7 responden (46,7,3%) dan jumlah
21-40 tahun 8 53,3 responden terendah pada responden yang
> 40 tahun 4 26,7 pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 8
Jenis Kelamin responden (53,3%)
Laki-laki 9 60,0
Perempuan 6 40,0 PEMBAHASAN
1. Tindakan perawatan penghisapan
Hasil Sputum
Endotrakheal Tube pada penderita
Kental 8 53,3
Bronkopneumonia
Encer 7 46,7
Berdasarkan tabel 1 tentang hasil
Saturasi Oksigen tindakan penghisapan sekret endotrakheal
Buruk 9 60,0 pada penderita bronkopneumonia dapat
Baik 6 40,0 diketahui jumlah responden tertinggi pada
Suhu Tubuh responden yang pengaruhnya ringan yaitu
Demam 10 66,7 sebanyak 10 responden (66,7%) dan jumlah
Normal 5 33,3 responden terendah pada responden yang
Kontarindikasi Penghisapan Endotrakheal pengaruhnya berat yaitu sebanyak 5
Tidak Ada 9 60,0 responden (33,3%).
Ada 6 40,0 Hal ini menunjukan bahwa tindakan
Hasil Tindakan Keperawatan penghisapan sekret endotrakheal pada
Berat 7 53,3 penderita bronkopneumonia dapat
Ringan 8 46,7 meringankan dimana jumlah responden
Sumber : Data Sekunder,2010 tertinggi pada penderita bronkopneumonia

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
308
yang pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 10 juga dapat sebagai tempat kolonisasi kuman
responden (66,7%) dari 15 responden. yang potensial menyebabkan infeksi saluran
Menurut supardi, 2010 bahwa napas apabila terjadi aspirasi. (Carter AB,
penghisapan sekret endotrakeal merupakan Hornick, 2003)
prosedur yang sangat diperlukan bagi klien 2. Tindakan perawatan penghisapan
dengan kasus pneumonia karena dengan endotrakheal tube pada penderita
penghisapan sekret endotrakheal dapat Pneumonia
mengurangi sekret pada saluran Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
pernapasan yang berlebihan yang dapat jumlah responden tertinggi pada responden
menyebabkan terjadinya sumbatan yang pengaruhnya berat yaitu sebanyak 7
sehingga bisa memperberat terjadinya responden (46,7,3%) dan jumlah responden
pneumonia, Kontra Indikasi dari tindakan terendah pada responden yang
tersebut bersifat relatif bagi klien yang pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 8
mengalami reaksi kurang baik atau terjadi responden (53,3%).
penurunan kondisi akibat dari tindakan Hal ini menunjukan bahwa tindakan
penghisapan.Bila prosedur tersebut penghisapan sekret endotrakheal pada
diperlukan tidak ada kontra indikasi yang penderita Pneumonia dapat meringankan
absolut, sebab jika tindakan penghisapan dimana jumlah responden tertinggi pada
endotrakeal ini tidak dilakukan bisa timbul penderita pneumonia yang pengaruhnya
hipoksia yang berat, bahkan bisa terjadi ringan yaitu sebanyak 8 responden (53,3%)
kematian. dari 15 responden.
Melihat dampak yang bisa terjadi pada Indikasi bagi pelaksanaan sekret
pemasangan Ventilator Mekanik sangat endotrakheal menurut Gisele tahun 2002
kompleks, serta kemampuan klien untuk adalah kebutuhan untuk mengontrol dan
mengeluarkan sekret ke percabangan mengeluarkan sekret pulmonal atau sebagai
trakeo bronkhial terbatas, maka perlu sekali bronchial toilet,menyelenggarkan proteksi
membantu klien untuk menjaga agar saluran terhadap pasien dengan keadaan gawat
napasnya tetap bersih, sehingga proses atau pasien dengan reflex akibat sumbatan
transportasi oksigen berjalan lancer, Salah yang terjadi.
satu upaya yang dapat dilaksanakan yaitu Tindakan perawatan endotrakheal
melakukan penghisapan sekret endotrakeal harus di perhatikan serta dipergunakan
dengan tehnik aseptis dan sesuai prosedur. seperlunya karena tindakan pemasangan
Adapun frekwensi penghisapan merupakan endotrakheal tube bisa meringankan atau
keputusan mandiri dari tindakan bahkan bisa memperberat keadaan pasien
keperawatan (Long 2003 : 522). yang terdiagnosa Pneumonia karena
Berdasarkan penelitian yang dilakukan keadaan pasien yang semakin memburuk
Nyoman, 2005 menyatakan bahwa ada dan mudah terinfeksi dari alat-alat
pengaruh perawatan endotrakheal tube kesehatan khususnya endotrakheal tube
pada pasien yang terdiagnosa pneumonia yang melewati saluran pernafasan, keadaan
karena tindakan penghisapan endotrakheal tubuh yang menurun serta sistem imun yang
tube merupakan cara pembebasan jalan sudah menurun juga bisa semakin
nafas yang sering tersumbat bahkan memperberat terjadinya Pneumonia.
tindakan ini bisa meringankan diagnosis Menurut Nyoman, 2009 menyatakan
pneumonia yang semakin memburuk, bahwa ada hubungan antara perawatan
tindakan penghisapan endotrakheal penghisapan Endotrakheal tube pada
tergantung keadaan klien serta efektifitas pasien yang terpasang Ventilator khususnya
saluran pernafasan itu sendiri, namun perlu pada pasien Pneumonia karena dengan
diperhatikan bahwa tindakan ini juga bisa penghisapan endotrakheal tube bisa
memperberat terjadinya pneumonia apabila mengurangi sumbatan saluran pernfasan
alat endotrakheal dipasang dalam jangka yang berupa lender akibat peningkatan
waktu yang lama karena bisa terjadi lender yang berlebihan serta dapat
kolonisasi bakteri dari selang aspirasi. memberikan ruang bernafas yang lebih
Penggunan endotrakeal tube pada efektif pada pasien dengan Pneumonia, alat
klien dengan Ventilator Mekanik merupakan ukur yang digunakan pada pasien yang
faktor resiko terjadinya silent aspirasi karena terpasang ventilator adalah saturasi
isi dari cuff endotrakeal yang kurang atau oksigen, produksi sputum, suhu tubuh, jika
terjadi kebocoran dari cuff. Juga sering terjadi peningkatan maka bisa dipastikan
terjadi trauma dan inflamasi dari saluran akan memperberat terjadinya Pneumonia.
napas sehingga menyebabkan kolonisasi
bakteri dan infeksi pada trakea. Plak gigi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
309
KESIMPULAN pengaruhnya berat yaitu sebanyak 7
1. Hasil pengamatan peneliti responden yang responden (46,7%) dan jumlah responden
baik pada penghisapan endotrakheal yaitu terendah pada responden yang
sebanyak 11 responden (73,3%) dan pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 8
jumlah responden yang kurang baik pada responden (53,3%) Pada penderita
penghisapan secret endotrakheal yaitu Pneumonia.
sebanyak 4 responden (26,7%) pada
penderita bronkopneumonia. SARAN
2. Hasil pengamatan peneliti responden yang 1. Diharapkan pihak Rumah Sakit Wahidin
baik pada penghisapan secret Sudirohusodo Makassar khususya
endotrakheal yaitu sebanyak 9 responden petugas kesehatan lebih meningkatkan
(60,0%) dan jumlah responden yang mutu pelayanan kesehatan khususnya
kurang baik pada responden yang kurang pada pasien yang terdiagnosa
baik pada penghisapan secret pneumonia dan bronkopneumonia agar
endotrakheal yaitu sebanyak 6 responden tingkat kematian akibat penyakit
(40,0%) Pada penderita Pneumonia. tersebut menurun.
3. Hasil pengamatan peneliti Responden 2. Diharapkan ada peneltian-penelitian
tertinggi pada responden yang yang baru yang berhubungan dengan
pengaruhnya ringan yaitu sebanyak 10 perawatan penghisapan sekret
responden (66,7%) dan jumlah responden endotrakhel pada pasien pneumonia
terendah pada responden yang dan bronkopneumonia agar pembaca
pengaruhnya berat yaitu sebanyak 5 lebih menambah pengetahuan dan
responden (33,3%) pada penderita wawasanya tentang penyakit tersebut.
bronkopneumonia.
4. Hasil pengamatan peneliti Responden
tertinggi pada responden yang
DAFTAR PUSTAKA

Carter AB, Hornick DB (2003) Therapy for Ventilator Associated Pneumonia, Clinics in chert medicine journal.
Vol 20 : 681-688.

Craven DE & Stager K.A (2001). Epidemiologi of Nosokomial Pneumonia Science Press Limited. London.

Cunha BA (2001) Nosocomial Pneumonia Diagnostic and Therapeutik Carsiderations. Medical Clinic of North
America Journal 85 (1) 1-16.

Kollet MH (2007). The Prevention of Ventilator Associated. Pneumia. New England Journal,

Long Barbara C (2001). Medical Surgical Nursing.

Muhardi M. dkk (2005) : Pembagian Dasar Ventilator Dalam Penatalaksanaan Pasien di ICU. Balai Penerbit FK
UI. Jakarta.

Notoatmodjo, S (2001). Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam, Siti Pariani (2003). Metodologi Riset Keperawatan. Sagung Seto Jakarta.

Perdici, (2005). The Indonesian Suciety of Intensive Care Medicine

Price SA, Wilson LM 2003). Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, edisi 4, alih bahasa dari Peter
Anugerah. Penerbit Balai Kedokteran E.G.C. Jakarta.

Rahardjo Eddy dkk ( 2008 ) Pernapasan Buatan Dengan Respirator Simposium Gawat Nafas I dan Loka Karya
Penggunaan Alat Napas Buatan/ Respirator, Maret 47-63.

Rello J, Ausina V, Ricart M, et al (2004). Nosokomial Pneumonia in Critically ill comatose Patiens need for
differential therapeiutik approach. EUP Respir Journal Vol 5 1249-1256.

Soeparman dkk (2005). Ilmu Penyakit Dalam, edisi 2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Suddarth, Doris Smith (2000). Manual of Nursing Practice, fifth edition, 7B Lippincott Comp.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 12 Nomor 3 Tahun 2018 ● eISSN : 2302-2531
310

Anda mungkin juga menyukai